Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981

Ustadz HTI Haramkan Umat Islam Puasa Arafah Ikut Negara Masing-Masing

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Ustadz HTI Muhammad Shiddiq Al-Jawi yang juga Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengharamkan umat Islam puasa Arafah dengan mengikuti rukyah masing-masing negara.

Menurut ustadz HT yang bernama asli  Sigit Purnawan Jati yang bertekad menjadi seorang mujtahid itu, otoritas untuk menetapkan hari Arafah dan Idul Adlha adalah penguasa Mekkah dan berlaku untuk semua negara. Hal itu merupakan patokan wajib yang ditetapkan Rasulullah SAW.

"Hadits ini menunjukkan bahwa yang mempunyai otoritas menetapkan hari-hari manasik haji, seperti hari Arafah dan Idul Adha, adalah Amir Mekkah (penguasa Mekkah), bukan yang lain. Maka berpuasa Arafah secara berbeda dengan hari Arafah karena mengikuti rukyat masing-masing negeri Islam, haram hukumnya, karena telah meninggalkan patokan wajib yang ditetapkan Rasulullah SAW, yaitu rukyatul hilal penguasa Mekkah", simpul Sigit setelah menyitir hadits Abu Daud dan Daruquthni tentang manasik Haji, sebagaimana dimuat di situs resmi HTI (www.hizbut-tahrir.or.id) dan tabloid Media Umat milik mereka pada Edisi 136.

Sigit yang pernah mengharamkan upacara bendera itu berpendapat bahwa perbedaan mathla’ tidak dapat dijadikan patokan, karena semuanya harus mengikuti Arab Saudi.

Dalam ulasannya, ia juga mengatakan, jika seorang Muslim berpuasa Arafah pada hari yang dianggapnya tanggal 9 Dzulhijjah, namun tidak bertepatan dengan hari wukuf di Arafah (di Arab Saudi), misalnya berpuasa satu hari sebelumnya maupun sesudahnya, berarti dia telah menyalahi hukum syariah.

Sementara Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, Prof. KH. Ali Mustofa Yaqub, menyatakan wukuf di Arafah bukanlah patokan jatuhnya hari raya Idul Adha. Dia menyatakan masyarakat kerap beranggapan ketika Umat Islam yang menunaikan Ibadah Haji berwukuf di arafah maka umat Islam di seluruh dunia melaksanakan puasa sunnah arafah. Keesokan harinya berarti hari raya Idul Adha.

"Tidak seperti itu ijtihadnya," jelas Ali Mustofa Yaqub, sebagamana dimuat di Republika, Kamis (25/9/2014).

Yang menjadi patokan adalah awal Dzulhijah. Di Arab Saudi, awal Dzulhijah jatuh lebih cepat dibandingkan di Indonesia. "Karena hilal sudah tampak melalui ru'yah," imbuhnya. Sedangkan di Indonesia, hilal belum tampak. "Akhirnya kita sempurnakan Dzulhijah menjadi 30 hari," paparnya.

red. Ibnu L' Rabassa


Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>