Jakarta, Muslimedianews.com~ Kamis (5/3/2015) Pengurus KMNU Nasional kembali melakukan silaturahmi ke Pengurus Besar Nahdlatul ‘Ulama. Kali ini KMNU Nasional melalui Presidium Nasional I menemui pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Nahdlatul ‘Ulama (RMI-NU). Pertemuan ini dihadiri oleh beberapa pengurus dari RMI-NU diantaranya adalah Bapak KH. Taufiqurrahman Yasin, LC, Bapak Drs.KH.Masrur Ainun Najih, dan sempat juga dihadiri Bapak Ahmad Muhammad. Sementara dari pengurus KMNU Nasional diwakili oleh Presidium Nasional I KMNU Nasional (M. Zimamul Adli), Majelis Pertimbangan KMNU Nasional (M. Arifin), Depnas dari Presnas I (Adi Purnama), dan Irfan Sofyan.
Tujuan utama pertemuan kali ini adalah membahas kerjasama antara KMNU Nasional dengan RMI. Salah satu bentuk kerjasama tersebut adalah pendataan Pondok Pesantren NU di seluruh Indonesia yang terdaftar di RMI. Tujuan dari pendataan ponpes ini tidak lain agar KMNU dapat menjadi jembatan komunikasi antar santri-santri dari tiap ponpes yang diterima di perguruan tinggi (khususnya perguruan tinggi umum) yang telah berdiri organisasi KMNU di perguruan tinggi tersebut, sehingga nilai-nilai aswaja tetap mengakar kuat tertanam dalam jiwa para santri dan mereka dapat meneruskan dakwah NU di perguruan tinggi masing-masing. Selain menjadi jembatan komunikasi, kegiatan ini ke depan diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk pengkaderan KMNU Nasional.
Kehidupan di kampus tentunya berbeda dengan kehidupan di pesantren, oleh karena itu KMNU hadir sebagai wadah organisasi mahasiswa NU termasuk juga para santri yang meneruskan menimba ilmu di perguruan tinggi. KMNU memiliki beberapa agenda yang dapat mewadahi para santri untuk tetap dapat merasakan suasana serta melaksanakan kegiatan seperti saat berada di pondok, salah satunya seperti mengembangkan kajian-kajian terutama kajian kitab kuning di masing-masing perguruan tinggi.
“Kelompok yang masih dianggap aliran lurus yakni kelompok santri” pernyataan dari Bapak KH. Taufiqurrahman Yasin, LC (Wakil Sekretaris PP.RMI-NU). Maka dengan adanya KMNU setidaknya bisa membentengi pemahaman keagamaan para “santri yang kuliah” di masing-masing perguruan tinggi. Bapak Drs.KH.Masrur Ainun Najih juga menyampaikan pesan untuk para pejuang NU. Beliau menyampaikan bahwa “saya pernah dengar nasihat dari Kyai Muchith : ada tiga sarat untuk mengurus NU; yang pertama adalah harus KOBER, yang kedua harus BENER, dan yang terakhir harus PINTER”.
Kontrbutor : KMNU
Tujuan utama pertemuan kali ini adalah membahas kerjasama antara KMNU Nasional dengan RMI. Salah satu bentuk kerjasama tersebut adalah pendataan Pondok Pesantren NU di seluruh Indonesia yang terdaftar di RMI. Tujuan dari pendataan ponpes ini tidak lain agar KMNU dapat menjadi jembatan komunikasi antar santri-santri dari tiap ponpes yang diterima di perguruan tinggi (khususnya perguruan tinggi umum) yang telah berdiri organisasi KMNU di perguruan tinggi tersebut, sehingga nilai-nilai aswaja tetap mengakar kuat tertanam dalam jiwa para santri dan mereka dapat meneruskan dakwah NU di perguruan tinggi masing-masing. Selain menjadi jembatan komunikasi, kegiatan ini ke depan diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk pengkaderan KMNU Nasional.
Kehidupan di kampus tentunya berbeda dengan kehidupan di pesantren, oleh karena itu KMNU hadir sebagai wadah organisasi mahasiswa NU termasuk juga para santri yang meneruskan menimba ilmu di perguruan tinggi. KMNU memiliki beberapa agenda yang dapat mewadahi para santri untuk tetap dapat merasakan suasana serta melaksanakan kegiatan seperti saat berada di pondok, salah satunya seperti mengembangkan kajian-kajian terutama kajian kitab kuning di masing-masing perguruan tinggi.
“Kelompok yang masih dianggap aliran lurus yakni kelompok santri” pernyataan dari Bapak KH. Taufiqurrahman Yasin, LC (Wakil Sekretaris PP.RMI-NU). Maka dengan adanya KMNU setidaknya bisa membentengi pemahaman keagamaan para “santri yang kuliah” di masing-masing perguruan tinggi. Bapak Drs.KH.Masrur Ainun Najih juga menyampaikan pesan untuk para pejuang NU. Beliau menyampaikan bahwa “saya pernah dengar nasihat dari Kyai Muchith : ada tiga sarat untuk mengurus NU; yang pertama adalah harus KOBER, yang kedua harus BENER, dan yang terakhir harus PINTER”.
Kontrbutor : KMNU