Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live

Langkah-langkah Keluar dari Fitnah, Bacalah !

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Syaikh Ali Jum'ah, salah seorang ulama Mesir memberikan petunjuka mengenai hal-hal yang perlu dilakukan bila fitnah sedang melanda. Ada tiga langkah untuk keluar dari fitnah,

Pertama, hendaknya seorang mukmin menjadikan dirinya sebagai anak Rasulullah. Beliau pernah bersabda: "Sesungguhnya aku bagi kalian adalah seperti orang tua dan anak."

Kedua, berdzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya. Rasulullah menjadikan pintu dzikir dan doa terbuka bagi setiap muslim. Dia boleh menambah jumlahnya sebanyak yang dia mau. Memperbanyak dzikir termasuk kategori memperbanyak perkara sunnah. Dengan dzikir hati menjadi hidup, dan meninggalkannya akan membuat hati mati.

Ketiga, membedakan antara hak dan batil. Alquran adalah bukti yang membedakan hak dan batil, dan membedakan antara ahli hak dan ahli batil.

Sumber via Suara Al Azhar

Ngaji Kok di Kuburan Bro ?!, Dialog Imajiner

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Kamis sore Ahmad (seorang santri) keluar dari rumahnya menuju kuburan di desanya. Dengan mengenakan sarung dan kopyah, Ahmad pergi membawa al-Qur'an kecil yang ditaruh dalam kantong bajunya. Diperjalanan, bertemulah Ahmad dengan Abu Yudha, kemudian terjadilah dialog antara keduanya.

Abu Yudha : "Mau kemana bro ?!"
Ahmad : "Ziarah ke makam Ayah, Kakek dan Nenek".

Abu Yudha: "Bawa apa tuh dikantong?!"
Ahmad : "Oh.. ini Al-Qur'an.."

Abu Yudha: "Buat apa bro?"
Ahmad : "Sekalian mau ngaji-in buat mereka"

Abu Yudha: "Ngaji kok di Kuburan Bro?"
Ahmad : "Nggk apa-apa, nggak ada yang melarang"

Abu Yudha: "Itu bid'ah bro, syirik"!
Ahmad : "Ngaji kok syirik?"

Abu Yudha: "Iya, ulama salaf nggak ada yang berbuat gitu?"
Ahmad : "Ulama salaf yang mana?"

Abu Yudha: "....$^$*&^%$#@ " (nggak bisa sebutin)

Ahmad pun menarik nafas sambil geleng-geleng kepala. Lalu dengan halafannya, Ahmad menjelaskan kepada Abu Yudha.

Ahmad : "Saudaraku Abu Yudha, Imam al-Syafi'i rahimahullah itu ulama salaf yang asli. Beliau bahkan menganjurkan baca al-Qur'an disisi kubur. Imam al-Nawawi didalam kitab al-Adzkar menyebutkan :

قال الشافعي والأصحاب: يُستحبّ أن يقرؤوا عنده شيئاً من القرآن، قالوا: فإن ختموا القرآن كلَّه كان حسناً
Artinya, Imam al-Syafi'i beserta Ashhab, Ashhab itu maksudnya ulama Syafi'iyah lainnya, mengatakan, dianjurkan, hukumnya mustahab, mustahab itu sinonim dengan istilah sunnah dan mandzubah, membaca ayat atau surah al-Qur'an disisi qubur. Mereka  juga berkata, apabila mengkhatamkan al-Qur'an seluruhnya maka itu hasan, bagus.

Abu Yudha: "....$^$*&^%$#@ "(nggak bisa berkata-kata)

Ahmad : "Nanti malam datang ke rumah ya, kita diskusi dan belajar bareng kalau mau dilanjutin. Saya berangkat dulu. Assalamu'alaikum

Abu Yudha: "Wa 'alaikumussalam".

Dialog Imajiner oleh Ibnu L' Rabassa

Mesir Serang ISIS Pasca Eksekusi 21 Penganut Kristen Koptik

$
0
0
Kairo, Muslimedianews.com ~ Kairo melancarkan serangan udara terhadap ISIS (Daulah Islam), di Libya, Senin, setelah milisi ekstrim garis kanan itu menyiarkan video pemenggalan 21 umat Kristen Koptik berkewarganegaraan Mesir.

Militer Mesir mengungkapkan, serangan udara pada pagi hari itu mengenai sejumlah pangkalan dan gudang penyimpanan senjata milik ISIS.

Kepada AFP, sejumlah saksi menyatakan menyaksikan tujuh serangan udara di wilayah Derna, benteng kelompok garis keras itu, sejak Muamar Gaddafi digulingkan dari kekuasaan pada 2011.

Serangan pada Senin itu merupakan gerakan pertama tentara Mesir dengan sasaran ISIS di negara tetangganya tersebut. Sebelumnya, Kairo selalu menolak menggunakan kekuatan di Libya.

"Pasukan bersenjata pada Senin melancarkan serangan udara di Libya dengan target pangkalan Daesh yang selama ini menjadi tempat berkumpul, pelatihan, dan penyimpanan senjata," kata pihak militer dalam pernyataan tertulis. Daesh adalah singkatan bahasa Arab untuk ISIS.

"Pembalasan terhadap darah warga Mesir dengan menyerang para penjahat dan pembunuh adalah kewajiban yang harus kami jalankan," tulis militer.

Serangan udara tersebut muncul beberapa jam setelah Presiden Mesir, Abdul Fattah as-Sisi, mengancam akan memberi "respon yang sesuai" terhadap pembunuhan warga Mesir yang sedang berada di Libya untuk mencari pekerjaan.

Sementara itu stasiun televisi Mesir berulangkali menayangkan detik-detik video menjelang prosesi pemenggalan. Dalam video itu, nampak sejumlah anggota ISIS berpakaian hitam menggiring para tawanan ke arah pantai sebelum memaksa mereka berlutut.

Penayangan video secara berulang, kemudian ditambah penyebaran gambar memerahnya ombak di pantai karena darah, membuat warga Mesir marah dan mendesak as-Sisi segera melakukan pembalasan.

Pemenggalan itu juga memicu kecaman dari antarbangsa. Gedung Putih menyebut tindakan ISIS sebagai hal sangat hina.

Presiden Prancis, Francois Hollande, yang tengah mengupayakan kesepakatan penjualan pesawat tempur Rafaele dengan Mesir, menyatakan kekhawatiran atas penyebaran ISIS di Libya.

Di sisi lain, Gereja Koptik dalam pernyataannya yakin para pembunuh akan diadili. Sementara Universitas Al-Azhar yang terkenal atas pengajaran agama Islam juga mengecam pembantaian barbar ISIS itu. (antara/mukafi niam)
sumber via / foto ilustrasi

Ulama Saudi: Bumi Itu Diam, Tidak Berputar

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Ulama Arab Saudi, Sheikh Bandar al-Khabiri, menolak teori yang menyatakan Bumi berputar mengelilingi Matahari. Dia menyebut bahwa Bumi diam, tidak bergerak sebagaimana teori yang berkembang saat ini.

Pendapat itu dilontarkan saat menjawab mahasiswa yang bertanya apakah Bumi diam atau bergerak. Dia menjawab: “Diam dan tidak bergerak,” tutur Bandar al-Khabiri sebagaimana dikutip Dream dari laman Al Arabiya, Selasa 17 Februari 2015.

Bandar al-Khabiri mengutip pendapat sejumlah ulama untuk menguatkan argumennya. Dia juga mengunakan tampilan visual untuk membantah teori rotasi. “Pertama-tama, di mana kita sekarang? Kita pergi ke bandara Sharjah untuk melakukan perjalanan ke China dengan pesawat, jelas ?! fokus dengan saya, ini adalah Bumi,” kata dia sambil memegang tutup cangkir.

Menurut dia, jika Bumi berotasi pada porosnya, dan pesawat yang terbang dari Sarjah berhenti di udara dan diam saja, maka wilayah China akan bergerak ke arah pesawat tersebut, karena Bumi berputar satu arah, sebagaimana dijelaskan oleh teori rotasi. Sebaliknya, jika Bumi berputar sebaliknya, maka pesawat itu tak akan pernah sampai ke China, karena “China juga berputar,” kata dia.

Pernyataan Bandar al-Khabiri menuai banyak reaksi di media sosial. Banyak di antara pengguna media sosial mempertanyakan argumennya. Di jejaring Twitter, muncul tagar #cleric_rejects_rotation_of_Earth.
Salah seorang pengguna Twitter dengan akun @TheBoominati menuliskan, “Apa kebetulan bahwa ini akan terjadi pada hari ulang tahun Galileo!” Galileo Galilei adalah astronom Italia yang dihukum mati karena menyatakan Bumi dan planet-planet lain berputar mengelilingi matahari.

Sumber via Dream

Bumi Tidak Mengelilingi Matahari ?, Video Peredaran Matahari dan Planet

$
0
0
Muslimedianews.com~ Terlepas bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan,  video berjudulالاعجاز العلمي في القران والسنة ( والشمس تجرى لمستقر لها )  atau Keajaiban Ilmiah didalam al-Qur'an dan al-Sunnah berikut ini memperlihatkan bagaimana matahari berjalan (beredar) pada garis edarnya, demikian pula planet-planet lainnya.

Pada judul video itu juga menyitir ayat al-Qur'an dalam surah Yasiin, yang bila ditulis lengkapnya sebagai berikut :
لَا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ 
40. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ 
39. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua .

وَالشَّمْسُ تَجْرِيلِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ 
38. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Ayat diatas menyatakan bahwa matahari dan bulan beredar pada garis edarnya masing-masing. Tetapi terkait dengan bagaimanakah garis edarnya?. Apakah garis edarnya lurus atau bergelombang ?. tidak dijumpai penjelasan yang detail.

Tetapi ayat lain surah Al-Mursalaat ayat 24 berbunyi:
 أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ كِفَاتاً * أَحْيَاء وَأَمْوَاتاً
"Bukankah Kami menjadikan bumi Kifatan atau (tempat) berkumpul. orang-orang hidup dan orang-orang mati ?,"
Apa makna Kifatan?. Didalam video disebutkan bahwa كفت الطائر  berarti cepat dan berbalik-balik (bergelombang) dalam penerbangannya. Yang berarti bahwa bumi beredar dengan cepat (laksana sebuah penerbangan) pada garis edarnya yang bergelombang (seperti sebuah spiral). 

