Muslimedianews.com ~ Pribadi yang shaleh merupakan cerminan seorang muslim yang ta'at kepada aturan-aturan agama. Tingkah lakunya maupun tutur katanya selalu kesantunan terhadap siapapun sehingga orang-orang yang disekitarnya merasakan kesejukan dan ketentraman.
Pribadi yang shaleh tentunya dambaan dan harapan semua orang. Tetapi yang perlu diketahui bahwa tuturkata dan sikap santun -keshalehan seseorang- tidak lain karena ada kejernihan didalam hatinya. Orang-orang menjadi shaleh karena hatinya juga shaleh sehingga apa yang keluar darinya tidak menyakiti orang lain dan tidak ada keinginan untuk menyakiti orang lain. Inilah yang disebut sebagai keshalehan hati.
Pribadi yang shaleh tentunya dambaan dan harapan semua orang. Tetapi yang perlu diketahui bahwa tuturkata dan sikap santun -keshalehan seseorang- tidak lain karena ada kejernihan didalam hatinya. Orang-orang menjadi shaleh karena hatinya juga shaleh sehingga apa yang keluar darinya tidak menyakiti orang lain dan tidak ada keinginan untuk menyakiti orang lain. Inilah yang disebut sebagai keshalehan hati.
Salah satu kiat memiliki keshalehan hati adalah bersahabat dengan orang-orang yang memiliki hati yang shaleh. Sayyidina Mamsyad al-Dainawari radhiyallahu 'anhu pernah berkata:
صحبة أهل الصلاح تورث في القلب الصلاح، وصحبة أهل الفساد تورث في القلب الفساد
"Bersahabat dengan orang shaleh, akan mewariskan keshalehan dalam hati. Bersahabat dengan dengan orang yang rusak, akan mewariskan kerusakan dalam hati." (Syaikhul-Islam, 1/198).
Dengan bersahabat dengan orang shaleh, akan merasakan ketentraman dan kedamaian, sebab apa yang keluar dari pribadi yang shaleh tidak lain kecuali kebaikan yang selalu disukai semua orang, sehingga orang-orang disekitarnya pun tidak akan ada keingian untuk menyakitinya. Hati selalu dilatih untuk memiliki hati yang sama yang pada akhirnya keshalehan hati dengan sendirinya terwariskan kepada orang yang berada disekitarnya.
Narasi oleh Ibnu L' Rabassa
Disarikan dari status Ust. Idrus Ramli