Muslimedianews.com ~ Ustadz Wahhabi bernama Askari, atau Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi, pimpinan Pondok Pesantren Ibnul Qayyim Balikpapan dalam salah satu tulisannya menyesatkan shalawat Nariyah dan beberapa shalawat lainnya.
Menurut Askari, shalawat-shalawat yang sudah diamalkan oleh umat Islam Ahlussunnah wal Jama'ah itu mengandung kesyirikan, bid’ah serta ghuluw terhadap Rasulullah Saw. Ia menuduh bahwa didalam shalawat nariyah mengandung permohonan kepada selain Allah.
" Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim berdo’a kepada selain Allah untuk menghilangkan kesedihannya atau menyembuhkan penyakitnya, walaupun yang diminta itu seorang malaikat yang dekat ataukah nabi yang diutus.", jelasnya dalam sebuah tulisan yang diposting dalam situs Majalah Asy-Syari'ah, dikutip oleh situs wahabi Salafy .or.id, pada Juni 2005 lalu, pada sebuah tulisan berjudul "Membongkar Kedok Sufi : Lagi, Shalawat Bid'ah".
Askari juga menyebut majelis dzikir Ust. Muhammad Arifin Ilham sebagai majelis dzikir sesat (bid'ah). "Berapa banyak yang lebih mengutamakan majelis-majelis dzikir bid’ah semacam buatan Arifin Ilham daripada halaqah yang di dalamnya membahas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam?", terangnya.
Belakangan link http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=160 lenyap dari situs tersebut. Demikian pula link disirus Salafy http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=948.
Hal yang sama pernah dituduhkan oleh Wahhabi bernama Abdullah Sholeh Al-Hadrami terhadap shalawat Nariyah, tetapi argumentasi Wahabi itu dengan mudah dipatahkan oleh Ust. Luthfi Bashori Malang. (Baca: Ust. Luthfi Bashori Tanggapi Ustadz Wahhabi Tentang Shalawat Nariyah).
Berkaitan dengan shalawat Nariyah, ulama Aswaja Cirebon Buya Yahya pernah menjawab pertanyaan tentang shalawat tersebut. Buya Yahya mengatakan bahwa orang mensyirikan shalawat Nariyah bisa dipastikan tidak paham bahasa Arab.
"Apakah didalam shalawat Nariyah ada unsur sifat-sifat musyrik atau unsur kesyirikan? Tidak ada. Didalam shalawat Nariyah tidak ada unsur kesyirikan. Kalau ada yang mengatakan ada unsur kesyirikan, kami menyatakan dengan jelas bahwa dia tidak mengerti bahasa Arab. Selesai!. Tidak ada unsur kesyirikan dalam shalawat Nariyah. Tanhallu bihil Uqadu, wa Tanfariju bihil Qurabu wa Tuqdlo bihil Hawaiju...", wa Tuqdlo (artinya) akan dikabulkan, Bihi (artinya) dengan Nabi Muhammad al-Hawaiju (artinya) hajat-hajat", mana syiriknya ??", jelas Buya Yahya.
Baca: Mengapa Mereka Menuduh Shalawat Nariyah Syirik ? Inilah Sebabnya
Shalawat lainnya yang juga disesatkan oleh ustadz salafy-wahabi Balikpapan itu adalah shalawat Fatih, shalawat Badar, dan lainnya. Ponpes Ibnul Qayyim terletak di Kilomenter 5.5 RT. 29 Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Askari sebegai pimpinan ponpes tersebut pernah saling caci dengan wahhabi lainnya bernama Firanda Andirja. Askari bersama sekubunya, Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi (Bontang), sama-sama menyerang Firanda.
Baca: Askari (Wahhabi) Sebut Firanda sebagai 'Syaikh Sesat', Durjana dan Menyelisihi Sunnah
Menurut Askari, shalawat-shalawat yang sudah diamalkan oleh umat Islam Ahlussunnah wal Jama'ah itu mengandung kesyirikan, bid’ah serta ghuluw terhadap Rasulullah Saw. Ia menuduh bahwa didalam shalawat nariyah mengandung permohonan kepada selain Allah.
" Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim berdo’a kepada selain Allah untuk menghilangkan kesedihannya atau menyembuhkan penyakitnya, walaupun yang diminta itu seorang malaikat yang dekat ataukah nabi yang diutus.", jelasnya dalam sebuah tulisan yang diposting dalam situs Majalah Asy-Syari'ah, dikutip oleh situs wahabi Salafy .or.id, pada Juni 2005 lalu, pada sebuah tulisan berjudul "Membongkar Kedok Sufi : Lagi, Shalawat Bid'ah".
Belakangan link http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=160 lenyap dari situs tersebut. Demikian pula link disirus Salafy http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=948.
Hal yang sama pernah dituduhkan oleh Wahhabi bernama Abdullah Sholeh Al-Hadrami terhadap shalawat Nariyah, tetapi argumentasi Wahabi itu dengan mudah dipatahkan oleh Ust. Luthfi Bashori Malang. (Baca: Ust. Luthfi Bashori Tanggapi Ustadz Wahhabi Tentang Shalawat Nariyah).
Berkaitan dengan shalawat Nariyah, ulama Aswaja Cirebon Buya Yahya pernah menjawab pertanyaan tentang shalawat tersebut. Buya Yahya mengatakan bahwa orang mensyirikan shalawat Nariyah bisa dipastikan tidak paham bahasa Arab.
"Apakah didalam shalawat Nariyah ada unsur sifat-sifat musyrik atau unsur kesyirikan? Tidak ada. Didalam shalawat Nariyah tidak ada unsur kesyirikan. Kalau ada yang mengatakan ada unsur kesyirikan, kami menyatakan dengan jelas bahwa dia tidak mengerti bahasa Arab. Selesai!. Tidak ada unsur kesyirikan dalam shalawat Nariyah. Tanhallu bihil Uqadu, wa Tanfariju bihil Qurabu wa Tuqdlo bihil Hawaiju...", wa Tuqdlo (artinya) akan dikabulkan, Bihi (artinya) dengan Nabi Muhammad al-Hawaiju (artinya) hajat-hajat", mana syiriknya ??", jelas Buya Yahya.
Baca: Mengapa Mereka Menuduh Shalawat Nariyah Syirik ? Inilah Sebabnya
Shalawat lainnya yang juga disesatkan oleh ustadz salafy-wahabi Balikpapan itu adalah shalawat Fatih, shalawat Badar, dan lainnya. Ponpes Ibnul Qayyim terletak di Kilomenter 5.5 RT. 29 Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Askari sebegai pimpinan ponpes tersebut pernah saling caci dengan wahhabi lainnya bernama Firanda Andirja. Askari bersama sekubunya, Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi (Bontang), sama-sama menyerang Firanda.
Baca: Askari (Wahhabi) Sebut Firanda sebagai 'Syaikh Sesat', Durjana dan Menyelisihi Sunnah