Muslimedianews.com, Washington DC~ Pemuda adalah sumber daya potensial yang perlu dilibatkan dalam proses pembangunan global. Oleh karena itu, dalam merancang dan melaksanakan kebijakan, para pemimpin politik perlu memberikan ruang kepada pemuda untuk mengambil peran yang lebih besar.
Demikian disampaikan Gugun Gumilar, mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat yang juga merupakan salah satu kader NU, dalam pidatonya di forum International Young Leaders Assembly di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, AS, Selasa (19/8/2014).
“Pemuda yang kreatif dan inovatif berada dalam posisi yang lebih baik untuk berkontribusi dalam dialog dan aksi sosial-politik-ekonomi saat ini, khususnya menyangkut pembangunan perdamaian dan percepatan proses Millennium Development Goals (MDGs) yang akan berakhir tahun 2015,” kata Gugun seperti tertulis dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (21/8/2014).
Lebih jauh, mahasiswa pascasarjana Hartford University ini mengusulkan agar pemerintah berbagia negara memberikan prioritas pada program pemuda dengan aksi nyata, seperti youth community development. Aksi nyata ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan peran pemuda.
“Pemuda seharusnya tidak hanya menjadi ornament bagi pemerintah, tetapi dipertimbangkan secara serius saat merancang kebijakan pembangunan dan dilaksanakan melalui partisipasi pemuda dari mulai desa hingga ke kota,” tutur Gugun.
Menurut mahasiswa asal Purwakarta ini, pemuda berada pada posisi yang lebih menguntungkan karena kecakapannya dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam konteks politik, teknologi informasi dan komunikasi ini telah menjadi sarana publik untuk melakukan check and balances terhadap kebijakan pemerintah.
“Pemuda dapat secara lebih optimal memanfaatkan teknologi untuk melakukan check and balances dengan memberikan perhatian kepada tata pemerintahan yang baik, transparansi, toleransi dan demokrasi,” kata Gugun.
International Young Leaders Assembly adalah ajang tahunan bagi pemuda dari seluruh dunia untuk berbagi pengalaman seputar kepemimpinan dan kewirausahaan. Diikuti oleh 250 peserta dari 80 negara, Gugun yang mewakili Indonesia bersama 3 orang lainnya merupakan 1 dari 9 pembicara pada forum tersebut. Para peserta berasal dari beragam latar belakang, seperti akademisi, aktivis NGO, kalangan bisnis, dan pemerintah.
Sumber Detik
Demikian disampaikan Gugun Gumilar, mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat yang juga merupakan salah satu kader NU, dalam pidatonya di forum International Young Leaders Assembly di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, AS, Selasa (19/8/2014).
“Pemuda yang kreatif dan inovatif berada dalam posisi yang lebih baik untuk berkontribusi dalam dialog dan aksi sosial-politik-ekonomi saat ini, khususnya menyangkut pembangunan perdamaian dan percepatan proses Millennium Development Goals (MDGs) yang akan berakhir tahun 2015,” kata Gugun seperti tertulis dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (21/8/2014).
Lebih jauh, mahasiswa pascasarjana Hartford University ini mengusulkan agar pemerintah berbagia negara memberikan prioritas pada program pemuda dengan aksi nyata, seperti youth community development. Aksi nyata ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan peran pemuda.
“Pemuda seharusnya tidak hanya menjadi ornament bagi pemerintah, tetapi dipertimbangkan secara serius saat merancang kebijakan pembangunan dan dilaksanakan melalui partisipasi pemuda dari mulai desa hingga ke kota,” tutur Gugun.
Menurut mahasiswa asal Purwakarta ini, pemuda berada pada posisi yang lebih menguntungkan karena kecakapannya dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam konteks politik, teknologi informasi dan komunikasi ini telah menjadi sarana publik untuk melakukan check and balances terhadap kebijakan pemerintah.
“Pemuda dapat secara lebih optimal memanfaatkan teknologi untuk melakukan check and balances dengan memberikan perhatian kepada tata pemerintahan yang baik, transparansi, toleransi dan demokrasi,” kata Gugun.
International Young Leaders Assembly adalah ajang tahunan bagi pemuda dari seluruh dunia untuk berbagi pengalaman seputar kepemimpinan dan kewirausahaan. Diikuti oleh 250 peserta dari 80 negara, Gugun yang mewakili Indonesia bersama 3 orang lainnya merupakan 1 dari 9 pembicara pada forum tersebut. Para peserta berasal dari beragam latar belakang, seperti akademisi, aktivis NGO, kalangan bisnis, dan pemerintah.
Sumber Detik