Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live

Kelompok Radikal Salah Paham Terhadap Al-Qur’an dan Hadits

$
0
0
Mataram, Muslimedianews.com ~ Katib Aam PBNU KH Malik Madani mengungkapkan, munculnya gerakan-gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam adalah akibat kesalahan mereka dalam menafsirkan Al-Quran dan dan Hadits Nabi Muhammad SAW.

Demikian disampaikannya dalam seminar nasional “Menangkal Ideologi Radikal  dengan Paham Ahlussunnah wal Jamaah Ala Indonesia” di Mataram, Rabu (29/4/2015) kemarin. Kegiatan diadakan oleh Lembaga Takmir Masjid PWNU NTB yang dibuka oleh Wakil Gubernur setempat.


Menurut KH Malik Madani, sebenarnya kelompok radikal itu ingin mengamalkan Al-Quran dan Al-Hadits secara kaffah, namun mereka salah jalan.

“Akibat salah jalanya itu mereka berprilaku seperti orang-orang Khawarij yang mengkafirkan orang-orang yang tidak segolongan. Tidak hanya itu, mereka pun menghalalkan darah orang-orang yang merekakafirkan,” tuturnya.

Karena itu untuk menangkal merebaknya ideologi ini, menurutnya, pemahaman terhadap Ahlusunnah wal Jamaah (Aswaja) yang genuine harus didakwahkan di tengah-tengah masyarakat. Aswaja yang asli mengajarkan toleransi, keseimbangan, musyawarah, keadilan dan persamaan derajat.

Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Cholil Nafis dalam kesemapatan itu juga menegaskan bahwa gerakan radikalis teroris yang mengatasnamakan Islam adalah akibat tidak paham dengan istilah negara Islam.

Menurut Cholil, Islam tidak menentukan model negara. “Asal dalam negara itu ada kesatuan dan kemaslahatan bagi umat beragama adalah negara Islam. Al-Quran mengatakan bahwa Islam adalah agama wasathi.  yaitu menjadikan umat pilihan yang adil, dan pertengahan dari ekstrim kanan dan ekstrim kiri," paparnya.

Ia menambahkan, nilai-nilai Islam senantiasa humanistik dan tasamuh (toleran). Karena itu, kalau ada gerakan Islam yang anti kemanusiaan dan memaksakan kehendak dengan kekerasan destruktif, jelas itu bukan gerakan Islam. Karena itu jangan diikuti.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB dalam paparannya menyampaikan bahwa pesantren-pesantren yang berbasis budaya lokal telah terbukti mengajarkan Islam rahmatan lil alamin dan telah menjadi penopang berdiri tegaknya NKRI.

Ia juga menegaskan, kemenag telah membuat regulasi  agar pesantren tidak mengajarkan radikalisme agama karena itu pesantren yang diberi izin operasional adalah pesantren yang kurikulumnya tidak mengajarkan radikalisme.

Ketua PWNU NTB Tgh. Ahmad Taqiuddin Manshur, menyerukan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh pemahaman-pemahaman provokatif yang mengatasnamakan Islam. Karena itu, ia menghimbau agar masyarakat memahami betul ajaran Aswaja yang diajarkan di Indonesia.

Acara ini ditutup oleh doa yang dibacakan oleh Ulama Kharismatik NTB Tgh. Lalu Muhammad Turmudzi Badaruddin. Dalam doanya  Tgh. Turmudzi memohon kepada Allah SWT agar umat Islam senantiasa ditunjukan pada pemahaman agama yang benar dan pemahaman agama agama yang dapat mengantarkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. (Red: Anam)


via nu.or.id

Salafi Wahabi menurut Ulama Sunni (Aswaja) Kontemporer

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Gerakan Wahabi Salafi--yang dikenal dengan ideologi takfir (mengkafirkan, mem-bid'ah-kan, men-syirik-kan sesama muslim)-- adalah gerakan yang mengklaim dirinya sebagai gerakan pemurnian akidah (tauhid) dan mengikuti langkah ulama terdahulu atau ulama salaf. Karena itu gerakan ini disebut dengan berbagai nama seperti Wahhabi merujuk pada nama pendirinya Muhammad bin Abdul Wahhab, Ahli Tauhid dan Salafi atau Wahabi Salafi. Di dunia Arab, mereka lebih sering disebut dengan istilah harakatul Wahhabiyah As-Saudiyah (حركة الوهابية السعودية) atau gerakan Wahabi Arab Saudi karena memang didirikan dan berpusat di Arab Saudi.

Banyak ulama non-Wahabi yang memberi nilai negatif pada gerakan ini. Tidak mengherankan, karena gerakan ini tidak memiliki sikap kompromi dan tidak pernah menilai positif kecuali kepada dirinya sendiri. Dan banyak label kurang sedap dialamatkan pada gerakan yang pendanaan penyebarannya didukung penuh oleh kerajaan Arab Saudi ini. Sebutan itu antara lain seperti "gerakan militan", gerakan ekstrim, ideologi teroris, neo-Khawarij sampai gerakan sesat.

Berikut beberapa pendapat ulama Sunni non-Wahhabi kontemporer terhadap Wahabi Salafi:

1. Dr. Ali Jumah, mufti Mesir mengatakan bahwa Wahabi Salafi adalah gerakan militan dan teror. [1]

2. Dr. Ahmad Tayyib, Syekh al-Azhar mengatakan bahwa Wahabi tidak pantas menyebut dirinya salafi karena mereka tidak berpijak pada manhaj salaf.[2]

3. Dr. Yusuf Qardawi, intelektual Islam produktif dan ahli fiqh terkenal asal Mesir, mengatakan bahwa Wahabi adalah gerakan fanatik buta yang menganggap dirinya paling benar tanpa salah dan menganggap yang lain selalu salah tanpa ada kebenaran sedikitpun.[3] Gerakan Wahabi di Ghaza, menurut Qardawi, lebih suka memerangi dam membunuh sesama muslim daripada membunuh Yahudi.[4]

4. Dr. Wahbah Az-Zuhayli (وهبة الزحيلي), mufti Suriah dan ahli fiqh produktif, menulis magnum opus ensiklopedi fiqh 14 jilid berjudul Al Muwsuatul Fiqhi al-Islami (الموسوعة الفقه الإسلامي ) . Az-Zuhayli mengatakan seputar Wahabi Salafi (yang mengafirkan Jama'ah Tabligh): "mereka [Wahabi] adalah orang-orang yang suka mengkafirkan mayoritas muslim selain dirinya sendiri."[5]

5. KH. Agil Siradj, ketua PBNU, mengatakan dalam berbagai kesempatan melalui artikel yang ditulisnya, wawancara tv, dan seminar bahwa terorisme modern berakal dari ideologi Wahabi.[6]

6. Syekh Hisyam Kabbani, ketua tariqah Naqshabandi dunia, mengatakan bahwa Wahabi Salafi adalah gerakan neo-Khawarij.[7] Yaitu aliran keras yang menghalalkan darah sesama muslim dan terlibat dalam pembunuhan khalifah ke-3 Utsman bin Affan.

7. Syekh Muhammad Al-Ghazali, ulama berpengaruh Mesir, termasuk salah satu pengeritik paling keras gerakan Wahabi. Dalam kitabnya yang berjudul "Al Wahhabiyah Tusyawwihul Islam wa Tuakhirul Muslim" (Wahabi menistakan Islam dan membuat muslim terbelakang) Al-Ghazali menuangkan sejumlah kritikan pada Wahabi baik yang ditulis oleh dirinya sendiri maupun yang dikutip dari ulama dan intelektual Mesir yang lain.

Al-Ghazali antara lain menyatakan: Agama yang diserukan oleh sekelompok suku Baduwi ini (maksudnya Muhammad bin Abdul Wahab) adalah agama lain yang berbeda dengan agama Islam yang kita ketahui dan kita muliakan. [8]

sumber via Al Khoirot

Catatan:
[1] لكننا لم نر من السلفيين الحاليين سوى التشدد والإرهاب والتعصب والدم "Yang saya lihat dari [Wahabi] Salafi hanyalah [gerakan] ekstrim, teror, fanatik dan [haus] darah." Lihat detailnya: www.anbacom.com/news.php?action=show&id=8028.
[2] Lihat wawancaranya di: http://www.youtube.com/watch?v=N_vrTRXujBM
[3] هو التعصب له ضد الأفكار الأخري وهو قائم علي المذهب الحنبلي، ولكنهم لا يرون ولا يؤمنون إلا برأيهم فهم يعتبرون أن رأيهم صواب لا يحتمل الخطأ، ورأي غيرهم خطأ لا يحتمل الصواب Lihat detail: libyan-national-movement.org/article.php?artid=2630
[4] Lihat wawancaranya dengan tv Al Jazeera di: youtube.com/watch?v=y2NcYwEqX7M
[5] الذين يكفرون كما يكفرون أغلب المسلمين غيرهم. Lihat afatih.wordpress.com/2011/12/12/jamaah-tabligh-gerakan-sesat.
[6] Lihat antara lain "Wahabi Mengajarkan Kekerjasan" di: syamsuri149.wordpress.com/2011/12/18/ketua-pbnu-kh-said-agil-siradj-wahabi-mengajarkan-kekerasan/ Dalam artikel tersebut dijelaskan ada 12 yayasan yang didanai Arab Saudi untuk menyebarkan ideologi Wahabi Salafi.
[7] Kabbani mengatakan, "Belakangan ini, beberapa ulama mengritik aliran Wahabi atau “salafî” sebagai kelompok yang secara politik tidak benar. Praktik mengafirkan menjadi ciri utama yang bisa dikenali dari kelompok neo-Khawarij pada masa modern ini. Mereka kelompok yang senang menghantam orang-orang Islam dengan tudingan kafir, bidah, syirik, dan haram, tanpa bukti atau pembenaran selain dari hawa nafsu mereka sendiri, dan tanpa memberikan solusi selain dari sikap tertutup dan kekerasan terhadap siapa pun yang berbeda pendapat dengan mereka. " Lihat lebih detail: http://groups.yahoo.com/group/Cahaya-Hati/message/2905

[8] http://www.fatihsyuhud.org/2014/02/wahabiya-tushawih-islam-ghazali.html

KH Said Aqil Siraj: Muslims need Ijma' and Qiyas

$
0
0
Pringsewu, Muslimedianews.com~ General Chairman of Nahdlatul Ulama (NU) KH Said Aqil Siroj, popularly known as Kang Said, called on all NU board members ranging from sub-village to central levels to nurture the next generation in addressing the need of life in all of its aspects especially the religious ones.

"Strong religion is not by shouting Allahu akbar, it is in the sense of the mastery and understanding in the field of science," he said on the sidelines of an inauguration of board members of NU Pringsewu at the NU headuqarters, Pringsewu, on Tuesday (28/4/2015).


The cleric earning a doctorate degree from the University of Umm Al-Qura Mecca explained that the understanding of science, especially religion, was not only from the Quran and hadith like that propagated by several groups with the slogan "return to the Qur'an and the hadith".

"It is impossible to understand Islam only with the Quran and Hadith. It is in need of so-called ijma' (ulema consensus) and qiyas to explain the meaning contained in it because in the Qur'an and hadith there are things that need to be interpreted," he explained.

In addition, Kang Said also called for the importance of nationalism in life, especially in dealing with the ongoing conflicts in the Middle East. The Arab Muslim scholars have not been able to unite in regard with their nationalism in their Muslim-majority country.

"This is different from Indonesia. Ulema in Indonesia," Kang Said added, "could provide peaceful atmosphere to the people so that if there is a possible conflict, it could be dealt with instead of expanding into the national conflict."

"Islam and nationalism are mutually reinforcing, talk homeland first and then talk religion," he said.

Editing by Sudarto Murtaufiq, via nu.or.id

Tips Hafal Dalil-Dalil dari al-Qur'an dan al-Sunnah

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Menuntut ilmu merupakan hal yang wajib bagi umat Islam, khususnya ilmu yang berkaitan dengan keagamaan. Serang muslim juga dituntut mengetahui dalil-dalil setiap amaliyah yang mereka lakukan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Tidak hanya sekedar mengetahui, tetapi pula menghafal dengan baik. Sebab bila hafal dalil-dalil maka aka memudahkan dalam penyampaian kepada masyarakat. Tetapi tidak semua orang memiliki kemampuan menghafal yang banyak terhadap dalil-dalil al-Qur'an maupun Sunnah, apalagi penjelasa keduanya daripada ulama.

Namun, ada tips menarik dari salah seorang ulama Al Azhar, Syaikh Hisyam Kamil. Beliau memberikan tips sebagai berikut:

"Kamu ingin hafal semua dalil-dalil hukum yang ada di al-Qur'an? Hafalkan 200 ayat ahkam. Kamu ingin hafal semua dalil-dalil hukum yang ada di sunah? Mulai dengan menghafal hadis arba'in nawawi, karena 40 hadis ini yang menjadi ushul."

red. Ibnu L' Rabassa

via Suara Al Azhar

Hari Jumat Adalah Hari Untuk Dzikir

$
0
0
Muslimedianews.com ~  Jum'at merupakan hari istimewa yang diberikan kepada umat Islam. Jum'at disebut pula sebagai sayyidul ayyam (penghula hari-hari).

 يوم الجمعة يوم عيد فلا تجعلوا يوم عيدكم يوم صيامكم إلا أن تصوموا قبله أو بعده

 ***
"Hari Jumat adalah hari raya dan hari dzikir. Maka jangan jadikan hari rayamu sebagai hari puasa. Sebab Jumat adalah hari raya dan dzikir, kecuali kamu berpuasa dengan hari yang lain"(HR al Thabrani dan al Baihaqi)

 ***
Oleh : Ust. M. Ma'ruf Khozin

Rhoma Irama dan Khazanah Islam Nusantara

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Raden Haji Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama adalah musisi muslim dari Indonesia yang berjulukan "Raja Dangdut".

Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963.  Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.


Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.

Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.

RHOMA DAN KHAZANAH ISLAM
Rhoma Irama adalah seorang muslim yang bisa dibilang multi talenta. Tidak hanya sebagai musisi muslim yang mendapat gelar "Raja Dangdut", "Ksatria Bergitar", dan sebagainya. Rhoma Irama juga sosok da'i atau penceramah yang mauidlotul hasanah-nya selalu dinantikan oleh umat. Ia juga merupakan Ketua Umum FAHMI TAMAMI (Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Musholla). Rhoma Irama juga dikenal sebagai politisi.

Semua yang berkaitan dengan Rhoma Irama, mulai dari lirik lagu-lagunya yang banyak berisi nasehat hingga penampilannya tidak akan pernah bisa dilepaskan daripada khazanah Islam Nusantara. Rhoma Irama adalah aset bagi khazanah Islam di Nusantara.

Sejarah pun kelak akan mengenal musik Dangdut sebagai "musik Islami" yang dikembangkan oleh seorang muslim bernama Rhoma Irama. Meskipun perkembangan musik dangdut akhir-akhir ini mulai "dirusak" oleh beberapa penyanyi.  Muslim, Indonesia dan dangkut, itulah Rhoma Irama.

