Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live

Mahmoud Abbas : PLO-Hamas Akan Mengakui Israel

$
0
0
Muslimedianews.com, Ramallah ~ Presiden Palestina Mahmoud Abbas mensinyalkan bahwa pemerintahan bersama akan mengakui Israel. Pemerintahan baru tersebut merupakan gabungan antara faksi Palestine Liberation Organization (PLO) dan Hamas.

"Pemerintahan baru akan berada di bawah perintah dan kebijakan saya. Saya mengakui Israel dan pemerintahan baru pun akan mengakui Israel. Saya menolak kekerasan dan terorisme," ujar Abbas pada para pemimpin senior PLO di Tepi Barat, Ramallah, Sabtu (26/4/2014).

Perjanjian antara Hamas dan Fatah, partai milik Abbas, adalah membentuk pemerintahan elite baru yang mandiri dalam lima pekan ke depan. Pemerintahan tersebut akan melaksanakan pemilu paling tidak enam bulan setelah dibentuk.

Pandangan Hamas yang menolak mengakui Israel tidak mempengaruhi Abbas. Karena kedua belah pihak sepakat pemerintahan baru tidak akan memasukan anggota Hamas.

Juru Bicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan, pengakuan Israel oleh Mahmoud Abbas bukan hal yang baru. Tetapi Hamas tidak akan pernah mengakui Israel.

Sumber : Reuters via Republika Online/ROL

Mahfud MD: Hari Ini Dalam Olahraga Saya Pakai Sepatu Dahlan Iskan

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Calon Presiden dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah satu dari sekian banyak politis yang aktif di media sosial seperti Twitter. Ia pun rajin membalas setiap pertanyaan followers-nya.

Seperti sesaat lalu, Mahfud melayani JOKOCBHTC. JOKOCBHTC dalam akun Twitternya @jp_4376 mengatakan, kalau Mahfud bisa berduet dengan Dahlan Iskan, duet ini adalah pasangan yang cocok dan tepat.

"Kalau Prof Mahfud duet sama pak @iskan_iskan untuk negeri ini pasti mantap, apa ya bisa?" tanya dia.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu langsung menjawabnya, ia mengatakan dengan siapa saja bisa, termasuk dengan Dahlan Iskan yang kini menjabat Menteri BUMN dan rangkin pertama dalam Konvensi Capres Partai Demokrat.

"Ya, hari ini dalam olahraga saya pakai sepatu DI," demikian lewat akun @mohmahfudmd, Minggu (27/4/2014).

JOKOCBHTC pun langsung menimpalnya. "Semoga duetnya bisa terjadi," demikian @jp_4376.

Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah lama mempromosikan sepatu baru buatan dalam negeri dengan merek "DI 19". Sepatu kets ini pun sudah diproduksi secara massal.


Sumber: JPNN

Alhamdulillah, Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi Kembali Normal Seperti Dulu

$
0
0
Muslimedianews, Bekasi ~ Majelis maulid menggema di seantero Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi pada Kamis (24/04/2014) bakda 'Isya. Maulid sekaligus peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW bisa terselenggara setelah Masjid MMR diamankan Pemkot Bekasi. Sebelumnya, kegiatan seperti ini tidak diperbolehkan selama beberapa tahun. Saat itu, Masjid MMR Bekasi dipegang DKM lama yang akhirnya dimonopoli kelompok tertentu yang menganut paham Islam radikal.

Para jama'ah yang berbeda paham dengan DKM lama kesulitan menyelenggarakan aktivitas dan pengajian dalam masjid. Anehnya, kepengurusan DKM lama justru malah mengundang ustadz-ustadz radikal seperti Abu Bakar Ba'asyir, bahkan deklarasi teroris ISIS Indonesia yang berasal dari Suriah pun pernah diselenggarakan di Masjid MMR lama.

Jama'ah yang kesal dan tidak ingin masjidnya dijadikan ajang terorisme protes dan mengadu kepada Pemerintah Kota Bekasi Selatan. Pemkot menjawab aduan para jama'ah dengan mengamankan masjid dan mengganti kepengurusan DKM lama dengan yang baru yang terbebas dari paham radikal. Kini, suasana Masjid Muhammad Ramadhan kembali normal seperti dulu, yang menerima semua aliran madzhab.

