Surabaya, Muslimedianews.com ~ Aksi pencatutan terhadap salah satu ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) kembali terjadi. Hal ini terungkap dari salah satu tulisan yang diposting oleh fanspage Muslimah Menyongsong Khilfah pada 5 Januari 2015 lalu. Fanspage yang berafiliasi dengan aliran baru Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ini secara serampangan membawa embel-embel tokoh NU.
Tidak tanggung-tanggung, kali ini HTI mencatut nama besar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Sebagaimana termuat dalam fanspage kelompok pengusuh khilafah ini, mereka mengupload sebuah gambar yang diklaim HTI merupakan perkataan dari salah satu tokoh PBNU. Dalam gambar itu berisi tulisan sebagai berikut:
"Mestinya umat islam, termasuk PBNU, bersyukur dan mengucapkan alhamdulillah ada HTI, karena dalil Khilafah itu kuat dan tidak bisa di tentang."
(Pengurus PBNU, Ustadz Farozi)
Dalam tulisan di atas, HTI mencoba mengklaim bahwa kelompokanya mendapat dukungan dari PBNU dengan menghadirkan "tokoh PBNU" yang bernama Ustadz Farozi. Anehnya, nama tokoh PBNU yang diklaim HTI berbeda dengan apa yang ditulis dalam statusnya. Nama tokoh NU pada gambar dan tulisan ternyata tidak sama. Pada gambar tertulis Ustadz Farozi tetapi tulisannya menyebut Ustadz Fauzi. Yang benar Ustadz Farozi atau Ustadz Fauzi?
Dan berikut tulisan yang tercantum pada halaman HTI: "Ustadz Fauzi [Pengurus PBNU]: Alhamdulillah ada HTI."
Entah apa yang ada dalam otak syabab HTI, apakah ada unsur kesengajaan ingin menipu umat Islam khususnya warga NU dengan mencatut nama besar PBNU atau ada alasan lain. Yang jelas, tujuannya sudah dapat kita duga adalah agar mendapat simpati dari warga NU dengan membawa nama besar PBNU. Tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala berkehendak lain, karena aksi pencatutan nama yang dilakukan HTI ini akhirnya terbongkar oleh mereka sendiri. Ternyata, HTI tidak menyadari telah melakukan kesalahan fatal dalam penyebutan nama seseorang.
Mendengar adanya pencatutan nama PBNU, Tim Kopasus (Komando Pasukan Sarkub) yang merupakan bagian Detasemen 99 Sarkub segera melakukan penelusuran terkait nama Ustadz Farozi/ Fauzi yang diklaim HTI sebagai tokoh PBNU. Dalam rilis yang diterima oleh MMN pada Sabtu ini (7/2/2015), telah diperolah hasil penelusuran bahwa tidak ada nama tokoh PBNU seperti yang ditulis HTI. Nama tokoh PBNU yang diklaim HTI adalah tokoh fiktif, sekali lagi tokoh fiktif.
Menanggapi ulah HTI, Tim Sarkub sangat menyesalkan dan menilai tindakan yang dilakukan HTI sudah sangat kurang ajar. Hanya untuk mewujudkan mimpinya, HTI mencatut nama PBNU.
"Tidak ada pengurus PBNU yang bernama Ustadz Farozi!!! Ini sungguh hal yang sangat kurang ajar yang dilakukan oleh kader-kader HTI. Hanya untuk mewujudkan mimpinya, mereka mencatut PBNU", ungkap Tim Sarkub kepada MMN, (7/2/2015).
Aksi catut mencatut yang dilakukan HTI memang acapkali terjadi. Hal ini tidak mengherankan karena bagi para syabab pengusung khilafah itu, aksi catut mencatut adalah diperbolehkan dan halal demi sesuatu yang dinilai mereka itu kebaikan. Dinilai baik menurut HTI belum tentu baik menurut orang lain maupun Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Masih teringat jelas pada saat Muktamar HTI 2013 di Gelora Bung Karno Jakarta, HTI mencatut nama Pagar NUsa dengan membentangkan spanduk bertuliskan "Pagar Nusa Siap Mengawal Tegaknya Syariah dan Khilafah".
Padahal Pagar Nusa sendiri adalah salah satu Badan Otonom (Banom) NU yang bergerak di bidang pengembangan seni bela diri. NUSA maksudnya “NU dan bangSA”, yang berarti Pagar atau Bentengnya Nahdlatul Ulama dan Bangsa, yakni Bangsa Indonesia, karena Pagar NUsa berkewajiban mengemban amanah Menjaga NKRI sampai kapanpun juga, dan Pagar NUsa sama sekali tidak pernah mendukung proyek yang di gembor-gemborkan oleh HTI.
Sebelumnya pada tahun 2007, HTI juga pernah mencatut Logo NU pada acara konferensi HTI di tempat sang sama. Padahal HTI dan NU bagai dua kutub yang berlawanan. HTI ingin menghancurkan NKRI dan Pancasila sementara NU justru berada di garda terdepan dalam mempertahankan NKRI dan Pancasila. NU juga tidak pernah sekalipun terbesit untuk mendukung apalagi menganjurkan warganya mendukung pemberontakan HTI.
Almukarom Romo KH Abah Muhtadi Dimyati Banten pernah mengatakan dalam fatwanya:
"HTI adalah ormas Islam dari luar negeri yang datang ke Indonesia dan ingin menghilangkan Pancasila sebagai dasar negara. Perbuatan tersebut adalah salah satu macam dari pemberontakan, padahal memberontak negara itu dosa besar, maka dari itu HTI harom hukumnya dalam berbagai keadaan".
Tidak cukup disini saja, dimana NU menjadi korban pencatutan ambisi HTI. Ulama besar dan pejuang sejati penegak Islam ahlussunnah wal Jama'ah asal Cirebon, Buya Yahya pun pernah diklaim sebagai tokoh pendukung HTI. Silahkan baca: Oknum HTI Catut Nama, Buya Yahya: Kami Tidak Ada Hubungannya Dengan Hizbut Tahrir.
Dan masih banyak lagi aksi pencatutan yang telah dilakukan kelompok aliran baru HTI yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Demi ambisi menegakan khilafah dan syariat, HTI telah melakukan berbagai bentuk kebohongan dan penipuan. Padahal kebohongan dan penipuan termasuk perbuatan kotor yang bertentangan dengan syariat Islam itu sendiri.
Asy-Syahid Syaikh Said Ramadlan Al Buthi pernah ditanya mengenai muslim yang berbohong demi mendirikan negara Islam. Dengan tegas beliau menjawab:
“Secara otomatis sebuah negara Islam tidak mungkin dibangun di atas sebuah kebohongan. Sepanjang sejarah Islam kita tidak mengetahui ada negara Islam yang bediri di atas tiang-tiang kebohongan. Apakah Anda pernah mendengar ada perkara yang dihasilkan dari kesebalikannya?”.
Sumber: Muslimah Menyongsong Khilafah/ Tim Sarkub.