Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live

Tokoh Muda Pesantren Minta PKB Memberantas Kelompok Radikal

$
0
0
Surabaya, Muslimedianews.com~ Kalangan pimpinan muda pesantren Jawa Timur meminta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dengan segala wewenangnya, mengintervensi pemerintah untuk bersikap tegas kepada semua gerakan kelompok Islam radikal dan garis keras, termasuk gerakan Islamic State of Irak and Syiria (ISIS).

Mereka menegaskan bahwa cara dakwah kelompok radikal ini tidak sesuai dengan ajaran Islam dan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

"Berdakwah secara radikal, membangun negara Islam, dan menganggap Pancasila sebagai kufur tidak sesuai dengan syariat Islam," kata Ali Makky Zaini dari Pesantren Bahrul Hidayah Banyuwangi, Jawa Timur, membacakan point rekomendasi "Bahtsul Masail Kebangsaan" di Surabaya, Sabtu (23/8/2014) sore.

Forum diskusi yang dihadiri 60 pimpinan muda pesantren se-Jawa Timur itu juga meminta PKB membahas soal radikalisme dalam Forum Muktamar PKB pada 31 Agustus mendatang di Surabaya.

"Kami minta PKB dengan wewenangnya di parlemen membuat aturan lebih tegas menyikapi bahaya gerakan kelompok Islam radikal," tegasnya.

Selain terkait Islam radikal, hasil forum diskusi juga merekomendasikan beberapa hal kepada PKB, antara lain, lebih memperhatikan kualitas dan pengakuan pendidikan pondok pesantren, lebih memperhatikan perekonomian umat Islam, serta lebih berperan aktif memberikan masukan dan ide kreatif kepada pemerintahan Jokowi-JK untuk membangun negara menjadi lebih baik dari semua sisi.

Sumber Kompas

Pesantren Radikal Biasanya Ilegal atau Tidak Terdaftar

$
0
0
Jakarta, Muslimedianews.com~ ementerian Agama mengaku bahwa pesantren yang beraliran radikal biasanya ilegal atau tidak terdaftar. Salah satu gerakan radikal transnasional yang muncul baru-baru ini ialah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

ISIS meresahkan masyarakat karena tidak hanya beroperasi pada kelompok muslim kota dan intelektual kampus, tetapi juga merambah sampai ke pelosok-pelosok desa.

Pgs Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Nur Syam, mengaku pesantren beraliran radikal biasanya ilegal atau tidak terdaftar.

"Kami punya mekanisme dan pendataan agar pesantren melapor kepada Kementerian Agama. Misalnya bila pesantren ingin mengembangkan program-program Kementerian Agama, harus minta izin," kata Syam, Kamis, (28/8), di Jakarta.

"Kebanyakan pesantren radikal ini tidak memiliki itu. Mereka mendirikan pesantren sendiri, diajar sendiri, guru direkrut dengan cara sendiri, kitab yang diajarkan mereka sendiri yang menyeleksi, jadi mereka tidak punya kaitan struktural dengan kementerian agama," katanya.

"Berbeda dengan pesantren yang memang sejak semula didirkan untuk mendidik masyarakat dalam konteks islam yang Rahmatan lil Alamin," katanya.

Ia menimpali, "Tapi tentu jumlahnya sangat kecil dan kami tidak berani mengungkapkan jumlahnya dengan jelas."

Sumber Antara/FotoIlustrasi

Mengenal Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU (Munas dan Konbes)

$
0
0

Muslimedianews.com, Risalah ~ Tahun 2014 ini, Nahdlatul Ulama (NU) menggelar Musyawarah Nasional Alim Ulama, disingkat Munas Alim Ulama, dan Konferensi Besar, disingkat Konbes NU. Rencananya Munas Alim Ulama dan Konbes NU akan digelar di Pondok Pesantren Al Hikam Depok pada tanggal 1 sampai 3 November 2014 setelah mengalami pengunduran beberapa kali.

Meskipun banyak media yang memberitakan Munas dan Konbes NU, tetapi banyak warga nahdliyyin yang belum mengetahui apa itu Konbes dan Munas, bahkan tidak sedikit para pengurus NU dibeberapa tingkatan yang juga tidak mengetahui. Hal itu karena banyaknya kalangan nahdliyyin yang tidak membaca AD/ART NU, tidak mengetahui struktur NU, tokoh-tokoh NU dan sebagainya.

Berkaitan dengan Munas Alim Alim Ulama dan Konbes NU, sebaiknya membuka kembali AD/ART NU karena didalamnya sudah terdapat pasal-pasal yang menjelaskan mengenai Munas dan Konbes. Didalam pasal 74 dijelaskan,
1. Musyawarah Nasional Alim Ulama merupakan forum permusyawaratan tertinggi setelah Muktamar yang dipimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Besar.

2. Musyawarah Nasional Alim Ulama membicarakan masalah-masalah keagamaan yang menyangkut kehidupan umat dan bangsa.

3. Musyawarah Nasional Alim Ulama dihadiri oleh anggota Pengurus Besar Pleno dan Pengurus Syuriyah Wilayah.

4. Musyawarah tersebut dapat mengundang Alim Ulama, pengasuh Pondok Pesantren dan Tenaga Ahli, baik dari dalam maupun dari luar Pengurus Nahdlatul Ulama sebagai perserta.

5. Musyawarah Nasional Alim Ulama juga dapat  diselenggarakan atas permintaan sekurang-kurangnya separuh dari  jumlah   Wilayah yang sah.

6. Musyawarah Nasional Alim Ulama tidak dapat mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan Muktamar dan tidak memilih Pengurus baru.

7.Musyawarah Nasional Alim Ulama diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam masa jabatan Pengurus Besar.
Selanjutnya pada pasal 75 penjelasan mengenai Konferensi Besar (Konbes),
1. Konferensi Besar merupakan forum permusyawaratan tertinggi setelah Muktamar yang dipimpin dan diselenggarakan oleh Pengurus Besar.

2. Konferensi Besar membicarakan pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamar, mengkaji perkembangan dan memutuskan Peraturan Organisasi.

3. Konferensi Besar dihadiri oleh anggota Pleno Pengurus Besar dan Pengurus Wilayah.

4. Konferensi Besar tidak dapat mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan Muktamar dan tidak memilih Pengurus baru.

5. Konferensi Besar adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Wilayah.

6. Konferensi Besar diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam masa jabatan Pengurus Besar.
Munas dan Konbes merupakan bagian dari permusyawaratan tingkat nasional Nahdlatul Ulama (NU). Dalam AD/ART NU pasal 22, ada 4  Permusyawaratan tingkat nasional, yaitu  Muktamar, Muktamar Luar Biasa, Musyawarah Nasional Alim Ulama, dan Konferensi Besar.

Pada pasal 21 dijelaskan bahwa Permusyawaratan adalah suatu pertemuan yang dapat membuat keputusan dan ketetapan organisasi  yang diikuti oleh struktur organisasi di bawahnya. Permusyawaratan di lingkungan Nahdlatul Ulama meliputi Permusyawaratan Tingkat Nasional dan Permusyawaratan Tingkat Daerah.

Ibnu L' Rabassa
Risalah Redaksi MMN
Foto Munas NU 2012

NU Sambi Boyolali Lakukan Kaderisasi Berbentuk Liqa'

$
0
0
Boyolali, Muslimedianews.com ~ Setelah kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Gedung NU di Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, yang diselenggarakan belum lama ini (23/8), pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Sambi kini tengah membidik program berikutnya, yakni regenerasi dan pengaderan.