Dalam sambutan peringatan Maulid dan Isra Mi'raj sekaligus tasyakuran atas terbentuknya kepengurusan DKM baru, Ketua DKM Sukandar Ghozali, yang juga anggota Pimpiman Daerah Muhammadiyah Bekasi mengatakan saat ini Masjid Ramadhan terbuka untuk semua mazhab dan aliran umat Islam. Semua ditampung dan boleh melakukan kegiatan di Masjid Ramadhan.

”Masjid Mohammad Ramadhan bukan milik satu golongan, tapi milik semua umat Islam”, ujarnya.

Sukandar Ghozali merupakan salah satu warga dan pendiri pendiri Masjid Mohammad Ramadhan. Dijelaskannya, sudah sejak 2009 dicoba melakukan regenerasi dan pergantian kepengurusan DKM, tetapi selalu gagal karena DKM yang lama tidak mau dicopot. DKM lama dibawah kepemimpinan Nanang beranggapan bahwa DKM Masjid statusnya otonom dan tidak berada dibawah Yayasan Al-Anshar.

Ketua DKM baru ini juga mengatakan Nanang belakangan berubah, terlalu dipengaruhi paham pemikiran Abu Bakar Ba’asyir (JAT). Sejak 2004-2009 perjalanan DKM itu normal. Tapi sejak 2009, perubahan wacana pemikiranNanang itu mempengaruhi program kegiatan di Masjid Ramadhan. Banyak kegiatan cenderung ekslusif, yang membuat warga sekitar resah.

“Kami sudah lama menasehati dan berkali-kali mengingatkan. Tapi tetap tak ada perubahan. Beberapa kali dicoba untuk melakukan pergantian DKM juga selalu ditentang. Ustadz Nanang beranggapan DKM Masjid tidak di bawah Yayasan Al-Anshar. Begitu terus berulang-ulang. Maka Pemkot mengambil alih DKM dan mengadakan pergantian DKM dan saya mendapat amanah menjadi Ketua DKM.”

Sebagai Ketua DKM MMR yang baru, ia pun sering mendapat ancaman fisik maupun non-fisik, tapi itu tidak membuatnya mundur, bahkan hampir dibacok. Ia pun menyatakan dirinya punya laskar yang siap membantu, melindungi, dan menjaganya.

“Sejak menjadi Ketua DKM berbagai ancaman fisik dan non fisik terus saja terjadi. Ancaman non fisik itu dilancarkan melalui sms, dan ancaman fisik langsung ditujukan kepada diri saya. Tapi saya tidak gentar dan tidak mundur walau hampir dibacok”, ujar Sukandar.

"Saya ini kan juga penasehat FBR. Jadi saya punya laskar, yang bisa membantu, menjaga dan melindungi saya. Menjadi Ketua DKM ini perjuangan hidup-mati, untuk mempersatukan umat. Dari kami nanti akan ada penjelasan resmi tentang fakta-fakta terkait Masjid Mohammad Ramadhan ini. Nanti akan disiarkan melalui Radio Dakta”, lanjut Sukandar Ghozali.

Berkat perjuangan orang-orang seperti Sukandar Ghozali inilah, sekarang para jama'ah merasakan manfaat masjid MMR seperti sedia kala. Para jama'ah kini dapat leluasa menggelar kajian Islam ahlussunnah yang sebelumnya tidak diperbolehkan. Majelis Maulid dan Isra Mi'raj adalah salah satu contoh nyata.  Acara itu dihadiri Camat Bekasi Selatan Abi Hurairah, para Lurah se-Bekasi Selatan, Ketua DKM baru Drs. H. Sukandar Ghozali, serta ustadz Zainal Arifin, serta ratusan hadirin lainnya dari warga sekitar masjid, serta dari tempat lainnya.

Acara diramaikan dengan alunan indah musik rebana sejak ba’da Maghrib disertai pembacaan tahlilan. Pembaca acara menyatakan bahwa acaranya pada malam itu adalah “Maulid di penghujung dan Isro’-Mi’raj di awalan”.

