Muslimedianews.com ~ Rais Am PBNU KH A Mustofa Bisri memandang, Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim lebih banyak menampakkan hal-hal yang memprihatinkan daripada hal-hal yang membahagiakan.
“Ini tidak lepas dari tanggung jawab kita sebagai mayoritas. Kok ada Islam mayoritas tidak mewarnai. Ini agak aneh, sebab semua yang mayoritas itu biasanya mendominasi,” tuturnya saat mengisi tausiah dalam acara Pengajian Pitulasan Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, Kudus, Jawa Tengah, Ahad (12/07) malam, usai tadarus al-Qur’an di tempat yang sama.
Kiai yang akrab Gus Mus itu mengiaskan, minuman di gelas bisa berwarna hitam karena didominasi kopi. Airnya tidak kelihatan karena mayoritasnya adalah kopi. Minuman bisa manis karena banyak gulanya. “Indonesia yang mayoritas Islam, seharusnya yang dominan adalah keislaman. Ini logis apa tidak?” tanya Gus Mus.
Pengasuh pondok pesantren Raudlatut Thalibin Rembang itu mencontohkan, saat ini orang berangkat haji semakin banyak, bahkan rela antre sampai 20 tahun, tetapi yang ditangkap kasus korupsi juga kebanyakan orang-orang Islam. Jadi, menurutnya, berita-berita meresahkan justru banyak dari orang Islam.
Lebih lanjut Gus Mus juga menjelaskan makna tadarus Al-Qur’an seharusnya mempelajari al-Qur’an. Kebanyakan mempelajari Al-Qur’an, hanya saja dari segi bacaan. “Apa ya pantas orang Islam memperlakukan al-Qur’an pada bulan Ramadhan saja. Kalau cara Cak Lontong; mikir...!” sambil mengarahkan telunjuk ke arah keningnya sendiri sebagaimana menirukan gaya Cak Lontong.
“Yang perlu ditingkatkan yakni mempelajari al-Qur’an sampai al-Qur’an menjadi budaya perilaku,” tegas Gus Mus. (M Zidni Nafi’/Mahbib)
sumber nu.or.id
“Ini tidak lepas dari tanggung jawab kita sebagai mayoritas. Kok ada Islam mayoritas tidak mewarnai. Ini agak aneh, sebab semua yang mayoritas itu biasanya mendominasi,” tuturnya saat mengisi tausiah dalam acara Pengajian Pitulasan Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, Kudus, Jawa Tengah, Ahad (12/07) malam, usai tadarus al-Qur’an di tempat yang sama.
Kiai yang akrab Gus Mus itu mengiaskan, minuman di gelas bisa berwarna hitam karena didominasi kopi. Airnya tidak kelihatan karena mayoritasnya adalah kopi. Minuman bisa manis karena banyak gulanya. “Indonesia yang mayoritas Islam, seharusnya yang dominan adalah keislaman. Ini logis apa tidak?” tanya Gus Mus.
Pengasuh pondok pesantren Raudlatut Thalibin Rembang itu mencontohkan, saat ini orang berangkat haji semakin banyak, bahkan rela antre sampai 20 tahun, tetapi yang ditangkap kasus korupsi juga kebanyakan orang-orang Islam. Jadi, menurutnya, berita-berita meresahkan justru banyak dari orang Islam.
Lebih lanjut Gus Mus juga menjelaskan makna tadarus Al-Qur’an seharusnya mempelajari al-Qur’an. Kebanyakan mempelajari Al-Qur’an, hanya saja dari segi bacaan. “Apa ya pantas orang Islam memperlakukan al-Qur’an pada bulan Ramadhan saja. Kalau cara Cak Lontong; mikir...!” sambil mengarahkan telunjuk ke arah keningnya sendiri sebagaimana menirukan gaya Cak Lontong.
“Yang perlu ditingkatkan yakni mempelajari al-Qur’an sampai al-Qur’an menjadi budaya perilaku,” tegas Gus Mus. (M Zidni Nafi’/Mahbib)
sumber nu.or.id