“Rencana untuk program utama kami berikutnya, regenerasi kader. Format yang akan kami lakukan mungkin sedikit mirip dengan model liqo’ yang dilakukan oleh kelompok tarbiyah,” terang Sekretaris NU Sambi Wan Nur Jadi, saat dihubungi NU Online, Selasa (26/8/2014) lalu.

Lebih Lanjut dijelaskan olehnya, secara teknis nantinya dari pengurus akan mengirimkan utusan keliling ke tiap kampung, di mana seorang utusan akan membawahi sekitar lima orang pemuda untuk dididik secara intensif.

“Harapannya dengan pola semacam itu, kita akan dapatkan kader-kader yang militan, sedikit namun berkualitas,” ungkapnya.

Ditambahkan oleh dia, para pemuda tersebut akan diberikan bekal materi yang berkaitan dengan keaswajaan dan kemasyarakatan. (Ajie Najmuddin/Mahbib)


Sumber www.nu.or.id

Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi Ramai Jamaah setelah Deklarasi Anti ISIS

$
0
0
Bekasi, Muslimedanews.com ~ Pascaadanya halal bi halal dan Deklarasi Penolakan ISIS, Rabu (20/8) pukul 19.30 WIB di Masjid Raya Muhammad Ramadhan, tepat disamping kantor Kecamatan Bekasi Selatan, kini masjid tersebut mulai dibanjiri jamaah.

Sebelumnya dalam beberapa bulan lalu, masjid yang letaknya bersebelahan dengan Kecamatan Bekasi Selatan ini sempat ditinggalkan jamaahnya.

Pasalnya masjid yang awalnya dibangun warga sekitar, lama-kelamaan diambil alih oleh sekelompok orang atau jamaah dari luar. Bahkan jamaah luar tersebut menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti bedah buku.

Informasi beredar di sekitar lingkungan masjid, masjid ini dikenal menganut islam garis keras, radikal, dan masjid dari basis anak buah Abu Bakar Baasyir.

Seluruh kegiatan di masjid sempat mendapat pantauan dari pihak kepolisian setempat. Bahkan saat pengambilan alih Masjid Muhammad Ramadhan menjadi Masjid Raya Kecamatan Bekasi Selatan sempat diwarnai tembakan peringatan.

Pengambil alihan ini dilakukan karena keinginan warga masyarakat setempat serta surat tembusan dari Wali Kota Bekasi dan disampaikan ke Camat Bekasi Selatan pada Warga Bekasi Selatan RW 12, 13,dan 14.

Menurut penuturan dari Ketua Bidang Sosial dan Kemasyarakatan, DKM Masjid Raya Muhammad Ramadhan, Haji Suratman diketahui setelah adanya pengambil alihan masjid serta deklarasi penolakan ISIS, masjid mulai ramai dibanjiri jamaah.

"Memang masjid ini sempat dikuasai orang luar, dan ditinggalkan jamaah. Banyak juga yang mengatakan masjid ini radikal, garis keras. Tapi setelah ada deklarasi jamaah mulai ramai ibadah disini," kata Haji Suratman, Minggu (24/8).

Haji Suratman menuturkan, semangat warga beribadah di masjid tersebut terlihat dari banyaknya jamaah sekitar serta warga lainnya yang mulai berbondong-bondong datang ke masjid.

"Pokoknya masjid ini sudah bebas dari aliran radikal. Dulu masjid ini sepi dan warga takut datang. Sekarang tidak lagi, saat sholat jumat, banyak warga yang kesini," tegasnya.

Sumber Tribun

Peran NU Dalam Menanggulangi Tuberculosis

$
0
0

Oleh : HM. Misbahus Salam*

Pada tanggal 21 Agustus 2014, penulis mengikuti acara Bedah Buku ;  “BUKU PINTAR PENANGGULANGAN  TUBERKULOSIS KUPASAN PARA KYAI” dan “PANDUAN PENANGGULANGAN AIDS, PERSPEKTIF NU, yang diselenggarakan oleh PP. LKNU (Lembaga kesehatan Nahdlatul Ulama) di lantai 8 gedung PBNU dengan narasumber ; Wakil Menteri Kesehatan RI, Bapak Ali Ghufron Mukti, Katib Syuriyah PBNU, KH. Afifuddin Muhajir dan Sekretaris PP. RMI, KH. Miftah Faqih.

Dalam pemaparannya Wakil menteri Kesehatan Ali Ghufron menyampaikan bahwa pemerintah sudah membuat  kebijakan agar beberapa penyakit tertentu seperti penyakit Tuberkulosis  pengobatannya gratis.  Dengan demikian kita perlu mensosialisasikan bagi masyarakat yang terkena penyakit HIV, Tuberkulosis dan lainnya agar segera ke rumah sakit untuk diobati tanpa ada rasa putus asa.

Kemudian KH. Miftah Faqih menyoroti tentang penyebab timbulnya penularan penyakit, dan bagaimana menurut ajaran Islam. Ada tiga kaidah pengobatan penyakit dalam Islam ; 1. Hifdhu al-shihhah (Menjaga kesehatan), 2. Al-himyatu ani al-mu’dzii(Melindungi diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit), 3. Istifraghu al-mawadi al-faasidah ( Mengeluarkan unsur-unsur yang merusak badan). Sedangkan pencegahan (preventif) Tuberkulosis dengan beberapa cara :

1. Awali pencegahan dengan informasi yang tepat.

Upaya pencegahan TB pertama dan utama adalah pemberian informasi yang tepat kepada masyarakat tentang penyakit TB, baik sebab-sebabnya maupun bahayanya. Usaha-usaha ini dapat dilakukan melalui khutbah, pengajian, ceramah agama, lokakarya, dan sosialisasi dari lembaga-lembaga keagamaan yang memegang peranan penting. Pencegahan penyebaran virus TB dapat dilakukan melalui sentuhan nilai-nilai universal dan kemanusiaan. Misalnya firman Allah dalam surat Al-Baqarah : 195 artinya : (jangan ceburkan dirimu dalam kebinasaan, berbuat baiklah karena Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik ). Juga hadis Nabi : La dharara wa la dhirar (tidak diperbolehkan menyengsarakan diri sendiri dan menimbulkan kesengsaraan terhadap orang lain). Dan juga kaidah fiqh yang kemukakan oleh Imam Jalaluddin as suyuthi : Al dhararu yuzalu (bahaya itu harus dihilangkan

2. Pola hidup bersih dan sehat

Kesehatan meliputi kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dipahami bahwa menjaga kebersihan bukan hanya menyangkut kebersihan badan dan pakaian saja yang bersifat personal, tetapi juga kebersihan lingkungan di masyaraakat. Demikian itu sebagaimana hadits yang sangat populer : Al-nadhafatu minal iman (kebersihan sebagian dari iman). Atau Al-thuhuru syatru al-iman (bersuci itu setengah daripada iman). Oleh karena itu, menjaga kebersihan adalah sebuah kewajiban dalam rangka merealisasikan kemaslahatan (jalb al-mashlahah) dan menceagah terjadinya kemuadaratan (daf’u al-madlarah).tujuannya adalah agar manusia dapat menjalankan tugasnya sebagai hamba sekaliguskhalifah Allah Swt di muka bumi ini dengan baik. Jika kondisi fisik manusia atau psikis seseorang tidak sehat tentu ia tidak akan dapat menunaikan tugas tersebut dengan baik.

