Muslimedianews.com ~ Nama Permadi Arya alias Ustadz Abu Janda Al-Boliwudi bukan nama yang asing bagi orang-orang yang berkecipung didunia internet atau jejaring sosial, khususnya yang terkait dengan dunia keislaman. Fans-nya disosial media mencapai ribuan. Postingannya selalu banyak yang like dan memberikan komentar.
Difanpage yang beralamat di https://www.facebook.com/ustadabujanda, Permadi Arya mengingatkan umat Islam dari bahasa bahaya kelompok disebutnya sebagai pemilik IQ Jongkok, Sidrom 2D, dan Anti-NKRI. Mereka adalah kaum Wahhabi dan penyeru khilafah.
Belakangan fanpage Abu Janda Al-Boliwudi mulai menyerukan Islam Nusantara."Yang anti Islam Nusantara adalah antek penjajah Arab berkedok Islam", headline pada sampul fanpage Permadi Arya.
Keberadaan Abu Janda Al-Boliwudi disosial media melalui berbagai tulisannya selalu membuat geram kaum radikal dan fans-boy kaum radikal. Berbagai tuduhan diarahkan kepadanya, bahkan dianggap sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang) yang hendak ditangkap oleh kaum radikal, termasuk didalamnya orang-orang PKS didunia online.
Dalam salah satu situs simpatisan PKS, nasionaltimes.com, Permadi Arya disebut sebagai ustadz gadungan dan dianggap sebagai DPO, bahkana ada gambar yang berisi foto Permadi Arya dan lambang Polda Metro Jaya tetapi gambar tersebut hanya sekedar meme (gambar gertakan belaka).
Situs radikal juga pernah menganggap (menuduh) Permadi Arya telah melecehkan Islam karena aksi Permadi Arya dalam sebuah video yang memparodikan ancaman ISIS. Situs-situs kaum radikal pro ISIS tersebut, antara lain adalah Panji mas, Al-Hisbah dan sebagainya.
Permadi Arya, sempat beberapa kali absen disosial media karena akun facebooknya mendapat seorang dari kaum radikal yang disebutnya sebagai kebab, bahlul dan onta arab.
Untuk mengcounter beredarnya berbagai tuduhan yang dialamatkan kepadanya, Permadi Arya juga memberikan klarifikasi melalui fanpage. (25/8) Dalam klarifikasinya, Permadi menegaskan bahwa ia bukan keturunan China, bukan kafir, bukan orang-nya Ahok, melainkan 100 persen orang Islam pribumi.
Berikut teks klarifikasinya :
****
Ribuan orang telah memberikan like pada klarifikasi tersebut, dan ratusan orang turu membagikan dan memberikan komentarnya yang rata-rata mendukung aksi Permadi Arya melawan kaum radikal.
red. Ibnu Manshur
https://www.facebook.com/ustadabujanda/photos/a.1605016799741873.1073741828.1604935879749965/1638005336443019/?type=1&fref=nf
Belakangan fanpage Abu Janda Al-Boliwudi mulai menyerukan Islam Nusantara."Yang anti Islam Nusantara adalah antek penjajah Arab berkedok Islam", headline pada sampul fanpage Permadi Arya.
Keberadaan Abu Janda Al-Boliwudi disosial media melalui berbagai tulisannya selalu membuat geram kaum radikal dan fans-boy kaum radikal. Berbagai tuduhan diarahkan kepadanya, bahkan dianggap sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang) yang hendak ditangkap oleh kaum radikal, termasuk didalamnya orang-orang PKS didunia online.
Dalam salah satu situs simpatisan PKS, nasionaltimes.com, Permadi Arya disebut sebagai ustadz gadungan dan dianggap sebagai DPO, bahkana ada gambar yang berisi foto Permadi Arya dan lambang Polda Metro Jaya tetapi gambar tersebut hanya sekedar meme (gambar gertakan belaka).
meme buatan kaum radikal, memakai lambang metro jaya http://www.nasionaltimes.com/2015/07/21/dpo-permadi-arya-ustad-gadungan-jangan-jadikan-orang-bodoh-sebagai-rujukan/344.html |
situs kaum radikal http://panjimas.com/news/2014/12/30/sosok-permadi-arya-pengunggah-video-pelecehan-islam-penggemar-nazi-benci-muslim-palestina/ |
situs kaum radikal http://www.al-hisbah.com/2014/12/sosok-begundal-anti-islam-pengunggah.html |
Untuk mengcounter beredarnya berbagai tuduhan yang dialamatkan kepadanya, Permadi Arya juga memberikan klarifikasi melalui fanpage. (25/8) Dalam klarifikasinya, Permadi menegaskan bahwa ia bukan keturunan China, bukan kafir, bukan orang-nya Ahok, melainkan 100 persen orang Islam pribumi.
