Muslimedianews.com ~ Dalam jejaring sosial facebooknya, Ust. Muhammad Idrus Ramli melempar statemen bahwa pengurus NU Cirebon telah men'jual' NU kepada Syi'ah (14/4/2015). Ust. Idrus menyertakan foto 2 lampiran sebuah acara bertajuk "Kontribusi Syiah terhadap Islam Nusantara" yang dianggapnya sebagai upaya men-"jual" NU kepada Syi'ah.
Baca: Ust. Idrus Ramli Kritik ISNU Cirebon karena Dianggap ‘Jual’ NU kepada Syiah
Hal itu kemudian mendapat tanggapan dari Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Cirebon yang menyatakan bahwa tuduhan tersebut adalah fitnah. Sebagaimana dilansir oleh NU Online (15/4/2015).
Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Cirebon difitnah menyebarkan paham Syi'ah di Indonesia hanya karena akan menyelenggarakan seminar nasional dengan tema “Kontribusi Syiah terhadap Perkembangan Islam Nusantara”.
Tentu saja hal itu dibantah Ketua PC. ISNU Cirebon Abdul Muiz Syaerozie. “Namun (seminar itu, red) bukan berarti itu sebuah dukungan, bahkan dikatakan deklarasi. Ini fitnah. Semuanya tidak benar," ujarnya saat dihubungi NU Online per telepon, Selasa (14/4) malam.
Seperti diketahui, gara-gara seminar itu, beredar di media sosial plintiran pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang tak bisa membedakan antara “mengkaji” dan “mendukung”.
Menurut Muiz, kegiatan tersebut hanya sebagai media diskusi tentang perkembangan NU yang secara fiqih menganut paham Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja), namun dari segi tradisi ada beberapa hal yang bisa jadi merupakan hasil pengaruh dari Syi'ah.
"Hanya sebagai wadah diskusi, tak lebih. Kami hanya bercita-cita tradisi diskusi di kalangan teman-teman muda NU tidak mandek. Itu saja," katanya.
Akan tetapi, menurut Muiz, dirinya menebak bahwa persoalan ini muncul karena memang dimanfaatkan oleh kelompok lain dengan tujuan untuk memecah belah NU.
"Yang jelas, tentu kami menganggap bahwa Syi'ah merupakan bagian lain, bahkan isu ini sangat provokatif karena kami dituduh menjual nama NU ke Syi'ah, ini fitnah luar biasa," tegas Muiz.
Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Cirebon, KH Ali Murtadlo mengatakan, merebaknya isu tersebut patut dijadikan pelajaran bersama bagi kalangan NU sendiri. Menurutnya, komunikasi antarlembaga dan badan otonom NU menjadi sesuatu yang penting dan tak dapat ditawar, terutama tentang gagasan-gagasan atau acara yang hendak dilaksanakan.
"Ini hanya persoalan komunikasi saja. NU Cirebon masih sama dengan NU-NU yang lain, yang dengan mantap meyakini bahwa Syi'ah merupakan ideologi lain di luar NU. NU sudah sangat jelas berfaham Aswaja," katanya.
Persoalan ini, lanjut Kang Ali, diduga bermula dari aksi protes warga NU Cirebon pada acara deklarasi yang dilakukan oleh kelompok lain beberapa pekan lalu, sehingga, menurutnya, tema yang ditawarkan dalam rencana diskusi tersebut memang dinilai sangat sensitif.
"Aksi protes yang dilakukan kemarin itu bukan berarti warga NU Cirebon menolak kegiatan deklarasi anti Syi'ah, akan tetapi karena sangat disayangkan dalam kegiatan tersebut mencatut logo NU tanpa izin pengurus," pungkas Kang Ali.