3. Menjaga kesehatan.

Perhatian Islam terhadap kesehatan manusia sangat besar, sejak dari penataan pola hidup yang sehat, upaya menghindari penyakit, menjauhi penularan wabah sampai kepada perintah untuk berobat.  Kesehatan merupakan salah satu nikmat dan rahmat Allah SWT yang besar, yng terkadang banyak kita lalaikan. Demikian itu sebagaimana disampaikan dalam hadits Rasulullah SAW ; Ni’matani magbunun fihima katsirun minannas ; al-shihah wa al-farag (ada dua nikmat yang didalamnya banyak orang tertipu yaitu ; sehat dan senggang) (HR. Bukhari). Dalam menjaga kesehatan Islam tidak hanya menganjurkan secara jasmani saja, gerakan rohani melalui doa  dengan memohon kesehatan pada Allah SWT sangat dianjurkan.

Gagasan pemikiran yang disampaikan oleh KH. Miftah Faqih itu sangat sesuai dengan semangat para aktifis kesehatan. Sebab dengan dalil-dalil agama dan peran dari Nahdlatul Ulama yang memiliki jaringan hingga kepelosok desa missi dari pemerintah untuk menjaga kesehatan masyarakat akan mudah diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat.

Narasumber berikutnya disampaikan oleh Katib Syuriyah PBNU KH. Afifuddin Muhajir. Kyai Afifuddin yang juga wakil pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo banyak menyoroti dari sisi nilai-nilai tasawwuf. Menurut Kyai Afifuddin, ada tiga macam manusia ; 1. Al-Ahmaq (orang bodoh), dia memiliki prinsip hidup ; Ya’isyu liya’kula (hidup untuk makan), 2. Al-Aqil (orang berakal), dia berprinsip ; Ya’kulu liya’isya (makan untuk hidup), 3. Al-muslim (orang islam), berprinsip ; Ya’isyu liya’budallahawahdah (hidup untuk menyembah Allah yang maha esa). Disisi lain manusia sebagai hamba Allah dan Khalifatullah. Sebagai hamba Allah manusia dituntut untuk beribadah kepada Allah SWT, dan sebagai khalifatullah manusia dituntut untuk menbangun peradaban dimuka bumi. Dalam konteks menjaga kesehatan anjuran dalam Islam sudah jelas, termasuk anjuran bersesuci dan menjaga kebersihan. Dan sebagai khalifatullah manusia dituntut menjaga kesehatan dan mengobati penyakit dengan penemuan obat-obatan yang sesuai dengan disiplin ilmu kedokteran.

Akan tetapi islam lebih menekankan pada tindakan prefentif daripada kuratif. Dalil-dalilnya lebih qath’i, misalnya beberapa larangan agama ; jangan kencing di air yang tergenang, la taqrabu al -zina (jangan mendekati zina), kulu wasyrabu wa la tusrifuu (makan dan minumlah tapi jangan berlebih-lebihan). Larangan Allah SWT itu akan mengakibatkan timbulnya penyakit pada diri manusia.

Terkait penyakit, Kyai Afifuddin membagi dua ; jasmani dan rohani. Penyakit rohani lebih berbahaya daripada penyakit jasmani,  karena berimbas pada kehidupan akhirat. Seseorang yang rohaninya tidak sehat, dia tidak akan beribadah pada Allah Swt. Oleh karena itu orang yang sehat jasmani belum tentu baik dihadapan Allah. Dan orang yang sakit jasmani harus dikasihani karena  belum tentu itu kutukan dari Allah.

Kyai Afifuddin juga menanggapi pertanyaan dari salah satu peserta dialog yang menyatakan bahwa penyakit HIV karena akibat hubungan seksual dan maraknya pelacuran dan lokalisasi. Kyai Afif menjelaskan bahwa orang yang kena penyakit HIV belum tentu karena murka Allah akibat berzina, karena penyabab penyakit HIV bukan karena hanya hubungan seksual, tapi bisa melalui jarum suntik, tusuk gigi dari orang yang kena HIV, dan penularan lainnya. Terkait lokalisasi, memang ada kaidah ; Al-islamu baina al-mistaliyati wa al-waqi’iyyah (artinya : islam itu diantara idealitas dan realitas). Secara ideal lokalisasi ditutup dan perzinahan dilarang. Tapi realitas yang ada dibeberapa daerah Perzinahan dilokalisasi ada dan dimana-mana ada.  Disinilah yang banyak menimbulkan penyakit menular. Sebenarnya ada opsi untuk pemerintah yaitu lokalisasi dilegalkan tapi perzinahan dimana-mana ditutup dan dilarang. Pendapat ini masih terdapat perbedaan diantara para kyai, dan yang terpenting bagaimana masyarakat tidak melakukan perzinahan karena itu termasuk yang menimbulkan penyakit jasmani maupun rohani.

Acara bedah buku kemudian ditutup oleh ketua Lembaga kesehatan PBNU, DR. dr. H. Imam Rasyidi, SpOG (K)Onk], bahwa NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan di dunia, sangat peduli terhadap masalah kesehatan dan kualitas hidup masyarakat di Indonesia, termasuk masalah Tuberculosis (TB). Nahdlatul Ulama secara proaktif melakukan berbagai upaya mobilisasi sumberdaya untuk merealisasikan kepedulian dalam upaya pengendalian TB secara optimal. Melalui kedua buku itu semoga bermanfaat kepada masyarakat.

Jakarta, 21 Agustus 2014
*Penulis : HM. Misbahus Salam
Peserta bedah buku, Pengasuh Yayasan Raudlah Darus Salam Sukorejo Bangsalsari Jember, dan Wakil ketua PCNU Jember.

KH Hasyim Muzadi akan Kumpulkan 500 Tokoh NU di Ponpes Al Hikam Depok

$
0
0
Jakarta, Muslimedianews.com~ Pondok pesantren Al-Hikam Depok tetap menghadirkan seluruh tokoh dan pimpinan NU dari semua daerah di Indonesia, meski agenda Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2014 kembali mengalami pengunduran jadwal.

Dua agenda besar NU ini semula akan dilaksanakan 30-31 Agustus kemudian diundur pada 1-2 November mendatang di pesantren Al-Hikam, Depok. Keputusan pengundurannya diambil dalam rapat gabungan Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU di Gedung PBNU, Rabu (29/8/2014) lalu.

"Keputusan pengunduran jadwal Munas dan Konbes hanya 2 hari sebelum jadwal yang diputuskan pada rapat pleno sebelumnya, yaitu pada 30-31 Agustus," kata Panitia Bidang Media, Ahmad Millah Hasan, Jumat (29/8/2014).

Dikatakan Ahmad pada rapat pleno 18 Agustus lalu memutuskan, semua akomodasi dan transportasi pelaksanaan Munas dan Konbes ditanggung oleh KH Hasyim Muzadi selaku tuan rumah.

Karena itu, usai rapat pleno Hasyim langsung mempersiapkan kepanitiaan lokal dan memberesi semua kebutuhan.

"Tiket semua peserta sudah dibooking dan dibayar lunas. Begitu pula dengan persiapan lainnya. Intinya, Al-Hikam telah siap menyambut semua peserta," kata mantan aktivis PMII dan IPNU ini.

Karena persiapan yang sudah matang itu, pihak panitia lokal membuat keputusan tetap menggelar kegiatan dalam bentuk silaturahim halal bi halal dan sarasehan nasional ulama pesantren serta penataan program pra munas dan konbes.

Pertemuan yang pesertanya para tokoh yang seharusnya datang ke Jakarta untuk menghadiri Munas dan Konbes. Bersamaan dengan itu, akan hadir pula 80 ulama terkemuka dari Jatim, 70 ulama pesantren dari Jateng , 62 ulama dari Jabar , dan 32 ulama Banten.

