Muslimedianews.com ~ Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) menggandeng Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) untuk memberikan pemahaman dan pencegahan paham ektremisme di kalangan pelajar Islam se-Jabodetabek.
"Pelajar perlu pemahaman pencegahan paham ISIS (Negara Islam Suriah dan Irak) dan ideologi transnasional lainnya karena para teroris sudah melirik kalangan pelajar untuk dijadikan 'pengantin'. Terutama kalangan Rohis dan LDK sekolah negeri," kata Ketua Umum PP IPNU Khairul Anam Harisah.
Ia mengatakan hal itu saat memberikan kata sambutan pada “Workshop dan Komitmen Bersama Pencegahan Paham ISIS di kalangan pelajar Islam se-Jabodetabek antara PP IPNU dengan BNPT” di Jakarta Selatan, Rabu (12/8).
Dalam acara bertema “Pelajar Damai Cinta Indonesia” itu, Anam mengatakan pelajar sebagai generasi penerus bangsa perlu menanamkan dalam dirinya cinta tanah air. Selain itu, lanjutnya, mengetahui sejarah kemerdekaan dan masuknya Islam ke Indonesia tidak kalah penting, agar tidak mudah terpengaruh dengan paham ISIS.
"Jangan lupa penyebaran Islam di Indonesia itu tanpa pertumpahan darah dan tanpa peperangan. Hari ini masak kita mau disuruh perang dengan saudara sesama muslim, untung saja yang jadi nabi bukan orang ISIS pasti kita masih dalam kegelapan," imbuh Anam semangat.
Ia menambahkan agar pelajar bersyukur ada di Indonesia karena ulamanya moderat dan berhasil merumuskan hubungan negara dengan agama melalui ideologi bangsa yakni Pancasila. Sementara, lanjutnya, di Timur Tengah ada ribuan ulama, tiap bulan ratusan kitab diterbitkan, tapi karena tidak punya nasionalisme yang kuat, muncullah gerakan Negara Islam Suriah dan Irak seperti sekarang.
"Mari kita sebagai generasi penerus bangsa dan agama menjadikan Islam rahmatan lil alamin bukan Islam yang marah, apalagi Islam yang tidak toleran. Jika ada yang mengajak bergabung dengan ISIS tolak dan segera lapor ke pihak berwenang," tegasnya.
Dalam workshop ini hadir sebagai pembicara Deputi I BNPT Agus Surya Bakti, Perwakilan Kemenag Hilmi Muhammadiyah, KPAI Asrorun Niam dan Akademisi UIN Syarif Hidayatullah Ciputat Prof. Dr. Bambang Pranowo.
PP IPNU dengan BNPT rencananya akan melakukan roadshow pencegahan ISIS di 7 wilayah yang masih dianggap subur gerakan radikal seperti Cirebon, Solo, Lamongan, Mataram, Banjarmasin dan Makassar. PP IPNU dalam kesempatan yang sama akan mendeklarasikan gerakan Pelajar Islam Nusantara (Pintar) di 7 wilayah tersebut. (Red: Mahbib)
sumber nu.or.id
"Pelajar perlu pemahaman pencegahan paham ISIS (Negara Islam Suriah dan Irak) dan ideologi transnasional lainnya karena para teroris sudah melirik kalangan pelajar untuk dijadikan 'pengantin'. Terutama kalangan Rohis dan LDK sekolah negeri," kata Ketua Umum PP IPNU Khairul Anam Harisah.
Ia mengatakan hal itu saat memberikan kata sambutan pada “Workshop dan Komitmen Bersama Pencegahan Paham ISIS di kalangan pelajar Islam se-Jabodetabek antara PP IPNU dengan BNPT” di Jakarta Selatan, Rabu (12/8).
Dalam acara bertema “Pelajar Damai Cinta Indonesia” itu, Anam mengatakan pelajar sebagai generasi penerus bangsa perlu menanamkan dalam dirinya cinta tanah air. Selain itu, lanjutnya, mengetahui sejarah kemerdekaan dan masuknya Islam ke Indonesia tidak kalah penting, agar tidak mudah terpengaruh dengan paham ISIS.
"Jangan lupa penyebaran Islam di Indonesia itu tanpa pertumpahan darah dan tanpa peperangan. Hari ini masak kita mau disuruh perang dengan saudara sesama muslim, untung saja yang jadi nabi bukan orang ISIS pasti kita masih dalam kegelapan," imbuh Anam semangat.
Ia menambahkan agar pelajar bersyukur ada di Indonesia karena ulamanya moderat dan berhasil merumuskan hubungan negara dengan agama melalui ideologi bangsa yakni Pancasila. Sementara, lanjutnya, di Timur Tengah ada ribuan ulama, tiap bulan ratusan kitab diterbitkan, tapi karena tidak punya nasionalisme yang kuat, muncullah gerakan Negara Islam Suriah dan Irak seperti sekarang.
"Mari kita sebagai generasi penerus bangsa dan agama menjadikan Islam rahmatan lil alamin bukan Islam yang marah, apalagi Islam yang tidak toleran. Jika ada yang mengajak bergabung dengan ISIS tolak dan segera lapor ke pihak berwenang," tegasnya.
Dalam workshop ini hadir sebagai pembicara Deputi I BNPT Agus Surya Bakti, Perwakilan Kemenag Hilmi Muhammadiyah, KPAI Asrorun Niam dan Akademisi UIN Syarif Hidayatullah Ciputat Prof. Dr. Bambang Pranowo.
PP IPNU dengan BNPT rencananya akan melakukan roadshow pencegahan ISIS di 7 wilayah yang masih dianggap subur gerakan radikal seperti Cirebon, Solo, Lamongan, Mataram, Banjarmasin dan Makassar. PP IPNU dalam kesempatan yang sama akan mendeklarasikan gerakan Pelajar Islam Nusantara (Pintar) di 7 wilayah tersebut. (Red: Mahbib)
sumber nu.or.id