Bintaro, Muslmedianews.com ~ Akhir bulan Oktober hingga awal November kemarin agaknya menjadi pekan terpadat bagi warga Nahdliyyin STAN yang tergabung dalam Alumni Ikatan Mahasiswa Nahdliyyin (Al-IMAN). Meski status mereka kini bukan lagi mahasiswa namun semangat mereka untuk terus menghidupkan tradisi NU di kampus masih menggelora. Pasca kelulusannya setahun yang lalu, mereka baru dapat berkumpul kembali untuk sekadar bernostalgia dengan IMAN. Keberadaan mereka di Bintaro ini dalam rangka menghadiri acara Induction Programme bagi pegawai baru yang diadakan oleh Kementerian Keuangan.
Tak ingin melewatkan kesempatan begitu saja, maka bersama dengan adik-adik pengurus IMAN yang masih aktif, para sesepuh ini mengadakan serangkaian acara. Diawali dengan acara reuni Al-IMAN pada Senin malam (27/10/2014) dengan agenda utama silaturahim dan membahas program besar mereka yaitu Dana Ummat. “Uniknya di IMAN itu ya begini, setiap kumpul tak pernah kosongan. Minimal selalu ada Tahlil dan Yasin ditambah lagi Diba’an”, ujar Chalimah saat menghadiri acara pada malam itu.
Masih dalam pekan yang sama, pada hari Sabtu (1/11/2014) mereka mengadakan acara “Rujakan” bersama di salah satu kost pengurus IMAN. Agenda ini ditujukan untuk mempererat ukhuwah antar jamaah IMAN baik yang sudah lulus maupun yang masih aktif jadi pengurus. Alhasil, melalui kegiatan informal semacam ini, kekompakan mereka semakin terjalin. Agenda pun dilanjut pada malam harinya,seluruh anggota putra dan putri berkumpul di salah satu masjid sekitar kampus untuk Nariyahan. Sebagai salah satu tradisi warga Nahdliyyin, mereka juga ingin melestarikan acara Nariyahan ini di wilayah Kampus STAN.
Pembacaan sholawat Nariyah sejumlah 4444 mereka lakukan dengan bantuan biji kacang yang berjumlah 1111. Setiap kacang mewakili pembacaan sholawat 4 kali. Maka tak heran jika ada yang memplesetkannya sebagai agenda “Ngitung Kacang”. Selepas acara Nariyahan, agenda selanjutnya adalah Ziarah ke Makam Ulama di daerah Jakarta. Diantaranya yaitu makam keramat Luar Batang, makam Mbah Priok dan makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi di daerah Kwitang. Ziarah hanya diikuti oleh anggota putra saja karena dilaksanakan pada Minggu dini hari. Mereka berangkat pukul 00.00 WIB dari Bintaro dengan mengendarai sepeda motor.“Keberangkatan memang sengaja dilakukan pada malam hari untuk menghindari kemacetan jalanan Ibukota”, kata Khoirul Anwar yang menjadi pimpinan rombongan.
Tak berhenti sampai di situ, agenda Al-IMAN selanjutnya adalah IBBAY (Iman berbagi Bersama Anak Yatim). Bertepatan dengan hari Asyuro yang jatuh pada hari Senin (3/11/2014), para muda-mudi ini mengadakan acara santunan kepada anak-anak yatim yang berada di sekitar kampus STAN. Berawal dari ide salah seorang anggota yang ternyata mendapat respon sangat baik dari anggota lain, akhirnya acara IBBAY pun dapat terealisasi. Persiapannya sangat mendadak karena ide tentang IBBAY ini baru dimatangkan H-2 sebelum acara. Namun keterbatasan waktu ini ternyata tidak menyurutkan langkah mereka untuk tetap melanjutkan agendanya. “Bismillaah saja, semoga Gusti Allah meridhoi dan memudahkan niat kita”, begitulah harapan dari Penanggung Jawab acara ini. Maka tanpa diduga sebelumnya, dalam waktu dua hari mereka berhasil menggalang dana dari para donatur hingga terkumpul sejumlah 10 juta lebih. Acara IBBAY pun dihadiri oleh sekitar 50 anak yatim beserta walinya dan para ulama yang ada di sekitar kampus STAN. Acara ini berakhir menjelang maghrib tiba, kemudian langsung dilanjut dengan buka puasa bersama dan khotmil Qur’an pada malam harinya.