Bahkan musik yang dikembangkan oleh Rhoma Irama juga termasuk bagian bagi khazanah Islam secara umum. Seperti halnya sosok muslim lainnya, misalnya Al Kindi,  sejarah mengenalnya sebagai seorang muslim psikolog pertama yang menerapkan terapi musik.

Al Zirikli (abad 10), seorang muslim yang dianggap sebagai musisi penemu alat musik piano. Demikian pula, Al Farabi, yang dianggap sebagai penemu musik pertama kali. Nama lengkap Abu Nasr Muhammad bin Tarkhan bin Uzlag Al Farabi.

Rhoma Irama sebagai sosok muslim "dangdut" tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga didunia internasional. Musiknya juga diterima di negara seperti Amerika dan sebagainya.   

SALAH SATU LAGU RHOMA IRAMA
"LAA ILAAHA ILLALLAH"


red. Ibnu Manshur

Cara Kompeni Memecah Belah Komunis di Indonesia

$
0
0
Muslimedianews.com ~ CARA KOMPENI MEMECAH BELAH KAUM KOMUNIS DI INDONESIA....

Anda tahu arti tulisan ini? (kutipan dari buku Djamaluddin Tamim, Sejarah PKI (1957):

"I. Saja sebagai angkatan tua dari pimpinan PKI (Partai Komunis Indonesia) tahun 1920-1926, jang bersama-sama dengan saudara-saudara: Tan Malaka, Ongko D, Wiro Mihardjo, Nurut, Mardjohan, Hasan Mangkuto, dll, jang sudah sama-sama mendirikan Partai Murba pada 7 November 1948, sebagai kelandjutan dari Partai Rakjat jang didirikan di Solo pada 25 Mei 1946, sudah tentu sadja kami sudah sependapat semuanja bahwa nama PKI (Partai Komunis Indonesia), jang lahir pada 23 Mei 1920, sudah masuk kubur, sudah hantjur lebur disebabkan oleh Alimin, Muso, Sardjono....


II. Saja sendiri semendjak mendengar MUNTJULNJA PKI MUDA/PKI MUSSO 1935, maka dengan tegas/djelas dan terus terang, saja sudah menjatakan di Digul pada tahun 1938, bahwa PKI MUSSO 1935 itu mestilah PKI jang dibentuk oleh Van Mook – Van Der Plaas, karena saja sudah mempunjai kejakinan bulat/penuh bahwa orang seperti Musso, tak mungkin akan bisa kerdja illegal, ketjuali kalau Musso sendiri, sudah bekerdja-sama dengan Van Mook/Van Der Plaas, jakni sudah mendjadi alat imperialisme Belanda sendiri."

Sejarah sudah menunjukkan, (1) komunisme-nya Tan Malaka akrab dengan kiai, dikader ulama di Banten, dan mau berguru kepada kiai-kiai NU, seperti Tan Malaka yg mau ngaji politik sama Hadlratusyekh KH Hasyim Asy'ari di Tebuireng tahun 1945...

Sementara (2) komunisme-nya Musso dkk membantai para ulama dan kiai di tahun 1948 di sekitar Madiun waktu berontak....

Oleh : Ahmad Baso
Penulis buku "PESANTREN STUDIES"

Foto wikipedia: Pertemuan PKI di Batavia (sekarang Jakarta), 1925

Benarkah Ada Sejarah Kelam Maulid Nabi seperti Kata Wahhabi?

$
0
0
Muslimedianews.com ~  Banyak situs wahhabi yang menulis artikel sejarah kelam maulid nabi. Karena penasaran kemudian saya membaca artikel itu dari awal hingga ahir. Subtansi dari artikel Sejarah Kelam Maulid Nabi ada dua. Pertama, Maulid Nabi berasal dari dinasti Fatimiyyun. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Maqrizi, Bakhit Al-Muti’iy dan Ali Mahfudz. Ke-dua, Ulama Ahlu Sunah Wal-Jama’ah seperti Abu Bakar Al-Baqilani dan Imam Ghozali menentang aqidah dinasti tersebut.

Ada dua point yang akan saya tanggapi dari artikel Sejarah Kelam Maulid Nabi. Pertama, judul artikel. Ke-dua, isi artikel.

Pertama; Judul Artikel Sejarah Kelam Maulid Nabi


Saat membaca judul artikel Sejarah Kelam Maulid Nabi, saya pikir sipenulis akan menunjukan adanya sejarah pembantaian yang disebabkan oleh maulid nabi. Sebab, secara umum kalimat Sejarah Kelam menunjukan adanya suatu kejahatan seperti pembunuhan atau penyiksaan.

Untuk lebih jelasnya, silahkan anda ketik kata kunci sejarah kelam di google. Maka yang akan muncul adalah artikel-artikel yang membahas kasus kejahatan. Sebagai contoh artikel sejarah kelam tokoh-tokoh dunia. Dalam artikel ini dipaparkan kejahatan beberapa nama tokoh yang mana mereka melakukan pembunuhan dan penyiksaan.

Silahkan anda ketik kata kunci sejarah kelam wahhabi di google. Maka anda akan menemukan artikel-artikel yang berisikan kejahatan wahhabi. Salah satunya adalah artikel Sejarah Kelam Pendiri Kerajaan Wahhabi di Najd. Dalam artikel tersebut dipaparkan pembantaian yang dilakukan oleh raja wahhabi bernama Abdul Aziz.

Berikut sekilas dari sejarah kelam yang dilakukan Abdul Aziz yang terangkum dalam kitab Unwanul Majd  fi Tarikh an-Najd karya Utsman  bin Bisyr seorang sejarawan Saudi urutan ketiga dari lima sejarawan Saudi yang paling diandalkan ulama wahabi :

وفيها سار عبد العزيز رحمه الله بالجيوش المنصورة إلى الإحساء وأناخ بالموضع المعروف بالمطريفي في الإحساء وقتل منهم رجالا كثيرا نحو السبعين رجلاً وأخذ أموالاً كثيرة، ثم أغار على المبرز فقتل من أهلها رجال
Artinya :“ Dan pada tahun 1176 H, Abdul Aziz Rahimahullah bersama bala tentaranya ke negeri Ihsa dan berhenti di daerah Mathrifi di Ihsa, kemudian ia membunuh tujuh puluh orang di sana dan merampas harta yang banyak, kemudian berlanjut lagi ke daerah Mabraz dan juga membunuh banyak orang di sana “. (Unwan al-Majd fii Tarikh an-Najd, Utsman bin Bisyr : 1/43)

Jadi secara umum kalimat “sejarah kelam” digunakan untuk menunjukan sejarah kejahatan. Tetapi isi artikel Sejarah Kelam Maulid Nabi sama sekali tidak menunjukan adanya kejahatan yang disebabkan oleh maulid nabi.

Itu artinya antara judul dan isi artikel tidak memiliki kesinkronan. Penulis sengaja melakukan hal itu untuk menipu umat islam agar mereka mengira adanya kejatahan yang disebabkan oleh maulid nabi.

Kedua; Isi Artikel Sejarah Kelam Maulid Nabi

a. Tentang Asal Usul Maulid Nabi

Dalam artikel Sejarah Kelam Maulid Nabi sipenulis menyebut tiga nama ulama yang ia gelari sebagai ahli sejarah yaitu Maqrizi, Bakhit Al-Muti’iy dan Ali Mahfudz. Menurut tiga ulama ini, maulid nabi berasal dari dinasti fatimiyyun. Namun ternyata Wahhabi melakukan kebohongan publik dengan cara memotong ucapan Maqrizi.

Manakala kita membaca kelanjutan ucapan Al-maqrizi, maka kita akan tau bahwa selanjutnya beliau menceritkan bahwasanya para khalifah muslimin, mengadakan perayaan maulid yang dihadiri oleh para qadhi dari kalangan empat madzhab dan para ulama yang masyhur.

Berikut redaksinya yang disembunyikan dan tidak berani ditampilkan wahabi :

فلما كانت أيام الظاهر برقوق عمل المولد النبويّ بهذا الحوض في أوّل ليلة جمعة من شهر ربيع الأول في كلّ عام فإذا كان وقت ذلك ضربت خيمة عظيمة بهذا الحوض وجلس السلطان وعن يمينه شيخ الإسلام سراج الدين عمر بن رسلان بن نصر البلقيني ويليه الشيخ المعتقد إبراهيم برهان الدين بن محمد بن بهادر بن أحمد بن رفاعة المغربيّ ويليه ولد شيخ الإسلام ومن دونه وعن يسار السلطان الشيخ أبو عبد الله محمد بن سلامة التوزريّ المغربيّ ويليه قضاة القضاة الأربعة وشيوخ العلم ويجلس الأمراء على بعد من السلطان فإذا فرغ القراء من قراءة القرآن الكريم قام المنشدون واحدًا بعد واحد وهم يزيدون على عشرين منشدًا فيدفع لكل واحد منهم صرّة فيها أربعمائة درهم فضة ومن كلّ أمير من أمراء الدولة شقة حرير فإذا انقضت صلاة المغرب مدّت أسمطة الأطعمة الفائقة فأكلت وحمل ما فيها ثم مدّت أسمطة الحلوى السكرية من الجواراشات والعقائد ونحوها فتُؤكل وتخطفها الفقهاء ثم يكون تكميل إنشاد المنشدين ووعظهم إلى نحو ثلث الليل فإذا فرغ المنشدون قام القضاة وانصرفوا وأقيم السماع بقية الليل واستمرّ ذلك مدّة أيامه ثم أيام ابنه الملك الناصر فرج
Artinya: “ Maka ketika sudah pada hari-hari yang tampak dengan ruquq, diadakanlah perayaan Maulid Nabi di telaga ini pada setiap malam Jum’at bulan Rabiul Awwal di setiap tahunnya.

Kemduian Shulthan duduk, dan di sebelah kanannya duduklah syaikh Islam Sirajuddin Umar bin Ruslan bin Nashr al-Balqini, di dekat beliau ada syaikh al-Mu’taqad Ibrahim Burhanuddin bin Muhammad bin Bahadir bin Ahmad bin Rifa’ah al-Maghrabi, di sampingnya lagi ada putra syaikh Islam dan orang-orang selainnya, dan di sebelah kirinya ada syaikh Abu Abdillah bin Muhammad bin Sallamah at-Tuzari al-Maghrabi, di sampingnya lagi ada para qadhi dari kalangan empat madzhab, dan para syaikh ilmu, juga para penguasa yang duduk sedikit jauh dari shulthan.

Jika telah selesai membaca al-Quran, maka beridrilah para nasyid satu persatu membawakan sebuah nasyidah, mereka lebih dari 20 orang nasyid, masing-masing diberikan sekantong uang yang di dalamnya berisi 4000 ribu dirham perak. Dan bagi setiap amir daulah diberikan kaen sutra.

Dan jika telah selesai sholat maghrib, maka dihidangkanlah hidangan makanan yang mewah yang dimakan oleh semuanya dan dibawa pulang. Kemduian dibeberkan juga hidangan manisan yang juga dimakan semuanya dan para ulama ahli fiqih.

Kemduian disempurnakan dengan nasyid pada munsyid dan nasehat mereka sampai sepertiga malam. Dan jika para munsyid selasai, maka berdirilah para qadhi dan mereka kembali pulang.

Dan diperdengarkan sebuah senandung pujian di sisa malam tersebut. Hal ini terus berlangsung di masanya dan masa-masa anaknya yaitu an-Nahsir Faraj.” (Al Mawa’izh wal I’tibar bi Dzikril Khutoti wal Atsar : 3 /167)


Jadi menurut Al-Maqrizi maulid nabi berasal dari dinasti fatimiyyun namun setelah dinasti syiah rofidhoh itu dihancurkan tradisi maulid nabi diteruskan oleh para kholifah ahlu sunah wal-jama’ah.

Guru Imam Nawawi yakni Syekh Syamah menambahkan bahwa maulid nabi tidak hanya dilakukan oleh kholifah melainkan juga oleh ulama ahlu sunah wal-jama’ah. Kata beliau:

قال العماد: وكان بالموصل رجل صالح يعرف بعمر الملاَّ، سمى بذلك لأنه كان يملأ تنانير الجص بأجرة يتقوَّت بها، وكل ما عليه من قميص ورداء، وكسوة وكساء، قد ملكه سواه واستعاره، فلا يملك ثوبه ولا إزاره. وكن له شئ فوهبه لأحد مريديه، وهو يتجر لنفسه فيه، فإذا جاءه ضيف قراه ذلك المريد. وكان ذا معرفة بأحكام القرآن والأحاديث النبوية.كان العلماء والفقهاء، والملوك والأمراء، يزورونه في زاويته، ويتبركون بهمته، ويتيمنَّون ببركته. وله كل سنة دعوة يحتفل بها في أيام مولد رسول الله صلى الله عليه وسلم يحضره فيها صاحب الموصل، ويحضر الشعراء وينشدون مدح رسول الله صلى الله عليه وسلم في المحفل. وكان نور الدين من أخص محبيه يستشيرونه في حضوره، ويكاتبه في مصالح أموره
Artinya: “Al-‘Ammad mengatakan , “ Di Mosol ada seorang yang shalih yang dikenal dengan sebutan Umar al-Mulla, disebut dengan al-Mulla sebab konon beliau suka memenuhi (mala-a) ongkos para pembuat dapur api sebagai biaya makan sehari-harinya, dan semua apa yang ia miliki berupa gamis, selendang, pakaian, selimut, sudah dimiliki dan dipinjam oleh orang lain, maka beliau sama sekali tidak pakaian dan sarungnya.

Jika beliau memiliki sesuatu, maka beliau memberikannya kepada salah satu muridnya, dan beliau menyewa sesuatu itu untuknya, maka jika ada tamu yang datang, murid itulah yang menjamunya.

Beliau seorang yang memiliki pengetahuan tentang hukum-hukum al-Quran dan hadits-hadits Nabi. Para ulama, ahli fiqih, raja dan penguasa sering menziarahi beliau di padepokannya, mengambil berkah dengan sifat kesemangatannya, mengharap keberkahan dengannya. Dan beliau setiap tahunnya mengadakan peringatan hari kelahiran (maulid) Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam yang dihadiri juga oleh raja Mosol. Para penyair pun juga datang menyenandungkan pujian-pujian kepada Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam di perayaan tersebut.

Shulthan Nuruddin adalah salah seorang pecintanya yang merasa senang dan bahagia dengan menghadiri perayaan maulid tersebut dan selalu berkorespondesi dalam kemaslahatan setiap urusannya “. {Ar-Roudhatain fii Akhbar ad-Daulatain, Abu Syamah, pada fashal (bab) : Hawadits (peristiwa) tahun 566 H.}


Menurut Abu Syamah, Umar Mulla dan Sulthon Nuruddin merayakan maulid nabi. Siapa Sulthon nuruddin?

Menurut ahli sejarah kebanggaan wahhabi yakni Adz-dzahhabi Sulthon Nuruddin adalah raja sunni yang adil yang telah menghancurkan dinasti fatimiyyun.

