Muslimedianews.com ~ Pada hakikatnya pengingkar peringatan Maulid Nabi tidak memiliki dalil pengingkaran terhadap peringatan tersebut. Dalil pengingkar hanya berkisar antara ayat al-Yauma Akmaltu.. hadits Kullu Bid'ah dan Man 'Amila Amalan ... yang tentu saja hadits yang bersifat umum itu bukan dalil melarang atau mengharamkan Maulid Nabi. Apalagi dituduh pemborosan, jelas mereka sudah kehabisan hujjah, sebab tidak ada kata boros dalam hal shadaqah.
Sebaliknya, hujjah peringatan Maulid sudah jelas dari para ulama dan tidak ada ulama terdahulu yang melakukan peringatan Maulid Nabi.
Berikut petikan transkip Kajian Buya Yahya tentang Maulid Nabi:
Oleh : Ibnu L' Rabassa
Sebaliknya, hujjah peringatan Maulid sudah jelas dari para ulama dan tidak ada ulama terdahulu yang melakukan peringatan Maulid Nabi.
Berikut petikan transkip Kajian Buya Yahya tentang Maulid Nabi:
".... pengingkaran Maulid Nabi itu (dilakukan) oleh segelintir orang mengatas-namakan ulama, lihat... kalau sudah pakai atas nama.. khususnya orang-orang pada akhir zaman, dan kalau kita kembali pada ulama terdahulu, suruh cari orang yang mengingkari maulid nabi dari ulama terdahulu... (jelas tidak ada), tetapi muncul ulama-ulama akhir zaman, sebagian baru meninggal beberapa tahun lahu .. gencarnya fatwa-fatwanya, disebar di internet, disana disini, fatwanya itu itu saja ..Simak selengkapnya di https://www.youtube.com/watch?v=ZRL5oOpsRnA
dan langsung tutup point (dalam fatwanya) dengan hujjah untuk menyalahkan maulid nabi, yang pertama adalah ayat al-Qur'an "al-Yauma Akmaltu Lakum Dinakum..." agama Islam sudah sempurna maka tidak perlu lagi kita menyempurnakan. jadi yang mengadakan maulid nabi dituduh (dengan) tuduhan yang tidak dibenarkan. menuduh orang muslim menganggap Islam tidak sempurna. jadi mereka menudh orang-orang yang merayakan maulid Nabi ini menganggap Islam tidak sempurna.
kalau ada orang menganggap Islam tidak sempurna, jelas itu kafir. jadi apa (mereka) tidak sadar (telah) melakukan tuduhan mengkafirkan orang lain. jadi ayat al-Qur'an ini kalimat benar, Kalimatu Haqqin Urida bihal Bathil, kalimat "al-Yauma Akmaltu Lakum wa Atmamtu Alaykum Ni'mati wa Radlitu Lakumul Islama Dinan", Islam sudah sempurna... memang benar Islam sudah sempurna, akan tetapi kalau ada orang merayakan maulid Nabi apakah karena ia menyakini (Islam) tidak sempurna?! oh bukan, mereka merayakan maulid nabi karena mereka punya hujjah, justru hujjahnya itu berdasarkan karena kesempurnaan Islam, bukan karena Islam tidak sempurna, ini harus dipahami
kemudian hujjah yang kedua (pengingkar Maulid).. "Man 'Amila 'Amalan Laysa 'Alayhi Amruna fahuwa Raddun", hadits Nabi Saw... perbuatan yang bukan urusan kami / urusan Rasulillah maka harus ditolak, bagaimana boleh?! ini adalah urusan Nabi Muhammad, bahkan berdasarkan hujjah-hujjah yang sangat dekat dari Nabi Muhammad Saw, bahkan dari al-Qur'an. Jangan menuduh orag yang memperingati Maulid Nabi tidak berhujjah, .... "
Oleh : Ibnu L' Rabassa