كفت الطائر
Video  ini memperlihat bahwa [hakikatnya] Bumi tidak berputar mengelilingi mahatari, tetapi bumi juga ikut beredar di garis edarnya sendiri sehingga seolah-olah terlihat (nampak) berputar mengelilingi matahari, sedangkan mahatari beredar digaris edarnya sendiri seolah memimpin pergerakan planet-planet yang lain yang bergerak secara konstan seperti gelombangselama jutaan tahun, tanpa tabrakan dan tanpa saling mendahului satu dengan yang lain.


Bila menyaksikan video diatas, maka bumi laksana sebuah penerbangan yang didalamnya berkumpul makhluk hidup dan mati. Kapankah "penerbangan" itu berakhir?.  Ayat lain dalam surat Ar-Ra'du ayat 2 berbunyi:

وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأَجَلٍ مُّسَمًّى يُدَبِّرُ الأَمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لَعَلَّكُم بِلِقَاء رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
"..dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu".


Sekali lagi terlepas bagaimana perkembagan ilmu pengetahuan modern dan penafsiran terhadap teks-teks al-Qur'an, serta kebenaran visualisasi pada video diatas. Tetapi bagaimana pun video diatas adalah video menarik yang perlu mendapat perhatian umat Islam.

Oleh : Ibnu L' Rabassa

Beredar Ajakan Shalat Tiga Waktu di Jombang

$
0
0
Jombang, Muslimedianews.com ~ Sepekan belakangan masyarakat Jombang resah dengan beredarnya selebaran stiker yang diduga disebarkan pihak Pondok Pesantren Al-Urwatul Wutsqo.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (17/2/2015), stiker bertuliskan ajakan melaksanakan salat 3 waktu itu dinilai akan membingungkan masyarakat karena dikhawatirkan banyak warga yang tidak memahami utuh maksud dan tujuan ajakan itu.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jombang tak membantah ajakan ini memprovokasi masyarakat. Sebaliknya pihak Pondok Pesantren Al-Urwatul Wutsqo menyebutkan ajakan itu difokuskan kepada para pekerja yang tidak bisa tepat waktu melaksanakan salat 5 waktu.

"Disebut juga dengan salat jamak. Misalnya zuhur dan asar di waktu zuhur, magrib, dan Isya di waktu Isya. Ini bisa dilakukan untuk pekerja, pedagang kaki lima, petani, dan lain sebagainya. Boleh tiap hari meskipun tidak pergi," ujar pengasuh pondok pesantren, Dr. Hajah Qurotul.

Sebelumnya Pondok Pesantren di kawasan Bulurejo, Diwek, Jombang ini juga dikenal dengan kebijakan pemberian hukuman yang kontroversial kepada para santrinya. Video amatir hukuman cambuk yang diberlakukan Pondok Pesantren Al-Urwatul Wutsqo sempat beredar luas di masyarakat dan cukup menggemparkan. (Mar/Yus)

sumber Liputan6

Mahasiswi UNAIR Ini Kaji Twitter NU Online Untuk Tesisny

$
0
0
Jakarta, Muslimedianews.com~ Mahasiswi Pascasarjana FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Jurusan Media Komunikasi, Elfara Shadrina mengkaji pola dakwah dan komunikasi twitter NU Online (nu_online) untuk tesisnya yang berjudul ‘E-Dakwah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah: Penggunaan Twitter sebagai Media Dakwah Kontemporer’.

“Saya memilih twitter NU Online ini sebagai variabel penelitian karena NU merupakan organisasi Islam moderat terbesar di Indonesia,” ujar Elfara saat melakukan wawancara para Admin twitter @nu_online, Mahbib Khoiron dan Abdullah Alawi, Selasa (17/2/2015) di ruang Redaksi NU Online Jakarta.

Alumnus Universitas Brawijaya Malang ini juga menerangkan, bahwa pengikut (follower) @nu_online adalah yang terbanyak dari organisasi Islam lain. “Itu salah satu inti dari latar belakang penelitian saya,” terang perempuan asal Mojoagung Jombang ini yang mengaku telah meneliti pola dakwah twitter @nu_online selama 7 bulan terakhir.

Dia juga menuturkan, warga NU yang sebagian besar berada di pedesaan sering dinilai sebagai masyarakat konservatif itu tidaklah tepat. Karena menurutnya, mereka juga mengakses media dakwah kontemporer seperti twitter dan facebook.

“Berdasarkan hal ini, masyarakat konservatif yang sering disematkan kepada warga NU tidaklah tepat,” kata perempuan yang juga aktif di Perhutani Surabaya ini.

Dia mengaku, sebelumnya juga telah menganalisis pola komunikasi dakwah twitter Muhammadiyah. Kemudian dari analisisnya nanti, dirinya hendak mengkomparasikan dakwah kontemporer lewat twitter dari dua organisasi terbesar di Indonesia itu.

Selain menyoroti pesan dakwah, Elfara juga juga meneliti twitter @nu_online dari aspek pengorganisasian twitter, kualifikasi admin, visi-misi dakwah, interaksi dengan para follower, interaksi dengan twitter organisasi lain, strategi admin dalam menanggapai isu-isu sensitif berbau SARA, dan pengaruh dakwah twitter @nu_online bagi para follower dan masyarakat di dunia maya. (Fathoni)

sumber nu.or.id

Kelompok Ekstrem Atasnamakan Agama

$
0
0
Jepara, Muslimedianews.com ~ Hingga kini masih saja hadir kelompok masyarakat yang menggunakan cara-cara ekstrem dalam menyuarakan aspirasi mereka. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengatasnamakan agama untuk kepentingan kelompoknya.

Demikian disampaikan Wakil Ketua PP LAZISNU H Fatchan dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di hadapan ratusan anggota Fatayat NU dan Muslimat NU di aula MI Masolihul Huda Krapyak, Jepara, Ahad (15/2/2015).

H Fatchan yang kini diamanahkan sebagai Wakil Ketua Komisi VIII mengindikasikan bahwa cara-cara ekstrem itu hadir di tengah masyarakat dikarenakan salah satunya masih minimnya sosialisasi wawasan kebangsaan.

Menurutnya, tanggung jawab sosialisasi empat pilar itu terletak di pundak semua elemen masyarakat. "Semua pihak memiliki tanggung jawab untuk menyosialisasikan di lingkungan masing-masing" ujarnya.

Pihaknya berharap bahwa wawasan kebangsaan ini menjadi pengikat sosial di antara warga di tengah menguatnya sentimen primordialisme dan keagamaan.

"Kita jangan sampai perang saudara yang mengatasnamakan agama," tandasnya.

Sosialisasi empat pilar kebangsaan terselenggara atas kerja sama Kesekjenan MPR RI dan Muslimat NU Jepara. (Shofi/Alhafiz K)

sumber nu.r.id/ilustrasi google


Keragaman Dakwah, Kemana Arahnya ?

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Atas karunia Alloh SWT aktifitas dakwah masih terjaga keberlangsungannya hingga saat ini dan memang Alloh SWT akan menjaganya. Sebagai umat muslim, ini merupakan suatu keadaan yang harus kita syukuri bagaimana bisa kita saksikan di acara-acara televisi, di radio-radio, di majlis-majlis, di mesjid dan lain sebagainya aktifitas dakwah ini senantiasa berkembang dengan konten dan kemasan yang berbeda beda.

    Namun dengan adanya aktifitas dakwah tersebut ada kalanya sebagian masyarakat menilai acara dan aktifitas tersebut hanya hiburan, mengisi waktu luang, karena tidak ada kesibukan lain, sehingga apa yang disampaikan oleh seorang Da’i tidak sampai menembus makna atau istilahnya “masuk telinga kanan keluar telinga kiri”. Sehingga tidak mampu memberikan pemahaman yang meningkat menjadi keimanan untuk menjadikan perubahan pada kehidupan baik individu maupun kelompok masyarakat.

    Sebagai seorang aktifis dakwah, tentu apa yang kita sampaikan bukan sekedar pemahaman, pengetahuan atau wawasan. Akan tetapi lebih dari itu seorang aktifis dakwah harus mampu membawa diri dan mad’u untuk senantiasa berada di jalan Alloh SWT sebagaimana firman Alloh SWT :

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang mengetahui siapa yang tersesat di jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An Nahl :125)  

    Demikian makna dakwah yang telah Alloh SWT jelaskan di dalam al-Quran agar setiap aktifitas dakwah kita itu menuntunkan manusia kepada jalan Alloh SWT. Sangat penting bagi setiap aktifis untuk memahami makna dakwa. Karena dakwah merupakan tugas mulia para Nabi dan Rasul yang mana tujuan utama diutusnya para Nabi dan Rasul itu adalah untuk men-Tauhidkan Allah SWT.

Tujuan Dakwah
Dengan keragaman arah dan tujuan dakwah yang ada pada saat ini memang menjadi “pekerjaan rumah” besar yang harus diselesaikan oleh setiap aktifis dakwah untuk menghindari disorientasi dakwah yang berimbas tidak mampunya merubah situasi dan kondisi yang ada pada saat ini.

Maka kewajiban kita adalah menganilisis faktor penyebab, mengorek latar belakang, mengkaji fenomena yang ada dengan kajian ilmiah yang objektif. Sehingga tujuan dakwah itu tetap sesuai dengan apa yang telah Alloh SWT firmankan, bukan sekedar penyampaian pemahaman yang mengalir seperti air tetapi tujuan utama dakwah itu adalah meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Alloh SWT sehingga manusia keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam, sehingga manusia keluar dari kemusyrikan menuju ketauhidan, dari kelalaian menjadi ketaatan.

    Semoga kita semua senantiasa dalam tuntunan Alloh SWT dan Rasul-Nya sehingga dakwah kita berada pada trek yang lurus...

Aamiin Ya Robbal Alamin...

Penulis : Yudi Wahyunadi

Penjelasan Tawassul oleh Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Memang banyak pemahaman saudara-saudara kita muslimin yang perlu diluruskan tentang tawassul, tawassul adalah berdoa kepada Allah dengan perantara amal shalih, orang shalih, malaikat, atau orang-orang mukmin. Tawassul merupakan hal yang sunnah, dan tak pernah ditentang oleh Rasul saw, tak pula oleh Ijma Sahabat radhiyallahuanhum, tak pula oleh Tabiin, dan bahkan para Ulama dan Imam-Imam besar Muhadditsin, mereka berdoa tanpa perantara atau dengan perantara, dan tak ada yang menentangnya, apalagi mengharamkannya, atau bahkan memusyrikkan orang yang mengamalkannya.