Dalam kitab Siyar A’lam an-Nubala 20 / 532 , adz-Dzahabi berkata:

وكان ذلك تحت إمرة الملك العادل السُّنِّيِّ نور الدين محمود زنْكِي الذي أجمع المؤرخون على ديانته وحسن سيرته، وهو الذي أباد الفاطميين بمصر واستأصلهم وقهر الدولة الرافضية بها وأظهر السنة وبني المدارس بحلب وحمص ودمشق وبعلبك وبنى المساجد والجوامع ودار الحديث
Artinya: “Beliau (syaikh Umar) di bawah kekuasaan raja yang adil yang sunni yaitu Nuruddin Mahmud Zanki yang para sejarawan telah ijma’ (konsesus/sepakat) atas kebaikan agama dan kehidupannya.

Beliaulah yang telah memusnahkan dinasti Fathimiyyun di Mesir sampai ke akar-akarnya, menghancurkan kekuasaan Rafidhah, menampakkan (menzahirkan) sunnah, membangun madrasah-madrasah di Halb, Hamsh, Damasqus dan Ba’labak, juga membangun masjid-masjid Jami’ dan pesantren hadits".


Tentang Sulthon Nuruddin, Ibnu Katsir dalam Tarikhya memberi komentar sebagaiberikut:

“Beliau adalah seorang raja yang menegakkan hokum-hukumnya dengan keadilan yang baik dan mengikuti syare’at yang suci. Beliau menampakkan sunnah dan mematikan bid’ah di negerinya. Beliau seorang yang banyak belajar kitab-kitab agama, pengikut sunnah-sunnah Nabi, akidahnya sahih, pemusnah kemungkaran dan pelakuknya, pengangkat ilmu dan syare’at.” {Tarikh Ibnu Katsir : 12 / 278}

Jadi menurut Maqrizi Maulid Nabi adalah tradisi dinasti fatimiyyun. Setelah sultan Nuruddin menghancurkan dinasti fatimiyyun, kemudian beliau meneruskan tradisi maulid Nabi. Ini menunjukan bahwa tidak ada Sejarah Kelam Maulid Nabi.

Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa Maulid nabi berasal dari raja irbil yang bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 Hijriyah. Ibn Katsir dalam kitab Bidayah Wanihayah 12/287 Ibn Katsir berkata:

الملك المظفر أبو سعيد كوكبري ، أحد الأجواد والسادات الكبراء والملوك الأمجاد له آثار حسنة وكان يعمل المولد النبوي الشريف في ربيع الأول ويحتفل به احتفالاً هائلاً
Artinya: “Sultan Muzhaffar Al-Kaukabri adalah salah satu dermawan , pembesar yang memiliki jejak baik. Beliau mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan Rabi'ul Awal. Beliau merayakannya secara besar-besaran.”
Pernyataan Ibn katsir ini semakin mempertegas bahwa tidak ada Sejarah Kelam Maulid Nabi.

b. Tentang Ulama Ahlu Sunah Yang Menentang Dinasti Fatimiyyun

Dalam artikel Sejarah Kelam Maulid Nabi sipenulis menukil ucapan ‘Abdullah At Tuwaijiriy sebagai berikut:

‘Abdullah At Tuwaijiriy mengatakan, “Al Qodhi Abu Bakr Al Baqillaniy dalam kitabnya ‘yang menyingkap rahasia dan mengoyak tirai Bani ‘Ubaidiyyun’, beliau menyebutkan bahwa Bani Fatimiyyun adalah keturunan Majusi.

Cara beragama mereka lebih parah dari Yahudi dan Nashrani. Bahkan yang paling ekstrim di antara mereka mengklaim ‘Ali sebagai ilah (Tuhan yang disembah) atau ada sebagian mereka yang mengklaim ‘Ali memiliki kenabian. Sungguh Bani Fatimiyyun ini lebih kufur dari Yahudi dan Nashrani.

Al Qodhi Abu Ya’la dalam kitabnya Al Mu’tamad menjelaskan panjang lebar mengenai kemunafikan dan kekufuran Bani Fatimiyyun. Begitu pula Abu Hamid Al Ghozali membantah aqidah mereka dalam kitabnyaFadho-ihul Bathiniyyah (Mengungkap kesalahan aliran Batiniyyah).” (Al Bida’ Al Hawliyah, 142-143)
Tanggapan:

Imam Abu Bakar Al-Baqilani dan Imam Ghozali adalah dua tokoh ulama asyariyah yang telah dinilai sesat oleh wahhabi. Namun di sini mereka menyebut keduanya sebagai ulama ahlu sunah wal-jamaah.

Saya heran dengan Wahhabi, mereka menuduh Asyariyah sebagai aliran sesat, namun dengan tanpa rasa malu mereka menukil ucapan ulama Asyariyah.

Penting diketahui bahwa yang ditentang oleh Imam Abu Bakar Al-Baqilani dan Imam Ghozali bukan maulid nabi melainkan aqidah dinasti fatimiyun. Sangat lucu jika ucapan dua ulama asyariyah tersebut dicatut untuk mengisi artikel Sejarah Kelam Maulid Nabi. Mengapa? Sebab keduanya tidak menolak maulid nabi.

Untuk menipu umat islam, wahhabi melakukan kebohongan publik dengan menyebut maulid nabi sebagai sarana untuk menyebarkan aqidah dinasti fatimiyun.

Mereka tidak sadar jika kebongongan itu justru meruntuhkan artikel Sejarah Kelam Maulid Nabi. Sebab maulid nabi yang dilakukan oleh umat islam saat ini bukan untuk menyebarkan akidah dinasti fatimiyyun melainkan untuk menginformasikan sejarah Nabi Muhammad SAW dan ajaran islam lainnya.

Oleh karena itu dengan tanpa rasa sungkan dan kikuk lagi saya katakan bahwa tidak ada Sejarah Kelam Maulid Nabi. Adapun artikel Sejarah Kelam Maulid Nabi yang ditulis oleh Muhammad Abduh hanya merupakan fitnah semata. Wallohu a’lam.

Oleh : Ust. Qasim Ibnu Aly


via blog


Begini Cara Kompeni Memecah Belah NU

$
0
0
Muslimedianews.com ~ CARA KOMPENI MEMECAH BELAH NU (kini mau dilakukan hal serupa jelang Muktamar NU di Jombang):


"Si Sinjo Van Der Plass, tjendekiawan jang ulung inipun saking pandainja dan latjat lidahnja, baik berbahasa Indonesia, Djawa, Sunda, Minangkabau, baikpun berbahasa Inggris dan Arab, maka 1001 Hadist dan Firman/Ajat Al-Quran jang demikian fasih membatja dan dibahasnja itu, maka sampailah pula Sinjo Van Der Plass dapat mendirikan Nahdlatul Ulama di Djawa Timur, jakni salah satu Partai Politik Islam jang sengadja dibangunnja untuk membendung atau menghantjurkan Komunisme di Indonesia, sedang si Sinjo Van Der Plass diakui dan dibisikkanlah pula beliau Kiai Tebu Ireng bahwa Van Der Plass adalah pemimpin Islam sedjati...." -- Djamaluddin Tamim, Sejarah PKI (1957).

Dalam buku KH. Saifuddin Zuhri, Berangkat dari Pesantren, ada cerita ttg rencana van der Plas untuk memecah belah NU. Bahkan kompeni licik ini (mirip kini dengan kelakuan beberapa peneliti bule ttg NU) di tahun 1940 mendatangi Hadlratusyekh KH Hasyim Asy'ari menawarkan duit [funding bahasa kerennya kini] sebanyak 50 ribu dolar, plus bintang penghargaan....

Anda sering terima funding?

Oleh : Ahmad Baso
Penulis buku "PESANTREN STUDIES"

Syi'ah Hauthi di Yaman Serang Perbatasan Arab Saudi

$
0
0
Muslimedianews.com ~  Para pemberontak Syiah Houthi di Yaman melancarkan serangan ke perbatasan Arab Saudi. Serangan ini mendapat perlawanan sengit dari pasukan Saudi yang memang telah disiagakan. Puluhan militan Houthi tewas dalam pertempuran ini.

Kementerian Pertahanan Saudi mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (1/5/2015), tiga tentara Saudi juga tewas dalam baku tembak yang terjadi setelah para pemberontak Houthi menyerang pos-pos observasi mereka.


Ini merupakan serangan besar pertama Houthi ke perbatasan Saudi sejak serangan udara koalisi Saudi terhadap Houthi di Yaman dimulai bulan lalu.

Sementara itu di kota Aden, pertempuran antara Houthi dan pasukan pemerintah Yaman terus berkecamuk dan membuat warga setempat berlarian menyelamatkan diri. Menurut warga Aden, puluhan keluarga telah kabur di tengah pertempuran sengit tersebut.

"Lokasinya seperti bencana, bukan cuma di jalan-jalan tempat pertempuran berlangsung, namun juga di dalam rumah-rumah tempat keluarga terjebak dan ketakutan," ujar aktivis setempat Ahmed al-Awgari.

"Wanita dan anak-anak telah terbakar di rumah-rumah mereka, warga sipil tertembak di jalan atau terkena ledakan akibat tembakan tank," tuturnya.

Saudi memimpin koalisi negara-negara Arab untuk membombardir Houthi sejak 26 Maret lalu, terutama setelah Houthi memaksa Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi mengungsi ke wilayahnya.

Ketegangan semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir, di tengah munculnya laporan soal konvoi 9 kapal Iran di perairan Yaman, yang dicurigai membawa suplai senjata. Militer AS lantas mengirimkan salah satu kapal induknya, USS Theodore Roosevelt dan juga kapal dengan rudal jelajah USS Normandy ke perairan Yaman.

Menurut PBB, lebih dari 1.000 orang tewas dalam konflik di Yaman sejak akhir Maret.[]

via detik

Kitab-Kitab Berisi Bantahan terhadap Wahhabi dan Ajarannya

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Banyak sekali kitab-kitab karya para ulama Ahlussunnah yang mereka tulis sebagai bantahan terhadap Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan ajaran-ajarannya, baik karya-karya yang secara khusus ditulis untuk itu, atau karya-karya dalam beberapa disiplin ilmu yang di dalamnya dimuat bantahan-bantahan terhadapnya, baik yang masih dalam bentuk manuskrip maupun yang sudah turun cetak. Di antaranya adalah karya-karya berikut ini dengan penulisnya masing-masing:
  1. Ithâf al-Kirâm Fî Jawâz at-Tawassul Wa al-Istighâtsah Bi al-Anbiyâ’ al-Kirâm karya asy-Syaikh Muhammad asy-Syadi. Tulisan manuskripnya berada di al-Khizanah al-Kittaniyyah di Rabath pada nomor 1143
  2. Ithâf Ahl az-Zamân Bi Akhbâr Mulûk Tûnus Wa ‘Ahd al-Amân karya asy-Syaikh Ahmad ibn Abi adl-Dliyaf, telah diterbitkan
  3. Itsbât al-Wâsithah al-Latî Nafathâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abd al-Qadir ibn Muhammad Salim al-Kailani al-Iskandarani (w 1362 H).
  4. Ajwibah Fî Zayârah al-Qubûr karya asy-Syaikh al-Idrus. Tulisan manuskripnya berada di al-Khizanah al-‘Ammah di Rabath pada nomor 4/2577.
  5. al-Ajwibah an-Najdiyyah ‘An al-As-ilah an-Najdiyyah karya Abu al-Aun Syamsuddin Muhammad ibn Ahmad ibn Salim an-Nabulsi al-Hanbali yang dikenal dengan sebutan Ibn as-Sifarayini (w 1188 H).
  6. al-Ajwibah an-Nu’mâniyyah ‘An al-As-ilah al-Hindiyyah Fî al-‘Aqâ-id karya Nu’man ibn Mahmud Khairuddin yang dikenal dengan sebutan Ibn al-Alusi al-Baghdadi al-Hanafi (w 1317 H).
  7.  Ihyâ’ al-Maqbûr Min Adillah Istihbâb Binâ’ al-Masâjid Wa al-Qubab ‘Alâ al-Qubûr karya al-Imâm al-Hâfizh as-Sayyid Ahmad ibn ash-Shiddiq al-Ghumari (w 1380 H).
  8. Al-Ishâbah Fî Nushrah al-Khulafâ’ ar-Rasyidîn karya asy-Syaikh Hamdi Juwaijati ad-Damasyqi.
  9. al-Ushûl al-Arba’ah Fî Tardîd al-Wahhâbiyyah karya Muhammad Hasan Shahib as-Sarhandi al-Mujaddidi (w 1346 H), telah diterbitkan.

