Muslimedianews.com ~ Melakukan apapun yang disukai dengan sekehendak hati mungkin terasa nikmat, baik berupa kebajikan atau sebaliknya, seolah memiliki kebebasan yang sebebas-bebasnya. Akan tetapi itu hanya dilakukan oleh manusia yang tidak memiliki kendali diri dalam dirinya.
Apakah kendali diri itu? tidak lain adalah rasa malu. Bila tidak punya rasa malu, ia akan berbuat sesuka hati tanpa menghiraukan yang lainnya. Berbeda halnya dengan manusia yang memiliki rasa malu; malu terhadap dirinya, malu terhadap orang lain, malu terhadap Allah, ia akan selalu mempertimbangkan setiap gerak-gerik yang dilakukan. Sehingga rasa malu menjadi penting yang harus dimiliki oleh siapapun.
Rasulullah Saw. pernah bersabda :
إن ما أدرك الناس من كلام النبوة الأولى , إذا لم تستح فاصنع ما شئت
"Sesungguhnya diantara yang didapat manusia dari kalimat kenabian yang pertama ialah : Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu." (HR. Bukhari)
Dalam hadits ini dijelaskan rasa malu selalu terpuji dan dipandang baik, selalu diperintahkan oleh setiap nabi dan tidak pernah dihapuskan dari syari’at para nabi sejak dahulu, sejak kenabian yang pertama. Rasa malu juga bagian sifat para nabi yang harus di contoh oleh umat Islam.
"Berbuatlah sekehendakmu", kalimat ini seolah-olah merupakan perintah melakukan hal apapun, namun sebenarnya kalimat ini adalah ancaman dan peringatan keras. Kalimat ini juga memiliki arti: hendaklah melakukan apa saja yang kamu tidak malu melakukannya. Akan tetapi seorang muslim yang beriman, tidak akan melakukan yang demikian, sebab ia memiliki rasa malu, sedangkan malu adalah sebagian dari iman "al-haya-u minal iman".
Malu bukan hanya sekedar malu, tapi malu yang dapat menjauhkan dirinya dari perbuatan keji dan mendorongnya berbuat kebajikan. Demikian juga bila malu dapat mendorong seseorang meninggalkan perbuatan keji kemudian melakukan perbuatan-perbuatan baik, maka malu semacam ini sederajat dengan iman.
Wallahu A'lam
Oleh : Ibnu L' Rabassaa
Apakah kendali diri itu? tidak lain adalah rasa malu. Bila tidak punya rasa malu, ia akan berbuat sesuka hati tanpa menghiraukan yang lainnya. Berbeda halnya dengan manusia yang memiliki rasa malu; malu terhadap dirinya, malu terhadap orang lain, malu terhadap Allah, ia akan selalu mempertimbangkan setiap gerak-gerik yang dilakukan. Sehingga rasa malu menjadi penting yang harus dimiliki oleh siapapun.
Rasulullah Saw. pernah bersabda :
إن ما أدرك الناس من كلام النبوة الأولى , إذا لم تستح فاصنع ما شئت
"Sesungguhnya diantara yang didapat manusia dari kalimat kenabian yang pertama ialah : Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu." (HR. Bukhari)
Dalam hadits ini dijelaskan rasa malu selalu terpuji dan dipandang baik, selalu diperintahkan oleh setiap nabi dan tidak pernah dihapuskan dari syari’at para nabi sejak dahulu, sejak kenabian yang pertama. Rasa malu juga bagian sifat para nabi yang harus di contoh oleh umat Islam.
"Berbuatlah sekehendakmu", kalimat ini seolah-olah merupakan perintah melakukan hal apapun, namun sebenarnya kalimat ini adalah ancaman dan peringatan keras. Kalimat ini juga memiliki arti: hendaklah melakukan apa saja yang kamu tidak malu melakukannya. Akan tetapi seorang muslim yang beriman, tidak akan melakukan yang demikian, sebab ia memiliki rasa malu, sedangkan malu adalah sebagian dari iman "al-haya-u minal iman".
Malu bukan hanya sekedar malu, tapi malu yang dapat menjauhkan dirinya dari perbuatan keji dan mendorongnya berbuat kebajikan. Demikian juga bila malu dapat mendorong seseorang meninggalkan perbuatan keji kemudian melakukan perbuatan-perbuatan baik, maka malu semacam ini sederajat dengan iman.
Wallahu A'lam
Oleh : Ibnu L' Rabassaa