Muslimedianews.com ~ Tema Islam Nusantara saat ini tengah menjadi bahan diskusi yang mengarah pada perdebatan, terutama setelah pembacaan qiro'ah al-Qur'an berlanggam Nusantara dalam kegiatan di Istana Negara beberapa waktu lalu. Salah satunya menyebabkan anggapan bahwa Islam Nusantara hendak mengurangi ke-Arab-an Islam.
"Dengan tema yang sedang hangat, Islam Nusantara, ternyata ada beberapa pihak yang mengkhawatirkan dearabisasi, padahal Islam Nusantara tidak demikian," terang Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dalam sebuah acara di Institut PTIQ Jakarta, Rabu (20/5).
Menurutnya, Islam memiliki ciri khas di masing-masing tempat.
"Islam menyerap hal dari Arab, dari India, dari Persia, Cina, juga Indonesia. Oleh karena itu, Islam Nusantara merupakan spirit yang ingin dijaga oleh kita semua, dari Sabang sampai Merauke," lanjutnya.
"Islam Nusantara," pungkas Menteri Lukman, "dengan sifatnya yang ramah dan sejuk, sangat tepat untuk hadir di masa yang banyak radikalisasi seperti saat ini." (dwm)
sumber Publicapos
"Dengan tema yang sedang hangat, Islam Nusantara, ternyata ada beberapa pihak yang mengkhawatirkan dearabisasi, padahal Islam Nusantara tidak demikian," terang Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dalam sebuah acara di Institut PTIQ Jakarta, Rabu (20/5).
Menurutnya, Islam memiliki ciri khas di masing-masing tempat.
"Islam menyerap hal dari Arab, dari India, dari Persia, Cina, juga Indonesia. Oleh karena itu, Islam Nusantara merupakan spirit yang ingin dijaga oleh kita semua, dari Sabang sampai Merauke," lanjutnya.
"Islam Nusantara," pungkas Menteri Lukman, "dengan sifatnya yang ramah dan sejuk, sangat tepat untuk hadir di masa yang banyak radikalisasi seperti saat ini." (dwm)
sumber Publicapos