Muslimedianews.com ~ Beberapa hari terakhir ini, Aswaja penggiat dunia online digelitik dengan artikel kritikan dengan Ust. Muhammad Idrus Ramli terhadap KH. Said Aqil Siraj yang dipublisikan dalam rentan waktu yang sangat dekat dengan berakhirnya kegiatan Muktamar NU-33 di Jombang.
Hal tersebut mendapat beragama respon, ada yang mendukung langkah Ust. Idrus Ramli, dan ada yang menyayangkan adanya kritikan tersebut. Salah satu tulisan di media Islam Aswaja MuslimediaNews turut mempertanyakan munculnya tulisan tersebut.
Baca: Ada Apa Dengan Ust. Idrus Ramli? Bukankah Sudah Dialog Terbuka dengan Kiai Said?
Berkaitan dengan hal diatas, Ust. Muhammad Idrus Ramli menghubungi pihak media Islam Aswaja dan mempertanyakan tentang dihubung-hubungkannya dirinya dengan Ust. Luthfi Bashori. "Saya kok dihubung-hubungan dengan Kiai Luthfi Bashori? Saya jarang sekali bertemu beliau. Mungkin bisa dihitung jari. Saya juga pernah bertemu Ulil, Said Aqil Siraj, dan kyai-kyai lain. Apa tujuannya saya dihubungkan dengan Kiai Luthfi Bashori?".
Dalam kontak antara Ust. Idrus Ramli dengan pihak MMN, Ust. Idrus Ramli pun menjelaskan kronologi kritikan dirinya terhadap KH. Said Aqil Siraj yang kembali dimunculkan akhir-akhir ini, dimana tahun 2010 lalu pernah duduk bersama dalam sebuah forum dialog tabayyun. Berikut penjelasan Ust. Idrus Ramli:
***
Tahun 2010 saya dan Gus Aab dialog terbuka dengan SAS di Sidoarjo. Pada saat itu SAS mengaku bersalah dalam bukunya. Saya pikir dengan pengakuan tersebut, SAS tidak akan menerbitkan lagi bukunya atau melakukan revisi.***
Ternyata buku tersebut diterbitkan lagi tahun 2012 secara resmi oleh LTN PBNU. Akhir Mei (2015) kemarin saya ditelepon oleh KH Ahmad Baghawi, Rais Syuriyah PCNU Nganjuk, mengeluhkan buku tersebut yang dibagikan ke cabang-cabang secara gratis. Beliau merasa prihatin dengan isinya yang sesat, liberal dan kufur.
Akhirnya beliau saya sarankan agar lapor ke KH Miftahul Akhyar, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur. Ternyata tidak ada tanggapan dari KH Miftahul Akhyar.
Akhirnya beliau menemui saya ketika saya acara di Jombang tanggal 7 Juni (2015), dan memberikan kopiannya kepada saya. Kiai Baghawi cerita sempat lapor ke Gus Ali Tulangan, juga tidak ada respon.
Akhirnya karena waktu itu menjelang muktamar, beberapa teman menghalangi saya untuk memberikan tanggapan terhadap bukunya SAS. Khawatir dianggap menjatuhkan.
Setelah muktamar saya tulis. Ini saya lakukan, karena tidak ada Kiai yang peduli.
Demikian penjelasan Ust. Muhammad Idrus Ramli yang disampaikan kepada pihak media Islam Aswaja MuslimediaNews. Pihak MMN juga mempertanyakan apakah hal tersebut juga ada kaitannya dengan rasa kurang puas terhadap hasil Muktamar NU ke-33, Ust. Idrus Ramli hanya mengatakan "Biarkan saja".
NU GARIS LURUS ?
Ust. Muhammad Idrus Ramli juga menginformasikan bahwa kelompok NU Garis Lurus dibuat oleh alumni Pesantren Sarang dari Jawa Tengah. "NU GL yang buat anak-anak Jawa Tengah, alumni Sarang", kata Ust. Idrus Ramli.
Dalam kesempatan lain Ust. Idrus Ramli mengaku pernah bertemu dengan salah satu kru NU GL di Jombang bersama dengan Gus Masrur Rhabitullah.
***
Pihak MMN memohon izin kepada Ust. Idrus Ramli untuk memuat percakapan tersebut sebagai bentuk klarifikasi. Dalam hal ini Ust. Idrus Ramli mengatakan "Boleh, bagus!".