"33 wilayah sudah konfirmasi mengirim 5 orang utusan. Selain itu, daerah-daerah basis NU seperti Jatim, Jateng, Banten, Jabar, datang dengan jumlah kontingen lebih besar, karena pengurus cabang juga ikut hadir. Total ada 500 tokoh," katanya.

Ia menambahkan, sejumlah masalah penting masuk dalam agenda pembahasan. Yaitu Ahlussunnah dan islam moderat dalam lintas indonesia dan dunia, dan Indonesia masa depan pasca pilpres. Selain itu, dalam acara itu akan dibacakan "maklumat kebangsaan" tentang Indonesia masa depan.

Hingga kini, sejumlah nama tokoh nasional dijadwalkan hadir menjadi pembicara.

Antara lain, Presiden terpilih Joko Widodo, Jimly Asshiddiqie, Wahiduddin Adams, Jenderal Moldoko, Prof Mas’ud Said, Refly Harun, Prof Gumilar Rusliwa, dan beberapa tokoh lain.

Sumber Tribun
Foto Ilustrasi Google

PBNU Akan Terus Dorong Dunia Tanpa Kekerasan

$
0
0
Muslimedianews.com, Jakarta~ Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menegaskan NU akan terus mendorong dunia tanpa kekerasan. Hal ini sesuai ajaran Isalam sebagai agama yang membawa kedamaian bagi umat manusia.

“NU akan mendorang dunia yang damai, dunia tanpa kekerasan, dunia tanpa senjata pemusnah massal, dan tanpa perang atas nama apapun dan siapapun termasuk atas nama Islam,”tegas Said Aqil saat menjadi pembicara dalam diskusi dengan tema “Indonesia Merespon Ancaman ISIS”.

Diskusi ini diselenggarakan Forum Policy Community Indonesia (FPCI) di hotel Borobudur, Jakarta pada Senin (25/8) malam. Selain Said Aqil, hadir juga Wakil Menteri Luar Negari Dino Patti Djalal, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Anysaad Mba dan Hakim Mahkamah Agung (MA) Suhardi.

Said menegaskan jika ada perang, harus diselesaikan dengan cara-cara diplomatis dan tanpa kekerasan. “Ada perang dipecahkan di atas meja, bukan diselesaikan di medan perang,” tandasnya.

Apa yang dilakukan NU, lanjutnya merupakan wujud ajaran Islam yang menyebarkan tentang kedamaian. Islam lanjut dia, bukan hanya teologi, ibadah atau ritual.

“Islam adalah agama yang berilmu dan intelektual, Islam adalah agama yang berbudaya dan peradaban, Islam adalah agama kemanusiaan,” jelasnya.

Oleh karena itu, menurut Said, Islam dan NU menentang kehadiran negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State in Iraq and Syria/ISIS) yang menghalal segala cara termasuk kekerasan untuk memaksakan ajaran mereka.

“Apa yang dilakukan ISIS tidak diridhoi Islam dan Alquran serta dikutuk Allah. Perilaku kekerasan itu sama sekali tidak dibenarkan oleh Islam. Orang baru mengangkat pisau saja sudah mendapat laknat Allah,” ungkapnya.

Said juga siap mempertanggungjawabkan ucapan sampai di akhirat. Selain itu, Said Aqil menjamin bahwa tak satupun anggota NU yang tersebar di 2.000 pesantren di seluruh Indonesia menjadi teroris.

“Tidak ada teroris dari NU. Kalau pun ada, sudah mudur dia dari NU,” tuturnya yang disambut tawa peserta yang hadir.

Dalam rangka mencegah penyebaran gerakan ISIS dan menciptakan Indonesia damai, dia menganjurkan harus ada sinergi antara semangat mencintai Tanah Air dengan ajaran Islam. “Komitmen dan semangat itu harus bersinergi menciptakan Indonesia yang damai dan tanpa kekerasan,”katanya.

Sedangkan Hakim MA Suhardi menegaskan peradilan selama ini sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan Undang-undang (UU) yang berlaku dalam menjatuhkan hukuman terhadap tindak pidana terorisme. Selama ini, menurutnya terpidana terorisme tidak pernah bebas “Dari pidana penjara sampai pidana mati sesuai dengan kualitas, peran dan aktivitas dari pelaku pidana tersebut,” kata Suhardi.

Sumber Suara Pembaharuan via BeritaSatu
Foto : Ketua PBNU Said Agil menyampaikan kata sambutan di acara wakaf 100.000 Al-Quran oleh Asia Pulp and Paper dan Sinar Mas Forestry di Masjid Istiqlal, Jakarta. (sumber: MI / Uthan AR)

Ternyata PKS Dukung Ahok Jadi Gubernur Jakarta

$
0
0
Jakarta, Muslimedianews.com~ Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Jazuli Juwaini mengatakan partainya mendukung Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ahok otomatis didaulat sebagai gubernur saat Joko Widodo, yang sebelumnya menjabat gubernur, resmi terpilih sebagai Presiden Indonesia 2014-2019.

"PKS tunduk dan berkomitmen pada konstitusi," kata Jazuli di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu, 27 Agustus 2014.

Menurut dia, PKS tidak pernah mempermasalahkan perbedaan agama warga negara. Musababnya, Indonesia sudah final dengan dasar Pancasila. "Negara ini juga dibangun atas dasar kemajemukan," ucapnya.

Dia juga menasihati Ahok agar tidak gegabah menanggapi komentar orang yang mengatasnamakan PKS. Kalau ada yang menyindir, kata dia, Ahok harus mengecek dari mana asal komentar itu.

"Di media sosial ramai seakan PKS tak sepakat Ahok jadi gubernur karena nonmuslim. Padahal PKS secara resmi tak pernah berpendapat seperti itu," ujarnya. Ahok, kata dia, harus obyektif dan dewasa menanggapi kritik dan serangan terhadapnya. "Jangan tipis kuping."

Dalam wawancara dengan majalah Tempo pekan ini, Ahok mengatakan ada dua hal yang menyebabkan orang tak suka padanya. Kedua hal itu adalah orang yang kepentingannya terganggu dan masalah rasialisme. Namun Ahok mengaku tak ambil pusing dengan kedua masalah itu.

"Tinggal hadapi saja. Memangnya negeri ini punya elu? Semakin rasis, gue semakin senang," kata Ahok.

Sumber Tempo

Pesan Gus Sholah untuk Muktamar PKB di Surabaya

$
0
0
Surabaya, Muslimedianews.com ~ Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), berpesan agar PKB mengoptimalkan fungsi Dewan Syuro dalam Muktamar, yang akan digelar pada 31 Agustus 2014, di Surabaya.

Menurut dia, Dewan Syuro memiliki kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan PKB.

"Tanfidziyah tanpa Dewan Syuro juga tidak bisa berjalan. Perlu keduanya menjalin komunikasi aktif agar PKB lebih maju lagi," kata Gus Solah, Jumat (29/8/2014).

Gus Solah menambahkan, dalam Muktamar nanti perlu memunculkan kader-kader terbaik PKB. Sebab, dengan munculnya figur-figur itu akan menjadikan internal PKB lebih demokratis. Sedangkan, wacana aklamasi dianggap tidak baik untuk pembelajran demokrasi di PKB.

"Kader di PKB sangat banyak, pasti ada satu diantara mereka," ujar mantan Anggota Komnas HAM ini.

Hingga saat ini, nama Incumbent Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi kandidat kuat untuk memimpin PKB lima tahun mendatang.

