Muslimedianews.com ~ Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid dalam kunjungannya ke Korea Selatan menyempatkan diri mengikuti khataman Al-Quran bersama TKI di sebuah masjid sederhana di Incheon, Seoul, Korea Selatan.
Dari kunjungannya itu, Nusron merasakan meski termasuk kaum minoritas, bukan berarti tak ada tempat ibadah untuk para TKI muslim yang ada di Incheon. Mereka tetap bisa melepas dahaga ibadah dengan pergi ke Masjid Al Mujahidin, mesjid sederhana berdinding putih di lantai 2 sebuah bangunan di kawasan kota pelabuhan Incheon.
"Alhamdulillah, meski termasuk kaum minoritas, bukan berarti tak ada tempat ibadah untuk para TKI muslim yang ada di Incheon," kata Nusron dalam siaran pers BNP2TKI, Rabu (15/7/2015).
Ketua Pengurus Masjid Al Mujahidin Agus Kholidin mengatakan imam masjid yang memimpin solat berjamaah didatangkan langsung dari Indonesia. Selain ibadah wajib, masjid ini juga kerap menjadi ajang kumpul-kumpul TKI di sekitar wilayah Incheon. TKI yang mampir ke sana hanya mereka yang bekerja di sektor perikanan.
"Sholat Jumat juga biasa digelar di sini. Kalau mau ibadah , kita izin ke bos. Biasanya diizinin kok, asal kitanya mau minta waktu atau tidak," kata Agus seusai Sholat Ashar berjamaah, di Namdong, Incheon, Korea Selatan, Rabu (15/7/2015).
Kedatangan Nusron didampingi Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI Hariyadi Agah dan sejumlah staf KBRI dan BNP2TKI di Korea Selatan.
Usul Nusron tersebut disambut baik oleh TKI yang saat itu hadir. Di pojok masjid di dekat pintu keluar, terlihat berbagai macam produk perikanan, salah satunya bakso ikan.
Keuntungan penjualan produk titipan tersebut untuk menambah kas masjid. Sholat Ashar berjamaah sore ini diikuti puluhan TKI. Usai solat, mereka juga sempat berdoa dan mengaji serta khataman Al-Qur'an bersama dengan Nusron beserta rombongan dari BNP2TKI.
"Alhamdulillah, kita hari ini khataman untuk yang kedua kali di Bulan Suci ini. Taraweh juga full. Meski tidak di kampung kita harus tetep ibadah," ujar Agus.
Para TKI dalam audiensi dengan Nusron juga menyampaikan berbagai masalah mafia TKI sebelum berangkat ke Korsel yang dilakukan oknum Lembaga Pendidikan dan Kursus Bahasa Korea.
"Mereka menjanjikan lulus dan minta imbalan sekitar 40 juta. Tolong Kang Nusron benahi," ujar Ade Fahrudin asal Majalengka Jabar yang juga menjadi korban pemerasan oknum LPK.
Terhadap aduan itu, Nusron akan mengusut dan mem-blacklist peserta dari LPK tersebut. "Saya pastikan pelaksanaan ujian tahun ini clean dan transaparan. Tidak ada joki dan sangat ketat sekali. Check sendiri ke teman-teman," tegasnya.
Kepada mereka, Nusron juga mengusulkan agar membuat sebuah koperasi masjid. Tujuannya agar lebih sistematis dan uang bisa berputar di mana keuntungannya kembali ke mereka.
"Diatur ya dari sekarang, didata siapa saja TKI yang sering ibadah di sini," ungkapnya. "Misalnya saja soal transfer uang ke Indonesia. Biasanya kan melalui agen, agen itu mengambil keuntungan dari selisih penukaran kurs mata uang, daripada untuk agen kan keuntungan lebih baik untuk kita lagi," lanjutnya.
sumber bisnis
Dari kunjungannya itu, Nusron merasakan meski termasuk kaum minoritas, bukan berarti tak ada tempat ibadah untuk para TKI muslim yang ada di Incheon. Mereka tetap bisa melepas dahaga ibadah dengan pergi ke Masjid Al Mujahidin, mesjid sederhana berdinding putih di lantai 2 sebuah bangunan di kawasan kota pelabuhan Incheon.
"Alhamdulillah, meski termasuk kaum minoritas, bukan berarti tak ada tempat ibadah untuk para TKI muslim yang ada di Incheon," kata Nusron dalam siaran pers BNP2TKI, Rabu (15/7/2015).
Ketua Pengurus Masjid Al Mujahidin Agus Kholidin mengatakan imam masjid yang memimpin solat berjamaah didatangkan langsung dari Indonesia. Selain ibadah wajib, masjid ini juga kerap menjadi ajang kumpul-kumpul TKI di sekitar wilayah Incheon. TKI yang mampir ke sana hanya mereka yang bekerja di sektor perikanan.
"Sholat Jumat juga biasa digelar di sini. Kalau mau ibadah , kita izin ke bos. Biasanya diizinin kok, asal kitanya mau minta waktu atau tidak," kata Agus seusai Sholat Ashar berjamaah, di Namdong, Incheon, Korea Selatan, Rabu (15/7/2015).
Kedatangan Nusron didampingi Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI Hariyadi Agah dan sejumlah staf KBRI dan BNP2TKI di Korea Selatan.
Usul Nusron tersebut disambut baik oleh TKI yang saat itu hadir. Di pojok masjid di dekat pintu keluar, terlihat berbagai macam produk perikanan, salah satunya bakso ikan.
Keuntungan penjualan produk titipan tersebut untuk menambah kas masjid. Sholat Ashar berjamaah sore ini diikuti puluhan TKI. Usai solat, mereka juga sempat berdoa dan mengaji serta khataman Al-Qur'an bersama dengan Nusron beserta rombongan dari BNP2TKI.
"Alhamdulillah, kita hari ini khataman untuk yang kedua kali di Bulan Suci ini. Taraweh juga full. Meski tidak di kampung kita harus tetep ibadah," ujar Agus.
Para TKI dalam audiensi dengan Nusron juga menyampaikan berbagai masalah mafia TKI sebelum berangkat ke Korsel yang dilakukan oknum Lembaga Pendidikan dan Kursus Bahasa Korea.
"Mereka menjanjikan lulus dan minta imbalan sekitar 40 juta. Tolong Kang Nusron benahi," ujar Ade Fahrudin asal Majalengka Jabar yang juga menjadi korban pemerasan oknum LPK.
Terhadap aduan itu, Nusron akan mengusut dan mem-blacklist peserta dari LPK tersebut. "Saya pastikan pelaksanaan ujian tahun ini clean dan transaparan. Tidak ada joki dan sangat ketat sekali. Check sendiri ke teman-teman," tegasnya.
Kepada mereka, Nusron juga mengusulkan agar membuat sebuah koperasi masjid. Tujuannya agar lebih sistematis dan uang bisa berputar di mana keuntungannya kembali ke mereka.
"Diatur ya dari sekarang, didata siapa saja TKI yang sering ibadah di sini," ungkapnya. "Misalnya saja soal transfer uang ke Indonesia. Biasanya kan melalui agen, agen itu mengambil keuntungan dari selisih penukaran kurs mata uang, daripada untuk agen kan keuntungan lebih baik untuk kita lagi," lanjutnya.
sumber bisnis