Pengingkaran hanya muncul pada abad ke 19-20 ini, dengan munculnya sekte sesat yang memusyrikkan orang-orang yang bertawassul, padahal Tawassul adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits shahih dibawah ini : Wahai Allah, Demi orang-orang yang berdoa kepada Mu, demi orang-orang yang bersemangat menuju (keridhoan) Mu, dan Demi langkah-langkahku ini kepada (keridhoan) Mu, maka aku tak keluar dengan niat berbuat jahat, dan tidak pula berniat membuat kerusuhan, tak pula keluarku ini karena Riya atau sumah.. hingga akhir hadits. (HR Imam Ahmad, Imam Ibn Khuzaimah, Imam Abu Naiem, Imam Baihaqy, Imam Thabrani, Imam Ibn Sunni, Imam Ibn Majah dengan sanad Shahih). Hadits ini kemudian hingga kini digunakan oleh seluruh muslimin untuk doa menuju masjid dan doa safar.

Tujuh Imam Muhaddits meriwayatkan hadits ini, bahwa Rasul saw berdoa dengan Tawassul kepada orang-orang yang berdoa kepada Allah, lalu kepada orang-orang yang bersemangat kepada keridhoan Allah, dan barulah bertawassul kepada Amal shalih beliau saw (demi langkah2ku ini kepada keridhoan Mu).

Siapakah Muhaddits?, Muhaddits adalah seorang ahli hadits yang sudah hafal 10.000 (sepuluh ribu) hadits beserta hukum sanad dan hukum matannya, betapa jenius dan briliannya mereka ini dan betapa Luasnya pemahaman mereka tentang hadist Rasul saw, sedangkan satu hadits pendek, bisa menjadi dua halaman bila disertai hukum sanad dan hukum matannya. Lalu hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh Muhaddits.., apakah kiranya kita masih memilih pendapat madzhab sesat yang baru muncul di abad ke 20 ini, dengan ucapan orang-orang yang dianggap muhaddits padahal tak satupun dari mereka mencapai kategori Muhaddits , dan kategori ulama atau apalagi Imam Madzhab, mereka bukanlah pencaci, apalagi memusyrikkan orang-orang yang beramal dengan landasan hadits shahih.

Masih banyak hadits lain yang menjadi dalil tawassul adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh Abu Nu’aim, Thabrani dan Ibn Hibban dalam shahihnya, bahwa ketika wafatnya Fathimah binti Asad (Bunda dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw, dalam hadits itu disebutkan Rasul saw rebah/bersandar dikuburnya dan berdoa : Allah Yang Menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Hidup tak akan mati, ampunilah dosa Ibuku Fathimah binti Asad, dan bimbinglah hujjah nya (pertanyaan di kubur), dan luaskanlah atasnya kuburnya, Demi Nabi Mu dan Demi para Nabi sebelum Mu, Sungguh Engkau Maha Pengasih dari semua pemilik sifat kasih sayang.”, jelas sudah dengan hadits ini pula bahwa Rasul saw bertawassul di kubur, kepada para Nabi yang telah wafat, untuk mendoakan Bibi beliau saw (Istri Abu Thalib).

Demikian pula tawassul Sayyidina Umar bin Khattab ra. Beliau berdoa meminta hujan kepada Allah : Wahai Allah.. kami telah bertawassul dengan Nabi kami (saw) dan Engkau beri kami hujan, maka kini kami bertawassul dengan Paman beliau (saw) yang melihat beliau (saw), maka turunkanlah hujan..?. maka hujanpun turun. (Shahih Bukhari hadits no.963 dan hadits yang sama pada Shahih Bukhari hadits no.3508).

Umar bin Khattab ra melakukannya, para sahabat tak menentangnya, demikian pula para Imam-Imam besar itu tak satupun mengharamkannya, apalagi mengatakan musyrik bagi yang mengamalkannya, hanyalah pendapat sekte sesat ini yang memusyrikkan orang yang bertawassul, padahal Rasul saw sendiri berrtawassul. Apakah mereka memusyrikkan Rasul saw?, dan Sayyidina Umar bin Khattab ra bertawassul, apakah mereka memusyrikkan Umar ?, Naudzubillah dari pemahaman sesat ini.

Mengenai pendapat sebagian dari mereka yang mengatakan bahwa tawassul hanya boleh pada orang yang masih hidup, maka entah darimana pula mereka mengarang persyaratan tawassul itu, dan mereka mengatakan bahwa orang yang sudah mati tak akan dapat memberi manfaat lagi.., pendapat yang jelas-jelas datang dari pemahaman yang sangat dangkal, dan pemikiran yang sangat buta terhadap kesucian tauhid..

KESUCIAN TAUHID ANTI-TAWASSUL DIPERTANYAKAN

Jelas dan tanpa syak bahwa tak ada satu makhlukpun dapat memberi manfaat dan mudharrat terkecuali dengan izin Allah, lalu mereka mengatakan bahwa makhluk hidup bisa memberi manfaat, dan yang mati mustahil?,lalu dimana kesucian tauhid dalam keimanan mereka? Tak ada perbedaan dari yang hidup dan yang mati dalam memberi manfaat kecuali dengan izin Allah.., yang hidup tak akan mampu berbuat terkecuali dengan izin Allah, dan yang mati pun bukan mustahil memberi manfaat bila dikehendaki Allah. karena penafian kekuasaan Allah atas orang yang mati adalah kekufuran yang jelas.

Ketahuilah bahwa tawassul bukanlah meminta kekuatan orang mati atau yang hidup, tetapi berperantara kepada keshalihan seseorang, atau kedekatan derajatnya kepada Allah swt, sesekali bukanlah manfaat dari manusia, tetapi dari Allah, yang telah memilih orang tersebut hingga ia menjadi shalih, hidup atau mati tak membedakan Kudrat ilahi atau membatasi kemampuan Allah, karena ketakwaan mereka dan kedekatan mereka kepada Allah tetap abadi walau mereka telah wafat.

Contoh lebih mudah, anda ingin melamar pekerjaan, atau mengemis, lalu anda mendatangi seorang saudagar kaya, dan kebetulan mendiang tetangga anda yang telah wafat adalah abdi setianya yang selalu dipuji oleh si saudagar, lalu anda saat melamar pekerjaan atau mungkin mengemis pada saudagar itu, anda berkata : “Berilah saya tuan.. (atau) terimalah lamaran saya tuan, saya mohon.. saya adalah tetangga dekat fulan, nah.. bukankah ini mengambil manfaat dari orang yang telah mati?, bagaimana dengan pandangan bodoh yang mengatakan orang mati tak bisa memberi manfaat??, jelas-jelas saudagar akan sangat menghormati atau menerima lamaran pekerjaan anda, atau memberi anda uang lebih, karena anda menyebut nama orang yang ia cintai, walau sudah wafat, tapi kecintaan si saudagar akan terus selama saudagar itu masih hidup?, pun seandainya ia tak memberi, namun harapan untuk dikabulkan akan lebih besar, lalu bagaimana dengan Arrahmaan ArrAhiim, Yang Maha Pemurah dan Maha Menyantuni?? dan tetangga anda yang telah wafat tak bangkit dari kubur dan tak tahu menahu tentang lamaran anda pada si saudagar, NAMUN ANDA MENDAPAT MANFAAT BESAR DARI ORANG YANG TELAH WAFAT.

aduh…aduh… entah apa yang membuat pemikiran mereka sempit hingga tak mampu mengambil permisalan mudah seperti ini. Firman Allah : “MEREKA ITU TULI, BISU DAN BUTA DAN TAK MAU KEMBALI PADA KEBENARAN” (QS Albaqarah-18). Wahai Allah beri hidayah pada kaumku, sungguh mereka tak mengetahui.

Wassalam.

Oleh : al-Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa Rahimahullah
sumber majelisrasulullah.org

Seni dan Adab Debat Habib Ali Zainal Abidin Al-Jifri

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Suatu ketika Habib Ali Aljifri mengisi kajian umum di sebuah masjid, tiba – tiba ada seorang memotong kajian Habib Ali dan mengatakan “Yaa Syeikh .. yaa syeikh.. saya punya pertanyaan” ujarnya dengan penuh tergesa-gesa.

“Baik nanti di akhir kajian akan kita buka sesi tanya jawab”. Lalu Habib Ali Jifri melanjutkan kajian hingga sampai pada sesi tanya jawab. “Yaa Syeikh .. yaa syeikh.. soal yang saya ingin tanyakan, apa hukum tawassul?” Habib Ali mengiyakan akan menjawab soal yang disampaikan orang tersebut. “Baik aku akan menajwab soalmu dengan dua syarat, yang pertama jangan kau potong penjelasanku, yang kedua jangan kau angkat suaramu, kita sedang berada di masjid hormati rumah Alllah. Jika ada yang melanggar, akan aku hentikan sesi tanya jawab dan akan kita tutup kajian kita.” ujar Habib Ali Jifri dengan penuh kelembutan dan santun.

Setelah terjadi kesepakatan Habib Ali menjawab pertanyaan yang diajukan penanya dan mengeluarkan dalil-dalil yang telah ia kuasai baik dari Alqur’an dan Alhadits serta kitab-kitab turats ulama salaf. Ketika para hadirin menyimak penjelasan Habib Ali, terdengar suara kegaduhan dari sang penanya dan beberapa teman-teman terdekat, tidak menerima penjelasan yang disampaikan Habib Ali. ”Baik sesuai kesepakatan kita, akan saya hentikan penjelasan saya dan saya tutup majelis ini” ujar Habib Ali seraya tersenyum melangkah keluar masjid.

Ketika sampai dipintu luar masjid seorang kakek yang sudah sepuh menghampiri Habib Ali dan langsung memeluknya.“Sungguh tepat tindakan yang kau perbuat wahai Syeikh, beberapa hari yang lalu ada banyak polisi dengan menggunakan sepatu masuk ke masjid ini guna memisahkan perdebatan yang berujung pertikaian antar dua kelompok yang bersebrangan pendapat”.

