
Rumahnya adalah perpustakaanya yang dipenuhi dengan ribuan kitab. Menariknya lagi, buku-buku koleksinya tidak hanya karangan para sarjana Shi'ah tapi juga ulama Sunni & non-Shi'ah lain.
Waktu itu saya memperkenalkan diri sebagai pengikut Sunni, maka beliau pun menunjukkan berbagai kitab yang ditulis oleh Imam Syafii, Ghazali, Syathibi, Tabari, Ibn Rusyd, Imam Qurtuby, dan masih banyak lagi.
Tradisi akademik di Shi'ah memang sangat mapan. Jaringan internasional intelektual Shi'ah-Iran sangat mapan di Barat. Di kampus-kampus Barat, juga sangat mudah dijumpai para akademisi dan sarjana yang berlatar Shiah atau Iran.
Mereka juga menerbitkan jurnal-jurnal akademik yang sangat bagus dan berkualitas. Mereka punya klub-klub studi dan kajian yang sangat mapan. Mereka punya lembaga-lembaga scholarship yang luar biasa dan berjasa dalam memperkenalkan keislamaan di dunia Barat.
Disaat kaum Shi'ah mengembangkan tradisi kajian akademik-ilmiah yang luar biasa dahsyatnya, sejumlah kelompok "Sunni ekstrim" dan "Islam pentungan"justru sibuk menyesat-kafirkan Shiah, sibuk dengan halal-haram, sibuk dengan diskusi tauhid yang diulang-ulang selama ratusan tahun dan hal-hal lain yang sangat tidak produktif dan tidak bermutu sehingga membuat mereka tampak "lugu" (lucu dan wagu) bin dungu yang hanya bisa memprovokasi massa & warga awam dengan "pengajian kebencian," buku-buku picisan, dan spanduk-spanduk murahan...
Oleh : Sumanto Al Quthubi, 4/4/2015 via facebook,
*Profesor antropologi dan sosiologi di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi
foto Raja Abdullah dan ulama Syi'ah: www.noonpost.net (Ilustrasi)