Camat Bekasi Selatan Abi Hurairah menegaskan bahwa baru sekarang bisa mengadakan pergantian DKM. Masyarakat pun senang karena status masjidnya ditingkatkan menjadi Masjid Raya Bekasi Selatan yang berarti Pemkot ikut bertanggung jawab dalam hal pendanaan masjid. 

”Dan kini status Masjid Ramadhan ditingkatkan dari Masjid Jami’, menjadi Masjid Raya Bekasi Selatan”, kata Camat Bekasi Selatan.

Alhamdulillah, ketentraman Masjid Muhammad Ramadhan/ Masjid Raya Bekasi sudah kembali, tidak ada lagi paham-paham radikal yang bercokol di masjid ini.

Fenomena Mengaji Agama di Internet

$
0
0
Muslimedianews.com, Esai~ Berjuta maaf saya sampaikan kalau tulisan ini jauh panggang dari api, jauh pena dari ilmu. Sebab, tulisan ini hanya kontemplasi diri atas fenomena di abad googleliyah ini. Refleksi diri yang awam dan jahil alias bodoh. 

Dulu (menurut cerita para orangtua), kenyamanan beribadah dan mencari ilmu (khususnya agama) agak sedikit terganggu. Terlebih kalau sudah masuk senja, hanya mengandalkan lampu tempel (yang minyaknya sangat dihemat-hemat), tapi semangat anak-anak kecil untuk mencari ilmu kepada seorang yang dianggap mumpuni keilmuannya sangatlah besar. Bahkan semangat yang besar itu seakan menjadi kobaran api yang mengalahkan kobaran obor yang dibawa mereka saat mencari ilmu. Karena buat mereka, menghilangkan kebodohan adalah awal dari kesuksesan.

Mereka amat semangat untuk mengaji agama kepada pak kiai, pak ustadz, guru, ajengan dan seterusnya, demi ilmu dan demi kesuksesan dunia akhirat. Tapi ternyata, bukan hanya ilmu yang mereka cari, bukan cuma impian sukses yang mereka harapkan, mereka pun belajar berakhlak yang baik, akhlak al karimah. Betapa mereka amat bergembira bila mencium telapak tangan ibu dan bapaknya ketika berangkat mengaji, lalu mencium telapak tangan gurunya ketika tiba di pengajian. Tidak berani membantah perkataan orangtua, perintah guru dan seterusnya. 

Sekarang di zaman twitteriyah dan facebookiyah ini, entah fenomena apa yang sedang ku saksikan sebenarnya. Ba'da maghrib mereka kaum muda lebih senang buka facebook, google, yahoo messenger, twitter dan seterusnya hanya untuk post status, demi mengeluh dan mengadukan masalah-masalahnya ke semua teman mayanya. Dan yang lebih ironis serta kronis, yaitu mereka me-repost catatan-catatan keilmuan/keagamaan tanpa pernah memiliki guru yang membimbing. Mereka sudah merasa sangat pandai dan ‘alim bila me-repost/share link-link keagamaan tersebut atau tulisan keagamaan dari buku yang dia baca.

Bahwa mencari ilmu itu sebuah kewajiban bagi muslim adalah benar, tapi belajar kepada guru untuk mencari ilmu adalah keharusan dalam agama. Belajar tanpa guru, maka syaithan yang menjadi gurunya, begitu para ulama mengatakan.

Dan celakanya, mereka anggap internet itu adalah guru yang kompeten dan pakar dalam agama, akhirnya mereka melupakan dan mengacuhkan kitab-kitab yang dibawakan oleh para guru dalam sebuah majlis ta'lim. Sehingga pantas jika mereka hanya memiliki kemampuan knowledge saja tapi tidak memiliki keunggulan dalam akhlak. Mereka senang menyalahkan perilaku orang lain, gemar menganggap orang lain itu salah, bahkan mereka berani mengatakan orang lain itu melakukan perbuatan syirik dan kafir, karena mereka menganggap orang lain itu melakukan sesuatu yang tidak diajarkan oleh agama. Padahal yang menurut mereka ajaran agama itu sebenarnya adalah ajaran internet. Mereka faham agama sebatas lisan dan mata, bukan kandungan dari agama itu sendiri.