Berikut teks klarifikasinya :
****
SAYA BUKAN CINA. SAYA BUKAN KAFIR.
SAYA BUKAN ORANG-NYA AHOK.
SAYA 100% MUSLIM PRIBUMI.
Bagaimana cara mencegah khalayak umum untuk mengakses sebuah informasi pada era modern ini? cara pertama, adalah memblok informasi tersebut. Misal: beberapa negara memblokir media sosial seperti facebook, twitter, dll. dengan tujuan mencegah penyebaran informasi dalam rangka mengontrol opini masyarakat. Bukan cara yang bijak, karena metoda seperti itu dianggap sebagai pelanggaran freedom of speech (kebebasan berbicara) di era keterbukaan ini.
Masih ada satu cara lagi untuk mencegah publik mendapatkan informasi, yakni dengan cara mendiskreditkan / menjatuhkan reputasi dari sumber informasi tersebut, menciptakan STIGMA (kesan buruk) sehingga masyarakat dengan sendirinya tidak menggubris. Metode ini sangat efektif untuk mematikan sebuah informasi berguna menjadi tidak berguna, dan telah menjadi taktik yang paling sering digunakan sejak dunia masuk ke era informasi super cepat.
Aplikasinya begitu luas, dapat digunakan dalam berbagai situasi yang membutuhkan pembentukan opini, misal: perang & konflik kemanusiaan, menggiring opini yang salah jadi benar, yang benar jadi salah. Persaingan politik, pilpres kemarin adalah cerminan penggunaan taktik ini secara over (berlebihan) oleh sayap radikal partai Islam pendukung salah satu capres yang menebar berbagai stigma untuk menjatuhkan capres lawan.
Taktik inilah yang digunakan oleh gerakan Radikalisasi Islam yang diorkestrasi oleh negara Arab yang menabur Petro Dollar di tanah air untuk penyebaran paham radikal intoleran berkedok "pemurnian Islam". Berbagai stigma pun diciptakan.. LIBERAL, KOMUNIS, SEPILIS, SYIAH, dll , yang akan dianugerahkan kepada siapapun yang berbeda pendapat dengan para downline (kaki tangan) paham radikal ini.
Labelisasi negatif bahkan juga diberikan kepada Muslim yang berpikir kritis, juga digunakan untuk menjatuhkan reputasi Ulama-Ulama cerdas yang mencoba meluruskan Islam 'abal-abal' yang mereka sebarkan. Semua demi satu tujuan, yakni untuk mencegah terbitnya kesadaran berjama'ah terhadap wajah asli induk semang mereka, yakni: PENJAJAH ARAB BERKEDOK ISLAM.
Untuk ini, para agen Arabisasi Radikal berkedok Islam melakukan segala cara untuk MEMFITNAH siapa saja yang berseberangan dengan mereka untuk menjual BUALAN "Islam murni" didasarkan penafsiran asal-asalan terhadap ayat-ayat kitab suci, lalu mengarang cerita HOAX tentang kaum JIL (jaringan islam liberal) yang ingin mendangkalkan akidah.
SAYA LAHIR MUSLIM. DIBESARKAN MUSLIM.
& MASIH MUSLIM SAMPAI HARI INI.
Bersama ini saya sajikan pemberitaan yang berimbang (demi keadilan), sebagai kounter persepsi dari kampanye hitam terhadap saya selama ini..
FISKAL: Permadi Arya, Sang Resonan Islam Nusantara
http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-5/6156/permadi-arya,-sang-resonan-islam-nusantara,-dpo-nya-kaum-fundamentalis#.VdypvX3cC8A
KOMPAS: Ustad Abu Janda Hebohkan Dunia Maya
http://www.kompasiana.com/gedangkepok/ustad-abu-janda-di-pesantren-al-facebooki-hebohkan-dunia-maya_55ae444eb27a617e20df657e
"JIL" ITU CUMA STIGMA****
CIPTAAN KAUM RADIKAL
red. Ibnu Manshur
https://www.facebook.com/ustadabujanda/photos/a.1605016799741873.1073741828.1604935879749965/1638005336443019/?type=1&fref=nf