Ketika melihat kedatangan polisi menggunakan sepatu ke masjid, kedua kelompok yang bertikai bereaksi “Kalian tidak sopan!! tidak menghormati masjid rumah Allah!! masjid ini tempat suci lepaslah sepatu mu” hardik kedua kelompok yang bertikai kepada polisi. Dengan cerdas para polisi menjawab “Kalianlah yang tidak memiliki adab!! berdebat dan bertikai di rumah Allah!! jika kalian tidak bertikai di masjid niscaya kami akan masuk masjid dengan melepas sepatu yang kami kenakan”

Peristiwa diatas menggambarkan seorang Habib Ali Aljifri yang terdidik dengan ilmu disertai dengan adab yang sempurna sehingga mampu menguasai hawa nafsu sehingga tidak terpancing kepada perdebatan panjang yang berakibat pertikaian. Hafizakallah yaa sayyidiy …



Sumber via Majelis Rasulullah

AE Priyono: Partai Islam Gagal, Civic-Islam harus digerakkan

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Jakarta, AE Priyono mengatakan, Islam-politik dengan partai-partai politik di di Indonesia telah mengalami kegagalan dan tidak bisa diharapkan menjadi solusi bagi problem kebangsaan Indonesia.

“Mereka telah terjebak sebagai bagian dari kepentingan plutokrasi dan plutonomi,” katanya kepada Kabar Kota Kamis 12 Pebruari 2015.

AE Priyono menilai, demokrasi di Indonesia telah macet, dan Islam-politik formal tidak berdaya di tengah-tengah kekuasan hasil produk demokrasi liberal yang sejak era era reformasi berjalan. Demokrasi liberal Indonesia itu hanya melahirkan plutokrasi (kekuasaan politik yang didikte segelintir kaum elite) dan plutonomi (kekuasaan ekonomi yang dikendalikan oleh orang-orang kaya, dan hanya digilir di kalangan golongan orang kaya).

Politisi muslim di partai Islam seperti di PBB, PKS, PPP atau yang berada di partai aliran seperti di PKB dan PAN, sejalan dengan kegagalan elit politik yang lain, tetap menjadi bagian dari borjuasi nasional di bawah struktur kapitalisme erzats, yang kelangsungannya tetap bergantung pada sumber-sumber dana negara. “Politisi elitenya masih berada dalam tradisi Islam-rezimis, termasuk partai Islam baru, PKS (Partai Keadilan Sejahtera), yang semula datang dari gerakan tarbiyah,” terangnya.

Untuk keluar dari kelemut buruk itu, AE berharap Islam bisa tumbuh berkembang dengan elan-vital progresif. “Karena itu harus ada ijtihad baru dalam Islam-politik dan Islam-Sosial. Konsepsi Civic-Islam harus menjadi milik bangsa ini agar kekuatan kaum muslim memiliki ruh untuk kebebasan dan pembebasan,” jelasnya.

Menurut AE Priyono, Civic-Islam merupakan konsepsi ideal karena selain sejalan dengan republican, juga sangat modernis dan bisa menjawab kegagalan demokrasi liberal karena memiliki semangat untuk pembangunan kemanusiaan sekaligus pembangunan gerakan sosial agar Islam tidak terjebak pada fundamentalisme, penyokong liberalisme ekonomi dan eskapisme yang beberapa tahun ini melanda Indonesia.

“Kekuatan kelompok Muslim harus mampu membawa agama sebagai rahmat, sebagai penegak keadilan dan pembawa obor pencerahan untuk public-space, yang inklusif, pluralis, dan toleran,” jelasnya.

Islam dengan konsepsi Civic-nya menurut Priyono berpihak pada jalan aktif konsolidasi untuk transformasi ke arah keadilan sosial dan kesejahteraan ekonomi yang tidak dilakukan oleh kelompok Islam liberal penyokong neoliberalisme dan Islam fundamentalisme. []

Kontributor: Makmun Y.

Indonesia Butuh Gerakan Pemikiran Islam Inklusif dan Gerakan Intelektual Organik

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Di tengah-tengah maraknya gerakan fundamentalisme, sikap anti sosial-politik, konsumerisme berwajah Islam, dan juga kegagalan partai-partai politik Islam, Indonesia perlu terobosan baru dalam pemikiran dan pergerakan. Faiz Manshur, salahsatu inisiator lahirnya civic-Islam mengatakan “langkah terobosan ini perlu dilakukan terutama oleh kalangan pemikir Islam yang inklusif, kritis dan punya kemauan untuk membumi di masyarakat. Gerakan intelektual organik mesti didorong terus,” paparnya dalam diskusi Civic-Islam ke-2 di Penerbit Nuansa Cendekia Bandung, Jumat 6 Pebruari 2015.

Menurut Faiz Manshur sekarang di kalangan mahasiswa Islam seperti HMI, PMII, KAMMI dan lembaga-lembaga kampus di mana banyak mahasiswa yang kurang punya saluran aktivitas intelektual membutuhkan para dukungan para senior dari kalangan cendekiawan muslim untuk kembali bergairah dalam  diskursus pemikiran dan juga kegiatan ke-Islaman yang inklusif, transformatif dan rasional.

“Ada kebutuhan membangun jaringan agar gairah berpikir ini lebih maju dengan paradigma gerakan intelektual organik. Karena alasan itulah langkah pertama pergerakan Civic-Islam mesti membuat jejaring. Kita dirikan Forum Bestari yang disingkat Forbes. Sebuah forum inklusif untuk sarana komunikasi para peminat kajian ke-Islaman untuk tujuan pecerahan dan proses pembangunan karakter muslim yang sadar akan citizenship, rule of lawdan public-virtue,” katanya.

Sementara peserta lain, Dr Asep Salahudin dari Lakspesdam NU Jawa Barat mengatakan, “civic-Islam dalam konteks lokal di Jawa Barat merupakan basis awal pergerakan, tetapi civic-Islam selalu berpikir luas dalam ranah nasional dan global,” paparnya.

Salahudin menyatakan bahwa maraknya sikap-sikap intoleran karena disebabkan ketertutupan pemikiran. “Di kampus-kampus indoktrinasi gerakan politik Islam tidak dilakukan dengan cara yang kritis dan mencerahkan, melainkan dengan model indoktrinasi dan di sana juga dikembangkan sikap eksklusif karena dengan merasa dirinya paling benar, lantas enggan berkomunikasi, membuka pikiran dan berdebat. Ini kemunduran dan civic-Islam mesti mampu menjadi insiator dan pendorong mesin gerak keislaman yang maju,” terangnya.

Kontributor: Yus Makmun

Kajian Rutin FKTNU : Yang Diperhatikan Rasulullah SAW

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Minggu pagi itu, (15/2/2015), jamaah pengajian rutinan Ahad Pagi Forum Komunikasi Tokoh NU (FKTNU) Bukateja menggelar acara pengajian dengan mengundang tiga pembicara yakni KH Muhammadun Sya’roni Lc, KH Abror Mushodiq dan KH Anwar Idris.

Acara yang digelar tiap hari minggu pagi ini dwi mingguan (dua mingu sekali) ini menjadi ajang silaurahmi antar ulama dan jamaah yang ada di kecamatan Bukateja. Kebetulan Minggu ini mengambil tempat di Masjid Al Hikmah, Desa Cipawon Kec Bukateja Kab Purbalingga. Ribuan jamaah baik laki-laki maupun perempuan benar-benar membludag tumplek blek memenuhi dalam masjid, halaman bahkan sampai jalan raya. Selepas doa bersama, acara disambung dengan sambutan pertama oleh H. Muhtamil, S.Ag yang juga adalah Kepala MTS Ma’arif NU 05 Majasari, Kec Bukateja Kab Purbalingga.

“Pengajian Ahad pagi dua minggu ke depan akan mengambil tempat di Masjid Al Ikhlas, Lapangan LANUD desa Wirasaba Kec Bukateja, Kab Purbalingga Jawa Tengah. MWCNU Bukateja saat ini masih menyelesaikan gedung NU yang terletak di desa Majasari, kec Bukateja. Biaya total rehab yang sudah dikeluarkan sudah mencapai 410 juta, sementara pemasukan dari warga NU baru terkumpul 149 juta. Saat ini sedang dibangun halaman Gedung dengan menggunakan paving block dan juga aktivitas Gedung NU Bukateja semakin semarak karena juga ada BTNU SAJA, badan tamzis yang juga mengelola usaha simpan dan pinjam warga NU, buka milai jam 08.00-16.00 WIB,“ kata H. Muhtamil, S.Ag
.
Selepas itu pembicara pertama menjawaban pertanyaan jamaah pada minggu-minggu sebelumnya oleh KH Muhammadun. Pertanyaan itu bagaimana hukumnya makanan yang engan bio gas dari kotoran lembu atau kerbau? Dan bagaimana pula hukumnya jika dimasak  dengan kotoran hewan yang kering?

Oleh Tim Bahsul Masail pengajian rutinan Ahad Pagi Forum Komunikasi Tokoh NU (FKTNU) Bukateja pertanyaan tersebut dijawab diwakili oleh KH Muhammadun. “Yang dimaksud biogas disini adalah pemanfaatan kotoran hewan dengan cara menampungnya di dalam septic tank (tabung kotoran) yang kemudian menghasilkan uap gas. Kemudian uap gas tersebut diambil untuk kebutuhan rumah tangga, seperti memasak dan penerangan. Biogas dipandang dari kaca mata fiqh biasa dikategorikan sebagai bukhar, yaitu uap yang timbul dari kotoran tanpa perantara api, bukan dukhan, yaitu asap yang timbul dari  kotoran yang terbakar. Sekarang tinggal bagaimana hukum bio gas itu? Jawabannya adalah, suci, boleh  dibuat untuk memasak serta boleh diperjual belikan (Lihat Kitab Bujairomiy ala al-kotib:1/84 dan Ianatut Tholibin).”

Pembicara kedua, KH Abror Musodiq dalam kesempatan  itu menyampaikan ada lima perkara yang dipelihara dan diperhatikan oleh Rasulullah SAW karena keadaan itu bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT yakni (1) Masjid yang didirikan di tengah-tengah umat namun tidak ada orang yang shalat di masjid itu; (2)Al Qur’an bertempat pada orang-orang fasiq;(3) Ada perempuan soleh dan taat namun mengembara;(4) Orang laki-laki yang mengembara;(5) Orang alim namun masyarakat tidak menggubrisnya.