Adik kandung Deklarator PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini meminta kepada Muhaimin Iskandar yang masih aktif sebagai Ketua Umum PKB, lebih memperhatikan pertimbangan sejumlah kiai-kiai sepuh demi kebaikan PKB ke depan.

"Peringatan itu, hendaknya Muhaimin tidak diam. Sebab, para kiai sudah bicara. Tidak mungkin ada apa-apa kalau tidak ada asap," tandasnya.

Seperti diketahui, PKB akan menggelar Muktamar di Empire Palace, Jalan Embong Malang, Surabaya. Selain memilih siapa pemimpin PKB ke depan, dalam muktamar tersebut juga membahas sejumlah perumusan politik untuk PKB.(fid)    (ahm)

Sumber Okezone

Ansor NU Takalar Sulsel Gelar Pelatihan Pelatihan Kader Dasar

$
0
0
Muslimedianews.com, Sulsel~ Pelatihan Kader Dasar (PKD) PC. GP Ansor NU Takalar dilaksanakan dipesantren Mizanul Ulum Sanro Bone selama tiga hari, Jumat-Ahad (29-31/8/2014).

Peserta PKD 72 orang dari berbagai elemen, lurah, imam desa, tokoh pemuda, guru ngaji dan guru pesantren. Output PKD ini, diharapkan mampu menjadi kader militan yang menjaga tradisi Ajaran Ahlusunnah Wal-jama'ah.

PW. GP Ansor diwakili Amiruddin Zakariah dalam sambutannya menyatakan bahwa Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dengan latarbelakang situasi ”konflik” internal dan tuntutan kebutuhan alamiah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. Ansor adalah penolong. Dengan demikian Ansor dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor.

Ketua PC. Ansor Takalar, Yardi mengatakan bahwa kegiatan PKD Ansor Takalar kali ini harus mampu mengambil peran strategis dalam pemerintahan dan masyarakat, ini sudah terbukti dengan banyaknya kader yang mengambil peran itu, seperti Faisal Amir mantan ketua PC Ansor Takalar kini sebagai anggota KPU Sulsel, dan sederetan kader lainnya telah berkiprah di legislatif dan yudikatif.

Ketua NU Kab.takalar diwakili Drs.  Baso dg Lau yang sekaligus membuka kegiatan PKD dalam sambutannya menegaskan bahwa Ansor sebagai garda terdepan pemuda NU harus membela NKRI dan menekan gerakan radikal seperti ISIS yang muncul sekarang ini.

Sementara Mahmud Suyuti al-Nahdliah (MATAN) Sulsel, PC Ansor Takalar,  menghadirkan Ketua PCNU Takalar, Hasid Hasan Palogai sebagai narasumber Aswaja dan perubahan sosial. Ketua PW Ansor Sulsel Muh. Tonang Cawidu sebagai pemateri tentang Dinamika kepemudaan dalam konteks Aswaja. Dijadwalkan pula kehadiran Dewan Penasehat GP Ansor, Kiai Muda Mahmud Suyuti yang menyajikan materi tentang Amalan dan Tradisi Aswaja perspektif Hadis.

Sumber Tribun Makassar
Laporan A. Abbas Rani, Wakil Sekretatis GP Ansor Takalar

PHBI MUDI Aceh Siapkan Agenda Perayaan Tahun Baru Islam 1436 H

$
0
0
Bireun - Aceh, Muslimedianews.com ~ Menjelang tahun baru Islam 1436 H, Panitia Hari  Besar Islam (PHBI) Mahad Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga mempersiapkan beragam kegiatan untuk memeriahkan satu Muharram.

Diantara kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Musabaqah dan Tabligh Akbar. Perlombaan yang akan dilombakan sebanyak 11 cabang perlombaan, diantaranya lomba baca kitab Mahalli, baca kitab Al-Bajuri, lomba pidato bahasa Aceh, Fahmil Kutub, Syarhil, debat Bahasa Arab, debat Bahasa Inggris, hafal Matan bait al-Fiyah, hafal bait matan Jauharah, hafal bait matan Sulam al-Munawraq, dan lomba hafal Qaidah.
Demikian hasil musyawarah pengurus PHBI-MUDI yang dilaksanakan pada Kamis malam, (28/8/2014) bertempat di ruang Aula Institut Agama Islam Al-Aziziyah (IAIA) Samalanga.

Musabaqah tingkat provinsi ini akan dilombakan para santri MUDI sendiri yang akan mewakili kabupatennya masing-masing untuk bersaing mengharumkan nama daerahnya.

Banyaknya acara dan jumlah peserta yang akan mengikuti perlombaan, maka acara akan dilakukan selama tujuh hari dan malam. Pada siang hari hanya dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB.
Disamping penentuan mata perlombaan juga dilakukan pemilihan koordinator tiap-tiap cabang perlombaan, dan koordinator umum diketuai oleh Tgk. Junaidi M. Yusuf asal Seuneudon Pasee.

Musyawarah yang dipimpin oleh Sekretaris Umum PHBI, Tgk. Khairul Azfar Zulkarnain dimulai pukul 20.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB yang dihadiri oleh hampir ratusan anggota dari kelas Tautiah dan Takhassus.

Tujuan dari perlombaan ini adalah untuk melatih para santri kreatif dan berbakat, serta memotivasi santri untuk bertambah giat dalam belajar. Hal itu diungkapkan oleh Tgk. Muhajir Zainuddin dalam penutupan musyawarah.()


Kontributor Ikapas Nisam

Tegal Berduka, Wafat Tokoh NU KH. Muhammad ABS

$
0
0
Muslimedianews ~ Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Jum’at pagi, 29 Agustus 2014, Tegal berduka karena kehilangan salah seorang tokoh dan pengayomnya. Seorang tokoh NU yang aktif dan menjadi tumpuan masyarakat bertanya, KH. Muhammad Abu Su’ud (ABS). Selain mengelola lembaga pendidikan swasta di desanya, Sutapranan, beliau juga aktif mengisi pengajian di banyak majelis ta’lim seputar Tegal.

Salah seorang jamaahnya, Rizki Adi Prianto, mengenang sambil berkaca-kaca, berkata: “Terakhir berjumpa dan bersalaman kala sepulang dari jamiyah akbar NU yang dijadikan promosi PKB untuk Pileg di Gor Trisanja. Ia yang masih aktif menjabat Wakil Ketua Syuriah PCNU Kabupaten Tegal, nampak berjalan sendirian tanpa pengawalan siapapun. Pribadi yang sederhana. Saya beranikan diri menghampiri dan menyalaminya.”

Pengasuh MT Nurul Qulub Randugunting, al-Habib Moeh Alattas, memberikan persaksian bahwa almarhum adalah orang yang baik. Aktif menularkan ilmu agama di majelis yang ia asuh. “Pribadi yang bersahaja dan muhibbin sejati. Bukan hanya dengan dzahirnya saja, tapi hatinya pun benar-benar muhibbin dengan habaib. Kekaguman ini sudah ada pada diri saya sejak pertama saya mengenal beliau. Ya Allah, perbanyak orang-orang seperti beliau,” tutur Habib Muh penuh harap.

Beliau adalah salah satu kyai yang dekat dengan almarhum Pengasuh MT al-Hikmah Ketitang Talang, al-Habib Qasim bin Hasan bin Husein BSA. Dari beliaulah muncul kesaksian bahwa Habib Qasim BSA akan pulang berkumpul dengan datuknya Saw. sebelum Rajab. “Kalau melihat jamaah maulid seperti ini, saya jadi pengin ngumpul dengan Kanjeng Nabi, Kyai. Doakan semoga sebelum bulan Rajab sudah bisa berkumpul.” Kata Habib Qasim kepada Kyai Muhammad ABS.

