Muslimedianews.com ~ Video berdurasi 7 menit 41 detik ini mengisahkan dua anak Yatim yang tinggal di sebuah Asrama. Yang satunya Buta (Fizi) dan yang satunya Bisu (Ahmad).
Suatu hari menjelang hari raya (H-1), anak-anak di Asrama pulang ke rumah mereka masing-masing untuk merayakan Idul Fithri bersama keluarga, kecuali si Buta dan si Bisu tetap di Asrama karena tidak memiliki keluarga.
Malam hari raya, keduanya pun tidur berdua di Asmara. Ahmad tak bisa tidur karena merindukan ibunya. "Ibu, aku merindukanmu Ibu...", ucap Ahmad dengan suara bisunya.
Fizi yang terbangun dari tidurnya mengajak Ahmad untuk pergi ke rumah ibunya. "Ayo.. kita pergi ke rumah ibumu", kata Fizi kepada Ahmad.
"Bagaimana kita akan menuju ke sana?", tanya Ahmad.
Singkat cerita, kedua pergi dari Asrama. Tak lupa menuliskan sebuah pesan untuk pengasuh Asrama yang diletakkan diatas tempat tidurnya.
Di stasiun kereta, keduanya tidak mendapati tiket. Pada akhirnya keduanya menaiki mobil barang secara diam-diam. Ditengah perjalanan, sang sopir mobil barang itu mendengar suatu kegaduhan didalam box-nya. Ia pun berhenti dan mengeceknya, maka didapatilah dua anak Yatim.
Semula sang sopir sempat marah. "Apa yang kamu dilakukan disini, keluar cepat", ucap sang sopir.
Fizi yang buta pun berkata: "Kami anak yatim, kami ingin menumpang ke kampung". Mendengar ucapan itu, luluh lah hati sang sopir. Keduanya pun diminta duduk di depan dan di antara ke tempat tujuan keduanya.
Pagi-pagi sekali, keduanya pun sampai di tempat tujuan, namun bukan rumah Ahmad, melainkan masjid. Sedangkan sang sopir yang mengatarkan keduanya memperhatikan sekeliling tempat itu. "Mana ada rumah disini" ucapnya.
Ahmad dan Fizi mandi di masjid itu dan mengenakan pakaian bersih mereka. Sementara di Asrama, pengasuhnya mencari mereka dan menemukan kertas berisi pesan dari keduanya.
Ahmad menuntut Fizi yang buta ke pemakaman, kemudian tibalah di sebuah kuburan. Ternyata itu adalah kuburan dari ibu Ahmad.
Ahmad memegang tangan Fizi dan meletakkannya diatas batu nisan ibunya, kemudian berkata "Ibuku adalah ibumu juga". Maka berdo'alah keduanya...
Suatu hari menjelang hari raya (H-1), anak-anak di Asrama pulang ke rumah mereka masing-masing untuk merayakan Idul Fithri bersama keluarga, kecuali si Buta dan si Bisu tetap di Asrama karena tidak memiliki keluarga.
Malam hari raya, keduanya pun tidur berdua di Asmara. Ahmad tak bisa tidur karena merindukan ibunya. "Ibu, aku merindukanmu Ibu...", ucap Ahmad dengan suara bisunya.
Fizi yang terbangun dari tidurnya mengajak Ahmad untuk pergi ke rumah ibunya. "Ayo.. kita pergi ke rumah ibumu", kata Fizi kepada Ahmad.
"Bagaimana kita akan menuju ke sana?", tanya Ahmad.
Singkat cerita, kedua pergi dari Asrama. Tak lupa menuliskan sebuah pesan untuk pengasuh Asrama yang diletakkan diatas tempat tidurnya.
Di stasiun kereta, keduanya tidak mendapati tiket. Pada akhirnya keduanya menaiki mobil barang secara diam-diam. Ditengah perjalanan, sang sopir mobil barang itu mendengar suatu kegaduhan didalam box-nya. Ia pun berhenti dan mengeceknya, maka didapatilah dua anak Yatim.
Semula sang sopir sempat marah. "Apa yang kamu dilakukan disini, keluar cepat", ucap sang sopir.
Fizi yang buta pun berkata: "Kami anak yatim, kami ingin menumpang ke kampung". Mendengar ucapan itu, luluh lah hati sang sopir. Keduanya pun diminta duduk di depan dan di antara ke tempat tujuan keduanya.
Pagi-pagi sekali, keduanya pun sampai di tempat tujuan, namun bukan rumah Ahmad, melainkan masjid. Sedangkan sang sopir yang mengatarkan keduanya memperhatikan sekeliling tempat itu. "Mana ada rumah disini" ucapnya.
Ahmad dan Fizi mandi di masjid itu dan mengenakan pakaian bersih mereka. Sementara di Asrama, pengasuhnya mencari mereka dan menemukan kertas berisi pesan dari keduanya.
Ahmad menuntut Fizi yang buta ke pemakaman, kemudian tibalah di sebuah kuburan. Ternyata itu adalah kuburan dari ibu Ahmad.
Ahmad memegang tangan Fizi dan meletakkannya diatas batu nisan ibunya, kemudian berkata "Ibuku adalah ibumu juga". Maka berdo'alah keduanya...