  10. Izh-hâr al-‘Uqûq Min Man Mana’a at-Tawassul Bi an-Nabiyy Wa al-Walyy ash-Shadûq karya asy-Syaikh al-Musyrifi al-Maliki al-Jaza-iri.
  11. al-Aqwâl as-Saniyyah Fî ar-Radd ‘Alâ Mudda’i Nushrah as-Sunnah al-Muhammadiyyah disusun oleh Ibrahim Syahatah ash-Shiddiqi dari pelajaran-pelajaran al-Muhaddits as-Sayyid Abdullah ibn ash-Shiddiq al-Ghumari, telah diterbitkan.
  12. al-Aqwâl al-Mardliyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya ahli fiqih terkemuka asy-Syaikh Atha al-Kasam ad-Damasyqi al-Hanafi, telah diterbitkan.
  13. al-Intishâr Li al-Awliyâ’ al-Abrâr karya al-Muhaddits asy-Syaikh Thahir Sunbul al-Hanafi.
  14. al-Awrâq al-Baghdâdiyyah Fî al-Jawâbât an-Najdiyyah karya asy-Syaikh Ibrahim ar-Rawi al-Baghdadi ar-Rifa’i. Pemimpin tarekat ar-Rifa’iyyah di Baghdad, telah diterbitkan.
  15. al-Barâ-ah Min al-Ikhtilâf Fî ar-Radd ‘Alâ Ahl asy-Syiqâq Wa an-Nifâq Wa ar-Radd ‘Alâ al-Firqah al-Wahhâbiyyah adl-Dlâllah karya asy-Syaikh Ali Zain al-Abidin as-Sudani, telah diterbitkan.
  16. al-Barâhîn as-Sâthi’ah Fî ar-Radd Ba’dl al-Bida’ asy-Syâ’i-ah karya asy-Syaikh Salamah al-Uzami (w 1379 H), telah diterbitkan.
  17. al-Bashâ-ir Li Munkirî at-Tawassul Bi Ahl al-Maqâbir karya asy-Syaikh Hamdullah ad-Dajwi al-Hanafi al-Hindi, telah diterbitkan.
  18. Târîkh al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ayyub Shabri Basya ar-Rumi, penulis kitab Mir-âh al-Haramain.
  19. Tabarruk ash-Shahâbah Bi Âtsâr Rasulillâh karya asy-Syaikh Muhammad Thahir ibn Abdillah al-Kurdi. Telah diterbitkan.
  20. Tabyîn al-Haqq Wa ash-Shawâb Bi ar-Radd ‘Alâ Atbâ’ Ibn Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Taufiq Sauqiyah ad-Damasyqi (w 1380 H), telah diterbitkan di Damaskus.
  21. Tajrîd Sayf al-Jihâd Li Mudda’î al-Ijtihâd karya asy-Syaikh Abdullah ibn Abd al-Lathif asy-Syafi’i. Beliau adalah guru dari Muhammad ibn Abd al-Wahhab sendiri, dan beliau telah membantah seluruh ajaran Wahhabiyyah di saat hidupnya Muhammad ibn Abd al-Wahhab.
  22. Tahdzîr al-Khalaf Min Makhâzî Ad’iyâ’ as-Salaf karya al-Imâm al-Muhaddits asy-Syaikh Muhammad Zahid al-Kautsari.
  23. at-Tahrîrât ar-Râ-iqah karya asy-Syaikh Muhammad an-Nafilati al-Hanafi, mufti Quds Palestina, telah diterbitkan.
  24. Tahrîdl al-Aghbiyâ ‘Alâ al-Istighâtsah Bi al-Anbiyâ Wa al-Awliyâ karya asy-Syaikh Abdullah al-Mayirghini al-Hanafi, tinggal di wilayah Tha’if.
  25. at-Tuhfah al-Wahbiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Dawud ibn Sulaiman al-Baghdadi an-Naqsyabandi al-Hanafi (w 1299 H).
  26. Tath-hîr al-Fu-âd Min Danas al-I’tiqâd karya asy-Syaikh Muhammad Bakhith al-Muthi’i al-Hanafi, salah seorang ulama al-Azhar Mesir terkemuka, telah diterbitkan.
  27. Taqyîd Hawla at-Ta’alluq Wa at-Tawassul Bi al-Anbiyâ Wa ash-Shâlihîn karya asy-Syaikh Ibn Kairan, Qadli al-Jama’ah di wilayah Maghrib Maroko. Karya manuskrip berada di Khizanah al-Jalawi/Rabath pada nomor 153.
  28. Taqyîd Hawla Ziyârah al-Auliyâ Wa at-Tawassul Bihim karya Ibn Kairan, Qadli al-Jama’ah di wilayah Maghrib Maroko. Karya manuskrip berada di Khizanah al-Jalawi/Rabath pada nomor 153.
  29. Tahakkum al-Muqallidîn Biman Idda’â Tajddîd ad-Dîn karya asy-Syaikh Muhammad ibn Abd ar-Rahman al-Hanbali. Dalam kitab ini beliau telah membantah seluruh kesasatan Muhammad ibn Abd al-Wahhab secara rinci dan sangat kuat.
  30.   at-Tawassul karya asy-Syaikh Muhammad Abd al-Qayyum al-Qadiri al-Hazarawi, telah diterbitkan.
  31. at-Tawassul Bi al-Anbiyâ’ Wa ash-Shâlihîn karya asy-Syaikh Abu Hamid ibn Marzuq ad-Damasyqi asy-Syami, telah diterbitkan.
  32. at-Taudlîh ‘An Tauhîd al-Khilâq Fî Jawâb Ahl al-‘Irâq ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Abdullah Afandi ar-Rawi. Karya Manuskrip di Universitas Cambridge London dengan judul “ar-Radd al-Wahhabiyyah”. Manuskrip serupa juga berada di perpustakaan al-Awqaf Bagdad Irak.
  33. Jalâl al-Haqq Fî Kasyf Ahwâl Asyrâr al-Khalq karya asy-Syaikh Ibrahim Hilmi al-Qadiri al-Iskandari, telah diterbitkan.
  34. al-Jawâbât Fî az-Ziyârât karya asy-Syaikh Ibn Abd ar-Razzaq al-Hanbali.asy-Sayyid Alawi ibn al-Haddad berkata: “Saya telah melihat berbagai jawaban (bantahan atas kaum Wahhabiyyah) dari tulisan para ulama terkemuka dari empat madzhab, mereka yang berasal dari dua tanah haram (Mekah dan Madinah), dari al-Ahsa’, dari Basrah, dari Bagdad, dari Halab, dari Yaman, dan dari berbagai negara Islam lainnya. Baik tulisan dalam bentuk prosa maupun dalam bentuk bait-bait syai’r”.
  35. Hâsyiyah ash-Shâwî ‘Alâ Tafsîr al-Jalâlain karya asy-Syaikh Ahmad ash-Shawi al-Maliki.
  36. al-Hujjah al-Mardliyyah Fî Itsbât al-Wâsithah al-Latî Nafathâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abd al-Qadir ibn Muhammad Salim al-Kailani al-Iskandari (w 1362 H).
  37. al-Haqâ-iq al-Islâmiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Mazâ’im al-Wahhâbiyyah Bi Adillah al-Kitâb Wa as-Sunnah an-Nabawiyyah karya asy-Syaikh Malik ibn asy-Syaikh Mahmud, direktur perguruan al-‘Irfan di wilayah Kutabali Negara Republik Mali Afrika, telah diterbitkan.
  38. al-Haqq al-Mubîn Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyîn karya asy-Syaikh Ahmad Sa’id al-Faruqi as-Sarhandi an-Naqsyabandi (w 1277 H).
  39. al-Haqîqah al-Islâmiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abd al-Ghani ibn Shaleh Hamadah, telah diterbitkan.
  40. ad-Durar as-Saniyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh as-Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mufti madzhab Syafi’i di Mekah (w 1304 H).
  41. ad-Dalîl al-Kâfi Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbi karya asy-Syaikh Misbah ibn Ahmad Syibqilu al-Bairuti, telah diterbitkan.
  42. ar-Râ-’iyyah ash-Shughrâ Fî Dzamm al-Bid’ah Wa Madh as-Sunnah al-Gharrâ’, bait-bait sya’ir karya asy-Syaikh Yusuf ibn Isma’il an-Nabhani al-Bairuti, telah diterbitkan.
  43. ar-Rihlah al-Hijâziyyah karya asy-Syaikh Abdullah ibn Audah yang dikenal dengan sebutan Shufan al-Qudumi al-Hanbali (w 1331 H), telah diterbitkan.
  44. Radd al-Muhtâr ‘Alâ ad-Durr al-Mukhtâr karya asy-Syaikh Muhammad Amin yang dikenal dengan sebutan Ibn Abidin al-Hanafi ad-Damasyqi, telah diterbitkan.
  45. ar-Radd ‘Alâ Ibn ‘Abd al-Wahhâb karya Syaikh al-Islâm di wilayah Tunisia, asy-Syaikh Isma’il at-Tamimi al-Maliki (w 1248 H). Berisi bantahan sangat kuat dan detail atas faham Wahhabiyyah, telah diterbitkan di Tunisia.
  46. Radd ‘Alâ Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Ahmad al-Mishri al-Ahsa-i.
  47. Radd ‘Alâ Ibn Abd al-Wahhâb karya al-‘Allâmah asy-Syaikh Barakat asy-Syafi’i al-Ahmadi al-Makki.
  48. ar-Rudûd ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya al-Muhaddits asy-Syaikh Shaleh al-Fulani al-Maghribi.as-Sayyid Alawi ibn al-Haddad dalam mengomentari ar-Rudûd ‘Ala Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya al-Muhaddits asy-Syaikh Shaleh al-Fulani al-Maghribi ini berkata: “Kitab ini sangat besar. Di dalamnya terdapat beberapa risalah dan berbagai jawaban (bantahan atas kaum Wahhabiyyah) dari semua ulama empat madzhab; ulama madzhab Hanafi, ulama madzhab Maliki, Ulama madzhab Syafi’i, dan ulama madzhab Hanbali. Mereka semua dengan sangat bagus telah membantah Muhammad ibn Abd al-Wahhab”.
  49. ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Shaleh al-Kawasy at-Tunisi. Karya ini dalam bentuk sajak sebagai bantahan atas risalah Muhammad ibn Abd al-Wahhab, telah diterbitkan.
  50. ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Muhammad Shaleh az-Zamzami asy-Syafi’i, Imam Maqam Ibrahim di Mekah.
  51. ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ibrahim ibn Abd al-Qadir ath-Tharabulsi ar-Riyahi at-Tunusi al-Maliki, berasal dari kota Tastur (w 1266 H).
  52. ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abd al-Muhsin al-Asyikri al-Hanbali, mufti kota az-Zubair Basrah Irak.
  53. ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh al-Makhdum al-Mahdi, mufti wilayah Fas Maroko.
  54. ar-Radd ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Muhammad ibn Sulaiman al-Kurdi asy-Syafi’i. Beliau adalah salah seorang guru dari Muhammad ibn Abd al-Wahhab sendiri.
  55. asy-Syaikh Abu Hamid ibn Marzuq (asy-Syaikh Muhammad ’Arabi at-Tabban) dalam kitab Barâ-ah al-Asyariyyîn Min Aqâ-id al-Mukhâlifîn menuliskan: “Guru Muhammad ibn Abd al-Wahhab (yaitu asy-Syaikh Muhammad ibn Sulaiman al-Kurdi) telah memiliki firasat bahwa muridnya tersebut akan menjadi orang sesat dan menyesatkan. Firasat seperti ini juga dimiliki guru Muhammad ibn Abd al-Wahhab yang lain, yaitu asy-Syaikh Muhammad Hayat as-Sindi, dan juga dimiliki oleh ayah sendiri, yaitu asy-Syaikh Abd al-Wahhab”.
  56. ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya Abu Hafsh Umar al-Mahjub. Karya manuskripnya berada di Dar al-Kutub al-Wathaniyyah Tunisia pada nomor 2513. Copy manuskrip ini berada di Ma’had al-Makhthuthat al-‘Arabiyyah Cairo Mesir dan di perpustakaan al-Kittaniyyah Rabath pada nomor 1325.
  57. ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ibn Kairan, Qadli al-Jama’ah di wilayah Maghrib Maroko. Karya manuskrip di perpustakaan al-Kittaniyyah Rabath pada nomor 1325.
  58. ar-Radd ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Abdullah al-Qudumi al-Hanbali an-Nabulsi, salah seorang ulama terkemuka pada madzhab Hanbali di wilayah Hijaz dan Syam (w 1331 H). Karya ini berisi pembahasan masalah ziarah dan tawassul dengan para Nabi dan orang-orang saleh. Dalam karyanya ini penulis menamakan Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan para pengikutnya sebagai kaum Khawarij. Penyebutan yang sama juga telah beliau ungkapkan dalam karyanya yang lain berjudul ar-Rihlah al-Hijâziyyah Wa ar-Riyâdl al-Unsiyyah Fî al-Hawâdits Wa al-Masâ-il.
  59. Risâlah as-Sunniyyîn Fî ar-Radd ‘Alâ al-Mubtadi’în al-Wahhâbiyyîn Wa al-Mustauhibîn karya asy-Syaikh Musthafa al-Karimi ibn Syaikh Ibrahim as-Siyami, telah diterbitkan tahun 1345 H oleh penerbit al-Ma’ahid.
  60. Risâlah Fî Ta-yîd Madzhab ash-Shûfiyyah Wa ar-Radd ‘Alâ al-Mu’taridlîn ‘Alayhim karya asy-Syaikh Salamah al-Uzami (w 1379 H), telah diterbitkan.
  61. Risâlah Fî Tasharruf al-Auliyâ’ karya asy-Syaikh Yusuf ad-Dajwa, telah diterbitkan.
  62. Risâlah Fî Jawâz at-Tawassul Fî ar-Radd ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya mufti wilayah Fas Maghrib al-‘Allâmah asy-Syaikh Mahdi al-Wazinani.
  63. Risâlah Fî Jawâz al-Istigâtsah Wa at-Tawassul karya asy-Syaikh as-Sayyid Yusuf al-Bithah al-Ahdal az-Zabidi, yang menetap di kota Mekah. Dalam karyanya ini beliau mengutip pernyataan seluruh ulama dari empat madzhab dalam bantahan mereka atas kaum Wahhabiyyah, kemudian beliau mengatakan: “Sama sekali tidak dianggap faham yang menyempal dari keyakinan mayoritas umat Islam dan berseberangan dengan mereka, dan siapa melakukan hal itu maka ia adalah seorang ahli bid’ah”.
  64. Risâlah Fî Hukm at-Tawassul Bi al-Anbiyâ’ Wa al-Awliyâ’ karya asy-Syaikh Muhammad Hasanain Makhluf al-Adawi al-Mishri wakil Universitas al-Azhar Cairo Mesir, telah diterbitkan.
  65. Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Qasim Abu al-Fadl al-Mahjub al-Maliki.
  66. Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Musthafa ibn asy-Syaikh Ahmad ibn Hasan asy-Syathi ad-Damasyqi al-Hanbali.
  67. Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ahamd Hamdi ash-Shabuni al-Halabi (w 1374 H).
  68. Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ahmad ibn Hasan asy-Syathi, mufti madzhab Hanbali di wilayah Damaskus Siria, telah diterbitkan di Bairut tahun 1330 H.
  69. Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Ali ibn Muhammad karya manuskrip berada di al-Khizanah at-Taimuriyyah.
  70. Risâlah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Utsman al-Umari al-Uqaili asy-Syafi’i, karya manuskrip berada di al-Khizanah at-Tamuriyyah.
  71. ar-Risâlah ar-Raddiyyah ‘Alâ ath-Thâ-ifah al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Muhammad Atha’ullah yang dikenal dengan sebutan Atha’ ar-Rumi.
  72. ar-Risâlah al-Mardliyyah Fî ar-Radd ‘Alâ Man Yunkir az-Ziyârah al-Muhammadiyyah karya asy-Syaikh Muhammad as-Sa’di al-Maliki.
  73. Raudl al-Majâl Fî ar-Radd ‘Alâ Ahl adl-Dlalâl karya asy-Syaikh Abd ar-Rahman al-Hindi ad-Dalhi al-Hanafi, telah diterbitkan di Jeddah tahun 1327 H.
  74.  Sabîl an-Najâh Min Bid’ah Ahl az-Zâigh Wa adl-Dlalâlah karya asy-Syaikh al-Qâdlî Abd ar-Rahman Quti.
  75. Sa’âdah ad-Dârain Fî ar-Radd ‘Alâ al-Firqatain, al-Wahhâbiyyah Wa Muqallidah azh-Zhâhiriyyah karya asy-Syaikh Ibrahim ibn Utsman ibn Muhammad as-Samnudi al-Manshuri al-Mishri, telah diterbitkan di Mesir tahun 1320 H dalam dua jilid.
  76. Sanâ’ al-Islâm Fî A’lâm al-Anâm Bi ‘Aqâ-id Ahl al-Bayt al-Kirâm Raddan ‘Alâ Abd al-Azîz an-Najdi Fî Mâ Irtakabahu Min al-Auhâm karya asy-Syaikh Isma’il ibn Ahmad az-Zaidi, karya manskrip.
  77. as-Sayf al-Bâtir Li ‘Unuq al-Munkir ‘Alâ al-Akâbir, karya al-Imâm as-Sayyid Alawi ibn Ahmad al-Haddad (w 1222 H).
  78. as-Suyûf ash-Shiqâl Fî A’nâq Man Ankar ‘Alâ al-Awliyâ’ Ba’da al-Intiqâl karya salah seorang ulama terkemuka di Bait al-Maqdis.
  79. as-Suyûf al-Musyriqiyyah Li Qath’ A’nâq al-Qâ-ilîn Bi al-Jihah Wa al-Jismiyyah karya asy-Syaikh Ali ibn Muhammad al-Maili al-Jamali at-Tunisi al-Maghribi al-Maliki.
  80. Syarh ar-Risâlah ar-Raddiyyah ‘Alâ Thâ-ifah al-Wahhâbiyyah karya Syaikh al-Islâm Muhammmad Atha’ullah ibn Muhammad ibn Ishaq ar-Rumi, (w 1226 H).
  81. sh-Shârim al-Hindi Fî ‘Unuq an-Najdi karya asy-Syaikh Atha’ al-Makki.
  82. Shidq al-Khabar Fî Khawârij al-Qarn ats-Tsânî ‘Asyar Fî Itsbât Ann al-Wahhâbiyyah Min al-Khawârij karya asy-Syaikh as-Sayyid Abdullah ibn Hasan Basya ibn Fadlal Basya al-Alawi al-Husaini al-Hijazi, telah diterbitkan.
  83. Shulh al-Ikhwân Fî ar-Radd ‘Alâ Man Qâl ‘Alâ al-Muslimîn Bi asy-Syirk Wa al-Kufrân, Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah Li Takfîrihim al-Muslimîn karya asy-Syaikh Dawud ibn Sulaiman an-Naqsyabandi al-Baghdadi al-Hanafi (w 1299 H).
  84. ash-Shawâ-iq al-Ilâhiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Sulaiman ibn Abd al-Wahhab. Beliau adalah saudara kandung dari Muhammad ibn Abd al-Wahhab, telah diterbitkan.
  85. ash-Shawâ-iq Wa ar-Rudûd karya asy-Syaikh Afifuddin Abdullah ibn Dawud al-Hanbali. as-Sayyid Alawi ibn Ahmad al-Haddad menuliskan: “Karya ini (ash-Shawâ-iq Wa ar-Rudûd) telah diberi rekomendasi oleh para ulama terkemuka dari Basrah, Bagdad, Halab, Ahsa’, dan lainnya sebagai pembenaran bagi segala isinya dan pujian terhadapnya”.
  86. Dliyâ’ ash-Shudûr Li Munkir at-Tawassul Bi Ahl al-Qubûr karya asy-Syaikh Zhahir Syah Mayan ibn Abd al-Azhim Mayan, telah diterbitkan.
  87. al-‘Aqâ-id at-Tis’u karya asy-Syaikh Ahmad ibn Abd al-Ahad al-Faruqi al-Hanafi an-Naqsyabandi, telah diterbitkan.
  88. al-‘Aqâ-id ash-Shahîhah Fî Tardîd al-Wahhâbiyyah an-Najdiyyah karya asy-Syaikh Hafizh Muhammad Hasan as-Sarhandi al-Mujaddidi, telah diterbitkan.
  89. ‘Iqd Nafîs Fî Radd Syubuhât al-Wahhâbi at-Tâ’is karya sejarawan dan ahli fiqih terkemuka, asy-Syaikh Isma’il Abu al-Fida’ at-Tamimi at-Tunusi.
  90. Ghawts al-‘Ibâd Bi Bayân ar-Rasyâd karya asy-Syaikh Abu Saif Musthafa al-Hamami al-Mishri, telah diterbitkan.
  91. Fitnah al-Wahhâbiyyah karya as-Sayyid Ahmad ibn Zaini Dahlan, (w 1304 H), mufti madzhab Syafi’i di dua tanah haram; Mekah dan Madinah, dan salah seorang ulama terkemuka yang mengajar di Masjid al-Haram. Fitnah al-Wahhâbiyyah ini adalah bagian dari karya beliau dengan judul al-Futûhât al-Islâmiyyah, telah diterbitkan di Mesir tahun 1353 H.
  92. Furqân al-Qur’ân Fî Tamyîz al-Khâliq Min al-Akwân karya asy-Syaikh Salamah al-Azami al-Qudla’i asy-Syafi’i al-Mishri. Kitab berisi bantahan atas pendapat yang mengatakan bahwa Allah adalah benda yang memiki bentuk dan ukuran. Termasuk di dalamnya bantahan atas Ibn Taimiyah dan faham Wahhabiyyah yang berkeyakinan demikian. Telah diterbitkan.
  93. Fashl al-Khithâb Fî ar-Radd ‘Alâ Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Sulaiman ibn Abd al-Wahhab, saudara kandung dari Muhammad ibn Abd al-Wahhab sendiri. Ini adalah kitab yang pertama kali ditulis sebagai bantahan atas segala kesesatan Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan ajaran-ajaran Wahhabiyyah.
  94. Fashl al-Khithâb Fi Radd Dlalâlât Ibn ’Abd al-Wahhâb karya asy-Syaikh Ahmad ibn Ali al-Bashri yang dikenal dengan sebutan al-Qubbani asy-Syafi’i.
  95. al-Fuyûdlât al-Wahbiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ ath-Thâ-ifah al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abu al-Abbas Ahmad ibn Abd as-Salam al-Banani al-Maghribi.
  96. Qashîdah Fî ar-Radd ‘Alâ ash-Shan’âni Fî Madh Ibn ’Abd al-Wahhâb, bait-bait sya’ir karya asy-Syaikh Ibn Ghalbun al-Laibi, sebanyak 40 bait.
  97. Qashîdah Fî ar-Radd ‘Alâ ash-Shan’âni al-Ladzî Madaha Ibn ’Abd al-Wahhâb, bait-bait sya’ir karya as-Sayyid Musthafa al-Mishri al-Bulaqi, sebanyak 126 bait.
  98. Qashîdah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah, bait-bait sya’ir karya asy-Syaikh Abd al-Aziz Qurasyi al-‘Ilji al-Maliki al-Ahsa’i. Sebanyak 95 bait.
  99. Qam’u Ahl az-Zâigh Wa al-Ilhâd ‘An ath-Tha’ni Fî Taqlîd A’immah all-Ijtihâd karya mufti kota Madinah al-Muhaddits asy-Syaikh Muhammad al-Khadlir asy-Syinqithi (w 1353 H).
  100. Kasyf al-Hijâb ‘An Dlalâlah Muhammad Ibn ’Abd al-Wahhâb karya manuskrip berada di al-Khizanah at-Taimuriyyah.
  101. Muhiqq at-Taqawwul Fî Mas-alah at-Tawassul karya al-Imâm al-Muhaddits Syaikh Muhammad Zahid al-Kautsari.
  102. al-Madârij as-Saniyyah Fî Radd al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Amir al-Qadiri, salah seorang staf pengajar pada perguruan Dar al-‘Ulum al-Qadiriyyah, Karatci Pakistan, telah diterbitkan.
  103. Mishbâh al-Anâm Wa Jalâ’ azh-Zhalâm Fî Radd Syubah al-Bid’i an-Najdi al-Latî Adlalla Bihâ al-‘Awâmm karya as-Sayyid Alawi ibn Ahmad al-Haddad, (w 1222 H), telah diterbitkan tahun 1325 H di penerbit al-‘Amirah.
  104. al-Maqâlât karya asy-Syaikh Yusuf Ahmad ad-Dajwi, salah seorang ulama terkemuka al-Azhar Cairo Mesir (w 1365 H).
  105. al-Maqâlât al-Wafiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Hasan Quzbik, telah diterbitkan dengan rekomendasi dari asy-Syaikh Yusuf ad-Dajwi
  106. al-Minah al-Ilâhiyyah Fî Thams adl-Dlalâlah al-Wahhâbiyyah karya al-Qâdlî Isma’il at-Tamimi at-Tunusi (w 1248 H). Karya manuskrip berada di Dar al-Kutub al-Wathaniyyah Tunisia pada nnomor 2780. Copy manuskrip ini berada di Ma’had al-Makhthuthat al-‘Arabiyyah Cairo Mesir. Sekarang telah diterbitkan.
  107. Minhah Dzî al-Jalâl Fî ar-Radd ‘Alâ Man Thaghâ Wa Ahalla adl-Dlalâl karya asy-Syaikh Hasan Abd ar-Rahman. Berisi bantahan atas ajaran Wahhabiyyah tentang masalah ziarah dan tawassul. Telah diterbitkan tahun 1321 H oleh penerbit al-Hamidiyyah.
  108. al-Minhah al-Wahbiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhabiyyah karya asy-Syaikh Dawud ibn Sulaiman an-Naqsyabandi al-Baghdadi (w 1299 H), telah diterbitkan di Bombay tahun 1305 H.
  109. al-Manhal as-Sayyâl Fî al-Harâm Wa al-Halâl karya as-Sayyid Musthafa al-Mishri al-Bulaqi.
  110. an-Nasyr ath-Thayyib ‘Alâ Syarh asy-Syaikh ath-Thayyib karya asy-Syaikh Idris ibn Ahmad al-Wizani al-Fasi (w 1272 H).
  111. Nashîhah Jalîlah Li al-Wahhâbiyyah karya as-Sayyid Muhammad Thahir Al-Mulla al-Kayyali ar-Rifa’i, pemimpin keturunan Rasulullah (al-Asyraf/al-Haba-ib) di wilayah Idlib. Karya berisi nasehat ini telah dikirimkan kepada kaum Wahhabiyyah, telah diterbitkan di Idlib Lebanon.
  112. an-Nafhah az-Zakiyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Abd al-Qadir ibn Muhammad Salim al-Kailani al-Iskandari (w 1362 H).
  113. an-Nuqûl asy-Syar’iyyah Fî ar-Radd ‘Alâ al-Wahhâbiyyah karya asy-Syaikh Musthafa ibn Ahmad asy-Syathi al-Hanbali ad-Damasyqi, telah diterbitkan tahun 1406 di Istanbul Turki.
  114. Nûr al-Yaqîn Fî Mabhats at-Talqîn; Risâlah as-Sunniyyîn Fî ar-Radd ‘Alâ al-Mubtadi’în al-Wahhâbiyyîn Wa al-Mustauhibîn.
  115. Yahûdan Lâ Hanâbilatan karya asy-Syaikh al-Ahmadi azh-Zhawahir, salah seorang Syaikh al-Azhar Cairo Mesir.

