Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981

Deklarasi Aliansi Nasional Anti Syi'ah (ANNAS) di Balikpapan Kaltim

$
0
0
Balikpapan, Muslimedianews.com ~ Bertempat di Masjid Agung At-Taqwa yang berada di pusat Kota Balikpapan, Jl. Jendral Sudirman Klandasan Ulu, Minggu 8 Maret 2015, sejumlah umat Islam menghadiri kegiatan Tabligh Akbar yang dimulai pada pukul 9 pagi sampai 12 siang tersebut.  Tabligh Akbar juga dibarengi dengan deklarasi sebuah komunitas yang dinamakan dengan ANNAS (Aliansi Nasional Anti Syi'ah) Balikpapan.

ANNAS merupakan kelompok (komunitas) yang dibentuk dalam rangka menghadapi aliran Syi'ah di Indonesia. Kelompok ini pertama kali dideklarasikan di Jawa Barat tepatnya di Masjid Al-Fajr Cigara Buah-Batu Bandung, diketuai oleh KH. Athian Ali Dai, yang juga Ketua FUUI (Forum Ulama Ummat Indonesia). Athian Ali Dai merupakan tokoh Wahabi yang sangat anti terhadap Syi'ah, bahkan ia mengkafirkan Syi'ah secara umum.

Tabligh Akbar dibuka dengan pembacaan ayat suci al-Qur'an dan do'a. Sejumlah sambutan disampaikan oleh beberapa tokoh di Balikpapan, diantaranya Ust. M. Sholehuddin Siregar dari DMI (Dewan Masjid Indonesia) Balikpapan.

Dalam sambutannya, Ust. Siregar menjelaskan mengenai bahaya Syi'ah dan Wahabi yang masuk ke Indonesia. Tetapi menurutnya perlu disikapi dengan baik, bukan dengan bunuh-bunuhan. Salah satunya dengan memberikan pemahaman kepada keluarga agar terhindar dari aliran tersebut.

Di akhir sambutannya, Ust. Siregar mengajak kepada jama'ah yang hadir agar bertaqwa kepada Allah dan bersikap yang tasamuh (toleran), tidak lagi mempermasalahkan hal-hal seperti (peringatan) maulid Nabi, shalawatan dan sebagainya.

Sambutan juga diberikan oleh Drs. Sugiarto (tokoh Muhammadiyah) mewakili Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan. Dalam sambutannya, ia berharap agar ANNAS memberikan pencerahan kepada umat. Ia menghimbau agar tidak ada main hakim sendiri, sebaliknya bila ada persoalan maka dilaporkan kepihak aparat secara bersama-sama.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, SE juga yang turut memberikan sambutan mengatakan bahwa pemerintah mendorong pengamalann Islam yang benar sehingga tidak ada pertentangan. Ia juga meminta ulama berkontribusi menciptakan suasana yang kondusif di Kota Balikpapan. Usai memberikan sambutan, Walikota Balikpapan langsung meninggalkan tempat acara.

Sejumlah orator memberikan orasinya, diantaranya Ketua Dewan Syari'ah Masjid Istiqamah Pertamina Balikpapan sekaligus Imam di masjid tersebut KH. Djailani HB. Dalam orasi dan selebaran yang ditulis sesepuh Muhammadiyah itu, ia menyimpulkan bahwa Syi'ah bukan Islam karena mengkultuskan Ali bin Abi Thalib dan menuhankannya.

Orator lainnya, Miftahul Huda menyatakan penolakannya terhadap konsep ma'shum dalam Syi'ah. Menurutnya tidak ada penunjukkan dalam soal pengganti Nabi SAW sebagai Khalifah, sebab urusan kekhalifahan diserahkan kepada musyarawah ummat sehingga Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang sah.

Ust Ismail Yahya Syah (alumni Universitas Al-Azhar Kairo) menghimbau agar membentengi diri dari pemahaman syi'ah dan pemahaman yang sesat. Menurutnya, pemahaman sesat banyak, diantaranya melegalkan perzinahan, melegalkan korupsi, penipuan dan sebagainya. Ia juga mengajak generasi-generasi muda untuk menggiatkan menuntut ilmu, dan mengajak kepada para orang tua agar mengirimkan anak-anaknya untuk belajar ke Al-Azhar (Mesir).

Alumni universitas Al-Azhar itu juga mengajak agar saling menghargai. "Jika kita bersama dengan orang non-Islam ; Kristen, Yahudi, Hindu, Buddha, bisa hidup berdampingan. Mengapa kita tidak hidup berdampingan dengan Syi'ah?. Itu karena non-muslim tidak mencaci sahabat Nabi, dan ibunda kaum muslimin. Jika orang Syi'ah ingin hidup berdampingan dengan orang Sunni, jangan pernah mencaci sahabat-sahabat dan istri-istri Rasulullah, karena itu akan membangkitkan kemarahan kaum muslimin. Bila itu bisa dilakukan, maka kita bisa hidup berdampingan". tuturnya.