Selain itu Pengasuh Pondok Pesantren Darul Abror Desa Kedungjati, Kecamatan Bukateja Kab Purbalingga itu juga menyampaikan lima hal yang bisa mendatangkan ibadah di sisi Allah SWT: ”(1) melihat Ka’bah;(2) Memandang kedua orang tua;(3)Memandang seorang istri; (4) Membaca Al Qur’an dan (5) Memandang orang yang suka ahli ibadah,” jelas  KH Abror Mushodiq.

Acara terakhir dengan wejangan sebentar kemudian langsung ditutup dengan doa oleh  KH Anwar Idris, Pengasuh Pondok Pesantren Minhajuth Tholabah desa Kembangan kec Bukateja Kab Purbalingga.

Kontributor: Aji Setiawan

Gerakan Tarekat Islam di Indonesia Hingga Kini

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Sejak kompeni masuk ke Indonesia, di kalangan masyarakat Belanda di Indonesia ada ketakutan terhadap gerakan tarekat. Sebab, mereka yakin bahwa gerakan tarekat akan bisa dipergunakan oleh pemimpin-pemimpin fanatik sebagai basis kekuatan untuk memberontak (Suminto, 1985). Kekhawatiran semacam itu, bukan tanpa alasan. Sebab dalam sejarah perlawanan bersenjata terhadap kolonial Belanda di Indonesia, diketahui hampir tidak ada perlawanan yang tidak melibatkan tokoh pemimpin tarekat. Dalam Koloniaal Archive yang mencatat kasus-kasus pemberontakan yang terjadi antara tahun 1800 – 1900, terjadi tidak kurang 112 kali pemberontakan yang dipimpin tokoh-tokoh tarikat.

Sejarah mencatat, ketika Belanda menancapkan kekuasaan awal di Batavia, terjadi penolakan dari kalangan pengamal ajaran tasawuf yang dibuktikan dengan serangan Sultan Agung raja Mataram pada 1626 dan 1628 ke Batavia. Dikatakan serangan Sultan Agung ke Batavia terkait dengan pengamal ajaran tasawuf, sebab di kalangan penganut Tariqat Akmaliyah yang bersifat esoteris tokoh Sultan Agung ditempatkan sebagai seorang guru (mursyid) kelima yang mewarisi silsilah Tariqat Akmaliyah dari Panembahan Senapati – Sultan Hadiwijaya – Ki Kebo Kenongo – Syaikh Siti Jenar. Demikianlah, dari satu sisi serbuan Sultan Agung ke Batavia dapat ditafsirkan terkait dengan peringatan termasyhur Syaikh Siti Jenar tentang bakal datangnya bahaya dari bangsa “Kebo Bule Mata Kucing” yang akan membelokkan iman umat Islam dan menyengsarakan rakyat. Keberadaan Sultan Agung sebagai tokoh sufi – selain raja – terbukti dari karyanya yang berjudul Sastra Gending yang merupakan karya sufistik.

Perlawanan terhadap kolonial Belanda oleh kalangan tarekat dilakukan oleh Syaikh Yusuf Tajul Khalwati, mursyid Tarikat Khalwatiyyah yang membangkitkan perlawanan rakyat Makassar dan Banten dalam peperangan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan puteranya yang dibantu VOC. Meski perlawanan tersebut berakhir dengan kekalahan, di mana Syaikh Yusuf Tajul Khalwati kemudian dibuang ke Capetown di Afrika Selatan, namun hal itu menunjukkan gambaran bagaimana kalangan pengamal tasawuf menolak anasir kekuatan asing yang dianggap bakal mengancam keutuhan sosio-kultural-religius masyarakat. Syaikh Yusuf Tajul Khalwati inilah yang mengajarkan ilmu dabus dari Tarikat Rifa’iyyah kepada masyarakat Banten, yang belakang menjadi kesenian tradisional debus.

Pemberontakan Trunojoyo (1775-1778) terhadap Amangkurat II yang didukung VOC, dalam catatan sejarah tidak bisa dilepaskan dari peranan tokoh spiritual Panembahan Rama guru tarikat dari Kajoran dan Panembahan Giri. Itu sebabnya, setelah Trunojoyo kalah dan ditangkap oleh Laksamana Speelman dan dibunuh di Kartasura, Panembahan Rama dibunuh dan Panembahan Giri dibawa ke Mataram untuk dibunuh juga. Pemberontakan Surapati di Pasuruan (1686-1703) tidak bisa dilepaskan dari tokoh spiritual Kyai Telingsing.

Pemberontakan ulama tasawuf terbesar terjadi saat Pangeran Dipanegara mengangkat senjata. Dikatakan ulama tasawuf, sebab dalam Babad Dipanegara yang ditulis Pangeran Dipanegara sendiri, ditegaskan bahwa ia adalah mursyid Tariqat Syatariyyah yang mendapat pewarisan ilmu dari Syaikh Taftazani asal Sumatera Barat. Latar pemberontakan Pangeran Dipanegara jelas, menentang tradisi Eropa yang masuk ke lingkungan keraton dan membela nasib rakyat kecil yang sengsara akibat sistem pemerintahan yang tidak baik dari Sultan Yogya. Lantaran itu, gerakan Pangeran Dipanegara dapat dikata sebagai gerakan mesianik yang bertujuan menolak anasir-anasir asing yang masuk ke dalam sosio-kultur-religius masyarakat. Demikianlah, seiring kekalahan Pangeran Dipanegara para pengikutnya yang melarikan diri ke berbagai daerah mendirikan pesantren-pesantren yang mengajarkan Tarikat Syatariyyah.

Gerakan perlawan petani Banten pada 1888 yang dipimpin Haji Wasid dan kawan-kawannya, tidak terlepas dari peranan gurunya KH Abdoel Karim, mursyid Tariqat Qadiriyyah. Sebab gerakan perlawanan itu sudah terlihat bertahun-tahun sebelumnya dari usaha-usaha KH Abdoel Karim dalam menggalang kekuatan pengikut-pengikutnya. Latar di balik pemberontakan petani Banten itu adalah penolakan para petani – yang mengikuti pandangan para guru tarekat – terhadap masuknya anasir perekonomian, sosial dan budaya Barat (Worsley, 1961).

Secara umum, perlawanan kalangan pengamal tarikat kepada penguasa kolonial Belanda lebih disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan tidak adanya usaha asimilasi kultural dengan fenomena sosio-kultural-religius masyarakat Indonesia. Sebagaimana sudah diketahui bersama, bahwa VOC yang diberi kewenangan oleh Kerajaan Belanda untuk menjadi organisasi seperti negara – termasuk diperkenankan mencetak mata uang — yang secara esensial bukanlah negara melainkan suatu persekutuan dagang, yakni perusahaan. Itu sebabnya, sebuah perlawanan terhadap VOC tidaklah dianggap sebagai sebuah kekeliruan terutama jika kepentingan-kepentingan umat beragama sudah dirugikan. Bahkan penguasa-penguasa lokal yang bekerjasama dengan VOC, tidak akan mendapat dukungan dari kalangan elit spiritual. Pasang surut gerakan bersenjata melawan penguasa kolonial yang dilakukan para elit spiritual – para guru tarikat – sepanjang sejarahnya nyaris tidak lepas dari motif ini.

Rangkaian kegagalan gerakan perlawanan para penganut tarikat terhadap pemerintah colonial Belanda, dapat diasumsikan oleh factor utama pendukung perlawanan adalah para petani, perajin, tukang, nelayan, orang-orang sipil yang diberi senjata tradisional tanpa bekal ilmu kemiliteran. Itu sebabnya, perlawanan orang-orang awam perang ini tidak pernah memperoleh kemenangan ketika berbenturan dengan tentara kolonial yang merupakan militer professional.

Sejak Jepang berkuasa di Indonesia, terjadi perubahan besar-besaran dalam peri kehidupan rakyat Indonesia terutama dalam kaitan dengan pengembangan doktrin kemiliteran. Fakta sejarah mencatat bahwa pemerintah militer Jepang di Indonesia telah menciptakan satuan-satuan militer dan para militer berskala nasional yang terdiri dari pribumi-pribumi Indonesia, termasuk di dalamnya komunitas muslim dari pesantren.

Pada 29 Maret 1942 – dua minggu setelah Jepang berkuasa – dibentuklah Barisan Pemuda yang terdiri atas Barisan Seinendan (usia 14 – 22 tahun) dengan jumlah 5.000.000 orang dan Barisan Keibodan (usia 23 – 33 tahun) dengan jumlah 500.00 orang. Kedua barisan ini diberi pelajaran baris-berbaris dan latihan perang-perangan (kyoren). Murid-murid sekolah pun diorganisasi ke dalam barisan pelajar sekolah menengah (Gakkotonari) yang terdiri dari Chugakko (untuk siswa SLTP) dan Daigakko (untuk siswa SLTA). Sedang untuk mahasiswa dibentuk Himpunan Mahasiswa yang disebut Gakkutai. Mereka semua diberi pelajaran kyoren.

Pada 3 Oktober 1943 Saiko Sikikan Jepang mengeluarkan Osamu Osirei No.44 tentang pembentukan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang terdiri atas 65 batalyon di Jawa dan Bali. Sebagian di antara komandan batalyon PETA dengan pangkat Daidancho (Mayor) adalah para kiai dari komunitas pesantren, yang dewasa itu akrab dengan amaliah tarikat. Itu terlihat saat latihan pertama dimulai pada 5 Oktober 1943, terdapat nama: KH. Tubagus Achmad Chatib (Daidancho Labuan – Banten), K E. Oyong Ternaya (Daidancho Malingping Banten), KH Sjam’oen (Daidancho Cilegon – Banten), KH R.M. Moeljadi Djojomartono (Daidancho Manahan – Surakarta), KH Idris (Daidancho Wonogiri – Surakarta), KH R. Abdoellah bin Noeh (Daidancho Jampang Kulon – Bogor), KH M. Basoeni (Daidancho Pelabuhan Ratu – Bogor), KH Soetalaksana (Daidancho Tasikmalaya – Priangan), KH Pardjaman (Daidancho Pangandaran – Priangan), KH Hamid (Kastaf Yon II Pangandaran – Priangan), KH R. Aroedji Kartawinata (Daidancho Cimahi – Priangan), KH Masjkoer (Daidancho Bojonegoro), KH Cholik Hasjim (Daidancho Gresik-Surabaya), KH Iskandar Sulaiman (Daidancho Malang), KH Doerjatman (Daidancho Tegal), KH R. Amien Djakfar (Daidancho Pamekasan -Madura), KH Abdoel Chamid Moedhari (Daidancho III Ambunten-Sumenep), KH Idris (Daidancho Wonogiri), K. Moeljadi Djojomartono (Daidancho Surakarta). Akibat cukup banyak kyai yang menjabat komandan batalyon, surat kabar Asia Raya 22 Januari 1944 mempertanyakan sebutan yang pas untuk mereka “Apa para kyai cukup disebut daidancho atau ada tambahan daidancho kyai?”

