Surabaya, Muslimedianews.com~ Salah satu rangkaian acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Bank Indonesia adalah mengadakan bincang nasional dengan tema pemberdayaan lembaga pesantren dalam rangka peningkatan kemandirian ekonomi serta mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Acara tersebut berlangsung di Surabaya, Rabu (5/11/2014).
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo saat membuka acara mengatakan, kegiatan ini dalam upaya mengintegrasikan lembaga pesantren dengan perbankan, khususnya dalam ekonomi syariah. "Pertemuan bank sentral dan negara-negara organisasi Islam berkumpul di sini (Jawa Timur). Semua kegiatan di rangkai dengan kegiatan syriah, di antaranya simposium tentang ekonomi syariah," kata Soekarwo.
Dalam acara tersebut turut hadir Gubernur BI Agus Martowardojo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Perwakilan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, para tokoh Nahdlatul Ulama diantaranya KH. Hasyim Muzadi, KH. Solahudin Wahid, Ketua Majlis Ulama Jawa Timur dan para alim ulama baik dari PBNU, maupun Muhammadiyah.
Pada kesempatan itu juga Gubernur Jatim mengungkapkan Bank syariah Jatim sangat berkembang cepat ini di lihat dari peringkat bank Jatim yang menduduki peringkat ke 7. "Pemda Jawa Timur sudah punya Bank Syariah Jatim dan menjadi 7 besar di perbankan syariah," katanya.
Soekarwo berharap ke depannya sistem perbankan syariah makin baik, efesien dan bermanfaat untuk masyarakat luas. "Kami mengusulkan jasa keuangan ini barokah dan murah dan mudah," kata Soekarwo.
Ke depannya, lanjut Ia, bisa menghasilkan satu rumusan pemberdayaan pesantren dalam ekonomi syariah, khususnya di Jawa Timur. Dalam kesempatan yang sama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pesantren diberdayakan untuk meningkatkan kemandirian nasional.
"Manfaatnya untuk lembaga pesantren juga dan masyarakat yang ada di dekat-dekat pesantren turut terangkat kesejahteraan ekonominya," ucapnya.
Agus menuturkan Jumlah pesantren yang ada di Indonesia sekitar 27.000 lebih, untuk di Jawa Timur sekitar 6000. Lembaga Pondok Pesantren ini tumbuh bersama degan bangsa Indonesia. "Kalau kita bicara pondok pesantren agar menjadi lembaga mandiri secara ekonomi. Kita melihat dari pengembangan ekonomi syariah pada Haji Samanhudi mendirikan Sarikat Dagang Islam, itu bentuk dasar pendirian ekonomi syariah," ujar Agus.
Agus mengatakan bahwa Indonesia perbankan ritel yang terbesar. Kenapa BI terlibat, karena BI berusaha agar keuangan syariah agar hadir di masyarakat bisa memberikan solusi perbankan. "Sekarang beralihnya kewenangan perbankan syariah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan lebih baik lagi dan bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam hal ekonomi syariah," terangnya.
Dalam bincang nasional, sambung Agus, pihaknya berupaya agar di lembaga-lembaga pondok pesantren agar mandiri secara ekonomi, membantu percepatan ekonomi syariah supaya makin maju dan lebih baik. "Ekonomi syariah bisa menjaga stabilitas sistem keuangan, selain ekonomi konvensional kita perlu juga ekonomi syariah, karena terbukti pada krisis keuangan perbangkan waktu lalu, ekonomi syariah bisa menyelamatkan dunia perbankan," pungkasnya.
Sumber merdeka
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo saat membuka acara mengatakan, kegiatan ini dalam upaya mengintegrasikan lembaga pesantren dengan perbankan, khususnya dalam ekonomi syariah. "Pertemuan bank sentral dan negara-negara organisasi Islam berkumpul di sini (Jawa Timur). Semua kegiatan di rangkai dengan kegiatan syriah, di antaranya simposium tentang ekonomi syariah," kata Soekarwo.
Dalam acara tersebut turut hadir Gubernur BI Agus Martowardojo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Perwakilan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Kebudayaan, para tokoh Nahdlatul Ulama diantaranya KH. Hasyim Muzadi, KH. Solahudin Wahid, Ketua Majlis Ulama Jawa Timur dan para alim ulama baik dari PBNU, maupun Muhammadiyah.
Pada kesempatan itu juga Gubernur Jatim mengungkapkan Bank syariah Jatim sangat berkembang cepat ini di lihat dari peringkat bank Jatim yang menduduki peringkat ke 7. "Pemda Jawa Timur sudah punya Bank Syariah Jatim dan menjadi 7 besar di perbankan syariah," katanya.
Soekarwo berharap ke depannya sistem perbankan syariah makin baik, efesien dan bermanfaat untuk masyarakat luas. "Kami mengusulkan jasa keuangan ini barokah dan murah dan mudah," kata Soekarwo.
Ke depannya, lanjut Ia, bisa menghasilkan satu rumusan pemberdayaan pesantren dalam ekonomi syariah, khususnya di Jawa Timur. Dalam kesempatan yang sama Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pesantren diberdayakan untuk meningkatkan kemandirian nasional.
"Manfaatnya untuk lembaga pesantren juga dan masyarakat yang ada di dekat-dekat pesantren turut terangkat kesejahteraan ekonominya," ucapnya.
Agus menuturkan Jumlah pesantren yang ada di Indonesia sekitar 27.000 lebih, untuk di Jawa Timur sekitar 6000. Lembaga Pondok Pesantren ini tumbuh bersama degan bangsa Indonesia. "Kalau kita bicara pondok pesantren agar menjadi lembaga mandiri secara ekonomi. Kita melihat dari pengembangan ekonomi syariah pada Haji Samanhudi mendirikan Sarikat Dagang Islam, itu bentuk dasar pendirian ekonomi syariah," ujar Agus.
Agus mengatakan bahwa Indonesia perbankan ritel yang terbesar. Kenapa BI terlibat, karena BI berusaha agar keuangan syariah agar hadir di masyarakat bisa memberikan solusi perbankan. "Sekarang beralihnya kewenangan perbankan syariah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan lebih baik lagi dan bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam hal ekonomi syariah," terangnya.
Dalam bincang nasional, sambung Agus, pihaknya berupaya agar di lembaga-lembaga pondok pesantren agar mandiri secara ekonomi, membantu percepatan ekonomi syariah supaya makin maju dan lebih baik. "Ekonomi syariah bisa menjaga stabilitas sistem keuangan, selain ekonomi konvensional kita perlu juga ekonomi syariah, karena terbukti pada krisis keuangan perbangkan waktu lalu, ekonomi syariah bisa menyelamatkan dunia perbankan," pungkasnya.
Sumber merdeka