Dialog singkat beliau berdua kala menghadiri majelis maulid. Sekarang dua kawan yang saling mencintai itu, yang sama-sama memelihara majelis peninggalan al-Walid al-Habib Hasan BSA, sudah kmbali bersama, berkumpul di belakang panji sang kekasih Rasulullah Saw. “Wa muhibbuna ma zala tahta liwana” (Dan yang mencintai kami, akan selalu berada dalam panji kami (para kekasih).

Sya’roni As-Samfuriy

UIN Sunan Kalijaga, MUI dan NU Deklarasi 'Selamatkan Yogyakarta dari ISIS'

$
0
0
Muslimedianews.com, Yogyakarta ~ Pada Kamis, 28 Agustus 2014, Laboratorium Agama Masjid Sunan Kalijaga, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga bekerja sama dengan MUI DIY dan PWNU-DIY mengadakan seminar dan deklarasi “Selamatkan Yogyakarta dari ISIS. Acara ini dihadiri antara lain oleh K.H. Jadul Maula, takmir masjid dan aktivis serta mahasiswa di DIY.

Menurut Dr. H. Waryono dalam sambutannya, sdkwah adalah salah satu bukati dari eksistensi kegiatan keislaman. Namun, Seringkali melalui dakwah, kekerasan itu terjadi. Sering kali melalui bahasa dakwah, kekerasan dibenarkan atau dibenar-benarkan. Dr. Syafi’i Maarif bahkan pernah menggunakan julukan preman berjubah untuk merujuk kaum yang berjubah tapi berprilaku seperti preman. Ini adalah sebuah iruni yang tampak nyata di Indonesia.

Salah satu bentuk paling aktual dari kekerasan dalam berdakwah adalah terbentuknya organisasi ISIS (Islamic State in Iraq and Syiria). ISIS menempuh jalan radikalisme dan terorisme untuk mendakwahkan ajarannya. Dakwah ini malah membuat masyarakat internasional khususnya masyarakat Indonesia menjadi antipati terhadap gerakan ISIS.

Namun, nampaknya apa yang melatar belakangi terbentuknya ISIS dan juga ajaran sektarian yang dianutnya tidaklah murni berasal dari semangat untuk berdakwah. Menurut Nur Khalik Ridwan, ISIS lahir dari gejolak politik negara-negara Timur-Tengah.

Nur Khalik Ridwan berpendapat bahwa isu yang dihembuskan media rupanya berbeda dari kenyataan. Media mencitrakanseolah olah kaumsyi’ah memerangi ahlu sunnah dan sebaliknya. Ini adalah media yang tidak mampu melihat kenyataan. Media membuat seolah-olah jika berpihak kepada ISIS adalah ahlussunnah dan jika berpihak kepada Iraq berarti berpihak kepada syi’ah. Sehingga perilaku yang ditampilkan oleh ISIS diberitakan sebagai sisi dari ini. Ini perlu di klarifikasi secara serius.

ISIS menganut paham  atau pengkafiran yang serampangan. ISIS menggunakan paham Tahdirul muslimin min fitnatil mushollin, Salah satu praktiknya adalah mengkatogorikan kaum sunni yang mengikuti pemilu dan mengikuti arus parlemen dan memilih elit politik sunni yang duduk di parlemen di Iraq adalah syirik kepada Allah.

Selanjutnya, banyak tokoh sunni di bunuh, salah satunya adalah di masjid agung Moshul karena tidak mau berbaiat kepada ISIS. ISIS juga memerangi pasukan Qurdi yang jelas jelas Sunni. Yang ketiga, ISIS yang muncul di Iraq, Al-qidah Iraq bersepakat dengan pemberontak lain dan mengangkat Abu Bakar Al-Bahgdadi. ia pernah ditangkap oleh AS dan kemudian dilepaskan kembali. Dengan jumlah yang sedikit itu, ISIS bisa mengadu domba kelompok sunni untuk berperang di Iraq. Padahal elit sunni telah bersepakat untuk membuat parlemen di ``. Dan mereka melakukan pemaksaan dengan kaum kaum minoritas untuk masuk Islam. karena itu sekarang motifnya sudah bercampur dengan politik sektarian

ISIS ternyata tidak didukung oleh Hizbut Tahrir. HT lewat amirnya menolak mentah mentah deklarasi khilafah oleh ISIS. Padahal sesama orang yang mengusung khilafah. Alasannya karena mendistorsi khilafah dan tidak syar’i. Karena hukumnya tidak dikuasai hukum islam. Di sini, ISIS hanya kamuflase untuk mencuri sejata di irak

Kemudian, K.H. Toha Abdurrahman selaku ketua MUI wilayah DIY menyatakan bahwa MUI melarang adanya gerakan ISIS di wilayah DIY dan mengusulkan pemerintah untuk melarang ISIS. Selaku ketua MUI, beliau juga menghimbau masyarakat untuk tidak terpancing gerakan ISIS karena ISIS bukan buatan Islam namun bentukan Eropa dan AS. ISIS memang mengusung nama Islam namun pembentuknya adalah negara kafir. ISIS tidak melaksanakan Syariah Islam, oleh karena itu ISIS haram. Maka pemerintah jangan sampai menerima dan jangan sampai masyarakat mengikuti ISIS.

Pada akhirnya beliau berkesimpulan bahwa ISIS adalah bukan organisasi yang sah menurut Yslam, tidak Syar’i. Yang ke dua ISIS tidak diterima oleh masyarakat Indonnesia. Yang ketiga MUI akan membina masyarakat agar tidak takut dan tidak tepengaruh ISIS.

Kemudian Dr. H. Waryono Abdul Gafur membacakan deklarasi selatakan Yogyakarta dari ISIS. Inti dari deklarasi tersebut adalah menolak gerakan ISIS dan aktivitasnya di wilayang Yogyakarta, dan juga menolak segala bentuk kekerasan dan pemaksaan dalam bergama. Selain itu, masyarakat Yogyakarta menyatakan siap untuk menjaga keutuhan NKRI dan kerukunan umat beragama di wilayah Yogyakarta.

Acara kemudian di akhiri dengan penandatanganan piagam deklarasi oleh K.H. Toha Abdurrahman, Nur Kholik Ridwan, Dr. H. Waryono Abdul Ghafur, K.H. Jadul Maula, Drs Zamron dan Mustaqim. Para peserta juga melakukan tanda tangan deklarasi di spanduk yang telah disediakan panitia.

Kontributor S. Suhaimi

MUI Kalsel mendapat Kunjungan dari MUI Balikpapan Kaltim

$
0
0
Banjarmasin, Muslimedianews.com~ Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan mendapatkan kunjungan dari pengurus MUI Kota Balikpapan Kalimantan Timur, Sabtu (30/8/2014). Rombongan silaturahmi MUI Balikpapan itu langsung diterima oleh Ketua MUI Kalsel, H Achmad Makkie.

Turut serta pengurus MUI Kalsel lainnya, seperti Prof Kustan Basri dan Irhamsyah Safari, Ketua MUI Kota Banjarmasin, Murjani Sani.

"Bersyukur dan terima kasih kami ucapkan atas kedatangan MUI Balikpapan, agar bisa saling tukar pikiran. Mengingat perkembangan zaman luar biasa, bagaimana mendorong umat dalam melaksanakan tugasnya dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara," kata Ketua MUI Kalsel, H Achmad Makkie.

Dirinya menekankan pentingnya bekerjasama dengan pemerintah daerah, MUI dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Tetapi jangan lantas MUI mau diperalat oleh pemerintah daerah untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum agama.

