Muslimedianews.com ~ Dalam kegiatan Harlah NU ke-92 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj menyampaikan perkembangan Ahlussunnah wal Jama'ah serta tantangannya di era globalisasi.
Selain menjabarkan tentang Wahhabi serta aktifitas mereka di Indonesia, termasuk didunia online, Kiai Said juga menyinggung mengenai keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Menurut Kiai Said, cara berfikir kelompok HTI blunder serta sulit mikir.
"Saya usulkan kepada pemerintah, segera saja, itu (situs Wahhabi) harus segera dilarang, ditutup. Saya mendukung BNPT itu. Apalagi HTI, Hizbut Tahrir Indonesia, mereka menganggap bahwa sistem negara secara Indonesia, negara kebangsaan, thoghut sebab negara itu harus dipimpin oleh khalifah. Kalau sekarang bukan khalifah, nama negara tersebut (adalah) thoghut. Eh, ngomong negara thoghut tapi duite gelem (uangnya mau). Duitnya yang tanda tangan siapa iku? uang yang tanda tangan siapa?, pemerintah. STNK? BPKB? surat-surat negara, sertifikat rumah? yang tanda tangan siapa? negara pemerintah. Kok gelem (mau), katanya thoghut?. Surat nikah? yang tanda tangan KUA. KAU pemerintah thoghut, lah kok mau?.
Ini mereka blunder. Mereka berfikirnya sudah sulit. Mereka menganggap pemerintah ini thoghut tapi uangnya dianggap sah, suratnya dianggap sah, sertifikatnya dianggap sah. Mereka luar biasa(?!). ", kata Kiai Said.
Kiai Said, juga meminta pemerintah melarang organisasi tersebut. Sebab, walaupun tidak mengajarkan terorisme, tetapi selangkah lagi, pengikut-pengikutnya menjadi teroris.
"Saya minta kepada pemerintah, berkali-kali saya minta kepada presiden yang lalu, sekarang pun akan kita sampaikan lagi, organisasi-orgtianisasi yang akan menggrogoti nasionalisme kita, negara kesatuan kita, harus segera dilarang. Sebab ini, walaupun tidak mengajarkan teroris tapi nanti, satu langkah lagi sudah jadi teroris.
Contoh, di Cirebon (selatan), (teroris) ngebom masjid polisi kota Cirebon. (orang) sedang shalat Jum'at "Allahu Akbar", bom meledak, sampai Kapolresnya luka-luka dan masuk rumah sakit. Itu alumni pesantren Wahhabi, nomor dua namanya Syarifuddin, termasuk yang mengebom hotel rich hilton di Jakarta, itu keluaran pesantren As-Sunnah (Wahhabi).
Satu lagi, Ahmad Yusuf, ngebom Gereja Betle Solo. itu pesantren As-Sunnah (Wahhabi). Jadi, pesantren-pesantren Wahabi ini, walaupun tidak mengajarkan teror, tapi muridnya satu langkah lagi suah jadi Teroris.", jelas Kiai Said.
red. Ibnu L' Rabassa
https://youtu.be/5PnkVRuJkkA
Selain menjabarkan tentang Wahhabi serta aktifitas mereka di Indonesia, termasuk didunia online, Kiai Said juga menyinggung mengenai keberadaan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Menurut Kiai Said, cara berfikir kelompok HTI blunder serta sulit mikir.
"Saya usulkan kepada pemerintah, segera saja, itu (situs Wahhabi) harus segera dilarang, ditutup. Saya mendukung BNPT itu. Apalagi HTI, Hizbut Tahrir Indonesia, mereka menganggap bahwa sistem negara secara Indonesia, negara kebangsaan, thoghut sebab negara itu harus dipimpin oleh khalifah. Kalau sekarang bukan khalifah, nama negara tersebut (adalah) thoghut. Eh, ngomong negara thoghut tapi duite gelem (uangnya mau). Duitnya yang tanda tangan siapa iku? uang yang tanda tangan siapa?, pemerintah. STNK? BPKB? surat-surat negara, sertifikat rumah? yang tanda tangan siapa? negara pemerintah. Kok gelem (mau), katanya thoghut?. Surat nikah? yang tanda tangan KUA. KAU pemerintah thoghut, lah kok mau?.
Ini mereka blunder. Mereka berfikirnya sudah sulit. Mereka menganggap pemerintah ini thoghut tapi uangnya dianggap sah, suratnya dianggap sah, sertifikatnya dianggap sah. Mereka luar biasa(?!). ", kata Kiai Said.
Kiai Said, juga meminta pemerintah melarang organisasi tersebut. Sebab, walaupun tidak mengajarkan terorisme, tetapi selangkah lagi, pengikut-pengikutnya menjadi teroris.
"Saya minta kepada pemerintah, berkali-kali saya minta kepada presiden yang lalu, sekarang pun akan kita sampaikan lagi, organisasi-orgtianisasi yang akan menggrogoti nasionalisme kita, negara kesatuan kita, harus segera dilarang. Sebab ini, walaupun tidak mengajarkan teroris tapi nanti, satu langkah lagi sudah jadi teroris.
Contoh, di Cirebon (selatan), (teroris) ngebom masjid polisi kota Cirebon. (orang) sedang shalat Jum'at "Allahu Akbar", bom meledak, sampai Kapolresnya luka-luka dan masuk rumah sakit. Itu alumni pesantren Wahhabi, nomor dua namanya Syarifuddin, termasuk yang mengebom hotel rich hilton di Jakarta, itu keluaran pesantren As-Sunnah (Wahhabi).
Satu lagi, Ahmad Yusuf, ngebom Gereja Betle Solo. itu pesantren As-Sunnah (Wahhabi). Jadi, pesantren-pesantren Wahabi ini, walaupun tidak mengajarkan teror, tapi muridnya satu langkah lagi suah jadi Teroris.", jelas Kiai Said.
red. Ibnu L' Rabassa
https://youtu.be/5PnkVRuJkkA