Muslimedianews.com ~ “Di akhir masa sahabat terjadi banyak fitnah, perselisihan dan fanatisme yang melahirkan banyak sekte-sekte di dalam Islam. Sekte-sekte itu mengambil sebagian dari petunjuk Nabi SAW. dan meninggalkan sebagian yang lain.Muktazilah lahir dengan menjalan masalah syariah namun mengingkari sebagian persoalan samiyyat yang diriwayatkan oleh para sahabat.
Juga lahirlah sekte Khawarij yang mengambil sebagian syariat namun mereka mengafirkan kaum muslimin yang melakukan dosa. Dan lahirlah Syiah yang menjalankan syariat namun mengingkari sebagian persoalan samiyyat dan tidak menghormati para sahabat. Jadi, setiap sekte mengambil sebagian dari Islam dan meninggalkan sebagian yang lain. Namun semua sekte ini lahir dari satu jasad yang sempurna yaitu umat Islam.
Dan mayoritas umat Islam tetap berada dalam satu jasad yang utuh yang sesuai dengan ajaran para sahabat tanpa kurang sedikitpun. Kelompok-kelompok yang keluar dari barisan umat Islam itu jumlahnya sangat sedikit sekali.
Dari rahim umat ini terlahirlah para ulama, imam dan cendekiawan. Di antara mereka ada yang kosentrasi mempelajari fikih sehingga lahirlah tidak kurang dari 90 imam mujtahid. Diantaranya adalah imam empat mazhab, imam Auzai, imam Laits bin Sa’d, Ibnu Jarir al-Thabri, Ibnu Abi Laila, dan lainnya. Umat Islam memilih empat imam dari mereka yang hingga saat ini terlestarikan.
Kemudian muncul imam Abu Hasan al-Asyari. Beliau mempelajari akidah Islam dari riwayat-riwayat para sahabat secara menyeluruh. Kemudian beliau berijtihad untuk memberikan landasan argumentasi logika dan teks untuk menguatkan setiap riwayat dari para sahabat dan tabiin.
Beliau telah memberikan landasan untuk seluruh persoalan yang dirwiayatkan dari mereka. Beliau membela akidah generasi salaf dan mendialogkannya dengan kelompok-kelompok yang mengingkari sebagiannya.
Ketika pandangan imam Abu Hasan al-Asyari beserta seluruh argumentasinya dihadirkan kepada para ulama di seluruh dunia Islam, mereka mengakuinya sebagai akidah pembela akidah generasi salaf. Sehingga, konsep akidahnya diterima oleh umat Islam di seluruh dunia, karena bersumber dan sesuai dengan akidah generasi salaf.
Karena syiah, khawarij dan muktazilah mengimani sebagian masalah akidah dan mengingkari sebagian yang lain. Sedangkan Abu Hasan al-Asyari telah mengimani seluruh masalah akidah dari generasi salaf, memberinya landasan argumentasi yang kuat dan membelanya di hadapan kelompok-kelompok yang mengingkarinya."
Dan mayoritas umat Islam tetap berada dalam satu jasad yang utuh yang sesuai dengan ajaran para sahabat tanpa kurang sedikitpun. Kelompok-kelompok yang keluar dari barisan umat Islam itu jumlahnya sangat sedikit sekali.
Dari rahim umat ini terlahirlah para ulama, imam dan cendekiawan. Di antara mereka ada yang kosentrasi mempelajari fikih sehingga lahirlah tidak kurang dari 90 imam mujtahid. Diantaranya adalah imam empat mazhab, imam Auzai, imam Laits bin Sa’d, Ibnu Jarir al-Thabri, Ibnu Abi Laila, dan lainnya. Umat Islam memilih empat imam dari mereka yang hingga saat ini terlestarikan.
Kemudian muncul imam Abu Hasan al-Asyari. Beliau mempelajari akidah Islam dari riwayat-riwayat para sahabat secara menyeluruh. Kemudian beliau berijtihad untuk memberikan landasan argumentasi logika dan teks untuk menguatkan setiap riwayat dari para sahabat dan tabiin.
Beliau telah memberikan landasan untuk seluruh persoalan yang dirwiayatkan dari mereka. Beliau membela akidah generasi salaf dan mendialogkannya dengan kelompok-kelompok yang mengingkari sebagiannya.
Ketika pandangan imam Abu Hasan al-Asyari beserta seluruh argumentasinya dihadirkan kepada para ulama di seluruh dunia Islam, mereka mengakuinya sebagai akidah pembela akidah generasi salaf. Sehingga, konsep akidahnya diterima oleh umat Islam di seluruh dunia, karena bersumber dan sesuai dengan akidah generasi salaf.
Karena syiah, khawarij dan muktazilah mengimani sebagian masalah akidah dan mengingkari sebagian yang lain. Sedangkan Abu Hasan al-Asyari telah mengimani seluruh masalah akidah dari generasi salaf, memberinya landasan argumentasi yang kuat dan membelanya di hadapan kelompok-kelompok yang mengingkarinya."
Syaikh Usamah al-Azhari, via Ruwaq Azhar