Satu hal yang melatarbelakangi semangat mereka untuk mengadakan serangkaian acara ini adalah karena menyadari bahwa kebersamaan mereka akan segera berakhir. Mereka kini sudah resmi menjadi CPNS di lingkungan Kementerian Keuangan yang menandakan bahwa mereka harus bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Nusantara untuk menjadi abdi negara. Maka sebelum akhirnya dipisahkan oleh tugas negara, mereka menyempatkan diri untuk bernostalgia. “Kami hanya tidak ingin menyesal melewatkan kesempatan ini begitu saja. Karena kami tidak tahu kapan lagi masih bisa berkumpul dan mengadakan acara bersama dengan Sahabat IMAN. Kebersamaan inilah yang akan kami kenang saat jarak dan waktu jauh membentang”, tandas seorang jamaah putri usai acara Khotmil Qur’an. (Fauziyah/STAN)
Masih dalam pekan yang sama, pada hari Sabtu (1/11/2014) mereka mengadakan acara “Rujakan” bersama di salah satu kost pengurus IMAN. Agenda ini ditujukan untuk mempererat ukhuwah antar jamaah IMAN baik yang sudah lulus maupun yang masih aktif jadi pengurus. Alhasil, melalui kegiatan informal semacam ini, kekompakan mereka semakin terjalin. Agenda pun dilanjut pada malam harinya,seluruh anggota putra dan putri berkumpul di salah satu masjid sekitar kampus untuk Nariyahan. Sebagai salah satu tradisi warga Nahdliyyin, mereka juga ingin melestarikan acara Nariyahan ini di wilayah Kampus STAN.
Pembacaan sholawat Nariyah sejumlah 4444 mereka lakukan dengan bantuan biji kacang yang berjumlah 1111. Setiap kacang mewakili pembacaan sholawat 4 kali. Maka tak heran jika ada yang memplesetkannya sebagai agenda “Ngitung Kacang”. Selepas acara Nariyahan, agenda selanjutnya adalah Ziarah ke Makam Ulama di daerah Jakarta. Diantaranya yaitu makam keramat Luar Batang, makam Mbah Priok dan makam Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi di daerah Kwitang. Ziarah hanya diikuti oleh anggota putra saja karena dilaksanakan pada Minggu dini hari. Mereka berangkat pukul 00.00 WIB dari Bintaro dengan mengendarai sepeda motor.“Keberangkatan memang sengaja dilakukan pada malam hari untuk menghindari kemacetan jalanan Ibukota”, kata Khoirul Anwar yang menjadi pimpinan rombongan.
Tak berhenti sampai di situ, agenda Al-IMAN selanjutnya adalah IBBAY (Iman berbagi Bersama Anak Yatim). Bertepatan dengan hari Asyuro yang jatuh pada hari Senin (3/11/2014), para muda-mudi ini mengadakan acara santunan kepada anak-anak yatim yang berada di sekitar kampus STAN. Berawal dari ide salah seorang anggota yang ternyata mendapat respon sangat baik dari anggota lain, akhirnya acara IBBAY pun dapat terealisasi. Persiapannya sangat mendadak karena ide tentang IBBAY ini baru dimatangkan H-2 sebelum acara. Namun keterbatasan waktu ini ternyata tidak menyurutkan langkah mereka untuk tetap melanjutkan agendanya. “Bismillaah saja, semoga Gusti Allah meridhoi dan memudahkan niat kita”, begitulah harapan dari Penanggung Jawab acara ini. Maka tanpa diduga sebelumnya, dalam waktu dua hari mereka berhasil menggalang dana dari para donatur hingga terkumpul sejumlah 10 juta lebih. Acara IBBAY pun dihadiri oleh sekitar 50 anak yatim beserta walinya dan para ulama yang ada di sekitar kampus STAN. Acara ini berakhir menjelang maghrib tiba, kemudian langsung dilanjut dengan buka puasa bersama dan khotmil Qur’an pada malam harinya.
Satu hal yang melatarbelakangi semangat mereka untuk mengadakan serangkaian acara ini adalah karena menyadari bahwa kebersamaan mereka akan segera berakhir. Mereka kini sudah resmi menjadi CPNS di lingkungan Kementerian Keuangan yang menandakan bahwa mereka harus bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Nusantara untuk menjadi abdi negara. Maka sebelum akhirnya dipisahkan oleh tugas negara, mereka menyempatkan diri untuk bernostalgia. “Kami hanya tidak ingin menyesal melewatkan kesempatan ini begitu saja. Karena kami tidak tahu kapan lagi masih bisa berkumpul dan mengadakan acara bersama dengan Sahabat IMAN. Kebersamaan inilah yang akan kami kenang saat jarak dan waktu jauh membentang”, tandas seorang jamaah putri usai acara Khotmil Qur’an. (Fauziyah/STAN)