Semarang, Muslimedianews.com~ Yayasan Pendidikan Islam Mohammad Aliyuddin (Yapisma) yang berdomisili di Sukamantri Tanjungkerta kabupaten Sumedang mengadakan pesantren Ramadhan khusus bagi guru dan staf setempat sejak Sabtu-Selasa (4-7/7). Yayasan asuhan Ketua PCNU Sumedang KH Sa’dullah ini, mencoba menguatkan kapasitas wawasan keaswajaan dan ke-NUan pendidik untuk kemudian disampaikan kepada para santri dan siswa mereka.
Yayasan tersebut saat ini sudah memunyai tujuh lembaga pendidikan formal dan informal seperti pesantren Al-Hikamus Salafiyyah, Madrasah Tahfidz Al-Hikamus Salafiyyah, Madrasah Diniyah Al-Hikamus Salafiyyah, MTs Plus Al-Hikam, MA Plus Al-Hikam, RA Al-Hikam, TPA/TKA Al-Hikam.
Sementara pesantren Ramadhan ini memang khusus untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di bawah naungan Yapisma. Semua guru yang mengajar di tujuh lembaga ini hadir pada kegiatan pesantren Ramadhan.
Menurut Kiai Sa’dullah, pesantren Ramadhan untuk dewan guru dilaksanakan setiap tahun dan setiap 17 Ramadhan. Kegiatan ini sengaja diadakan untuk menambah wawasan keagamaan guru-guru terutama untuk memperkuat pemahaman keaswajaannya, tambah Kiai Sa’dullah.
“Pemahaman Aswaja secara menyeluruh sangat penting dimiliki oleh guru-guru di Yapisma. Nantinya mereka harus menyampaikan pemahaman Aswaja kepada murid dan santri yang diajarnya,” kata Kiai Sa’dullah.
Saat ini, ia menambahkan, banyak pemahanan baru yang ingin mengganti paham Aswaja dan ingin meruntuhkan NU. “Santri dan alumni Yapisma tidak boleh ada yang tergoda dengan pemahaman baru itu. Semuanya harus Aswaja dan NU,” .
Sementara KH Mohammad Aliyuddin salah satu pengisi materi dalam kegiatan ini menegaskan, “Kalau bisa, kita jangan menjadi warga NU kultural saja. Tapi harus terlibat langsung dalam kepengurusan struktural NU.”
Kiai M Aliyuddin ialah pimpinan pesantren Al-Hikamus Salafiyyah yang tidak lain ayah KH Sa'dullah. Kini ia diamanahkan sebagai Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat. Untuk membakar semangat ke-NUan peserta yang hadir, ia mengutip pesan Mbah Hasyim Asy'ari yang mendoakan husnul khatimah bagi siapa saja yang mengurus NU. (Ayi Abdul Kohar/Alhafiz K)
sumber nu.or.id
Yayasan tersebut saat ini sudah memunyai tujuh lembaga pendidikan formal dan informal seperti pesantren Al-Hikamus Salafiyyah, Madrasah Tahfidz Al-Hikamus Salafiyyah, Madrasah Diniyah Al-Hikamus Salafiyyah, MTs Plus Al-Hikam, MA Plus Al-Hikam, RA Al-Hikam, TPA/TKA Al-Hikam.
Sementara pesantren Ramadhan ini memang khusus untuk tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di bawah naungan Yapisma. Semua guru yang mengajar di tujuh lembaga ini hadir pada kegiatan pesantren Ramadhan.
Menurut Kiai Sa’dullah, pesantren Ramadhan untuk dewan guru dilaksanakan setiap tahun dan setiap 17 Ramadhan. Kegiatan ini sengaja diadakan untuk menambah wawasan keagamaan guru-guru terutama untuk memperkuat pemahaman keaswajaannya, tambah Kiai Sa’dullah.
“Pemahaman Aswaja secara menyeluruh sangat penting dimiliki oleh guru-guru di Yapisma. Nantinya mereka harus menyampaikan pemahaman Aswaja kepada murid dan santri yang diajarnya,” kata Kiai Sa’dullah.
Saat ini, ia menambahkan, banyak pemahanan baru yang ingin mengganti paham Aswaja dan ingin meruntuhkan NU. “Santri dan alumni Yapisma tidak boleh ada yang tergoda dengan pemahaman baru itu. Semuanya harus Aswaja dan NU,” .
Sementara KH Mohammad Aliyuddin salah satu pengisi materi dalam kegiatan ini menegaskan, “Kalau bisa, kita jangan menjadi warga NU kultural saja. Tapi harus terlibat langsung dalam kepengurusan struktural NU.”
Kiai M Aliyuddin ialah pimpinan pesantren Al-Hikamus Salafiyyah yang tidak lain ayah KH Sa'dullah. Kini ia diamanahkan sebagai Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat. Untuk membakar semangat ke-NUan peserta yang hadir, ia mengutip pesan Mbah Hasyim Asy'ari yang mendoakan husnul khatimah bagi siapa saja yang mengurus NU. (Ayi Abdul Kohar/Alhafiz K)
sumber nu.or.id