Universitas Al-Azhar merupakan univeritas Ahlussunnah wal Jama'ah yang menjadi rujukan umat Islam diberbagai belahan dunia. Ideologi dan kurikulum Universitas Al-Azhar berpedoman menurut 3 sisi; dari sisi akidah, Al-Azhar berpedoman pada madzhab yang didirikan oleh Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ari(selanjutnya disebut Asy’ariyah atau Asya’irah) dan madzhab yang didirikan oleh Abu Mansur Al-Maturidi (selanjutnya disebut Maturidiyah). Dari sisi fikih (ibadah dan muammalah) Al-Azhar memakai empat mazdhab fikih yang ada di dalam Islam yaitu Syafi’iyah, Malikiyah, Hanafiyah, dan Hanabilah. Dan dari sisi akhlak Al-Azhar berpegang pada tariqah Sufiyah Islamiyah, tariqah-tariqah sufi yang masih sejalan dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

Ust Ahmad Rosyidi (Da'i di Balikpapan) dalam orasinya menghimbau masyarakat agar mewaspadai buku-buku yang melegalkan nikah mut'ah, sebab nikah mut'ah merupakan bentuk zina. Selanjutnya, Ust. Rosyidi bersyukur dengan adanya aliansi tersebut sebagai tonggak persatuan. Oleh karena itu, menurutnya jangan ada lagi yang mempermasalahkan khilafiyah.

"Para da'i, para asatidz yang ada di Kota Balikpapan tercinta, jangan lagi berbicara masalah khilafiyah (persoalan yang diperselisihkan ulama), sudah bukan waktunya. Bila terus-terusan mempertentangkan masalah khilafiyah maka Syi'ah akan tumbuh subur", tegasnya diakhir orasi yang disampaikan.

Ust. Abdul Ghafur dari Hidayatullah dalam orasinya menekankan tentang pentingnya persatuan dalam ideologi atau keyakinan, serta mewaspadai Syi'ah. 

Dewan Pakar ANNAS Pusat Nizar dalam orasinya mengungkapkan bahwa Syi'ah ditolak karena sesat, menyesatkan dan membahayakan. Menurutnya, Syi'ah merupakan gerakan politik dan gerakan subversif yang membahayakan bagi Indonesia, lebih bahaya daripada komunis. 

Beberapa orang lainnya juga turut menyampaikan orasinya, dan terakhir Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Habib Ahmad Zain Al-Kaff selaku Dewan Syuro ANNAS (Aliansi Nasional Anti Syi'ah).

Dalam tablighnya, Habib Zain Al-Kaff mengatakan bahwa bila pemerintah dan ulama tidak tegas terhadap Syi'ah maka dikhawatirka apa yang terjadi Timur Tengah (konflik sektarian) akan terjadi pula di Indonesia. Menurutnya, bumi Indonesia merupakan bumi Ahlussunnah wal jama'ah meskipun umat Islam terpecah dalam berbagai organisasi Islam.  "Ada Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al-Irsyad, Rabithah Alawiyah, Dewan Dakwah, dan lain-lain. Namun mereka adalah keluarga besar Ahlissunnah wal jama'ah yang mencintai pemimpin Islam, sahabat Rasul dan istri-istri Rasul"., ujarnya.

Dalam ulasannya, dari berbagai aliran sesat yang masuk ke Indonesia, Syi'ah adalah yang paling berbahaya, karena disamping ajarannya bertentangan dengan al-Qur'an dan dan juga karena didukung oleh satu negara yang kaya (Iran). Syi'ah juga memiliki rukun Islam dan iman yang berbeda, mencaci maki sahabat, menyakini perubahan al-Qur'an dan sebagainya.

Usai orasi dan tabligh akbar, dilakukan deklarasi ANNAS dan penanda tanganan oleh sejumlah tokoh.

Tabligh Akbar dan deklarasi ANNAS yang diketua panitiai oleh Rahendra Fedy itu tidak dihadiri oleh Ketua Umum MUI Balikpapan Prof. Dr. KH. Syarwani Zuhri (Pengasuh Pondok Pesantren Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari) dan pengurus MUI Balikpapan lainnya. Demikian pula tidak dihadiri oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Balikpapan baik dari jajaran Syuriah maupun Tanfidziyah.  NU Balikpapan tidak bersedia beraliansi dengan kelompok tersebut.

Dalam selebaran (pamflet) yang diedarkan mencantumkan Habib Ahmad Zain Al-Kaff sebagai PWNU dan MUI Jawa Timur. Tetapi NU Balikpapan menolak hal itu, karena PWNU Jawa Timur tidak memiliki acara deklarasi ANNAS di Balikpapan (tidak mewakili PWNU Jatim).

"PWNU Jatim tidak pernah punya acara deklarasi ANAS di Balikpapan. Warga NU bpp harap tenang dan mengedepankan da'wah yg santun. Kewajiban kita berda'wah dengan benar.. dan santun........hasilnya urusan Hidayah Alloh Swt. Warga NU tetap berjuang sesuai dengan garis perjuangannya.", tulis Sekretaris PCNU Kota Balikpapan melalui akun facebooknya. (8/3/2015)
Kontributor : M. Fatih

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>