Demikianlah beberapa judul Kitab-kitab yang dikarang oleh ulama-ulama ahlussunnah wal jama’ah di dalam membantah apa yang menjadi pemikiran Muhammad ibn Abdil Wahhab.

Semoga Bermanfaat., via Kajian Kitab Klasik Pesantren Sunni

الرد على الوهابية الذين يقولون لا يوجد فرقة وهابية

$
0
0
Muslimedianews.com ~ الرد على الوهابية الذين يقولون لا يوجد فرقة وهابية

 ينكر الكثير من الوهابية أن يكون هناك فرقة وهابية أو طائفة وهابية لانهم يعرفون أن تاريخهم حافل بالفساد والخراب والإرهاب ويتسترون زورا وبهتانا وكذبا باسم السلفية.


ومما يؤكد لك أنهم وهابية وأن هذا الاسم ينطبق عليهم وهذا هو الواقع حقا ما جاء في كتاب لهم نشروه بعنوان "الشيخ محمد بن عبد الوهاب عقيدته السلفية ودعوته الإسلامية"بقلم "أحمد ابن حجر ءال بوطامي ءال بن علي"أحد كبار دعاتهم في قطر وقضاتهم، قدم له عبدالعزيز بن عبد الله بن باز الطبعة الثانية 1393 هـ طبع شركة مطابع الجزيرة ص (105) حيث يقول: "فلما التقى الوهابيين في مكة"ويقول: "استطاع الوهابيون أن يقيموا الدولة الإسلامية على أساس من المبادئ الوهابية".

ويقول "ولكن الدعوة الوهابية"ويقول "يدينون الإسلام على المذهب الوهابي".

ومما يؤكد أنهم هم الوهابية ما جاء في كتاب محمد بن جميل زينو المدرس الوهابي في مكة الذي أسماه: قطوف من الشمائل المحمدية طبع دار الصحابة قام بتوزيعه ونشره في لبنان الجمعية الوهابية المسماة جمعية النور والإيمان الخيرية الإسلامية ص 67 مفتخرا باسم الوهابية ويقول على زعمه: وهابي نسبة إلى الوهاب وهو اسم من أسماء الله. وقد كذب في هذا فان الوهابي نسبة إلى المبتدع المجسم محمد بن عبد الوهاب، ولكنه جهل أن العرب تنسب للمضاف إليه فتقول في المنسوب لعبد قيس قيسي.

ومما يؤكد ذلك أيضا اعترافهم بأن ما هم عليه هو الدين الوهابي وتسميتهم لذلك بالحركة الوهابية كما ترى ذلك واضحا في تسمية كتاب أحد رؤوسهم وهو محمد خليل هراس حيث أسماه: "الحركة الوهابية"طبع دار الكتاب العربي الذي يدافع فيه عن الوهابية ويسميها الدعوة الوهابية انظر ص 37.

فقد ثبت لك بما أقروا به على أنفسهم وبأقلام رؤسائهم وكبارهم أنهم هم الحركة الوهابية فكن على ذكر من ذلك متنبها لتمويهاتهم بالأسماء الكثيرة المتنوعة البراقة والرنانة التي يدخلون بها إلى بيوتات الناس وكفى الله البلاد والعباد شر هذه الفتنة.




sunna.info ..

Anak-Anak Tunisia Lantunkan 'Assalamu 'alayka Ya Rasulallah'

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Anak-anak kecil ini nampak semangat melantunkan sajungan kepada Nabi Muhammad Saw dengan lagu yang biasanya dibawakan oleh Maher Zain berjudul "Assalamu 'Alayka Ya Rasulallah".



Anak-anak Tunisia itu bernyanyi saat peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1436 Hijriyah. Berikut videonya

Lirik lagu Maher Zain "Assalamu-Alayka Ya Rasulallah" :

السلام عليك يارسول الله
رَقــــــت عينــاى شوقــاً
و لطيبـــة ذرفــت عشــقاً
فأتيتُ الى حبيبي
فاهدأ يا قلب و رفقاً
صلِ علـــى محمد
السلام عليك يااا يا رسول الله ...السلام عليك يا حبيبي يا نبي الله
السلام عليك يا رسول الله .. السلام عليك يا حبيبي يا نبي الله
يــــــــــــــــا رسول الله
قلــــبُ بالحـــق تعــلق
و بِغـــارِ حِــراء تألـــق
يبكي يســـأل خــالقه
فأتـــاه الوحـــي فأشرق
إقرأ إقرأ يا محمد
السلام عليك يااا يا رسول الله ...السلام عليك يا حبيبي يا نبي الله
السلام عليك يا رسول الله .. السلام عليك يا حبيبي يا نبي الله
يــــــــــــــــا رسول الله
يــــــــا طيبــــة جئتـــــك صبــــا
لرســـــول الله محبـــــــا
بالروضـــــة سكــــنت روحـــي
و جـــــوار الهـــادي محمد
السلام عليك يااا يا رسول الله ...السلام عليك يا حبيبي يا نبي الله
السلام عليك يا رسول الله .. السلام عليك يا حبيبي يا نبي الله
يــــــــــــــــا رسول الله
رقت عيناي شوقاً و لطيبة ذرفت عشقاً
فأتيت إلى حبيبي فاهدأ يا قلب و رفقاً
صلي على محمد
.
نشيد:السلام عليك يا رسول الله.
المنشد: ماهر زين/Maher Zain.


red. Ibnu L' Rabassa

يا اللي توصف على هونك منك غلطان ما في بـجمال [Nasheed]

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Bagi penggemar nashid pujian kepada Nabi Muhammad Saw, maka salah satu lagu berikut ini dapat dijadikan salah satu koleksi karena lirik-liriknya yang indah dan suara penyanyinya yang merdu.


