
Hafidz Ary yang enggan dikaitkan sebagai kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menganggap gerakan nasional #AyoMondok yang dilaunching di Gedung PBNU pada 1 Juni 2015 telah ditunggangi oleh sepilis. "Gerombolan sepilis ga pantas ikut2an pake hestek #AyoMondok , mrk pantasnya pake hestek #AyoMabok #AyoMojok aau #AyoBeasiswaGakPerluPinter.", tulisnya.
Selain itu, Hafidz Ary alumni Elektro ITB 1998 itu juga meremehkan ilmu alat yang dijadikan pondasi utama di pondok pesantren dalam memahami nas-nas al-Qur'an maupun Hadits. "Udah ketaker lah Misalnya. Masalahnya mereka cuma pernah pesantren, berlajar ilmu alat. Nah bagian ini yang dijadikan andalannya. Ini mah kosong", tulisnya.
Tidak hanya mengajak berdebat, Akhmad Sahal juga memberikan kelonggaran kepada aktifis ITJ itu untuk memakai referensi-referensi atau buku-buku terjemahan.
"Gimana kalo kita debat terbuka tentang Islam Bro @hafidz_ary? Klo kamu mau pake' terjemahan g apa-apa deh. Berani?", tantang Akhmad Sahal.
"Bro
Ajakan diskusi @Sahal_As kepada @hafidz_ary belum juga mendapat respon, tetapi pengguna twitter lainnya banyak mendukung terjadinya diskusi tersebut.
"Saya siap mendatangi dimanapun berada, asal
"lama-lama kamu bisa sakit
"Mantap Gus
"Ini sih udah ngerendahin pesantren, bilang ngaji alat isi kosong,sumpah saya jaga pondok!", tulis akun Muhammad A. Anibudin @aanaboodz
"Sdr
Sementara Akhmad Sahal meminta Hafidz Ary untuk mengontaknya bila siap terhadap tantangannya. "Kalo udah siap kontak aku, @hafidz_ary. Aku di Jakarta sampe Desember. Kamu pake terjemahan juga bolah :)", tulisnya lagi.
Dalam twit lamanya (2013), Hafidz Ary juga pernah menyarankan agar orang non-muslim untuk bunuh diri saja karena menurutnya percuma hidup dimana ujung-ujungnya ke neraka.
red. Ibnu Manshur