Pada mulanya, PC. ISNU Cirebon merencanakan gedung Islamic Center Kota Cirebon sebagai tempat pelaksanaan diskusi, namun akibat terdapat pernyataan keberatan dari beberapa pihak, maka kegiatan ini pun belum diketahui secara pasti akan dilanjutkan atau dibatalkan. (Sobih Adnan/Abdullah Alawi)
via nu.or.id
Baca: Ust. Idrus Ramli Kritik ISNU Cirebon karena Dianggap ‘Jual’ NU kepada Syiah
Hal itu kemudian mendapat tanggapan dari Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Cirebon yang menyatakan bahwa tuduhan tersebut adalah fitnah. Sebagaimana dilansir oleh NU Online (15/4/2015).
****
Hanya Karena Seminar, ISNU Cirebon Difitnah Dukung Syi'ahPengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Cirebon difitnah menyebarkan paham Syi'ah di Indonesia hanya karena akan menyelenggarakan seminar nasional dengan tema “Kontribusi Syiah terhadap Perkembangan Islam Nusantara”.
Tentu saja hal itu dibantah Ketua PC. ISNU Cirebon Abdul Muiz Syaerozie. “Namun (seminar itu, red) bukan berarti itu sebuah dukungan, bahkan dikatakan deklarasi. Ini fitnah. Semuanya tidak benar," ujarnya saat dihubungi NU Online per telepon, Selasa (14/4) malam.
Seperti diketahui, gara-gara seminar itu, beredar di media sosial plintiran pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang tak bisa membedakan antara “mengkaji” dan “mendukung”.
Menurut Muiz, kegiatan tersebut hanya sebagai media diskusi tentang perkembangan NU yang secara fiqih menganut paham Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja), namun dari segi tradisi ada beberapa hal yang bisa jadi merupakan hasil pengaruh dari Syi'ah.
"Hanya sebagai wadah diskusi, tak lebih. Kami hanya bercita-cita tradisi diskusi di kalangan teman-teman muda NU tidak mandek. Itu saja," katanya.
Akan tetapi, menurut Muiz, dirinya menebak bahwa persoalan ini muncul karena memang dimanfaatkan oleh kelompok lain dengan tujuan untuk memecah belah NU.
"Yang jelas, tentu kami menganggap bahwa Syi'ah merupakan bagian lain, bahkan isu ini sangat provokatif karena kami dituduh menjual nama NU ke Syi'ah, ini fitnah luar biasa," tegas Muiz.
Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Cirebon, KH Ali Murtadlo mengatakan, merebaknya isu tersebut patut dijadikan pelajaran bersama bagi kalangan NU sendiri. Menurutnya, komunikasi antarlembaga dan badan otonom NU menjadi sesuatu yang penting dan tak dapat ditawar, terutama tentang gagasan-gagasan atau acara yang hendak dilaksanakan.
"Ini hanya persoalan komunikasi saja. NU Cirebon masih sama dengan NU-NU yang lain, yang dengan mantap meyakini bahwa Syi'ah merupakan ideologi lain di luar NU. NU sudah sangat jelas berfaham Aswaja," katanya.
Persoalan ini, lanjut Kang Ali, diduga bermula dari aksi protes warga NU Cirebon pada acara deklarasi yang dilakukan oleh kelompok lain beberapa pekan lalu, sehingga, menurutnya, tema yang ditawarkan dalam rencana diskusi tersebut memang dinilai sangat sensitif.
"Aksi protes yang dilakukan kemarin itu bukan berarti warga NU Cirebon menolak kegiatan deklarasi anti Syi'ah, akan tetapi karena sangat disayangkan dalam kegiatan tersebut mencatut logo NU tanpa izin pengurus," pungkas Kang Ali.
Pada mulanya, PC. ISNU Cirebon merencanakan gedung Islamic Center Kota Cirebon sebagai tempat pelaksanaan diskusi, namun akibat terdapat pernyataan keberatan dari beberapa pihak, maka kegiatan ini pun belum diketahui secara pasti akan dilanjutkan atau dibatalkan. (Sobih Adnan/Abdullah Alawi)
****
via nu.or.id