Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981

Akar Salah Paham Pengikut HT berasal dari 'Atha Abu Al Rasytah (Amir HT)

$
0
0
Muslimedianews.com ~ "Sungguh kami tengah berjuang, sedangkan mata kami melihat Khilafah dan hati kami berdebar-debar menyambutnya. Kami semua yakin Khilafah akan tegak kembali, sebab Rasulullah Saw telah memberitahu kami dan menyampaikan kabar gembira kepada kami tentang tegaknya Khilafah. Beliau bersabda, “Selanjutnya akan tegak kembali khilafah ‘ala minhajin nubuwah.” Semua itu adalah kenyataan yang mempertajam tekad, memperkuat kemauan dan menggembirakan hati.", demikian petikan ucapan motivasi dari Amir Hizbut Tahrir (HT) 'Atha bin Kholil Abu Al Rasytah seperti dimuat disitus resmi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada 3 Juni 2014. [1] Sebagian petikannya juga dapat dlihat pada gambar yang diupload difanpage situs al-Khilafah.org (5/6/2014). [2]

Dalam pernyataannya tersebut, Amir HT Atha' yang keberadaan dan sosoknya masih kontroversial itu begitu yakin akan tegaknya khilafah nubuwwah sebagaimana selama ini mereka perjuangkan bertahun-tahun sejak 1952 M. Keyakinannya itu disandarkan pada hadits Hudaifah Ibn al-Yaman yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal.  Pada dasarnya, inilah akar salah paham perjuangan Hizbut Tahrir yang berasal dari Amirnya sendiri terhadap hadits tersebut sehingga pengikutnya pun ikut salah paham.

Bila merujuk pada hadits, Rasulullah SAW sebenarnya sudah mengabarkan bahwa Khilafah hanya berlangsung selama 30 tahun. Kabar Rasulullah SAW ini benar-benar terjadi (tergenapi) sehingga menjadi bagian dari mukjizat sebagai bukti kebenaran yang seharusnya tidak boleh diingkari.

Habib Umar bin Hafidz menjelaskan :
"...khilafah ini hanya berlangsung 30 tahun terhitung sejak beliau SAW wafat. Ini salah satu mukjizat yang menunjukkan kebenaran beliau sebagai Nabi.

Rasulullah SAW menyebut batas waktu. Tatkala masa 30 tahun itu telah usai dan khilafah semacam ini telah hilang, beliau tidak memberi perintah, “Memberontaklah kepada parapenguasa, perbaiki berbagai masalah, berjuanglah untuk mengganti mereka dengan orang-orang yang mirip dengan masa 30 tahun itu!” Rasulullah SAW tidak memerintahkan itu. Bahkan, meski dalam haditsnya beliau memberi isyarat bahwa cengkeraman kerajaan akan berlangsung lama. Dalam sebagian riwayat, beliau menyebutnya adhudh (kekuasaan yang suka menggigit)."
Dalam kitab Musnad-nya Imam Ahmad, juga dalam Al-Mustadrak ‘ala Ash-Shahihaian karya Al-Hakim, disebutkan, Rasulullah SAW bersabda,“Khilafah sepeninggalku 30 tahun, kemudian menjadi kerajaan.” (HR.Ahmad)

Mari kita cermati sabda beliau yang menyebutkan secara jelas periode khilafah ini. Ternyata, Ali KWH dibunuh pada bulan Ramadhan, sementara Rasulullah wafat pada bulan Rabi’ul Awwal. Untuk sampai 30 tahun, masih ada jeda enam bulan. Masa enam bulan inilah masa kepemimpinan Al-Hasan bin ‘Ali RA, cucunda Nabi, hingga ia mundur dari khilafah pada bulan Rabi’ul Awwal, persis di akhir masa 30 tahun sebagaimana disebutkan Rasulullah SAW. Lagi-lagi ini merupakan salah satu tanda kenabian, mukjizat agung Rasulullah Muhammad SAW, sekaligus pemberitahuan beliau mengenai hal-halrahasia (ghaib) yang beliau dapat dari Allah SWT. [3]

Setelah masa khilafah tersebut adalah masa kerajaan, umat Islam dipimpin oleh sistem kerajaan seperti apapun penerapannya. Bahkan Imam Ahmad bin Hanbal memiliki pendapat yang memakruhkan menyebut khalifah pada penguasa setelah Hasan bin Ali karena masa khilafah sudah berakhir. [4]

Adapun berkaitan dengan hadits Hudaifah ibnul Yaman, telah banyak keterangan ulama yang seharusnya lebih dikedepankan. Ulama memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan khilafah al-nubuwwah dalam hadits Hudzaifah tersebut adalah khilafahnya Umar bin Abdul Aziz. Keterangan ini bahkan juga ada dalam kitab Syaikh Yusuf bin Ismail An Nabhani, kakek dari pendiri Hizbut Tahrir. [5]

Oleh : Ibnu Manshur
[1] http://hizbut-tahrir.or.id/2014/06/03/karena-demokrasi-kaum-muslimin-dijajah/
[2] https://www.facebook.com/alkhilafah.org/photos/a.341999825830431.82473.323716334325447/761295720567504/?type=1&relevant_count=1
[3] Baca; Khalifah yang tidak butuh singgasana "Khalifah" (Pandangan Habib Umar bin Hafidz)
[2]. Lihat: Al-Qaiqasyandi, Ma'atsir al-lnafah fi Ma'alim al-Khilafah, juz 1 hal. 12

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981

Trending Articles



<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>