Tidak terlarang mencari pengetahuan dari apapun termasuk dari eyang google dan sebangsanya, tapi yakinkan apa yang kita lihat dan pelajari itu adalah sesuatu yang haq dengan bimbingan seorang guru.

Lihatlah salah satu syarat dalam mencari ilmu, yaitu irsyadul ustadz atau bimbingan seorang guru. Dan perhatikanlah tujuan dari bi'tsaturrasul,yaitu li utammima makarimal akhlaq atau menyempurnakan akhlak yang baik.

Oleh : H. Sujatmiko Huda
Santri Majelis al Musnid Bekasi

dikutip  dari NU Online/gambar:google

Muslimat Jombang Bekali Juru Dakwah Materi Aswaja

$
0
0
Muslimedianews.com, Jombang~ Merespon tantangan pendangkalan akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah yang terjadi di beberapa wilayah, Pimpina PC Muslimat NU Jombang membekali para daiyah atau penceramah perempuan dengan materi keaswajaan.

Seperti yang rutin dilaksanakan pada Sabtu Pon, sejumlah penceramah ini dihadirkan di Kantor PC Muslimat NU Jombang Jalan Juanda untuk menerima materi tersebut. "Kegiatan ini rutin kami selenggarakan setiap Sabtu Pon," kata Hj Aisyah Muhammad kepada NU Online (26/4/2014).

Ketua PC Muslimat NU Jombang ini menandaskan bahwa para peserta kegiatan adalah sejumlah penceramah perempuan yang biasa mengisi pengajian umum maupun yang memiliki jamaah di masing-masing wilayah.
"Target kami adalah memberikan mereka wawasan dan pendalaman materi yang berhubungan dengan Aswaja ala Nahdlatul Ulama," kata Bu Is, sapaan akrabnya.

Para peserta dari kepengurusan ranting dan Pimpinan Anak Cabang diberikan kesempatan menceritakan pengalaman mereka saat menyampaikan materi keagamaan. "Dari penjelasan mereka akan diketahui bagaimana kesulitan dan tantangan yang dihadapi pada daiyah dalam menyampaikan sejumlah pesan keagamaan," kata cucu KH Abdul Wahab Chasbullah ini.

Pemateri kegiatan rutin ini adalah KH Abdul Choliq Hasan yang juga Katib Syriah PCNU Jombang. Dipilihnya Gus Choliq tentunya banyak pertimbangan. "Yang pasti Gus Choliq sangat menguasai materi keaswajaan," kata Bu Is. Pertimbangan lain adalah lantaran yang bersangkutan bisa menjelaskan materi Aswaja yang dianggap sulit menjadi lebih gamblang, lanjut Bu Is.

Sebagai upaya memberikan pelayanan terhadap kebutuhan dakwah di sejumlah daerah, maka kegiatan ini akan terus dipertahankan. "Manfaatnya sangat terasa baik bagi para daiyah dan jamaah di beberapa daerah, khususnya kawasan pedalaman," terang Bu Is.

Pada saat yang sama, para penceramah perempuan ini diberikan informasi terbaru soal kebijakan dan program PC Muslimat NU Jombang yang harus diketahui dan diikuti warga di tingkat kecamatan hingga desa. "Manfaatnya bisa dobel, yakni untuk dakwah dan organisasi," ungkap Bu Is.

Sehingga, tambah dia, sangat beralasan kalau kemudian banyak program PC Muslimat NU Jombang yang diikuti warga di tingkat bawah. (Syaifullah/Abdullah Alawi)


Sumber : nu.or.id

29 Mahasiswi Al-Azhar Mesir Keracunan

$
0
0
Muslimedianews.com, Luxor ~ Sebanyak 29 mahasiswi Universitas Al-Azhar di Luxor, Mesir, keracunan makanan. Ini kasus keracunan ketiga dalam satu tahun terakhir yang menimpa universitas Islam tertua dan paling berpengaruh di Mesir itu.

