Jakarta, Muslimedianews.com~ Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Mas’udi mengamati khotbah Juma’t bernada hujatan terhadap suatu kelompok tertentu bukan hal baru. Hanya saja Kiai Masdar menyayangkan, frekuensi khotbah yang bertentangan dengan semangat khotbah itu sendiri, semakin meningkat belakangan ini.
“Khotbah Jum’at yang berisi provokasi terhadap umat, bukan hal baru itu. Dari dulu ada memang beberapa khotib yang menyampaikan hasutan-hasutan. Semua itu bertentangan dengan ajaran Islam,” kata Kiai Masdar kepada NU Online, Jumat, (9/1/2015) siang.
Kiai Masdar lalu menyebutkan sejumlah tugas para khotib dalam berkhotbah. Menurutnya, kewajiban mereka yang paling mendasar sekali ialah mengerti syarat untuk menjadi seorang khotib. Berikutnya, mereka mesti memahami betul rukun dan hal-hal yang membatalkan khotbah.
“Setelah itu, tugas para khotib memberikan penyadaran kepada umat, menyebarkan bibit-bibit perdamaian. Ajaklah umat kepada hal-hal positif. Jangan sampai menyulut kebencian atau konflik. Ini sudah di luar jalur,” tegas Kiai Masdar.
Ketika ditanya perihal intrupsi terhadap khotbah berisi hujatan, Kiai Masdar menyatakan, “Intrupsi itu memang kurang lazim di kalangan masyarakat kita.” Baiknya ditegur dengan baik selepas sembahyang Jum'at.
Pernyataan Kiai Masdar ini merupakan tanggapan terhadap isu intrupsi khotbah yang kini ramai diperbincangkan di media massa. Isu ini mengemuka ketika diangkat NU Online dalam rubrik Bahtsul Masail pada akhir Juli 2014 lalu.
Baca : Bolehkah Menginterupsi Khutbah Jum'at ?
(Alhafiz K)
sumber nu.or.id
“Khotbah Jum’at yang berisi provokasi terhadap umat, bukan hal baru itu. Dari dulu ada memang beberapa khotib yang menyampaikan hasutan-hasutan. Semua itu bertentangan dengan ajaran Islam,” kata Kiai Masdar kepada NU Online, Jumat, (9/1/2015) siang.
Kiai Masdar lalu menyebutkan sejumlah tugas para khotib dalam berkhotbah. Menurutnya, kewajiban mereka yang paling mendasar sekali ialah mengerti syarat untuk menjadi seorang khotib. Berikutnya, mereka mesti memahami betul rukun dan hal-hal yang membatalkan khotbah.
“Setelah itu, tugas para khotib memberikan penyadaran kepada umat, menyebarkan bibit-bibit perdamaian. Ajaklah umat kepada hal-hal positif. Jangan sampai menyulut kebencian atau konflik. Ini sudah di luar jalur,” tegas Kiai Masdar.
Ketika ditanya perihal intrupsi terhadap khotbah berisi hujatan, Kiai Masdar menyatakan, “Intrupsi itu memang kurang lazim di kalangan masyarakat kita.” Baiknya ditegur dengan baik selepas sembahyang Jum'at.
Pernyataan Kiai Masdar ini merupakan tanggapan terhadap isu intrupsi khotbah yang kini ramai diperbincangkan di media massa. Isu ini mengemuka ketika diangkat NU Online dalam rubrik Bahtsul Masail pada akhir Juli 2014 lalu.
Baca : Bolehkah Menginterupsi Khutbah Jum'at ?
(Alhafiz K)
sumber nu.or.id