Semarang, Muslimedianews.com ~ Kumandang Sastra memberikan aspresiasi kepada Victor Roesdianto atas kiprahnya pada dunia sastra dan teater dengan menggelar acara tribute untuk Kak Roes. Kak Roes merupakan panggilan akrab Victor Roesdianto sekaligus pendiri Kumandang Sastra yang kini menginjak usia yang ke 77 tahun.
Gelar aspresiasi sastra menampilkan flash back teater oleh anggota Kumandang Sastra, musik sendhon dari Kudus, Monolog oleh Zoek Zabidi, pembacaan musikalisasi Pia Cipta, dalang cilik Danang Lawu dan Gadih serta talk show sastra radio yang dimoderatori oleh Heru Mugiarso dengan pembicara Djawahir Muhammad dan Neny Isharyani.
Bertempat di Studio RRI Semarang acara penuh dengan rasa haru dan tangis oleh karena kedatangan Victor Roesdianto yang terbaring lemas di kursi roda. Hal ini merupakan bentuk rasa penghormatan kepada pendiri Kumandang Sastra, Sabtu (6/6) malam.
Seperti yang diungkapkan Sandra Palupi Ketua Panitia dari Kumandang Sastra, bahwa acara ini hanyalah secuil kisah yang perlu diabadikan oleh sebab Kumandang Sastra merupakan salah satu komunitas sastra tertua di Semarang.
Budayawan Semarang Djawahir Muhammad mengatakan, masih banyak ruang untuk sastra radio di era jejaring sosial dan televisi.
“Begitupun Victor Roedianto perlu diberikan aspresiasi setinggi-tingginya masih bisa mewarikan kepada kita bahwa sastra masih tetap eksis dan selalu tetap mengkumandang.
Tribute di Kota Semarang ini merupakan perwujudkan bentuk penghargaan kepada para pejuang seni dan tentunya didedikasikan kepada mereka yang konsisten memajukan dan mengabdi kepada kebudayaan. Dan Vistor Roesdianto merupakan sosok pejuang seni dibidang sastra dan radio di kota semrang, dalam kesunyian ia masih bisa mewarikan Kumandang Sastra. (Lukni Maulana)
Gelar aspresiasi sastra menampilkan flash back teater oleh anggota Kumandang Sastra, musik sendhon dari Kudus, Monolog oleh Zoek Zabidi, pembacaan musikalisasi Pia Cipta, dalang cilik Danang Lawu dan Gadih serta talk show sastra radio yang dimoderatori oleh Heru Mugiarso dengan pembicara Djawahir Muhammad dan Neny Isharyani.
Bertempat di Studio RRI Semarang acara penuh dengan rasa haru dan tangis oleh karena kedatangan Victor Roesdianto yang terbaring lemas di kursi roda. Hal ini merupakan bentuk rasa penghormatan kepada pendiri Kumandang Sastra, Sabtu (6/6) malam.
Seperti yang diungkapkan Sandra Palupi Ketua Panitia dari Kumandang Sastra, bahwa acara ini hanyalah secuil kisah yang perlu diabadikan oleh sebab Kumandang Sastra merupakan salah satu komunitas sastra tertua di Semarang.
Budayawan Semarang Djawahir Muhammad mengatakan, masih banyak ruang untuk sastra radio di era jejaring sosial dan televisi.
“Begitupun Victor Roedianto perlu diberikan aspresiasi setinggi-tingginya masih bisa mewarikan kepada kita bahwa sastra masih tetap eksis dan selalu tetap mengkumandang.
Tribute di Kota Semarang ini merupakan perwujudkan bentuk penghargaan kepada para pejuang seni dan tentunya didedikasikan kepada mereka yang konsisten memajukan dan mengabdi kepada kebudayaan. Dan Vistor Roesdianto merupakan sosok pejuang seni dibidang sastra dan radio di kota semrang, dalam kesunyian ia masih bisa mewarikan Kumandang Sastra. (Lukni Maulana)