Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981

Kai Burhan, Pejuang Kemerdekaan Asal Balikpapan Kaltim

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Malam ini saya kedatangan seorang teman. Dia mengajak silaturrahim ke rumah seseorang yang hidupnya di bawah garis kemiskinan, namanya Kai Burhan (Kai itu bahasa Banjar yang artinya kakek), seorang duda yang pernah ikut berjuang melawan penjajah. "Mas, ayo antar saya ke rumah Kai Burhan. Saya ada sedikit rizki buat keluarganya," kata teman saya.

Tak lama kemudian kami langsung meluncur ke tempat tujuan. Sesampainya di rumah Kai Burhan di Gang Bhakti 2, Sumber Rejo, Balikpapan Tengah, kami dapati sebuah rumah kecil yang berukuran 3x4 meter dengan keadaan reot dan berantakan. Rumah itu pun bukan milik pribadi, melainkan hanya numpang di tempat orang lain, yaitu milik Nenek Nor Asikin seorang janda kelahiran tahun 1934 yang juga pernah ikut berjuang melawan penjajah sebagai juru masak para pejuang.

Kai Burhan nampak sedang mengipasi anaknya yang tidur. Saya lihat ada 2 orang wanita anaknya Kai Burhan yang semuanya cacat tubuh dan mental. Yang satu sudah tidur dikipasi Kai Burhan dan yang satunya belum tidur, cuma melongo dengan tatapan mata kosong.

Kami lalu mengobrol panjang lebar dengan beliau setelah teman saya mengutarakan maksud tujuan kedatangannya. Lalu Kai Burhan bertanya: "Mas, ada kenalan kolektor barang antik gak?"

"Maaf Kai, saya tak punya kenalan kolektor barang antik. Memangnya ada apa Kai?"  Tanyaku.

"Ini, saya mau jual kenangan yang saya miliki dari jaman perang dulu!" Jawab Kai Burhan.

Kai Burhan pun membuka lemari rusaknya, dan mengeluarkan sebuah pistol kuno. Kai Burhan ingin menjualnya demi untuk bertahan hidup menghidupi keluarganya. Karena selama ini tidak ada bantuan dari pemerintah yang dirasakan oleh keluarganya selain RASKIN.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Kai Burhan menceritakan perjuangan melawan penjajah tempo dulu, seakan matanya menerawang jauh saat terjadi peperangan di Kaltim, khususnya di Kutai Kartanegara di daerah Sanga-sanga dan Balikpapan. Dulu Balikpapan itu ikut Kabupaten Kutai Kartanegara sebelum berpisah dan jadi kota pemerintahan sendiri. “Kami perlahan dilupakan, padahal kami dulu sangat ingin kemerdekaan untuk anak cucu. Tapi meski begini, kami hanya ingin anak cucu meneruskan perjuangan kami,” kata Kai Burhan.

Masih terekam jelas di ingatan Kai Burhan saat disiksa dalam tahanan kayu yang berukuran 2x2 meter. Dalam ruang gelap dan bau itu, Kai Burhan dikurung bersama rekan lainnya yang berjumlah 10 orang. “Kebayang sempitnya tempat itu. Kalau mau pipis dan BAB ya di dalam situ saja. Kalau haus, mulut kami dikencingi,” tutur Kai Burhan berkaca-kaca, yang juga dibenarkan oleh Nenek Nor Asikin.

Kai Burhan dan Nenek Nor Asikin merasa sedih ketika di usia ke-70 kemerdekaan RI, para pejuang kemerdekaan, terutama dari Sanga-sanga, perlahan dilupakan oleh pemerintah. “Kalau Indonesia merdeka tahun 1945, waktu itu Sanga-sanga masih melakukan perlawanan pada Belanda. Jadi Sanga-sanga merdeka baru tahun 1947. Kami cuma perang dengan bambu runcing, jadi kalau ditembak, dor, kami mati!” kenangnya.

Tak terasa, air mata kami ikut menetes mendengar kisah dari 2 pejuang ini. Perjuangan mereka dan para pejuang lainnya demi kemerdekaan bangsa, tanpa mengharapkan pamrih dan tanda jasa. Mereka turut andil memberikan kemerdekaan kepada bangsa dan negara kita tercinta ini. Bagaimana dengan kita?

Penulis : Muhammad Asyiq Alwan
Sarkub Balikpapan via Padhang-Mbulan

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>