Dikutip dari laman Ahram Online, Kamis, 24 April 2014, kasus ini terjadi lantaran buruknya penyimpanan makanan sehingga makanan menjadi tidak sehat. Para siswa yang keracunan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sebagian besar dari mereka langsung diperbolehkan pulang setelah mendapat pengobatan. Hanya sembilan siswa yang diminta menginap untuk perawatan lebih lanjut.

Tahun lalu, hampir 700 mahasiswa kampus utama Al-Azhar di Kairo menderita keracunan dalam dua insiden yang hanya berjarak kurang dari satu bulan.

Kejadian ini memicu demonstrasi besar yang dilakukan para mahasiswa. Mereka menuntut pihak universitas yang dianggap lalai dan meminta Imam Ahmed El-Tayyeb, pejabat yang mengawasi sistem pendidikan Al-Azhar, dipecat.  Kepala universitas itu akhirnya dipecat menyusul insiden ini.


Sumber : Ahram Online via Tempo
Photo from student protest at Al-Azhar University against first food poisoning case earlier in April (Photo: Azhar student union media center)

Lirboyo Bershalawat pada 24 Mei 2014

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Lirboyo Bershalawat bersama Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dari Solo Jawa Tengah akan digelar pada Sabtu malam Minggu, 24 Mei 2014 atau 25 Rajab 1435 H, pada pukul 19.30 WIB sampai selesai.

Acara ini dalam rangka Haul dan Haflah Akhirussanah Pondok Pesantren Putri Tahfidzil Qur'an.

Bertempat di lapanga barat Aula Muktamar Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur.

Umat Islam dihimbau untuk mengenakan pakaian putih (*/)

Muhammad Mukhlas Noer via facebook

Gus Mus; Kita Semakin Kekurangan Teladan

$
0
0
Muslimedianews ~ Malam ini kita membacakan tahlil dan mendoakan almarhum KH. Zainal Abidin Munawwir. Kita itu sok-sok-an. Model seperti saya dan panjenengan gayanya mendoakan Kiai Zainal. Ya, kita semua sesungguhnya hanya mengharap barokah dari beliau.

Meski saya bukan wali, tapi saya meyakini Kiai Zainal itu adalah wali. Karena seperti terdapat dalam al-Quran, ciri wali itu tidak punya rasa takut dan tidak punya susah. Lha saya belum pernah tahu Kiai Zainal itu punya rasa takut dan susah.

أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Yunus ayat 62).

Sebenarnya panjenengan itu juga bisa jadi wali, wong panjenengan sudah memiliki salah satu syaratnya. Padahal syarat menjadi wali cuma dua. Panjenengan semua sudah punya satu, yaitu mengakui bahwa Gusti Pangeran itu hanyalah Allah Ta’ala.

إِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللهُ، ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” (QS. al-Ahqaf ayat 13).

Jadi syarat yang pertama, menyatakan bahwa Tuhannya adalah Allah (قَالُوْا رَبُّنَا اللهُ), yang kedua adalah istiqomah (ثُمَّ اسْتَقَامُوْا). Untuk jadi wali seperti Kiai Zainal, panjenengan kurang satu syarat saja, yaitu istiqomah. Syarat istiqomah ini memang yang paling sulit.

Panjenengan menyaksikan sendiri bagaimana Kiai Zainal dalam keadaan gerah masih berangkat ngimami di masjid dan tetap memikirkan santri. Sementara banyak orang yang mau sholat, tapi jarang yang sholatnya bisa istiqomah; orang yang mau mengajar juga banyak, tapi yang mengajar dengan istiqomah itu jarang; banyak yang bisa memperhatikan anaknya orang, tapi yang memperhatikan anak orang secara terus-menerus itu sedikit sekali. Istiqomah itu yang berat.

Saya mendengar ada gunung meletus tidak begitu kaget, meskipun abunya sampai Jogja. Tapi saya kaget mendengar kiai-kiai wafat, Kiai Sahal Mahfudz kemudian menyusul Kiai Zainal. Gusti Allah itu, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw., bila mengambil ilmuNya, tidak dengan cara mencabut ilmu itu dari dada para ulama (إن الله لا يَنْتَزِعُ العلم انتزاعا من صدور العلماء), akan tetapi (بقبض العلماء) Allah mengambil ilmuNya dengan cara mewafatkan ulama.

