Muslimedianews.com ~ Perlu diketahui. Yang pertama kali mengadakan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) itu NU, tahun 1962. Kemudian pemerintah terutama Departemen Agama niru, mengambil haknya NU, men-take over menjadi MTQ Nasional. Kan yang ngawiti NU semualah pokoknya.
Iya, Departemen Agama pun idenya NU. Ketika itu Kyai Wahid Hasyim (putra KH. Hasyim Asy'ari) menyetujui dicoretnya Piagam Jakarta, asal ada gantinya yaitu departemen atau kementerian yang membidangi masalah-masalah agama, pendidikan dan akhlak. Intinya yang mengembangkan kualitas agama.
Yang membikin PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam) itu NU, Kiai Wahib Wahab. Tamatan pesantren, ilmunya banyak, tapi kurang tercerahkan. Tapi kemudian supaya menintelek-kan santri, maka Kyai Wahib Wahab punya ide, bikin perguruan tinggi. Yang sekarang menjadi IAIN/UIN.
Kemudian dihaji ada PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) itu juga idenya NU. Melihat jama'ah haji yang mayoritas tidak mengerti cara-cara manasik haji, harus ada pembimbing ibadah. Bukan hanya kesehatan, perjalanan, ngurus perumahan dan logistik. Inilah faktanya, diakui atau tidak , itulah sejarahnya.
Tidak mungkin jg kita bisa mempertahankan proklamasi 1945, kalau tidak ada perang 10 November. Itu bisa terjadi karena ada fatwa Kiai Hasyim Asy'ari. Waktu ada berita bahwa NICA mau nyerang lagi. Bung Karno pusing, ini siapa yang bisa melawan? tentara sudah capek, baru perang kemerdekaan.
Kemudian ada yang berpendapat, dikroyok saja oleh rakyat. Yang punya rakyat siapa? Oh, itu KH. Hasyim Asy'ari Tebuireng, itu yang bisa. Maka Bung Karno, Bung Hatta dan Panglima Sudirman mengutus orang bertamu pada KH. Hasyim Asy'ari.
KH. Hasyim Asy'ari mengumpulkan kiai-kiai dulu, tanggal 20 Oktober. Tanggal 22 Oktober keluarlah "Resolusi Jihad Hasyim Asy'ari" bahwa melawan penjajah wajib, fardlu 'ain, mempertahankan hak kita, tanah air kita juga fardlu 'ain, maka harus dilawan. Tanpa ada itu, rakyat Surabaya dan sekitarnya belum tentu nekat melawan. Luar biasa!
Bahkan ada penulis Arab namanya Thariq Syihab dalam bukunya Al-Hajji Hasyim Asy'ari Awwalu Waadi'iladzinatil Istiqlal fi Indonesia: Hasyim Asy'ari adalah orang pertama yang meletakkan dasar-dasar semangat kemerdekaan Indonesia. Diceritakan dalam buku itu, Beliau selama mukim di Makkah kalau berdo'a ditempat mustajab yang dido'akan cuma, "Kapan ya Allah kami merdeka dari penjajah?".
Iya, Departemen Agama pun idenya NU. Ketika itu Kyai Wahid Hasyim (putra KH. Hasyim Asy'ari) menyetujui dicoretnya Piagam Jakarta, asal ada gantinya yaitu departemen atau kementerian yang membidangi masalah-masalah agama, pendidikan dan akhlak. Intinya yang mengembangkan kualitas agama.
Yang membikin PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam) itu NU, Kiai Wahib Wahab. Tamatan pesantren, ilmunya banyak, tapi kurang tercerahkan. Tapi kemudian supaya menintelek-kan santri, maka Kyai Wahib Wahab punya ide, bikin perguruan tinggi. Yang sekarang menjadi IAIN/UIN.
Kemudian dihaji ada PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) itu juga idenya NU. Melihat jama'ah haji yang mayoritas tidak mengerti cara-cara manasik haji, harus ada pembimbing ibadah. Bukan hanya kesehatan, perjalanan, ngurus perumahan dan logistik. Inilah faktanya, diakui atau tidak , itulah sejarahnya.
Tidak mungkin jg kita bisa mempertahankan proklamasi 1945, kalau tidak ada perang 10 November. Itu bisa terjadi karena ada fatwa Kiai Hasyim Asy'ari. Waktu ada berita bahwa NICA mau nyerang lagi. Bung Karno pusing, ini siapa yang bisa melawan? tentara sudah capek, baru perang kemerdekaan.
Kemudian ada yang berpendapat, dikroyok saja oleh rakyat. Yang punya rakyat siapa? Oh, itu KH. Hasyim Asy'ari Tebuireng, itu yang bisa. Maka Bung Karno, Bung Hatta dan Panglima Sudirman mengutus orang bertamu pada KH. Hasyim Asy'ari.
KH. Hasyim Asy'ari mengumpulkan kiai-kiai dulu, tanggal 20 Oktober. Tanggal 22 Oktober keluarlah "Resolusi Jihad Hasyim Asy'ari" bahwa melawan penjajah wajib, fardlu 'ain, mempertahankan hak kita, tanah air kita juga fardlu 'ain, maka harus dilawan. Tanpa ada itu, rakyat Surabaya dan sekitarnya belum tentu nekat melawan. Luar biasa!
Bahkan ada penulis Arab namanya Thariq Syihab dalam bukunya Al-Hajji Hasyim Asy'ari Awwalu Waadi'iladzinatil Istiqlal fi Indonesia: Hasyim Asy'ari adalah orang pertama yang meletakkan dasar-dasar semangat kemerdekaan Indonesia. Diceritakan dalam buku itu, Beliau selama mukim di Makkah kalau berdo'a ditempat mustajab yang dido'akan cuma, "Kapan ya Allah kami merdeka dari penjajah?".
...
Banyak yang hanya ada di NU. Jam'iyyatul Qurra' wal Huffadz hanya NU, Jam'iyyah Ahlith Thariqah As-Sufiyyah al-Mu'tabarah, hanya NU. Itu merupakan aset bangsa, kekayaan bangsa Indonesia. Yang paling banyak andil terhadap khazanah bangsa ini adalah Nahdlatul Ulama, karena kita punya kelompok yang macam-macam.Oleh : KH. Said Aqil Siraj (Ketua Umum PBNU)
Dirangkum dari dari Buletin Risalah Edisi 32 Tahun IV, 1433 H, 2012. Rubrik "Pengajian Kiai Said" hal 60 - 63. // Foto Museum NU (haukil.wordpress.com)