يا خير مـخلوق إليه ينظروا            في خاطري ذِكرَاك دَومًا تَـخطرُ تَـخطرُ
فإذا نَطقتُ ففي حَديثي جَـمالُكُم             وإذا سَكتُ ففيكُمُ أتفكرُ
آه أخ أخ يا يابا   صَبَّرتُ قَلبي عَنكمُ فأجابني       لا صبر لي  لا صبر لي  لا صبر لي
لا صبر لي ما دُمتُ حِبي أذكرُ            وعلى مَـحبتِكُم أموتُ وأحشرُ

قلبى بـِحب النبى وذاب بـهواه وهام اليه       ومن شوق ضلت دموعى عالوجد هاملا
ولو ردت اهوى واحب غرامي ما اهملا         لو حملى زاد وثقل ينجلى هملا هملا
الامة فرحانه الامة فرحانه بمولد حبيبي اليوم فرحانه    ولهانه ولهانه ولهانه ولهانه بحب النبي الزين ولهانه

مثلك ما ينوجد مثلك   قلبي ذوب لاجلك أه    كل الكون والله يا حبيبي     كل الكون والله يا حبيبي

يا فرحتي بـمرأك   حبي ولثم يُـمناك         يا فرحتي بـمرأك   حبي ولثم يُـمناك
لنا فاشفع عِندَ مَولاك   

مثلك ما ينوجد مثلك   قلبي ذوب لاجلك أه    كل الكون والله يا حبيبي     كل الكون والله يا طبيبي

      يا اللي توصف على هونك منك غلطان      ما في بـجمال الهادي مثله إنسان

      هادينا طه رحمة وبشرى للناس          هذا الطبيب ال يذهِب عنا الوسواس
      هذا مَهيوب الطلعة وزاكي الأنفاس       علم تنزيه الله البَرِّ الرحٰمن


      يا اللي توصف على هونك منك غلطان      ما في بـجمال الهادي مثله إنسان

      هوي الإنسان الكامل وعليه صلوا         وبذكروا دوم إتهنوا دوم إتـحلوا
      يا ريتني أحيا عمري الباقي كلو         بـجوارُ أحظى منو بنيل الإحسان

      يا اللي توصف على هونك منك غلطان      ما في بـجمال الهادي مثله إنسان

      طه محمود الـمنشأ صاحب تسبيح       والله بـمدحو زاد بقلب التفريح
      مهما نوصف ونقول أبيات التمديح       يبقى هادينا هوي أعظم إنسان

      يا اللي توصف على هونك منك غلطان      ما في بـجمال الهادي مثله إنسان

      لـما طيبة زاروها ملوك وحكام          من هَيبة أحمد وِقفُوا مثل الخُدام
      والكُل ينادوا نظرة وجود وإكرام         لـمحة يا طه عَلُّ يِشفَى الـمرضان

      يا اللي توصف على هونك منك غلطان      ما في بـجمال الهادي مثله إنسان

      يا اللى من هم الدنيا قبلو مكسور          يـمدح جد الحسنين بيرجع مـجبور
      هذا دواء مـجرب فعلو مشهور         بـمدح الـمختار الهادي يرُوق الحزنان

      يا اللي توصف على هونك منك غلطان      ما في بـجمال الهادي مثله إنسان
      يا اللي توصف على هونك منك غلطان


Apa Itu Hari Pendidikan Nasional 2 Mei ?

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Hari Pendidikan Nasional, disingkat HARDIKNAS, adalah hari yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa, diperingati pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya. [1]

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia. Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan.[2]


Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda, dan ia kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa setelah kembali ke Indonesia. Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia. Filosofinya, tut wuri handayani ("di belakang memberi dorongan"), digunakan sebagai semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia. Ia wafat pada tanggal 26 April 1959. Untuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan Indonesia, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Meskipun bukan hari libur nasional, Hari Pendidikan Nasional dirayakan secara luas di Indonesia. Perayaannya biasanya ditandai dengan pelaksanaan upacara bendera di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, dari tingkat kecamatan hingga pusat, disertai dengan penyampaian pidato bertema pendidikan oleh pejabat terkait.



sumber wikipedia
[1] http://www.ugm.ac.id/en/?q=news/national-education-day-2012-the-rise-indonesian-golden-generation
[2] http://www.thejakartapost.com/news/2012/04/29/yogya-students-collect-10000-books-national-education-day.html

Ziarah Kubur dan Faidahnya dalam Syarah Riyadlush Shalihin

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Di dalam kitab “Nuzhatul Muttaqin Syarah Riyadhus Shalihin” jilid 1 halaman 499 masalah hukum ziarah kubur diterangkan sebagai berikut:

باب استحباب زيارة القبر للرجال و ما يقوله الزائر
عن بريدة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها . رواه مسلم . و في رواية : فمن أراد أن يزور القبور فليزر , فانها تذكر نا الأخرة
الحديث رواه مسلم فى الجنائز (باب استئذان النبي صلى الله عليه و سلم ربه عز و جل في زيارة قبر أمه
أفاد الجديث : مشروعية زيارة القبور , و اتفق العلماء على أنها مندوبة للرجال و خاصة لأداء حق نحو والد و صديق , لما فيها من تذكير بالأخرة و ترقيق للقلوب بذكر الموت و أحواله , كما ورد فى الأحاديث * و أما النساء فتكره لهن الزيارة , لما ورد من النهي عن ذلك , و قد تحرم اذا اقترنت زيارتهن بمحظور شرعي , كما اذا خشيت الفتنة أو رفعن أصواتهن بالبكاء , و قد تباح لهن الزيارة اذا قرب المصاب و لم يكن ثمة محظور شرعي * يندب زيارة قبر النبي صلى الله عليه و سلم * جواز النسخ في الشريعة الاسلامية , فقد حرم صلى الله عليه و سلم زيارة القبور أول الأمر لقرب عهد الناس بالجاهلية و ما كان فيها من وثنية و ما كانوا يفعلونه عند القبور من نياحة و غيرهما مما حرم الاسلام , ثم نسخ التحريم بعد أن اتضحت عقيدة التوحيد و رسخت قواعد الاسلام و استبانت أحكامه * على المؤمن أن يذكر نفسه بالموت , و أنه سيكون فى عداد الموتى ان عاجلا أو أجلا

Artinya:

    BAB SUNNAH ZIARAH KUBUR BAGI LAKI-LAKI DAN BACAAN YANG DIUCAPKAN OLEH PEZIARAH

    Dari Buraidah radiyallahu ‘anhu telah berkata: Rasulullah saw bersabda: “Tadinya aku melarang kalian berziarah, tapi kini berziarahlah kalian ! (Hadits Riwayat Muslim)”

    Dalam riwayat lain dikatakan: “Maka barangsiapa yang ingin ziarah kubur, maka berziarahlah ! Karena, sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan akherat”.

    Hadits Riwayat Muslim Menerangkan Tentang Jenazah (Bab meminta izin Nabi saw kepada Allah swt dalam masalah ziarah ke makam ibu beliau).


Faedah (maksud) Hadits:
Ziarah kubur disyari’atkan dalam Islam. Para ulama telah sepakat menyatakan bahwa ziarah kubur hukumnya disunnahkan bagi kaum laki-laki, khususnya untuk melaksanakan hak seperti: ayah dan teman, mengingat mati, dan melembutkan hati dengan cara mengingat mati berikut tingkah-tingkahnya, sebagaimana keterangan-keterangan yang berlaku di dalam hadits-hadits Nabi saw.

Adapun wanita hukumnya dimakruhkan dalam ziarah kubur. Karena, ada hadits Nabi tentang pelarangan tersebut. Juga ziarah kubur hukumnya diharamkan bagi wanita bilamana diiringi dengan sesuatu yang dilarang menurut syara’. Seperti bilamana takut terjadi fitnah atau kerasnya suara wanita dengan menangis. Begitupula, ziarah kubur hukumnya diperbolehkan bagi wanita bilamana dekat dengan orang yang terkena musibah dan tidak adanya ciri fitnah yang dilarang oleh syara’.

Demikian pula, ziarah ke makam Nabi saw hukumnya disunnahkan. Karena, bolehnya nasakh (perubahan hukum Islam) dalam syari’at Islam. Memang, pada awal perintahan Nabi saw ziarah kubur itu hukumnya diharamkan, karena umat Islam pada masa itu masih ada kedekatannya dengan kebiasaan mereka pada zaman jahiliyah.Juga masih adanya kebiasaan menyembah berhala. Selain itu, mereka juga suka berbuat niyahah (meratapi mayit) atau lainya yang diharamkan ketika melakukan ziarah kubur. Kemudian, hukum haram ziarah kubur tersebut diganti dengan hukum sunnah setelah adanya kejelasan dalam aqidah Islam, tertancapnya kaedah-kaedah dan hukum-hukum Islam di dada mereka.

Dengan demikian, seorang mukmin harus selalu mengingat mati. Karena, mengingat mati adalah persiapannya orang-orang yang akan mati, baik untuk saat ini maupun saat yang akan datang.

Di dalam kitab “Nuzhatul Muttaqin Syarah Riyadhus Shalihin” jilid 1 halaman 500 masalah ziarah kubur diterangakn sebagai berikut:


 و عن عائشة رضي الله عنها قالت : كان رسول الله صلى الله عليه و سلم كلما كان ليلتها من رسول الله صلى الله عليه و سلم يخرج من أخر الليل الى البقيع , فيقول : السلام عليكم , دار قوم مؤمنين , و اتاكم ما توعدون , غدا مؤجلون , و انا ان شاء الله بكم لاحكون ! اللهم اغفر لأهل بقيع الغرقد
رواه مسلم
Artinya: Dari ‘Aisyah ra berkata: “Setiap Rasulullah saw bergilir bermalam di tempat ‘Aisyah, pada akhir malam beliau keluar menuju ke makam Baqi’, kemudian mengucapkan: Assalaamu ‘alaikum daara qaumin mu’minina wa ataakum maa tuu’aduuna ghadan mu’ajjaluuna, wa innaa insyaa Allaahu bikum laahikuun. Allaahummaghfir li ahli Baqi’il Gharqad (Semoga kesejahteraan dilimpahkan atas kalian wahai penghuni perkampungan kaum mu’minin, dan akan datang kepada kalian apa-apa yang dijanjikan besok pada masa yang telah ditentukan. Dan insya Allah aku akan menyusul kalian. Ya Allah ! Ampunilah dosa-dosa penghuni Baqi’ Gharqad ! (Hadits Riwayat Muslim).
Faedah (maksud) Hadits:
Sunnah hukumnya mengucapkan salam kepada ahli kubur dan bacaan-bacaan yang diucapkan Nabi saw, seperti istighfar. Begitupula, boleh hukumnya berziarah ke kuburan pada waktu malam hari.

“Gharqad = Nama sebuah pohon yang berduri, tapi pohon itu sudah ditebang dan tidak ada lagi di pemakaman Baqi’ – Madinah.

Oleh : KH. Thobary Syadzily, via Santri.net



Bahrain seluas DKI Jakarta, Sunni atau Syi'ah yang Mayoritas ?

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Kerajaan Bahrain (مملكة البحرين) adalah sebuah negara kecil kepulauan di Teluk Persia yang tidak mempunyai perbatasan. Teluk Bahrain memisahkan negara ini dengan Qatar dan Arab Saudi. Tetangga Bahrain, Arab Saudi terletak di sebelah barat dan disambungkan ke Bahrain melalui Tambak Raja Fahd yang dibuka secara resmi pada 25 November 1986 dan Qatar di sebelah selatan menyeberangi Teluk Persia. Luas wilayahnya hampir setara dengan luas wilayah DKI Jakarta.

Peta Bahrain
Dimanakah negara Bahrain ? Terlalu kecil untuk dilihat.
Sejak 3 Juli 2002, Bahrain dibagi menjadi 5 governorat. Sebelumnya ia dibagi menjadi 12 kotamadya ; Ibu Kota, Tengah, Muharraq, Utara dan Selatan.


AWAL MENJADI BAHRAIN
Selama 2300 tahun, Bahrain menjadi pusat perdagangan dunia di antara Mesopotamia (sekarang Irak) dan Lembah Indus (sekarang sebuah wilayah di India). Adalah peradaban Delmon yang mempunyai kaitan erat dengan Peradaban Sumeria pada abad ke-3 SM. Bahrain menjadi bagian dari Babilon lebih kurang pada tahun 600 SM. Catatan-catatan sejarah menunjukkan Bahrain dikenal melalui pelbagai julukan yang di antaranya "Mutiara Teluk Persia".

Bahrain hingga tahun 1521 terdiri dari daerah Ahsa (yang lebih besar), Qatif (keduanya kini menjadi provinsi timur Arab Saudi), serta Awal (kini pulau Bahrain). Daerah Bahrain terbentang hingga (kini) Kuwait hingga Oman dan dinamakan Provinsi Bahrain (atau Iqlim Al-Bahrain). Namun pada 1521, kedatangan Portugis telah memisahkan Awal (kini Bahrain) dengan daerah lainnya dan hingga kini Bahrain dikenal sebagai wilayah yang dikenal sekarang.

DIBAWAH NAUNGAN BRITANIA RAYA

Dari abad ke-16 Masehi hingga tahun 1743, pemerintahan Bahrain sentiasa berubah-ubah di antara Portugis dan Persia. Akhirnya, Sultan Persia, Nadir Shah menguasai Bahrain dan atas alasan politik mendukung mayoritas Syiah. Pada lewat abad ke-18 Masehi Keluarga Al-Khalifah mengambil alih pulau ini. Untuk menjaga agar pulau ini tidak jatuh kembali ke tangan Persia, mereka menjalin persahabatan dengan Britania Raya dan menjadi negeri dibawah naungan Britania.

Minyak ditemukan pada tahun 1931 dan sejak itu Bahrain dibangun dan mengalami modernisasi pesat. Hal ini juga menjadikan hubungan dengan Britania Raya lebih baik dan dibuktikan dengan makin banyaknya pangkalan-pangkalan Inggris yang pindah ke pulau tersebut. Pengaruh menguat seiring dengan makin berkembangnya negara ini, puncaknya saat Charles Belgrave dilantik menjadi penasihat. Belgrave kemudian mengukuhkan sistem pendidikan modern sebagai bagian pendidikan di Bahrain.

Setelah Perang Dunia II, sentimen anti-Inggris menguat di wilayah-wilayah Arab dan mengakibatkan terjadinya kerusuhan di Bahrain. Pada tahun 1960-an, pihak Inggris menyerahkan masa depan Bahrain pada Arbitrase internasional dan meminta agar PBB mengambil alih tanggung jawab.

Pada tahun 1970, Iran terus menerus menuntut haknya terhadap Bahrain dan pulau-pulau lain di Teluk Persia, namun salah satu perjanjian dengan pihak Britania Raya, mereka kemudian setuju untuk tidak meneruskan tuntutannya terhadap Bahrain jika tuntutan (Iran) lainnya dikabulkan. Bahrain menjadi negara 'merdeka' pada Agustus 1971 setelah ritania Raya mundur.