Kiai Munawwir dipundut nyawanya, sekaligus diambil ilmunya; Kiai Abdullah dipundut beserta ilmunya; Kiai Abdul Qodir dipundut beserta ilmunya; Kiai Ali Maksum dipundut beserta ilmunya; Kiai Warsun dipundut beserta ilmunya; Kiai Zainal dipundut beserta ilmunya.

حتى إذا لم يَبْقَ عالم، وفي رواية: حتى إذا لم يُبْقِ عالما، اتخذ الناس رؤوسا جهالا فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا – أو كما قال رسول الله صلى الله عليه وسلم

Kalau kiai-kiai sudah diambil, orang-orang bingung harus bertanya kepada siapa. Mereka kemudian bertanya kepada orang sembarangan: pokoknya asal orang pakai sorban; asal jenggotan; asal jubahan; dipanggil kiai; dipanggil ustadz; pasti akan ditanya (فأفتوا بغير علم). Maka mereka menjawab tanpa ilmu, (فضلوا وأضلوا) jadinya mereka sesat dan menyesatkan orang lain.

Ini semua sekarang sudah kelihatan tanda-tandanya: banyak mufti jadi-jadian, yang ditanya apa saja bisa menjawab. Padahal itu tandanya geblek, bukan tanda orang yang alim. Tandanya orang bodoh itu adalah bila ditanya apa saja, bisa menjawab.

Ditanya: “Bagaimana hukumnya ayam yang ketabrak mobil, Ustadz?” “Itu ayamnya masih hangat apa tidak?” “Masih agak hangat, Ustadz.” “Kalau masih agak hangat berarti agak halal…” Sampeyan kalau mau tahu silakan buka televisi, ukuran jawabannya asal bisa dinalar saja.

Ada juga dikatakan: (موت العالِم موت العالَم). Pada masa ini yang sulit itu adalah mencari teladan. Islam itu kekurangan contoh. Oleh sebab itu wajah Islam kelihatan jelek, karena kurang contoh. Yang dijadikan contoh yang jelek-jelek. Sampeyan lihat Youtube, ada bocah edan pakai jubah, menginjak kepala, yang begini ini yang merusak. Kalau ditanya: bagaimana baiknya, maka jawabnya: baiknya mandeg saja, gak usah lagi. Ini merusak Islam. Orang Islam saja melihatnya jijik dan muak, apalagi orang lain.

Lha di (Krapyak) sini ini sudah banyak contoh. Ada Kiai Abdul Qodir, ada Kiai Ali. Kalau mau yang agak ketat, ada Kiai Zainal. Kalau mau contoh yang gampangan, ada Kiai Ali. Ada semua contohnya. Orang itu macam-macam. Ada yang maunya ketat, ada yang maunya enteng. Dan yang seperti ini sudah ada sejak zaman Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Santrinya macam-macam, ada yang seperti Abu Bakar Ra., ada yang seperti Umar Ra.

Sahabat Umar Ra. itu contoh sahabat sangat berhati-hati. Hingga terhadap teman dan saudaranya sendiri saja keras, hingga sahabat Khalid bin Walid Ra. dipecat dari jabatannya sebagai Komandan Tentara. Sahabat Abu Bakar Ra. lain, lembut. Pendekatannya berbeda. Tapi semua itu didasarkan pada rahmat dan kasih sayang. Itu yang kemudian dilanjutkan dari sejak sahabat, tabi’in dan para ulama hingga sampai kepada Mbah Hasyim Asy’ari.

Beliau punya dua orang anak buah yang berbeda: Mbah Bisri Syansuri yang ketat dan Mbah Abdul Wahab Hasbullah yang gampangan. Warga Nahdliyyin yang sedemikian banyak akhirnya punya pilihan: yang belum bisa ya ikut Mbah Wahab, yang sudah bisa ya ikut Mbah Bisri. Tapi manusia yang macam-macam itu, yang ketat maupun gampangan, mesti dilandasi dengan kasih sayang.