Pada 14 Oktober 1944 pemerintah pendudukan Jepang membentuk Hizbullah di Jakarta. Hizbullah secara khusus beranggotakan pemuda-pemuda Islam se-Jawa dan Madura. Pada latihan pertama di Cibarusa, Bogor, yang diikuti 500 orang pemuda muslim itu tercatat sejumlah nama kiai dari pondok pesantren seperti KH Mustofa Kamil (Banten), KH Mawardi (Solo), KH Zarkasi (Ponorogo), KH Mursyid (Pacitan), KH Syahid (Kediri), KH Abdul Halim (Majalengka), KH Thohir Dasuki (Surakarta), KH Roji’un (Jakarta), KH Munasir Ali (Mojokerto), KH Abdullah, KH Wahib Wahab (Jombang), KH Hasyim Latif (Surabaya), KH Zainuddin (Besuki), Sulthan Fajar (Jember), dsb.

Ketika Jepang terdesak hebat dalam perang di Pasifik, dibentuklah pusat-pusat latihan militer yang salah satunya adalah di Besuki. Berdasar Keputusan Bersama antara penguasa militer Jepang di Besuki (Besuki Syu), Majelis Syuro Muslimin Indonesia yang diketuai KH Mursyid, Yogeki Shodancho Wahyudi, dan pimpinan Hizbullah yang baru lulus dari Cibarusa, Bogor, diselenggarakan pendidikan dan latihan bagi bintara selama satu bulan dengan pusat latihan di Desa Awu-awu, Kecamatan Temuguru, Kabupaten Banyuwangi. Latihan yang diikuti oleh seluruh bintara PETA dan Hizbullah se-Karesidenan Besuki itu dimulai pada 20 Juni 1945 dan berakhir pada 21 Juli 1945.

Susunan organisasi pelatihan itu adalah Mayor Fukai dan Kobayashi dari Komando Militer (Butai) sebagai pimpinan, KH Mursyid sebagai penasehat, Yogeki Shodancho Wahyudi sebagai instruktur (Taicho), Sulthan Fajar (komandan korp Hizbullah Karesidenan Besuki) sebagai Asisten Instruktur (Fuku Taicho), dan 23 perwira Hizbullah lulusan Cibarusa, Bogor, sebagai Komandan Latihan Peleton (Sidokan). Sedangkan sebagai ketua panitia penyelenggara adalah Nuruddin, anggota DPR (Syu Sangikai) Besuki (Hayat,dkk, 1995). Berbekal pengetahuan militer modern yang diperoleh dari pendidikan di PETA dan Hizbullah, para kiai dan pemuda Islam di daerahnya masing-masing kemudian membentuk satuan-satuan paramiliter. Karena itu, saat proklamasi kemerdekaan dikumandangkan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibentuk, tetapi tidak memiliki tentara, dan kemudian saat dibentuk BKR (Badan Keamanan Rakyat), berbondong-bondonglah mereka untuk mendaftarkan diri bersama dengan mantan anggota Heiho (orang Indonesia yang menjadi tentara reguler Jepang), KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger – pribumi yang jadi Angkatan Darat Hindia Belanda) dan masyarakat.

Sejak awal dibentuknya BKR yang kemudian menjadi TKR dan TNI, para kyai dan tokoh-tokoh pesantren yang terdidik di kesatuan PETA dan Hizbullah dan Sabilillah memiliki peran vital dalam pembentukan barisan-barisan dalam kemiliteran setingkat batalyon. Dalam sejarah pembentukan TNI, mereka yang tercatat sebagai komandan batalyon yang berasal dari kesatuan PETA, Hizbullah dan Sabilillah dewasa itu adalah: KH Kholiq Hasyim, KH Amien Djakfar, KH Abdoel Chamid, KH Iskandar Idris, KH Joenoes Anis, K. Basoeni, K. Doerjatman, K. Abdoellah bin Noeh, KH K. Ternaya, KH. Idris, KH. Moeljadi Djojomartono, K. Sjam’oen, KH Iskandar Sulaiman, KH Zarkasi, KH Mursyid, KH Syahid, KH Abdullah, KH Zainudin, Sulthan Fajar, KH Masykoer, KH Bisri Sjansoeri, KH Zainal Arifin, KH Moenasir Ali, KH Wahib Wahab, KH Jasin, KH Mansjoer Sholichy, KH Achjat Chalimi, KH Hasjim Latif, KH Anwar Zen, KH Hasan Sjaifurrizal, KH Zaini Moen’im, KH Djoenaidi, KH Asnawi Hadisiswoyo, KH R. Salimoelhadi, KH Bolkin, K. Mahfudz, K. P. Hadisoenarto, KH Abdoel Moeslim, KH Moeslim, KH Dimjati Moeid, K. Moeslich, K. Ridwan, K. Imam Nawawi, K. Zaeni, K H. Soedjak, K. Asfani, K. Abdoel Syoekoer, K.Djarkasi, KH Saifudin Zuhri dsb.

Fenomena militerisme di lingkungan umat Islam tradisional di pesantren tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan organisasi yang didirikan orang-orang berlatar pendidikan pesantren. Jauh sebelum organisasi Nahdlatul Ulama diproklamasikan pada tahun 1926, telah lahir lebih dulu organisasi kepemudaan Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada 1916. Organisasi yang didirikan KH Wahab Hasbullah dan KH Mas Mansyur itu bergerak di bidang sosial, pendidikan dan dakwah (Soebagijo, 1982:21). Tahun 1918 KH Wahab Hasbullah, KH Mas Mansyur, HOS Tjokroaminoto, KH A. Dahlan Ahyad, dan P. Mangun membentuk organisasi Taswirul Afkar (Pertukaran Pikiran). Organisasi ini bagian dari perkumpulan Suryo Sumirat dan sejak didirikan 1918 papan nama Taswirul Afkar ditulis “Suryo Soemirat Afdeeling Taswirul Afkar.”

Tahun 1924 organisasi pemuda itu pecah karena KH Mas Mansyur masuk Muhammadiyah. KH Wahab Hasbullah kemudian membentuk Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air) yang tetap memegang prinsip kebangsaan dan memegang nilai-nilai tradisi yang baik. Syubbanul Wathan ini kemudian membentuk organisasi kepanduan Ahlul Wathan (Pandu Tanah Air). Demikianlah, sejak tahun 1924 kalangan muslim tradisional berlatar pesantren sudah memiliki organisasi kepemudaan dan kepanduan (Dhofir, 1982).
Sejak organisasi NU dideklarasikan 31 Januari 1926, banyak pengurus Syubbanul Wathan dan Ahlul Wathan yang menjadi pengurus. Karena itu, pada tahun 1930-an kedua organisasi itu meleburkan diri menjadi Nahdlatul Syubban (Kebangkitan Pemuda). Tahun 1931, dibentuklah Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU) dan pada 14 Desember 1932 nama itu diubah jadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU). Namun atas saran KH Wahab Hasbullah, nama itu diganti menjadi Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO), yang mengacu pada keteladanan kalangan Ansor di Madinah yang menjadi pembela utama Nabi Muhammad Saw (Anam, 1990). Dalam kongres II ANO yang berlangsung di Malang pada 21-24 Maret 1937, dibentuklah Barisan Ansor Nahdlatoel Oelama (BANOE) yang kelak disebut Barisan Ansor Serbaguna (BANSER). Berdasar petunjuk KH Hasyim Asy’ari berdasar kaidah umum dalam Islam, maka pelajaran yang diberikan di organisasi BANOE meliputi baris-berbaris, lompat dan lari, angkat besi, tali-temali, morse, mendirikan kemah, PPPK, pacuan kuda, melempar lembing (Keputusan Muktamar NU ke-13 di Menes, Banten pada tahun 1938).
Bertolak dari latar pembentukan BANOE inilah, saat pemerintah pendudukan Jepang membentuk PETA dan Hizbullah, kader-kader dari pesantren yang aktif di organisasi NU terutama dari BANOE dengan antusias menyambutnya. Bahkan dari kader-kader BANOE yang sudah memperoleh didikan militer modern dari tentara Jepang itu, beramai-ramai memasuki Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk pemerintah RI. Bahkan saat BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), TRI (Tentara Rakyat Indonesia) hingga Tentara Nasional Indonesia (TNI), kader-kader BANOE baik yang aktif di PETA maupun Hzbullah dan Sabilillah dan sejumlah tokoh kiai NU menduduki posisi strategi dengan pangkat tinggi. Selama masa revolusi kemerdekaan (1945-1948) tercatat sejumlah perwira TNI berlatar pesantren yang berasal dari organisasi NU dan BANOE seperti Mayor KH Iskandar Sulaiman (Wakil Komandan Brigade Narotama, Malang), Mayor KH Munasir Ali (Komandan Batalyon Condromowo, Jombang), Sulthan Fajar (Komandan Resimen Mujahidin dari Brigade 13 Divisi VII Karesidenan Besuki), Mayor KH Mahfudz (Komandan Batalyon 508 Kodam Brawijaya), KH Zainul Arifin (Komandan Tertinggi Divisi Barisan Hizbullah), Letkol K. M. Munawar (Komandan Resimen Hizbullah pada Divisi Sunan Bonang Surakarta, kelak jadi Resimen 6 Brigade 24), Letkol KH Iskandar Idris (Komandan Brigade Nusantara di Pekalongan), Mayor Ahmad Bakri (Komandan Batalyon 18), Mayor A. Gafar Ismail (Komandan batalyon 19), Brigjen KH Sulam Syamsun, Mayor Hamid Rusdi, Brigjen KH M. Rowi, Kol. Zein Thayib, Kapten KH Yusuf Hasyim, KH Saifudin Zuhri (Laskar Hizbullah Banyumas) dsb.