Rombongan MUI Balikpapan dipimpin Ketua MUI Balikpapan, Abdussamad, Bendahara MUI Balikpapan, M Salim, Sekretaris MUI Balikpapan, M Jailani serta empat anggota MUI Balikpapan.

Sumber Tribun

Jokowi Minta Ulama Luruskan Kelompok Radikal

$
0
0
Muslimedianews.com, Jakarta ~ Presiden Indonesia terpilih Joko Widodo atau akrab disebut Jokowi meminta para kiai dan ulama mampu memantau kondisi riil dan kalau ada kaum radikal, bisa meluruskan kembali dengan pendekatan agama.

Demikian dikatakan Jokowi dalam acara halal bihalal dan sesarehan pra munas dan konbes NU yang dihadiri oleh para kiai dan ulama serta pengurus wilayah NU dari seluruh Indonesia. Acara tersebut diselenggarakan di pesantren Al Hikam Depok, Sabtu (30/8/2014).

“Peran NU dan ulama besar sekali dalam meluruskan hal yang bengkok,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut ia juga mengungkapkan, meskipun menjabat sebagai presiden, ia akan terus berusaha selalu dekat dengan rakyat.

“Yang sulit sebagai pamimpin adalah bisa mendengar, melihat dan merasakan persoalan di masyarakat. Kalau duduk di kursi dan tanda tangan saja, semua orang bisa,” ujarnya.

Karena itu, pengamanan yang dilakukan oleh paspamres akan didesain agar dirinya bisa tetap dekat dengan rakyat.

Ia mencontohkan, saat menjadi gubernur DKI Jakarta, ia mendapat laporan dari bawahannya bahwa kemiskinan hanya 3.8 persen dan ia tidak percaya angka tersebut karena sering blusukan. Ketika diminta data yang lebih lengkap, ternyata mereka yang rentan miskin mencapai 37 persen sehingga secara keseluruhan orang yang miskin mencapai 41.8 persen.

Ia menilai, ada upaya untuk melakukan penghalusan bahasa dan basa-basi untuk menutup realitas yang sebenarnya.

“Kalau miskin, ya disebut miskin saja,” tegasnya.

Penggunaan data yang salah, bisa menyebabkan pengambilan kebijakan yang salah. Ia mencontohkan, jika menggunakan data 3,8 persen untuk membagikan kartu Jakarta Sehat, maka yang dapat hanya sekitar 300 ribu orang, tetapi ketika yang rentan miskin dimasukkan, maka ada sekitar 4.3 juta penduduk Jakarta yang mendapatkan fasilitas Jakarta Sehat.

Selama ini, katanya, banyak persoalan yang sebenarnya sederhana dibuat menjadi rumit dan akhirnya menjadi rumit betul.

Sebelum pulang, Jokowi yang memakai kopiah dan kemeja putih tersebut kemudian bersalam-salaman dengan seluruh hadirin sebagaimana tradisi halal bihalal. Para hadirin sangat antusias bisa bersalaman dengan presiden terpilih tersebut.(mukafi niam)

Sumber nu.or.id

Berhaji di Tempat Sa'i Baru Tidak Sah

$
0
0
Muslimedianews.com, Kudus ~ Mustasyar PBNU KH Sya'roni Ahmadi mengatakan para calon jamaah haji saat menunaikan sa'i supaya tidak menggunakan tempat baru (Mas'a Jadid) yang dibangun pemerintah Arab Saudi. Bila dilakukan, hajinya bisa tidak sah.

"Menurut Imam Syafi'i, sa'i itu rukun haji yang pelaksanaanya harus pada tempat yang aslinya yakni Mas'a Qodim. Bila tidak, harus diulang kembali. Jika tidak mengulang, sa’inya tidak sah dan hajinya pun bisa tidak sah," ujarnya dalam acara Walimatus Safar atau tasyakuran haji di rumah alumni IPNU Andoko desa Demaan Kota Kudus Jawa Tengah, Kamis (28/8/2014).

Pendapat Imam Syafi’i ini, terang ulama kharismatik asal Kudus ini, sa'i adalah wajib haji sehingga bila tidak dilaksanakan pada tempatnya harus membayar dam. "Makanya, saat sa'i carilah tempat lama (Mas'a Qodim) yang berada di lantai bawah," tandasnya lagi.
Mbah Sya'roni menandaskan Mas'a Jadid bukanlan tempat sa’i yang sebenarnya. Sebab, pemerintah Arab saudi yang membuatkan tempat baru untuk calon jamaah haji melaksanakan sa’i.

"Dari bahasanya saja membangunkan tempat sa’i, berarti kan tidak tempat betulan. Ini sama saja misalnya warga Kudus dibuatkan ka'bah, belum tentu terus bisa dijadikan tempat beribadah haji," imbuhnya dalam bahasa jawa.

Di awal taushiyahnya, Mbah Sya'roni mengingatkan calon haji pada waktu keluar rumah saat pemberangkatan nanti supaya berniat ibadah. Dengan demikian, calon haji sudah termasuk tamunya Allah.

"Kalau sudah menjadi tamunya Allah, maka akan terpenuhi tiga hal yang dijanjikan Allah yakni segala permintaan akan dituruti, doanya mustajab dan semuanya ongkos haji akan diganti oleh Allah seperti sabda nabi dalam kitab Aljamik Shoghir Babul Haq," ujarnya seraya menandaskan calhaj yang tidak niat ibadah berarti sama saja orang wisata belaka.

Alumni IPNU Gebog  Andoko ini rencananya akan menunaikan ibadah haji bersama Evi Shofiati (istri) dan Raminah (ibunda).Menurut jadwal akan berangkat bersama rombongan Kudus lainnya pada 16 September mendatang. (Qomarul Adib/Abdullah Alawi)

Sumber nu.or.id

Argumentasi Ustadz Wahhabi untuk Membodohi Umat tentang Bid'ah

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Wahhabi adalah kelompok yang menolak adanya bid'ah Hasanah. Mereka berusaha menyakinkan pengikutnya agar mempercayai argumentasi mereka dalam menolak bid'ah Hasanah. Pengikutnya menyangka bahwa argumentasi mereka kuat, padahal mereka telah dibodohi oleh ustadz kalangan Wahhabi.

Dialog imajiner ini memaparkan cara ustadz wahhabi memantapkan pengikutnya untuk menolak adanya bid'ah Hasanah yang pada hakikatnya adalah pembodohan terhadap pengikutnya.

Ikuti dialog antara wahabi dan sunni berikut ini:

Wahabi: “Bid’ah hasanah tidak ada.”

Sunni: “Bid’ah hasanah ada, terbukti Khalifah Umar telah berkata, “Sebaik-baik bid’ah adalah shalat taraweh ini.”

Wahabi: “Itu maksudnya bid’ah secara bahasa.”

Sunni: “Apakah Anda menafsirkan pernyataan Khalifah Umar tersebut dengan pengertian bid’ah secara bahasa, karena menerima langsung dari beliau, atau itu murni dari Anda sendiri?”

Wahabi: “Ya, dari saya sendiri. “

Sunni: “Memangnya Khalifah Umar berbicara bid’ah dalam kapasitas dosen bahasa di perguruan tinggi, atau sebagai khalifah dan pemimpin umat Islam yang syar’i?”

Dapat ditebak, si Wahabi akan berbicara ke sana ke mari, keluar dari persoalan.

Contoh dialog lain:

Wahabi: “Bid’ah hasanah tidak ada.”

