Muslimedianews.com ~ Berkaitan dengan puasa Arafah pada bulan Dzulhijjah 1435 Hijriyah, salah seorang ustadz Wahhabi bernama Muhammad Abduh Tuasikal, MSc dalam tulisannya yang diposting disitus miliknya rumayshocom (2/10/2014) menyatakan tidak adanya dalil puasa Arafah harus mengikuti Wukuf di Arafah.
Menurut sarjana teknik kimia di UGM Yogyakarta itu, syariat puasa lebih dahulu dibandingkan dengan syariat haji sehingga hari Arafah lebih pas disebut pada 9 Dzulhijjah.
"Puasa pada hari Sabtu dapat keutamaan puasa hari Arafah. Perlu diingat bahwa tidak ada dalil yang menyebutkan bahwa puasa Arafah harus ikut wukuf di Arafah. Bahkan yang lebih tepat syariat Puasa Arafah ada lebih dahulu dibanding syariat haji. Sehingga hari Arafah lebih tepat dikatakan pada 9 Dzulhijjah, bukan menyesuaikan wukuf jamaah haji di Arafah", tulisnya.
Menurut sarjana teknik kimia di UGM Yogyakarta itu, syariat puasa lebih dahulu dibandingkan dengan syariat haji sehingga hari Arafah lebih pas disebut pada 9 Dzulhijjah.
"Puasa pada hari Sabtu dapat keutamaan puasa hari Arafah. Perlu diingat bahwa tidak ada dalil yang menyebutkan bahwa puasa Arafah harus ikut wukuf di Arafah. Bahkan yang lebih tepat syariat Puasa Arafah ada lebih dahulu dibanding syariat haji. Sehingga hari Arafah lebih tepat dikatakan pada 9 Dzulhijjah, bukan menyesuaikan wukuf jamaah haji di Arafah", tulisnya.
Kesimpulan itu diambilnya setelah memaparkan hadits dari Abu Qatadah riwayat Imam Muslim, hadits Abu Daud dan hadits mengenai keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Sebagaimana diketahui bahwa Arab Saudi menetapkan wukuf di Arafah 9 Dzulhijjah pada hari Jum'at 3 Oktober 2014, sedangkan umat Islam di Indonesia puasa Arafah 9 Dzulhijjah pada Sabtu 4 Oktober 2014 dan Idul Adlha pada Ahad 5 Oktober 2014, kecuali sebagian kelompok umat Islam seperti Muhammadiyah, Hizbut Tahrir dan lainnya.
red. Ibnu L' Rabassa