Muslimedianews.com ~ Di tengah rong-rongan sebagain kelompok masyarakat yang ingin menggantikan dasar negara, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Cholil Nafis menyampaikan pedapat melalui rilisnya yang dibagikan kepada bimasislam(3/6). Menurutnya Pancasila bukan agama, tetapi "kesaktian"-nya terbukti dapat menyatukan agama-agama yg hidup dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lebih lanjut Cholil menambahkan, NKRI diraih dengan perjuangan dan pengorbanan setelah memilih Pancasila sebagai dasar negara utk mempersatukan dan menyejahterakan bangsa yang majemuk.
“Umat muslim yang berjumlah mayoritas telah merelakan egonya untuk berbagi kebaikan. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam ajaran Islam dan menyingkirkan potensi perpecahan yang mungkin timbul saat dan setelah proklamasi kemerdekaan. Hal ini sesuai dengan kaidah Dar'u al-mafasid muqaddam 'ala jalbi al-mashalih)”, imbuh tokoh muda NU ini.
Karenanya, himbau Cholil, kewajiban anak bangsa saat ini adalah memelihara kerukunan antar umat dan internal umat beragama. Mereka harus bisa memaksimalkan potensi diri untuk mengisi kemerdekaan yang digali dari spirit dan nilai- nilai agama.
“Agama yang luhur dan suci perlu “dibumikan” untuk menjadi pijakan manusia yg memiliki ambisi dan nafsu. Kini,perjuangan anak bangsa berupapengentasan kebodohan dan kemiskinan serta mengupayakan sumber daya alam sepenuhnya untuk rakyat Indonesia. Pancasila tak perlu dipertentangkan apalagi dibenturkan dengan ajaran agama. Sebab agama lebih luas cakupannya dan konprehensif, sedangkan Pancasila adalah kebutuhan sebagai falsafah dan dasar negara. Intinya, orang yang agamis pastinya pancasilais”, tutup dai yang sering tampil di TV ini. (thobib/foto:koleksi pribadi)
sumber bimasislam.kemenag
Lebih lanjut Cholil menambahkan, NKRI diraih dengan perjuangan dan pengorbanan setelah memilih Pancasila sebagai dasar negara utk mempersatukan dan menyejahterakan bangsa yang majemuk.
“Umat muslim yang berjumlah mayoritas telah merelakan egonya untuk berbagi kebaikan. Nilai-nilai Pancasila terkandung dalam ajaran Islam dan menyingkirkan potensi perpecahan yang mungkin timbul saat dan setelah proklamasi kemerdekaan. Hal ini sesuai dengan kaidah Dar'u al-mafasid muqaddam 'ala jalbi al-mashalih)”, imbuh tokoh muda NU ini.
Karenanya, himbau Cholil, kewajiban anak bangsa saat ini adalah memelihara kerukunan antar umat dan internal umat beragama. Mereka harus bisa memaksimalkan potensi diri untuk mengisi kemerdekaan yang digali dari spirit dan nilai- nilai agama.
“Agama yang luhur dan suci perlu “dibumikan” untuk menjadi pijakan manusia yg memiliki ambisi dan nafsu. Kini,perjuangan anak bangsa berupapengentasan kebodohan dan kemiskinan serta mengupayakan sumber daya alam sepenuhnya untuk rakyat Indonesia. Pancasila tak perlu dipertentangkan apalagi dibenturkan dengan ajaran agama. Sebab agama lebih luas cakupannya dan konprehensif, sedangkan Pancasila adalah kebutuhan sebagai falsafah dan dasar negara. Intinya, orang yang agamis pastinya pancasilais”, tutup dai yang sering tampil di TV ini. (thobib/foto:koleksi pribadi)
sumber bimasislam.kemenag