Sunni: “Bid’ah hasanah ada, terbukti Imam Izzuddin bin Abdussalam membagi bid’ah menjadi lima dalam kitabnya Qawa’idul Ahkam. Imam Nawawi juga mengutip pendapat tersebut dalam kitabnya Raudhatut Thalibin.”

Wahabi: “Itu maksudnya bid’ah secara bahasa.”

Sunni: “Anda menafsirkan pernyataan para ulama dengan berkhayal. Mereka membicarakan bid’ah bukan dalam kapasitas mereka sebagai ahli bahasa, akan tetapi sebagai ahli fiqih dan hukum agama. Mereka juga menjelaskan hal tersebut bukan dalam kitab kamus, akan tetapi dalam kitab fiqih dan syari’at.”

Dapat dipastikan, di sini Wahabi akan diam, tidak dapat menjawab.

Tapi meskipun demikian, kaum Wahabi akan tetap saja ikut ustadz-ustadz mereka, yang menafsirkan pernyataan para ulama dengan khayalan mereka.

Sumber : Idrus Ramli .com

Menag Harap Persatuan Wartawan Nasrani Ikut Sosialisasikan Moderasi Agama

$
0
0
Jakarta, Muslimedianews.com ~ Indonesia adalah negara yang majemuk, dan semua agama hampir memiliki penganut fanatiknya masing-masing. Selain tokoh dan pemuka agama, pers mempunyai peran strategis untuk ikut mensosialisasikan sisi-sisi kemoderaten dalam agamanya masing-masing.

“Dalam konteks kita yang majemuk, saya berharap Pewarna  mempunyai peran strategis untuk bisa ikut mensosialisasikan sisi-sisi kemoderatan dari masing-masing agama,” pesan Menag  Lukman Hakim Saifuddin saat menerima Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Indonesia di ruang kerjanya, Jakarta, Jumat (29/08/2014)..

Selaku Menag, putra mantan Menag KH Saifuddin Zuhri (alm) merasa pesan ini penting untuk disampaikan di tengah-tengah kemajemukan Indonesia. Sebab, lanjut Menag, setiap agama mempunyai penganutnya yang sangat fanatik yang terkadang melihat persoalan begitu hitam putih sehingga mudah membuat jarak antara dirinya dengan yang lain.

“Saya yakin masing-masing agama punya penganut-penganut dengan corak dan karakteristik seperti itu,” katanya.

Menag menggarisbawahi bahwa dirinya akan  sangat senang manakala teman-teman pers yang tergabung dalam Pewarna ini juga bisa memainkan perannya sebagai mediator manakala ada kalangan yang tidak sejalan dengan realitas keindonesiaan kita. “Saya berharap teman-teman yang terhimpun di Pewarna ini bisa ikut menjembatani yang seperti itu,” tuturnya.

Kedatangan Pewarna bertujuan mengundang Menag pada forum diskusi yang akan diselenggarakan pada awal Oktober nanti. Diskusi itu mengagendakan pembahasan seputar sukses kepemimpinan Persatuan Gejera Indonesia (PGI) yang Sidang  Raya nya akan digelar pada awal November di Nias.

“Kami berharap ke depan PGI mempunyai pemimpin yang bagus. Ada lima orang nama kandidit untuk memimpin PGI ke depan yang sudah muncul. Empat orang di antaranya sudah pasti hadir,” terang ketua panitia diskusi kepada Menag.

“Acara ini untuk menggodok calon-calon pemimpin PGI dan kami meminta Pak Lukman untuk bisa datang membuka,” tambahnya.

Menag menyambut baik inisiatif Pewarna  dan berharap proses diskusi itu nantinya akan menjadikan  umat Nasrani merasa lebih dilibatkan dalam proses pemilihan  pemimpin mereka. “Saya pikir itu bagus, sekaligus proses edukasi, mereka setidaknya lebih mengenal dengan bantuan teman-teman media (calon pemimpin mereka) lalu kemudian harapannya bisa ikut memiliki dan ada keterkaitan dengan yang terpilih nanti dengan umat sehingga hubungannya bisa lebih baik,” tutur Menag.

“Saya sangat apresiasi dan mendukung inisiatif ini. Mudah-mudahan saya bisa hadir,” pungkasnya.

Sumber nu.or.id

Ketika 'Tuhan Membusuk' ala Mahasiswa Ushuluddin dan Filsafat

$
0
0
Muslimediaews.com, Surabaya ~ Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya kembali membuat ide ‘gila’ yang kontroversial. 

Pada kegiatan Orientasi Akademik dan Cinta Almamater (OSCAAR) tahun 2014 ini, Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat mengangkat sebuah grand tema, “Tuhan Membusuk”. Sebuah tema yang cukup menggelitik.

Tak pelak tema tersebut memancing reaksi penolakan dari kalangan dekanat dan rektorat, kendati banyak pula dari sejumlah dosen yang mendukung.

Buntutnya, banner bertulisan tema tersebut harus diturunkan. Pihak dekanat beralasan, tema itu dikhawatirkan akan dikonsumsi masyarakat awam.

Gubernur Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Rahmad Sholehuddin menjelaskan, tema tersebut sejatinya berangkat dari sebuah realitas keberagamaan masyarakat Indonesia yang belakangan kian memperihatinkan.

“Sekarang tidak sedikit orang atau kelompok yang mengatasnamakan Tuhan dengan mudah membunuh orang lain,” kata Rahmad, Sabtu 30 Agustus 2014.

Demi (membela) Tuhan, mereka rela mempertaruhkan nyawanya. Perilaku ini lazim dilakoni oleh kelompok yang mengklaim paling shaleh. Kelompok yang mengklaim paling islami. Akibatnya, kelompok yang berbeda dengan mereka dengan mudah dituduh ‘kafir’ yang darahnya halal.

Keperihatinan yang lain adalah fenomena keberagamaan masyarakat modern yang mulai menempatkan spiritualitas sebagai alternatif pemecahan berbagai problem kehidupan.

Ironisnya, semangat keberagamaan masyarakat modern bertitik tolak pada pertimbangan matematis-pragmatis. Untung-rugi. Bila tidak lagi mampu memberi mamfaat secara materi, maka dengan mudah ‘agama’ dicampakkan begitu saja.

“Agama (Tuhan) tidak lebih hanya dijadikan sebagai pemuas atas kegelisahan yang menimpanya. Tidak salah kalau sekarang agama dikatakan berada di tengah bencana,” tegas mahasiswa jurusan Perbandingan Agama ini.

Rahmad lalu mencontohkan, ketika ditimpa musibah maka dengan reflek masyarakat ingat Tuhan. Keadilan Tuhan pun digugat. Di sisi lain, peran Tuhan kerap berada dalam simbol ketidakberdayaan. 

“Lagi-lagi Tuhan tetap berada di pojok kesalahan. Itulah salah satu alasan mengapa kami mengangkat tema itu,” tandas alumnus Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong Probolonggo ini.

Dia menambahkan, yang hendak dikritik bukan eksistensi Tuhan, melainkan nilai-nilai ketuhanan yang sudah mulai mengalami ‘pembusukan’ dalam diri masyarakat beragama. 

“Dengan tema ini, kami berharap mahasiswa baru bisa menerapkan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.

OSCAAR 2014 bagi mahasiswa baru UIN Sunan Ampel berlangsung sejak Kamis 28 Agustus, dan akan berakhir pada 30 Agustus 2014, malam nanti. (ahay)


Sumber Santri News  / Foto : Panitia tengah memberikan pengarahan bagi mahasiswa baru Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya (dok/santrinews.com)
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>