Ketika pecah pertempuran 10 November 1945, yang ditandai dengan lahirnya Resolusi Jihad yang diawali dari seruan KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945, peranan umat Islam tidak bisa dikesampingkan. Meski berbekal doa, ajimat, wifik, dan amalan-amalan mistis tertentu, sejarah mencatat bagaimana masyarakat muslim Indonesia terpacu untuk melawan pasukan Inggris dengan senjata sangat sederhana seperti pedang, bambu runcing, tombak, panah dan senapan rampasan dll.
Marjinalisasi Pesantren

Fenomena penduduk pribumi bersekolah terjadi sewaktu pemerintah kolonial Hindia Belanda menerapkan Politik Etis pada 1900, di mana anak-anak pribumi dididik di lembaga sekolah yang ditegakkan di atas dasar filsafat positivisme. Sekolah untuk pribumi seperti Holland Inlands School (HIS), Meer Uitgebreid Lager School (MULO), Hoogere Burger School (HBS), Algemeene Middlebare School (AMS), School Tot Opleiding vor Inlandsche Artsen (STOVIA) menjadi alternatif pilihan bagi anak-anak pribumi untuk menuntut ilmu. Keberadaan lembaga sekolah pemerintah itu diikuti oleh lembaga-lembaga sekolah yang dibuka organisasi-organisasi seperti Budi Utomo dan Taman Siswa – terutama organisasi PKI dengan konsep Sekolah Rakyat (SR) – menjadikan sistem persekolahan menjadi pilihan bagi masyarakat untuk menjadi manusia ‘modern’ dan memperoleh lapangan pekerjaan dari pemerintah kolonial.

Karena latar filosofis sekolah adalah positivisme, maka orang-orang yang terproses dalam pendidikan sekolah memandang rendah keberadaan pesantren yang berlatar agama. Itu sebabnya, ketika para lulusan sekolah menduduki jabatan di pemerintahan RI, terjadi usaha-usaha memarjinalisasi orang-orang berlatar pesantren dari struktur pemerintahan. Hal itu terbukti saat Drs Moch. Hatta menjadi Perdana Menteri RI tahun 1948, salah seorang menteri kabinetnya, Budiardjo, merancang usaha sistematis untuk memarjinalisasi keberadaan para elit di pemerintahan dan militer yang berasal dari pesantren. Kebijakan itu dikenal sebagai Restrukturisasi dan Rasionalisasi (Rera), yang awal sekali diterapkan di lingkungan TNI dengan alasan menjadikan militer profesional. Ukuran yang dijadikan parameter dalam Restrukturisasi dan Rasionalisasi itu, oleh Budiardjo, ditetapkan ijazah sekolah. Maksudnya, professional dan tidaknya seseorang dalam kemiliteran harus dibuktikan secara kongkret dengan ijazah sekolah.

Sejarah pembentukan TNI, adalah bukti tak tersanggah tentang kemampuan kader-kader bangsa berlatar pendidikan pesantren dalam menyerap konsep kemiliteran modern yang profesional sebagaimana diajarkan tentara pendudukan Jepang. Tetapi dengan kebijakan Moch. Hatta dalam Rera, keberadaan pesantren yang berlatar agama sama sekali direndahkan sebagai lambang keterbelakangan dunia pendidikan. Akibatnya, para kyai dan tokoh berlatar pesantren yang tidak memiliki ijazah sekolah tetapi menduduki jabatan penting di TNI beramai-ramai diturunkan kepangkatannya. Tidak hanya di TNI, di lingkungan pemerintahan pun, kebijakan Moch. Hatta yang memprioritaskan lulusan sekolah menjadi parameter utama dalam penentuan rekruitmen dan profesionalisme birokrasi.

Peraturan sepihak saat pemerintahan Moch. Hatta inilah yang menjadi salah satu pemicu lahirnya kekecewaan sebagian perwira TNI berlatar pesantren. Ironisnya, kekecewaan itu justru diletuskan dalam bentuk gerakan makar DI/TII yang berlatar pendidikan sekolah formal seperti Sekarmadji Maridjan / SM Kartosuwirjo, Kahar Muzakkar, Daud Beureuh yang diikuti sebagian kecil militer berlatar pesantren. Peristiwa-peristiwa tragis yang menimpa tokoh-tokoh militer berlatar pesantren sebagaimana ditulis Pinardi (1964) dan Cornelijs Van Dijk (1983), sejatinya bermula dari kebijakan Moch. Hatta dalam Rera yang disikapi secara reaktif oleh tokoh-tokoh militer berlatar sekolah formal.

Sejarah negara-bangsa Indonesia – terutama sejarah pembentukan TNI yang ditulis oleh orang-orang berlatar sekolah – menafikan seluruh peranan umat Islam yang berasal dari pesantren dan kalangan tarekat. Bahkan dalam penyusunan sejarah PETA yang dilakukan Nugroho Notosusanto, sedikit pun keberadaan para kyai tidak disinggung sehingga mengingkari keberadaan PETA sebagai tentara berlatar Islam dengan lambang bendera bulan-bintang. Sehingga dalam kurikulum sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah, tidak sedikit pun peranan tokoh-tokoh militer berlatar pesantren disinggung dalam proses kemerdekaan Indonesia. Bahkan sampai saat sekarang ini, kebijaksanaan Moch. Hatta yang memprioritaskan lulusan sekolah dalam rekruitmen dan kepangkatan serta profesionalisasi pegawai pemerintah dan militer, tetap dijadikan satu-satunya parameter. Pesantren telah dimarjinalkan sebagai lembaga pendidikan tradisional yang distigmatisasi sebagai lambang keterbelakangan. Padahal NU secara mayoritas mendidik kadernya melalui kurikulum pendidikan pesantren.Walau demikian, NU tidak risau dengan tantangan modernisasi, kini melalui Lembaga Ma’arif NU, membuka sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi sebagai jawaban untuk bersaing di era globalisasi.

Sekalipun aspirasi kalangan muslim tradisional terpinggirkan dari lingkaran kekuasaan politis, namun dukungan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap dilakukan oleh kalangan umat Islam tradisional, termasuk para pengamal tarikat. Hal itu setidaknya terlihat dari keterlibatan kalangan muslim tradisional dalam usaha penumpasan gerakan makar yang dilakukan DI/TII, PRRI/Permesta maupun PKI. Sepanjang sejarah tegaknya NKRI, belum pernah tercatat ada gerakan umat Islam tradisional yang melakukan gerakan makar. Bahkan saat ditetapkan Pancasila sebagai azas tunggal dalam bernegara dan bermasyarakat, kalangan muslim tradisional maju ke garda terdepan dan menyatakarn bahwa NKRI dengan falsafah Pancasila adalah bentuk final negara yang diidealkan umat Islam Indonesia, di mana hal tersebut dibuktikan dengan gerakan-gerakan riil menolak usaha-usaha liah muslim modernis dan fundamental yang berfaham Wahabi yang menghendaki diberlakukannya Syariat Islam ala Wahhabi di Indonesia. Sementara itu menurut Rais Am Jama’ah Ahlith Thariqah An-Nadhiyah (JATMAN) , Habib Luthfi bin Hasyim bin Yahaya (Pekalongan) mengajak kepada anggota, pengurus Jama’ah Ahlith Thariqah An-Nadhiyah untuk menjada NKRI,” Salah satu tugas penting adalah menjaga komitmen untuk senantiasa menjaga dan  menyelamatkan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Habib Luthfi.

Saat ini gerakan tarekat di Indonesia tergabung menjadi satu, di bawah Jama’ah Ahlith Thariqah An-Nadhiyah (JATMAN). Tantangan Jatman saat ini menurut KH Muthi Nurhadi adalah adanya tantangan thariqah yang ada di Indonesia dengan thariqah yang ada di Timur Tengah. “Di dalam satu thariqah saja bisa berbeda pendapat. Kalau di Nusantara  sekalipun berbeda masih bisa bekerja sama.Ini demi membangun Bangsa Indonesia,” KH Muthi Nurhadi pada saat berdialog dengan jajaran Kementrian Agama mengenai persiapan Musyawarah Nasional (Munas) yang adakan di Bulan Maret 2015 atau pertemuan Mursyid Thariqah di Balikpapan. Saat ini jama’ah Ahlith Thariqah yang bernaung di bawah Jatman ada 40 juta orang yang tersebar di 43 organisasi thariqah.Muthabaroh. Jatman kini juga sudah mempunyai 400 cabang lebih di seluruh Indonesia , bahkan membuka cabang Istimewa di Negara-negara sahabat seperti Malaysia, Singapura , Brunai Darussalam, Syiria, Yaman, Libanon, Turki dll   (***)


Penulis : Aji Setiawan,
Alumni/ Mantan Ketua Research and Development (R & D) Indonesian Islamic Students Movement, Islamic University of Indonesia Jogjakarta

Kajian Keajaiban Shalat Menurut Ilmu Kesehatan China

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Acara pengajian rutin setiap malam selasa di Majlis Ta’lim Yayasan RDS (Raudlah Darus Salam) Sukorejo Bangsalsari Jember diisi dengan materi ‘’Keajaiban Shalat menurut ilmu kesehatan cina’’. HM. Misbahus Salam selaku pengasuh dan penceramah dalam Majlis Ta’lim itu menyampaikan Ayat Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah : 238 yang artinya : Peliharalah segala shalat(mu), dan peliharalah shalat wustha, berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.

Kyai Misbah juga menyampaikan Hadist Nabi Muhammad SAW ; wa’lamu anna khaira a’malikum ashalatu ( Dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kamu adalah shalat (HR. Al-Hakim).

Anjuran shalat itu bukan hanya karena ta’abbudi (menyembah pada Allah), ternyata shalat memiliki hikmah pada kesehatan manusia. Menurut ilmu kesehataan Cina dalam tubuh manusia itu ada dua komponen yaitu tubuh Chi (bentuk energi, tenaga, kekuatan ) dan tubuh Yang (fisik). Dua komponen menyatu dalam tubuh manusia, bila tubuh Chi tidak berfungsi maka tubuh  Yang (fisik) manusia sudah hanya tinggal jasad atau yang dikenal meninggal dunia.