UPAYA TOKOH SYI'AH BAHRAIN

Setelah terjadinya Revolusi Islam Iran pada tahun 1979, tokoh Syiah Bahrain pada tahun 1981 melancarkan perebutan kekuasaan. Walau bagaimanapun, percobaan mereka gagal. Pada tahun 1994, kerusuhan demi kerusuhan dilakukan oleh golongan Syiah yang tidak puas dengan ketidakadilan pemerintahan.

Pada bulan Maret 1999, Hamad ibn Isa al-Khalifah menggantikan ayahandanya sebagai kepala negara. Ia menjalankan pelbagai perubahan, di antaranya; memberi hak pilih kepada kaum wanita dan membebaskan semua tahanan politik.

JUMLAH PENDUDUK
Jumlah penduduk negara kecil tersebut hanya sekitar 1,2 juta lebih dengan luas wilayah 765.3 km2. Tahun 2010, jumlah penduduk Bahrain adalah 1.234.571 (Tahun 2010)

Screenshot Wikipedia
Wikipedia Arabic menyebutkan: data statistik 2011 total pendudukKerajaanBahrain1234571orangtermasukjumlah pendatang,danmayoritas pendudukmendiamikota-kotaManamadanMuharraq.
Data pertumbuhan Penduduk Bahrain sampai 2011
 Data diatas dilansir dalam situs Alwasat News,  telah terjadi lonjakan jumlah peduduk yang cukup drastis sebesar 30 ribu warga selama satu tahun, antara tahun 2010 sampai 2011.

Agama resmi Bahrain adalah Islam dan mayoritas penduduk adalah muslim. Menurut sensus pada tahun 2001, 81,2% penduduk Bahrain ialah Muslim, 9% Kristen, dan 9,8% mengamalkan ajaran lain seperti Hindu, Yahudi , Sikh, Baha'i dan lainnya.

Awalnya penduduk Bahrain merupakan Syi'ah Imamiyah. Syaikh Yaqut al-Hamwi dalam bukunya Mu'jam Al-Buldan (معجم البلدان) Jiliad 4 hal. 150 (th. 1224 M):

أهل البحرين كلهم روافض وليس عندهم من يخالف هذا المذهب إلا أن يكون غريبًا
Penduduk Bahrain seluruhnya Syi'ah Rafidloh, diantara mereka tidak ada yang menyelisi kelompok ini kecuali orang asing.


Hal itu sebagaimana dituturkan oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ad-Durr al-Kaminah bahwa penduduk Bahrain termasuk pembesar-pembesar Rafidloh. Dikutip dari Hammad al-Jasir dalam Mu'jam al-Jaghrafi (1/218). An-Nabhani al-Maliki menyebutkan bahwa kebanyakan penduduk Bahrain adalah Syi'ah. Sebagaimana diisyaratkan dalam Tuhfah al-Nabhaniyah (hal. 73 dan 85).

Tetapi seorang Syaikh Salafi Dr. Abdullah Humaid bin Mubarak menyelisi pendapat tersebut, dalam kitabnya ia mengatakan penduduk Bahrain adalah pengikut madzhab Sunni Maliki, tetapi telah terjadi proses migrasi Syi'ah ke Bahrain dalam sejarah.

Disebutkan dalam buku  دليل الخليج, yang aslinya berjudul Gazetteer of the Persian Gulf, 'Oman, and Central Arabia karya J. G. Lorimer, tahun 1905 M menyebutkan: Jumlah muslim Sunni di Bahrain mencapai 60.000 orang, sementara Syi'ah mencapai 40.000 orang.  Jumlah muslim Sunni di Bahrain mencapai 60.000 orang, sementara Syi'ah mencapai 40.000 orang. Diperkotaan Sunni mencapai 44.800 orang sementara Syi'ah 16.000 orang. Sedangkan di desa, Sunni mencapai 14.200 orang sementara Syi'ah mencapai 24.075 orang.

Awalnya tidak ada data resmi mengenai statistik pengikut kelompok-kelompok Islam dalam negera tersebut, kecuali dari berbagai sumber surat kabar dan buku, yang menunjukkan bahwa Syi'ah merupakan mayoritas dinegara tersebut.

1. Dalam situs CIA, pada bagian pengantar mengenai negara Bahrain disebutkan:"Pemerintahan yang dipimpin Sunni telah berusaha mengatur hubungan dengan penduduk Syi'ah yang merupakan  mayoritas".


2. Dalam BBC (25 November 2014) :"Telah lama terjadi ketegangan antara penduduk Bahrain Sunni dan mayoritas muslim Syi'ah".


3. Dalam buku World and Its Peoples - ARABIAN PENNISULA  hal. 37 disebutan bahwa Syi'ah merupakan penduduk mayoritas di Bahrain. 


4. Dalam buku "BAHRAIN FROM THE TWENTIETH CENTURY TO THE ARAB SPRING" juga disebutkan hal yang sama. 


Banyak buku-buku lain yang menyebutkan bahwa Syi'ah merupakan mayoritas di negara tersebut, seperti After the Arab Spring: How Islamists Hijacked The Middle East Revolts, hal 96; Containing Iran: Strategies for Addressing the Iranian Nuclear Challenge hal. 100 ; After Iraq: Anarchy and Renewal in the Middle East hal. 178 ; Asia Journal of Global Studies, Issues 1-2 hal. 17. Transnational Shia Politics: Religious and Political Networks in the Gulf  hal. 10 ; Understanding Arabs: A Contemporary Guide to Arab Society ; dan sebagainya.

Tetapi beberapa sumber Sunni mempertanyakan validitas data tersebut mengingat saat pemilu terakhir, partai Syi'ah tidak menang dan hanya mendapatkan separuh suara.

DATA RESMI BADAN STATISTIK 
Data resmi dari Badan Statistik tahun 2010 menyebutkan bahwa prosentasei Sunni 51 persen sedangkan Syi'ah 49 persen. Sebagaimaan dilansir oleh situs Al Jazeera dalam sebuah artikel berjudul وثيقة بحرينية:الشيعة أقل من النصف / Dokumen Bahrain : Syi'ah Kurang Dari Separuh Jumah Penduduk". Data itu diperoleh setelah tim peneliti khusus melakukan penelitian pada peridode 4 Juli sampai 15 November/Desember 2010.

aljazeera.net
Bila dihitung dengan jumlah penduduk Bahrain 1.234.571  (data 2011), sedangkan muslim dinegara tersebut sebanyak 85% maka maka diperoleh data bahwa jumlah muslim adalah 1.049.358 orang.

Dari jumlah tersebut, kemudian diklasifiksi berdasarkan Sunni dan Syi'ah, tanpa membedakan varian Sunni didalamnya dan varian Syi'ah didalamnya, maka diperoleh data:

Penganut Sunni 51% = 535.172 orang
Penganut Syi'ah 49% = 514.185 orang

Oleh : Ibnu Manshur
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Bahrain
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Bahrain
  • http://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%B3%D9%83%D8%A7%D9%86_%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%AD%D8%B1%D9%8A%D9%86#cite_note-.D9.85.D8.B5.D8.AF.D8.B1-1 
  • http://www.alwasatnews.com/3076/news/read/525801/1.html
  • https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ba.html
  • http://www.aljazeera.net/news/reportsandinterviews/2011/7/4/%D9%88%D8%AB%D9%8A%D9%82%D8%A9-%D8%A8%D8%AD%D8%B1%D9%8A%D9%86%D9%8A%D8%A9-%D8%A7%D9%84%D8%B4%D9%8A%D8%B9%D8%A9-%D8%A3%D9%82%D9%84-%D9%85%D9%86-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%B5%D9%81

STAN Bershalawat 2015 Sambut Ramadlan

$
0
0
Muslimedianews.com ~ "Bersihkan hati, sambut bulan yang suci dengan shalawat Nabi", bersama Majelis Rasulullah SAW pada Sabtu 6 Juni 2015 pukul 19.30 WIB

di Halaman Student Center STAN Bintaro Sektor V Tangerang Selatan.

"STAN BERSHALAWAT 2015"

Melacak Jejaring Ulama Nusantara Sepanjang Masa

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Dari Masa Ke Masaulama-ulama Nusantara telah lama menjalin jejaring sanad keilmuan dengan para maha guru Islam yang ada di Mekkah dan Timur Tengah. Sekembalinya dari merantau itulah, para ulama Indonesia mulai mengembangkan keilmuan (pembaharuan) serta menjadi inspirasi untuk menggerakan semangat jihad melawan kolonialisme

John R Bowen dalam artikelnya “Intellectual Pilgrimages and Local Norms in Fashioning Indonesian Islam” menulis, ulama Indonesia yang pernah berguru kepada ulama Makkah dan Madinah,  kembali ke Indonesia membawa semangat pembaruan untuk melawan tekanan kolonialisme melalui organisasi Islam. Gerakan ini pada dasarnya adalah bentuk pemurnian nilai Islam dari campuran nilai-nilai lain. Meski awalnya organisasi ini bersifat kultural dan ke daerahan, pola tersebut kemudian berkembang men jadi gerakan modern. 


Jejaring ulama Nusantara ini sudah lama diteliti oleh Dr Asyumardi Azra dalam disertasi asli “The Transmission of Islamic Reformism to Indoesia: Networks of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama’ in the Seventeenth and Eighteenth Centuries”. Disertasi saudara Azyumardi Azra yang diajukan kepada Departemen Sejarah, Columbia University, New York, pada akhir tahun 1992, guna memperoleh gelar Ph.D. Dalam penelitiannya ini, Dr. Azyumardi Azra, dikemukakan lebih jauh, bahwa penelitian ini adalah merupakan langkah awal dalam menyelidiki sejarah sosial dan intelektual ulama dan pemikiran Islam di Indonesia, khususnya dalam kaitannya perkembangan pemikiran Islam di pusat-pusat keilmuan Islam di Timur Tengah. Karena tidak mungkin, pembaharuan yang terjadi di berbagai negara Muslim ini tanpa adanya mata rantai yang sambung-bersambung (sanad ‘ilm, mata rantai keilmuan-red)dengan pusat pertumbuhan dan perkembangan Islam di Timur Tengah.

Dalam realitas kesejarahan, pertumbuhan dan perkembangan Islam di Nusantara, yang pada dasarnya memiliki keterkaitan erat dengan dinamika umat Islam di Timur Tengah, bukanlah sekedar dilandasi oleh faktor politis. Pada masa awalnya, yakni pada akhir abad ke-8 hingga abad ke-12, hubungan diantara kedua wilayah umat Islam tersebut, lebih sebagai hubungan perdagangan dan ekonomi. Pada masa berikutnya, hingga akhir abad ke-15, hubungan antar kedua kawasan mulai mengambil aspek yang lebih luas. Disamping mereka melakukan praktik perdagangan, para pedagang dari Timur Tengah juga melakukan upaya penyebaran agama Islam, sehingga akhirnya terjalin hubungan sosial-keagamaan yang sangat erat diantara keduanya. Selanjutnya, pada abad ke-15 hingga paru kedua abad ke-17, hubungan yang terjalin diantara Melayu-Indonesia dengan Daulat Utsmani, lebih banyak diwarnai oleh faktor politis. 

Kenyataan ini sebagai akibat dari adanya pengaruh perebutan dua kekuatan besar, yakni dari penguasa Spanyol dan Daulah Utsmani. Dengan adanya hal ini, maka kemudian para elit penguasa di Nusantara mengambil posisi untuk menjalin kebersamaan dengan daulat Utsmani. Hubungan yang lebih bersifat keagamaan dan politis ini, dikembangkan dengan para penguasa di Haramayn. Dengan adanya jaringan dengan ulama di Haramayn ini, kemudian menjadikan ulama dari Nusantara untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan keilmuan serta intelektualnya. Daris sinilah kemudian semenjak paruh kedua abad ke-17 ini, hubungan diantara ulama Haramayn dengan ulama di Nusantara ini lebih merupakan hubungan sosial-intelektual, selain juga hubungan sosial-keagamaan.

Melalui pendekatan penelitian historis-filosofis serta pendekatan sosiologis-antropologis penulis dapat menelusuri pertumbuhan dan perkembangan lembaga-lembaga pendidikan yang terjadi dikawasan periferi, yang selama ini dianggap remeh oleh para peneliti serta sarjana modern. Dari penelitian little tradition yang ada di kawasan periferi ini, terdapat gagasan serta ide-ide pembaharuan, yang pada dasarnya juga dikembang tumbuhkan dari jaringan ulama, yang berpusat di Haramayn, dengan memunculkan “sintesis baru” menjadi great tradition. 

Jaringan Ulama yang telah lama terbangun dalam wilayah Internasional ini dibuktikan dengan adanya jaringan ulama Melayu-Indonesia, bukan berarti hasilnya berlaku lokal bagi Muslimin di Nusantara, karena Jaringan Ulama yang terjadi ini merupakan mata rantai yang sangat luas dan menyeluruh ke semua belahan Dunia Muslim. Ulama Melayu-Indonesia adalah merupakan bagian dari jaringan besar tersebut dimana pada masa itu mulai dilaksanakannya pemikiran serta gerakan pembaharuan di wilayah Islam Nusantara.

Menurut penulis, setidaknya ada dua istilah kunci digunakan Dr Azyumardi Azra  dalam menguak jejaring ulama Nusantara yang menjadi sangat penting dan menentukan. Pertama adalah kata Jaringan. Dengan jaringan ini maka diantara para ulama yang berasal dari berbagai daerah bisa melakukan kontak untuk melakukan dialog serta proses peleburan tradisi-tradisi “kecil” (little tradition) untuk membentuk “sintesis baru” yang sangat condong pada tradisi besar” (great tradition). Proses peleburan yang semacam ini, diantara ulama dilakukan dengan berpusat di Haramayn (Makkah dan Madinah). 

Kedua adalah kata Transmisi. Yang dimaksud dengan transmisi adalah, upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menyebarkan , menyampaikan gagasan, ilmu serta metode yang diperoleh dari daerah tertentu, tentang sesuatu yang tertentu pula, untuk kemudian disebarkan ke berbagai daerah lainnya. Yang dimaksud dengan transmisi ini adalah, upaya yang dilakukan oleh seorang ulama untuk menyebarkan, menyampaikan gagasan, ilmu serta metode yang diperoleh di Haramayn, tentang tradisi keagamaan pusat-pusat keilmuan Timur Tengah, ke berbagai dunia Muslim, seperti Melayu-Indonesi (Nusantara). Proses transmisi ini akan menghasilkan letupan-letupan pembaharuan, yang pada gilirannya nanti secara signifikan akan mempengaruhi perjalanan historis Islam di tanah air masing-masing.

