Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981

Menyikapi Tulisan Ust. Idrus Ramli tentang KH. Said Aqil Siraj

$
0
0
Muslimedianews.com ~  Saya bukan siapa-siapa di NU, bukan anggota pengurus resmi, bukan ustadz, bukan juga pahlawan kesiangan atau analisis ulung seperti Burhanudin Muhtadi. Saya hanya orang biasa awam yang berusaha mencoba menyikapi segala pertikaian dengan tenang. Saya hanyalah setitik batu krikil hitam kelam di malam bulan purnama yang menginginan terciptanya kedamaian keguyupan dan kerukunan diantara umat islam wabil khusus diantara orang- sesama awam saya.

Saya hanya ingin urun masukan mengenai konflik yang terjadi diantara NU, wabil khusus antara ust IR dengan pak SAS. Tentunya urun masukan ini sangatlah tidak berharga sama sekali di kalangan pendekar-pendekar NU, namun setidaknya darisini saya berharap ada sedikit (saja) kebaikan dan nilai positif yang diperoleh, baik bagi saya sendiri atau teman-teman yang saya cintai. Saya siap dinasehati dan menerima dengan lapang dada bila ada kesalahan dan pelajaran berharga.

Saya sangat memahami kegeraman gus IR atas tingkah laku pak SAS mengenai dukungan beliau terhadap Syiah (mendukung bukan berarti beliau Syiah), SAYAPUN SEFIHAK DENGAN BELIAU. Di sisi lain saya menyayangkan cara gus IR mengkritik beliau pada 2 tulisan beliau akhir-akhir ini (yag to be continued).

Mengacu pada kaedah fikih "Mengambil dhoror yang paling ringan", pertimbangannya begini: Jika umat NU tidak diingatkan, mereka akan banyak tersusupi pemikiran pak said aqil yang mendukung Syiah, ini bahaya pertama. Adapun bahaya kedua: cara mengingatkan gus idrus di FB dengan menggunakan cara-cara yang -menurut saya- kurang arif dan kurang tepat pemilihan kata-katanya yang bisa jadi ditiru umat beliau.

Madhorot yang kedua rincinya begini:

1. "SAS mengajak warga nahdliyyin yang menerima buku tersebut secara gratis untuk menjadi liberal dan murtad bersama-sama" penyebabnya adalah penafsiran sefihak kata yaa ayyuhalladziina aamanu.

Saya rasa, penilaian gus IR ini masih prematur dimana beliau menyimpulkan dengan cara 'laazimul qoul' seperti manhaj penyampaian berita yang dipakai pada beberapa media. Untuk mengetahui hakekat maksud perkataan perlu di klarifikasi lagi, setidaknya kepada sang editor pak AB, barangkali ke pak SAS nya langsung sudah pernah. Sesuatu yang tidak masuk di akal polos saya bahwa pemimpin tertinggi NU menyerukan umatnya untuk murtad dan liberal.

Begitu juga, pada foto yang di upload saya peroleh, "Informasi yang di dapat dari rekaman ceramah atau buku yang ditulis, tidak masuk dalam konteks tabayyun".

Saya memilki wacana yang berbeda, bahwa sebuah ceramah harus tetap ditabayyun. Buktinya: Ceramah Nabi Saw yang tidak ditabayyun oleh para sahabat tentang shalat Asar di Bani Quroidzoh difahami berbeda. Begitu juga, Al Quran sendiri juga tertulis, namun tetap terjadi beda pandang para ulama dalam menafsirkan. Dalam hal ini harus tetap tabayyun sebagaimana seorang yang mengaku murtad tidak bisa seorang hakim langsung membunuhnya, harus tabayyun dulu. Perbedaan pandang ini sudah menjadi sunnatullah. Mohon niatan baik saya untuk mengajak budaya baik tabayyun ini tidak dijadikan bahan mengejek saya untuk tabayyun dengan makna lebih luas seperti: tabayyun ke Obama, tabayyun ke Basyar asad atau hal-hal lain. (Syukron)

2. Pada paragraf terakhir, ada 2 kiai yang menghukumi gus said telah murtad gara-garanya baca buku beliau beberapa halaman. Permasalahannya: Semudah itukah memvonis? Apakah orang awam -seperti saya- bisa dijamin dapat menjaga ucapan mereka untuk tidak ikut-ikutan memurtadkan pak SAS? Atau malah jadi buah bibir, "SAS murtad" yang diucapkan dengan mudah di status-status mereka? melihat gus IR disini adalah pemimpin umat?

Bukannya lebih baik, bila vonis murtad ini dibicarakan saja dengan para kiayi internal berpengaruh, wabilkhusus ahlul ahwa yang memenangkan beliau? Bisa juga gus IR sodorkan buku tersebut ke para kiyai khos dan nanti hasilnya bagaimana supaya beliau-beliau yang turun tangan. Dengan menyebar luaskannya di FB, orang awam akan terfitnah dan akan banyak menanggapinya berdasarkan cara fikir masing-masing yang dikhawatirkan malah membuat perpecahan dan saling caci dan memurtadkan dengan mudahnya.

***Kesimpulan tulisan saya adalah beberapa pertanyaan yang saya mohonkan jawaban dari para ustadz-ustadz besar BUKAN PENYALAHAN, MEMVONIS, MENUDUH DKK:

1. Mana yang lebih besar madhorotnya, umat terpengaruh ajaran toleran Syiah yang dimotori pak SAS ATAU umat ikut-ikutan memurtadkan beliau? (tidak perlu disertakan hadits orang yang gampang mengkafirkan)

2. Saya berpandangan (kemungkinan besar salah) bahwa penyimpulan gus IR mengenai ajakan pak SAS agar umat NU menjadi liberal dan murtad bersama-sama ini adalah sebuah DZON. Wa innadz dzonna laa yughnii minal haqqi syaia. (silahkan dibuka lagi pembahasan DZON dalam Al Quran dan hadits) Sehingga hendaklah ditahan dulu sebelum melebar dan semakin membara.

3. Apakah dengan menulis artikel yang isinya menyelamatkan umat dari ideologi pak SAS (wa qiila: menyudutkan pak SAS) dapat menyelesaikan konflik NU yang ada secara efektif? atau YANG LEBIH EFEKTIF dengan duduk bersama dengan kiyai-kiyai khos Ahlul Ahwa, rois amm dengan membeberkan bahaya pak SAS supaya bisa ditindaklanjuti oleh beliau-beliau, kalau perlu dicopot sekalian?

4. Bukankah kemaslahatan dan mencegah terjadinya bahaya yang lebih besar itu lebih diutamakan?

Demikian unek-unek saya, mohon difahami dengan baik dengan pemahaman yang jernih, jauh dari kebencian dan marah-marah. Segala masukan dan kritikan sangatlah bermanfaat dan dinanti-nanti.

Wassalam
Salam persaudaraan, cinta & damai
Mochamad Ihsan Ufiq
Doha, 11 Agustus 2015

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>