Dalama ilmu kesehatan Cina kata kyai Misbah, Wudhu ternyata mengandung Hidroterapi. Air yang kita gunakan untuk wudhu memiliki fungsi tersendiri. Tampaknya, air punya daya khusus untuk menghilangkan stress dan menyegarkan kembali tubuh kita. Air memberi efek pada kulit dan otot. Air menenangkan paru-paru, jantung, perut, dan sistem endokrin dengan jalan menstimulasi saraf pada spinal corda. Hidroterapi itu dari saat mencuci tangan sampai pergelangan, berkumur, membersihkan hidung, membasuh muka, lengan bawah, menyeka rambut dan membersihkan telinga, serta membasuh kaki.

Kyai Misbah yang juga Wakil ketua PCNU Jember ini melanjutkan tentang hikmah shalat lima waktu terhadap kesehatan. Shalat subuh mengandung terapi paru-paru, Shalat dhuhur ; terapi jantung dan usus kecil, Shalat Ashar ; terapi kandung kemih, Shalat maghrib ; terapi ginjal, dan Shalat isya’ Terapi pericardium dan Tripe Burner. Dan seluruh gerakan Shalat mulai dari berdiri tegak menghadap kiblat, takbiratul ihram, Ruku’, I’tidal, Sujud, Iftirasy, Bangkit berdiri, Tahayyat awal dan akhir, serta Salam,   semua memiliki kandungan gerakan yang berhubungan dengan aliran darah,  Chi (energi) dan Yang (fisik) yang ada dalam diri manusia. Oleh karena itu Shalatlah sebelum kita dishalati.

Kontributor: Mahdi

Dari Nabi Muhammad Saw untuk Neo-Khawarij

$
0
0
Muslimedianews.comDari Muhammad Rasulullah untuk Neo-Khawarij:
“Barang siapa yang membunuh orang yang mendapatkan perjanjian (mu’ahid), tidak akan bisa mencium bau surga padahal bau surga itu bisa tercium dari jarak empat puluh (40) tahun” (HR. Bukhari dalam bab ‘dosa seseorang yang membunuh kafir dzimmi tanpa sebab kriminal’

Penjelasan:
al-Mu’ahid adalah orang yang memiliki ikatan janji, seperti orang non-muslim berkunjung ke negara Mulim yang saat ini kita kenal dengan Visa.


Dzimmi adalah orang yang mendapat tanggungan dari Allah dan Rasulullah, yaitu penduduk non-muslim dinegara mayoritas muslim. Barang siapa yang menyakiti mereka, itu artinya ia mengkhianati Allah dan Rasululullah shallallahu alaihi wasallam.

Oleh : Habib Ali Zainal Abidin al-Jifri
via Suara Al Azhar

Menjawab Orang Yang Tidak Bermadzhab

$
0
0
Muslimedianews.comApa Mazhab Fikih Anda?

Tulisan ini hanya utk menjaga sesuatu yg sangat berharga, suatu pesan yg tak ternilai dari guru kepada para muridnya. Suatu pesan yg mengangkat realita yg terlupakan oleh umat Islam, karena kesombongan diri atas ilmu yg tak seberapa, atau kebodohan yang ditutup-tutupi dengan label golongan.

Ya, pada zaman ini bermazhab fikih banyak ditinggalkan oleh umat Islam dgn dua faktor di atas. Mereka seolah ingin mensejajarkan diri dengan para imam, atau ingin mengatakan bahwa mazhab yg ada tak punya metode yg jelas, tidak berlandaskan hadis, sering bertabrakan dgn al-Quran! 

Maka datanglah suatu masa dimana mazhab para imam ini mulai ditinggalkan, saat berabad-abad lamanya selalu diikuti, dan diakui kebenarannya.

Tulisan di bawah ini adalah intisari dari pesan Dr Amru Wardani pada suatu pelajaran di masjid al-Azhar, Kairo. Keilmuan Dr. Amru tdk dapat dipungkiri dalam bidang ini (Fikih dan Ushul Fikih), beliau adalah salah satu direktur Dar el-Ifta el-Mishriyah (Majlis Fatwa Mesir).

Dan inilah pesan beliau:
* sekarang, banyak yg mengharamkan bermazhab dalam fikih. maka, bagaimana kita menjawabnya?

** saya bermazhab, karena mazhab adalah:


1- Mempunyai sanad (dlm matan dan pemahaman).
2- Diperhatikan (setiap matan dlm suatu mazhab pasti mempunyai syarh, kemudian hasyiyah, lalu ditahkik, dita'lik, dst).
3- Setiap pendapat di dlmnya pasti mempunyai dalil (nash maupun logika).
4- Setiap pendapat di dlmnya sesuai dgn pemahaman para pendirinya (Imam Hanafi, Maliki, Syafii, Hanbali).
5- Setiap mazhab mempunya kawaid/ushul fikih masing-masing.
6- Setiap mazhab mempunyai manhaj/metode tersendiri bagi semua kalangan; beginner, intermediate, dst.
7- Pendapat dari suatu mazhab tdk akan tercampur dgn pendapat mazhab yg lain.
8- Terbuka, suatu mazhab dpt memberikan pendapat kpd kejadian2 baru, yg belum diulas pada masa lampau.
***semoga kita dapat lebih menghormati para imam dan mengetahui kadar diri sendiri..
Oleh : Ust. Muhammad Rifqi Arriza
via suara al Azhar

Ada Pemimpin Dholim Karena Rakyatnya Dholim

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Allah SWT telah berfirman, sebagaimana terdapat dalam surah Al-An'am ayat 129,

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain sebab apa yang mereka perbuat."

Imam al-Mufassir Fakhruddin Ar-Razi (w 606 H) dalam kitab Tafsirnya, Mafatihul Ghaib, menjelaskan:

المسألة الثانية: الآية تدل على أن الرعية متى كانوا ظالمين فالله تعالى يسلط عليهم ظالما مثلهم فإن أرادوا أن يتخلصوا من ذلك الأمير الظالم فليتركوا الظلم
2) Ayat tersebut menunjukkan bahwa ketika rakyat telah menjadi orang-orang yang zalim, maka Allah akan mengangkat seorang yang zalim pula sebagai pemimpin mereka. Apabila mereka menginginkan terbebas dari pemimpin yang zalim tersebut, maka mereka harus meninggalkan kezaliman. 

وعن مالك بن دينار: جاء في بعض كتب الله تعالى- أنا الله مالك الملوك قلوب الملوك ونواصيها بيدي فمن أطاعني جعلتهم عليه رحمة ومن عصاني جعلتهم عليه نقمة لا تشغلوا أنفسكم بسب الملوك لكن توبوا إلي أعطفهم عليكم-.
Diriwayatkan dari Malik bin Dinar, bahwa dalam sebagian kitab-kitab Allah terdapat ayat: "Akulah Allah Penguasa para pemimpin. Hati dan ubun-ubun mereka berada dalam kekuasaanKu. Siapa yang taat kepadaKu, Aku jadikan penguasa sebagai rahmat baginya. Siapa yang durhaka kepadaKu, Aku jadikan mereka sebagai malapetaka baginya. Janganlah kalian sibuk dengan menghujat penguasa, tapi bertaubatlah kalian kepadaKu, akan Aku jadikan mereka mengasihi kalian."

Oleh : Ustadz Muhammad Idrus Ramli

Minum Obat Penunda Haidl Agar Bisa Puasa Ramadlan Full

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Pertanyaan : Ustadz, di bulan Ramadlan yang penuh dengan keutamaan ini saya ingin melaksanakan ibadah sebanyak – banyaknya, agar penuh satu bulan saya minum obat penunda haid. Apa hukumnya? // Zakiyah,Mojosari Mojokerto
Jawaban
Mbak Zakiyah yang saya hormati, memang di bulan Ramadlan ini penuh dengan fadhilah (keutamaan), rahmah, maghfirah, dan‘itqun min al-nar, bahkan di bulan

Ramadlan ini ada satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan yaitu ‘Lailatul Qodar. Maka beruntunglah kaum muslimin yang dapat menggunakan kesempatan ini untuk beribadah sebanyak – banyaknya, baik itu puasa, shalat Tarawih dan shalat sunah lainya, membaca al-Qur’an, shadaqah, i’tikaf dan beberapa ibadah lainnya sehingga mencapai derajat yang paling tinggi di sisi Allah SWT yaitu Muttaqin (orang-orang yang bertaqwa).

Mbak Zakiyah yang dimuliakan Allah, bagi seorang muslimah, secara qudrati akan mengalami masa haidh setiap bulan. Dan apabila sedang haidl, maka tidak boleh berpuasa, shalat, membaca al- Qur’an dan lainnya. Tentu hal tersebut akan menjadi penyebab bagi mereka untuk dapat melaksanakan beberapa rangkaian ibadah sunnah dan wajib sebagaimana penjelasan diatas, walaupun itu bukan sebuah pelanggaran kepada Allah SWT. Dengan demikian, jika seseorang mengkonsumsi obat penunda haidl itu tidak menggangu kesehatan dan bertujuan agar lebih banyak beribadah kepada Allah SWT, maka hal itu hukumnya mubah (boleh). Sayyid Abdurrahman bin Muhammad Baa Alawi menegaskan: “ … dan dalam fatwa alqumat dijelaskan bahwa boleh hukumnya menggunakan obat pencegah kehamilan (penunda haid). “ (Bughyatul Mustarsyidin: 247).

Akan tetapi jika penggunaan obat penunda haidl itu justru akan membawa madlorroh (bahaya) terhadap dirinya, maka haram hukumnya mengkonsumsi obat tersebut. Hal ini didasarkan kepada hadits Rasulullah SAW,

Artinya: “tidak boleh berbuat sesuatu yang membahayakan dirinya dan membahayakan orang lain”.

Mbak Zakiya, Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya. maka laksanakanlah amal ibadah tersebut sesuai dengan qudrah dan kemampuannya, karena yang dinilai oleh Allah bukan hanya kuantitasnya melainkan juga kualitas ibadahnya. Semoga kita semua menjadi hamba Allah yang khusyu’,
tawadlu’, patuh kepada Allah sehingga mencapai derajat muttaqin. Amiin.

Sumber via Aswaja NU Jatim
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>