Ulama-ulama Nusantara memberikan sumbangan dalam pengembangan keilmuan Islam pada masa itu. Karena,  pertama, tertolaknya suatu asumsi yang mengatakan bahwa hubungan antara Ulama di Timur Tengah dengan para Ulama di Nusantra, hanyalah bersifat politis. Hal ini dikarenakan, semenjak abad ke-17, terutama diparuh kedua abad ini, hubungan diantara mereka lebih menekankan pada aspek sosial-intelektual (keilmuan).  Kedua, tertolaknya suatu asumsi yang mengatakan bahwa abad ke-17 dan 18 adalah abad kegelapan bagi umat Islam. Karena pada kenyataannya di abad ini justru merupakan masa yang sangat harmonis dan dinamis, bagi perkembangan pemikiran serta keilmuan Islam. Islam dimasa ini bukan lagi Islam yang bercorak mistik (sufistik), akan tetapi Islam yang merupakan perpaduan antara Tasawwuf dan Syariah (Neo Sufism). Terjadinya perpaduan diantara keduannya ini, merupakan kesadaran dari para ulama fiqih (fuqoha) dan ulama tasawwuf (sufi), untuk saling menyadari akan keberadaan serta peranan masing-masing. Dengan adanya kesadaran yang demikian inilah, maka kemudian berkembang suatu praktik keislaman yang baru, yakni yang disebut dengan Neo-Sufisme. Ketiga, adanya peranan serta keterlibatan ulama-ulama melayu dalam jaringan ulama Internasional, yang pada taraf selanjutnya mampu melakukan upaya transmisi keilmuan dan pemikiran ke wilayah Nusantara, untuk melakukan langkah pembaharuan. Perkembangan pemikiran dan keilmuan didunia Islam, memang tidak terlepas dari adanya jaringan yang terbentuk diantara para ulama Timur Tengah dengan ulama-ulama lain diberbagai dunia Muslim. 

Demikian pula dengan perkembangan pemikiran dan pembaharuan yang terjadi di kalangan umat Islam Indonesia, adalah merupakan hasil dari keberadaan ulama Melayu-Indonesia yang terlibat dalam jaringan tersebut. Peranan Ulama ini bisa dilakukan dengan mengaplikasikan ilmu, gagasan serta metode yang didapatkan dalam jaringan tersebut, di tanah airnya, atau juga bisa melalui buku-buku yang disusun dan disebarkan ke wilayah asalnya. Teori-teori yang berkembang dapat ditelisik melalui dialog para ahli sejarah, dapat dirunut melalui awal sejarah kedatangan Islam ke Nusantara yang dimulai dari abad ke 7 sampai abad 12 M. Sebagian mengatakan dari India (Gujarat), sebagian lain dari China ( melalui sahabat Said bin Abi Waqqas yang diutus Rasulullah SAW ke Cina), Persi dan lain sebagainya. 

Dengan demikian, dapat ditarik benang merah mengenai hubungan antara Haramayn dengan Nusantara. Kebangkitan dan perkembangan jaringan ulama nusantara ini masih dalam jaringan internasional yang berpusat di Haramayn (Mekkah). Berbagai kebijakan yang diambil dalam pemerintahan Haramayn, yang kemudian memunculkan kemudahan dan efektifitas diantara para ulama untuk melakukan transmisi keilmuan diantara mereka. Selain itu juga dijelaskan proses ekspansi jaringan ulama ke daerah lain.

Adanya pembaharuan yang terjadi, sebagai akibat dari terjalinnya antar ulama dari berbagai daerah ini. Perkembangan dan kecenderungan masyarakat muslim dari mistik menuju pada neo-sufisme. Ulama-ulama Nusantara memiliki andil terhadap kelahiran pembaharuan Islam di negeri Nusantara. Ulama Nusantara pada masa itu antara lain Nurrudin Al Raniri (w.1068/1658), ‘Abd Al Ra’uf Al Sinkili (1024-1105/1615-1730) dan Muhammad Yusuf Al Makassari (1037-1111/1627-1699). 

Sementara jaringan ulama beserta langkah pembaharuan yang dilakukan oleh para ulama di wilayah Melayu-Indonesia pada abad 17 dan 18 banyak dilakukan oleh Ulama Aceh, ulama-ulama Padri (Padang Minangkabau), P Diponegoro di Tanah Jawa, Sayid Idrus Sulawesi, Syekh Arsyad Al Banjari Kalimantan dll banyak membentuk pola pemberontakan lokal dan belum meluas serentak se tanah air dalam melawan kolonialisme. Pengembangan keilmuan islam pada saat itu tentu terpusat pada surau, dayah dan musholla, sisanya banyak ulama, kyai dan santri berjuang secara gerilya dalam skala local (territorial) melawan kompeni Belanda.

Baru pada akhir abad ke-19, ulama-ulama pesantren di Nusantara makin masif berkonsolidasi. Selain di Makkah Madinah (Haramain)  konsolidasi juga dilakukan di Nusantara, misalnya di Aceh tahun 1873 telah mencetuskan ide “Jumhuriyah Indonesia” (Republik Indonesia) dan disebarkan hingga ke Papua untuk membangun cita-cita kesatuan tanah dan bangsa Indonesia. Jejaring ini pernah dibangun dalam jejaring ‘Busur Laut Nusantara’ pada abad ke-14 hingga abad ke-16. Jejaring ulama-santri yang telah menegakkan Indonesia sebenarnya hasil dari proses panjang terbentuk dan terkonsolidasinya jejaring ulama Timur Tengah dan Nusantara sebelumnya.

Memasuki paroh kedua abad ke-19 dan awal abad ke-20, semakin banyak ulama tanah Jawa yang menuntut ilmu di tanah suci. Informasi tentang biografi mereka lebih banyak dan tercatat dengan cukup detail di dalam kitab-kitab sanad dan buku-buku biografi Arab. Banyak dari mereka telah mendapat ijazah (sertifikasi) dan mengajar di Masjidil Haram. Hal tersebut secara tidak langsung, menjadikan mereka di tanah suci sebagai penerus jejaring ulama nusantara yang telah dirintis oleh para ulama Nusantara sebelumnya.

Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan, seorang mufti agung Makkah pada abad ke-19 yang telah membuka pintu bagi ulama-ulama nusantara untuk berkiprah dan memancangkan komunitasnya di Haramain dan berjejaring dengan ulama-santri di Nusantara. Sebagian ada yang menyemai di Haramain untuk menampung para ulama-santri yang datang dari berbagai penjuru nusantara, sebagian kembali ke Nusantara untuk menjadi poros dan mengokohkan bergeraknya jejaring yang telah dibangun. Dari Kalimantan muncul Syekh Khatib As Sambasi, dari Sumatera muncul Syekh Ismail al Minangkawi dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabawi, dari Jawa muncul Syekh Nahrawi al Banyumasi, Syekh Juned al Batawi, Syekh Nawawi al Bantani, Syekh Mahfudz Termas, Syekh Abdul Karim al Bantani, dan dari Nusa Tenggara Barat menghadirkan Syekh Abdul Gani Bima pada abad ke-19 yang berada di Masjidil Haram Makkah menjadi poros bagi ulama-ulama nusantara.

Poros ulama Nusantara di Haramain tersebut berhasil membentuk soliditas ulama. Muncullah nama-nama semisal Syekh Sholeh Darat, KH Ahmad Rifai’i Kalisalak, Syekh Khalil Bangkalan, Syekh Hasyim Asy’ari, Syekh Tolhah Cirebon, KH Ahmad Dahlan, Tuan Guru Zainuddin bin Abdul Madjid Al Amfani Al Fancuri (Tuan Guru Pancor , Lombok NTB) ,KH Ahmad Sanusi Sukabumi, Dr. Moh Hatta Bukit Tinggi dll. Kenapa penulis perlu memasukan Dr Hatta dalam salah satu khazanah ulama Indonesia. Dr Moh Hatta pernah belajar dengan Haji Mohammad Djamil, putra Syekh Batu Hampar. Ia juga belajar dengan Syekh Arsyad dan Syekh Djambek yang tiada lain tokoh besar ulama Minangkabau pada masa itu, dll.
Ulama-ulama inilah yang dikemudian hari menjadi jangkar ulama di nusantara yang menggerakkan poros tersebut, berkiprah di pesantren, surau atau dayah. Mereka tidak hanya menimba ilmu di Haramain, tapi juga di Kairo Mesir sehingga terdapat diskursus intelektual dan perbedaan garis perjuangan. Meskipun demikian, karena memiliki kesamaan semangat anti kolonial, diskursus dan perbedaan tersebut mampu diredam meskipun percikan-percikannya tentu saja mempengaruhi arah dan warna perjuangannya di kemudian hari, khususnya dalam tradisi keberagamaan.

Dan sejarah mencatat, simpul-simpul utama jejaring ulama tersebut terkonsolidasi dalam suatu poros untuk menegakkan bangsa Indonesia. Syekh Hasyim Asy’ari berupaya mensinergikan simpul-simpul utama ulama, habaib, dan kelompok pembaharu (intelegensia/cendekiawan) untuk bergerak bersama dalam Nahdlatul Ulama, KH Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyahnya, KH Ahmad Sanusi dengan Persatuan Islam (Persis), Tuan Guru Zainuddin bin Abdul Madjid Al Amfani Al Fancuri (Tuan Guru Pancor , Lombok Nusa Tenggara Barat) dengan mendirikan Nahdlatul Wathan pada 1937, , Sayid Idrus dengan Al Khairat di Palu (Sulawesi). Smeentara tokoh pergerakan dan kebangkitan Nasional dari intelektual muslim, tampil Dr Moh Hatta , Ir Soekarno dan Syahrir dengan Persatuan Nasional Indonesia (PNI) dan lain sebagainya. 

Melalui jejaring gurunya, koleganya dan muridnya, simpul-simpul itu membangun soliditas dan kekuatan utama pergerakan nasional hingga tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terbentuk dan terkoneksinya jejaring itu menjadi kekuatan baru (new energyzing) yang nantinya membungkam sejarah kolonial dan menjadi titik pijak gerakan pembaharuan Islam (nasionalis-Islam) baik yang gerakan Islam tradisional  dan gerakan Islam moderat. Gerakan Islam yang tradisional , moderat dan toleran itu masih berkembang hingga kini  telah mewarnai, bentuk dan serta corak gerakan Islam keagamaan, politik, ekonomi dan sosial budaya kemasyarakatan dalam bingkai NKRI . (***)

Penulis : Aji Setiawan,
alumni Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Batu Akik di Iran, Antara Nilai Keindahan, Spiritualitas, dan Kesehatan

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Pemakai batu akik di Iran punya berbagai alasan antara lain karena keindahan batu, alasan spiritual, dan kesehatan. Penggemar batu perhiasan di Iran memakai batu akik dengan berbagai jenis batuan, antara lain batu Yamani, Yakut (Ruby), Pirus, Hadid Shini, Durrun Najaf dan masih banyak lagi.

Salah seorang pejabat di kedutaan besar Iran di Jakarta, Ali Maktab, mengatakan dirinya menggunakan batu cincin akik semata-mata karena nilai spiritual dan kesehatan yang datangnya dari Allah SWT.


"Saya tidak setuju bila cincin digunakan untuk maksud maksud lain. Ada orang-orang yang menggunakan cincin karena mereka menganggap batu tersebut berkhasiat untuk memperoleh kekayaan dan jabatan," kata Ali yang saat itu menggunakan cincin dengan batu Pirus khas Iran melingkar di jari manisnya.

Demikian pula kata seorang mahasiswa di Iran, Muhammad Hasan, orang-orang Iran menggunakan cincin akik selain karena alasan estetika juga karena alasan spiritual.

"Khasiat spiritual dan medikal yang membuat rata-rata orang Iran menggunakan cincin, apakah itu akik atau batu mulia lainnya karena masing-masing disebutkan kegunaannya secara spiritual dalam hadis-hadis," ungkapnya.

Menurut Hasan, para imam di Iran juga menggunakan cincin akik.

"Sosok imam bagi orang Iran adalah sosok teladan sebagaimana umat Islam menjadikan Rasullah SAW sebagai sosok panutan. Tidak terlontar dari seorang imam sebuah perkataan kalau tidak memendam hikmah dan manfaat bagi umatnya," kata Hasan yang juga seorang peneliti di Islam Quest yaitu sebuah pusat rujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar agama..

Berdasarkan hari
Tidak mempersoalkan masalah golongan dalam Islam, Hasan menjelaskan orang-orang Iran menggunakan cincin akik menurut hari berdasarkan riwayat-riwayat ahlulbait (keluarga Nabi Muhammad SAW).

Dia mengungkapkan pada hari Senin, cincin yang dipakai adalah jenis Yamani dan orang yang mengenakannya dianjurkan banyak membaca dzikir.

Menurut Hasan, keutamaan akik Yamani ini adalah untuk melapangkan rezeki dan keberkahan di samping untuk kemudahan hidup.

"Pemimpin Revolusi Iran Imam Khamenei lebih senang menggunakan cincin akik Yamani kuning dengan rajahan Syarafusy," katanya.

Selanjutnya Hasan menjelaskan para penggemar cincin akik dianjurkan mengenakan batu Zabarjad (Peridot) yang keutamaannya adalah menjauhkan kefakiran dan membantu solusi atas kesulitan-kesulitan hidup, dan mereka diharapkan juga terus berdzikir.

Pada hari Rabu, cincin yang dianjurkan untuk dipakai adalah cincin Yakut (Ruby). Fadhilah (manfaat) menggunakan cincin Yakut adalah menjauhkan kefakiran, memberikan ketenangan dan menghilangkan rasa susah, kata Hasan seraya menambahkan seperti penggunaan cincin pada hari Senin dan Selasa, si pengguna juga diharapkan senantiasa berdzikir.

Kemudian batu apakah yang dianjurkan dipakai pada hari Kamis? Hasan mengungkapkan cincin akik yang dianjurkan pada hari tersebut adalah cincin Pirus yang keutamaannya adalah mempermudah pekerjaan yang sulit, menguatkan pandangan hati dan ketenangan ruh selain menjauhkan kefakiran.

Sementara itu cincin yang direkomendasikan untuk dipakai hari Jum’at adalah cincin Hadid Shini yang diyakini dapat menangkal marabahaya, menghilangkan rasa takut dan khawatir menjaga pemakainya dari musuh dan setan, ungkapnya.

"Cincin Hadid Shini ini sangat baik untuk dipakai oleh mereka yang memiliki mental lembek baik dalam mengutarakan pendapat maupun berdebat. Bahkan dalam sejarahnya, Imam Ali ketika pergi berperang senantiasa menggunakan cincin Hadid Shini," kata Hasan yang sedang menimba ilmu Alquran di Universitas Internasional Mustafa di Qom, Iran".

Lalu, kata Hasan, untuk Sabtu dianjurkan memakai akik Yamani yang keutamaanya adalah digandakannya pahala shalat, mempercepat dikabulkannya doa, menjaga dari segala musibah dan bahaya dalam perjalanan.

Untuk Ahad dianjurkan mengenakan cincin Durrun Najaf yang Insya Allah akan memperoleh pahala haji. Seperti mengenakan cincin pada hari yang telah disebutkan, si pemakai diharapkan senantiasa membaca dzikir, katanya.

"Demikian sekedar berbagi cerita tentang bagaimana orang-orang Iran gemar menggunakan cincin dan memaknainya terutama batu akik yang juga sedang menjamur di berbagai tempat di Indonesia," kata Hasan. (antara/mukafi niam)




sumber antara via nu.or.id
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>