Muslimedianews.com~ Terlepas bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan, video berjudulالاعجاز العلمي في القران والسنة ( والشمس تجرى لمستقر لها ) atau Keajaiban Ilmiah didalam al-Qur'an dan al-Sunnah berikut ini memperlihatkan bagaimana matahari berjalan (beredar) pada garis edarnya, demikian pula planet-planet lainnya.
Pada judul video itu juga menyitir ayat al-Qur'an dalam surah Yasiin, yang bila ditulis lengkapnya sebagai berikut :
Tetapi ayat lain surah Al-Mursalaat ayat 24 berbunyi:
Video ini memperlihat bahwa [hakikatnya] Bumi tidak berputar mengelilingi mahatari, tetapi bumi juga ikut beredar di garis edarnya sendiri sehingga seolah-olah terlihat (nampak) berputar mengelilingi matahari, sedangkan mahatari beredar digaris edarnya sendiri seolah memimpin pergerakan planet-planet yang lain yang bergerak secara konstan seperti gelombangselama jutaan tahun, tanpa tabrakan dan tanpa saling mendahului satu dengan yang lain.
Bila menyaksikan video diatas, maka bumi laksana sebuah penerbangan yang didalamnya berkumpul makhluk hidup dan mati. Kapankah "penerbangan" itu berakhir?. Ayat lain dalam surat Ar-Ra'du ayat 2 berbunyi:
وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ الأَمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لَعَلَّكُم بِلِقَاء رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
"..dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu".
Sekali lagi terlepas bagaimana perkembagan ilmu pengetahuan modern dan penafsiran terhadap teks-teks al-Qur'an, serta kebenaran visualisasi pada video diatas. Tetapi bagaimana pun video diatas adalah video menarik yang perlu mendapat perhatian umat Islam.
Pada judul video itu juga menyitir ayat al-Qur'an dalam surah Yasiin, yang bila ditulis lengkapnya sebagai berikut :
لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَAyat diatas menyatakan bahwa matahari dan bulan beredar pada garis edarnya masing-masing. Tetapi terkait dengan bagaimanakah garis edarnya?. Apakah garis edarnya lurus atau bergelombang ?. tidak dijumpai penjelasan yang detail.
40. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
39. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua .
وَالشَّمْسُ تَجْرِيلِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
38. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Tetapi ayat lain surah Al-Mursalaat ayat 24 berbunyi:
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ كِفَاتاً * أَحْيَاء وَأَمْوَاتاًApa makna Kifatan?. Didalam video disebutkan bahwa كفت الطائر berarti cepat dan berbalik-balik (bergelombang) dalam penerbangannya. Yang berarti bahwa bumi beredar dengan cepat (laksana sebuah penerbangan) pada garis edarnya yang bergelombang (seperti sebuah spiral).
"Bukankah Kami menjadikan bumi Kifatan atau (tempat) berkumpul. orang-orang hidup dan orang-orang mati ?,"
كفت الطائر |
Bila menyaksikan video diatas, maka bumi laksana sebuah penerbangan yang didalamnya berkumpul makhluk hidup dan mati. Kapankah "penerbangan" itu berakhir?. Ayat lain dalam surat Ar-Ra'du ayat 2 berbunyi:
وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ الأَمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لَعَلَّكُم بِلِقَاء رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
"..dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu".
Sekali lagi terlepas bagaimana perkembagan ilmu pengetahuan modern dan penafsiran terhadap teks-teks al-Qur'an, serta kebenaran visualisasi pada video diatas. Tetapi bagaimana pun video diatas adalah video menarik yang perlu mendapat perhatian umat Islam.
Oleh : Ibnu L' Rabassa