Pasuruan, Muslimedianews.com ~ Gerakan Puisi Menolak Korupsi (PMK) yang dikomandani penyair Internasional Sosiawan Leak tidak hanya berlaku di sekolahan, kampus, mall maupun masyarakat umum namun juga di pondok pesantren. PMK merupakan gerakan moral para penyair nasional yang tergabung dalam Antologi Puisi Menolak Korupsi. Para penyair tidak hanya menerbitkan buku, namun mereka ikut terjun dalam memberikan pendidikan anti korupsi.
Ada suasana berbeda di Pondok Pesantren Darul Ulum, Karangpandan, Pasuruan. Biasanya para santri identik dengan ngaji kitab kuning dan pengajian yang diisi oleh kyai besar. Namun kali ini para santri justru diajak untuk “Jagongan Budaya” yang dihadiri para penyair nasional. (2/11/2014)
Dengan mengusung tema "Jagongan Budaya" di Pondok Pesantren Darul Ulum, menjadi tempat Road Show Puisi Menolak Korupsi ke-26. Sebuah gerakan para penyair seluruh Indonesia yang berusaha memberikan pendidikan nilai anti korupsi kepada siapa saja, baik kepada santri, masyarakat umum, guru maupun pelajar.
Hadir para penyair anti korupsi dari sang jenderal gerakan puisi menolak korupsi Sosiawan Leak (Solo), Roosetindaro Baracinta (Surakarta), Bagun Barlen Aji (Jember), Muhammad Lefand (Sumenep), Dimas Indiana Senja (Brebes), Lukni Maulana (Semarang), Arafat Ahc (Demak), Aloet Pati (Pati), Suryahadi (Riau), Syarifuddin Arifin (Padang), Bambang Eka Prasetya (Magelang), Rizki (Magelang), Agustina Thamrin (Banjarbaru Kalimantan Selatan), Dimas Anggara (Demak), dan Kidung Purnama (Ciamis).
Sosiawan Leak mengatakan, bahwa penyakit korupsi telah mengerogoti bangsa ini maka saatnya kita melakukan perlawanan terhadatp perilaku korupsi, salah satunya dengan sadar diri dan tidak berperilaku koruptif.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Pasuruan Ust. Haedar Hafidz berharap pesantrennya menjadi sentral pondok yang memberikan kontribusi Puisi Menolak Korupsi.
“Dengan puisi kita lawan korupsi,” tambahnya
Kontributor Lukni Maulana
Ada suasana berbeda di Pondok Pesantren Darul Ulum, Karangpandan, Pasuruan. Biasanya para santri identik dengan ngaji kitab kuning dan pengajian yang diisi oleh kyai besar. Namun kali ini para santri justru diajak untuk “Jagongan Budaya” yang dihadiri para penyair nasional. (2/11/2014)
Dengan mengusung tema "Jagongan Budaya" di Pondok Pesantren Darul Ulum, menjadi tempat Road Show Puisi Menolak Korupsi ke-26. Sebuah gerakan para penyair seluruh Indonesia yang berusaha memberikan pendidikan nilai anti korupsi kepada siapa saja, baik kepada santri, masyarakat umum, guru maupun pelajar.
Hadir para penyair anti korupsi dari sang jenderal gerakan puisi menolak korupsi Sosiawan Leak (Solo), Roosetindaro Baracinta (Surakarta), Bagun Barlen Aji (Jember), Muhammad Lefand (Sumenep), Dimas Indiana Senja (Brebes), Lukni Maulana (Semarang), Arafat Ahc (Demak), Aloet Pati (Pati), Suryahadi (Riau), Syarifuddin Arifin (Padang), Bambang Eka Prasetya (Magelang), Rizki (Magelang), Agustina Thamrin (Banjarbaru Kalimantan Selatan), Dimas Anggara (Demak), dan Kidung Purnama (Ciamis).
Sosiawan Leak mengatakan, bahwa penyakit korupsi telah mengerogoti bangsa ini maka saatnya kita melakukan perlawanan terhadatp perilaku korupsi, salah satunya dengan sadar diri dan tidak berperilaku koruptif.
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Pasuruan Ust. Haedar Hafidz berharap pesantrennya menjadi sentral pondok yang memberikan kontribusi Puisi Menolak Korupsi.
“Dengan puisi kita lawan korupsi,” tambahnya
Kontributor Lukni Maulana