Makanya kalau saya ditanya tentang kriteria kiai itu apa, maka saya jawab:

 الذين ينظرون إلى الأمة بعين الرحمة

“Kiai adalah mereka yang memandang umat dengan pandangan rahmat.”

Mereka ini hanya meniru Kanjeng Nabi Muhammad Saw., yang beliau itu:

عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. at-Taubat ayat 128).

Tapi yang namanya meniru Kanjeng Nabi itu ya tidak mungkin bisa persis meniru semua seperti Nabi. Kalau sama persis nanti dikira ada nabi kembar. Ada yang meniru cara peribadatannya; ada yang meniru model perjuangannya; ada yang meniru cara dakwahnya. Meniru apa saja. Kanjeng Nabi itu hebat dalam bidang apa saja: termasuk saat menjadi panglima.

Jadi, meskipun orang itu pakai sorban sebesar ban truk, jenggotnya puanjang hingga pusar, tapi tidak punya belas kasih kepada umat, maka saya tidak sudi memanggilnya kiai. Sebaliknya, meskipun orang itu tidak berpenampilan kiai, tapi punya belas kasih kepada umat, maka dia itu kiai.

Sama halnya bila ada orang yang merasa pinter, dan menyatakan bahwa orang yang ber-Islam itu harus dengan merujuk langsung pada al-Quran dan al-Hadits. Ini orang yang juga tidak punya belas kasih terhadap orang awam. Bagaimana mungkin, sementara dia saja tidak becus membaca al-Quran, dan belum tentu paham dengan apa yang dibacanya.

Orang Arab sendiri belum tentu paham bila membaca al-Quran secara langsung. Sampeyan bandingkan dengan kiai-kiai zaman dahulu, seperti Imam Syafi’i dan sesudahnya, yang mereka membuat buku-buku praktis semisal Sullamut Taufiq, Safinatun Naja, maupun Taqrib. Ulama seperti mereka itulah yang pantas mengkaji dasar al-Quran dan al-Hadits secara langsung. Tidak sembarangan. Jadi orang-orang awam tinggal mengikut buku-buku praktis yang sudah dibuat, daripada jika mereka disuruh melihat al-Quran sendiri, tentu akan malas. Beliau-beliau para ulama itulah, dengan dilandasi kasih sayang, membantu orang awam dalam memahami Islam.

Dengan melihat istiqomahnya Kiai Zainal dalam ibadah, mengajar dan membimbing santri, paling tidak kita bisa tahu dan mencontoh bagaimana perilaku Nabi. Kita tidak perlu melihat Nabi secara langsung. Saya sendiri kadang melamun, seumpama saya hidup di masa Nabi, tentu saya merasa enak, karena tidak perlu membaca al-Quran, tidak perlu belajar banyak, sebab melihat sendiri sudah ada ‘al-Quran berjalan’. Jadi kalau mau perlu apa-apa tinggal melihat Nabi; Bagaimana membina persaudaraan yang baik melihat Kanjeng Nabi, bagaimana memimpin ummat yang baik melihat Kanjeng Nabi, bagaimana perjodohan yang baik ya melihat Kanjeng Nabi, bagaimana bergaul dengan orang tua melihat Kanjeng Nabi, bagaimana bergaul dengan anak muda melihat Kanjeng Nabi.

Semuanya tidak perlu membuka al-Quran dan tinggal melihat Kanjeng Nabi. Tapi kemudian tersirat pikiran waras saya, ya kalau saya ditakdirkan ikut Kanjeng Nabi. Kalau ternyata saya ditakdirkan ikut Abu Jahal?! Maka tak perlu melamun hidup di zaman Nabi. Kita hidup sekarang di zaman akhir seperti ini juga tidak apa-apa asal kita masih ikut dengan tuntunan Kanjeng Nabi.

Jadi semakin lama kita itu semakin sulit mencari contoh. Kalau kita rajin membaca al-Quran, mengerti maknanya al-Quran, maka tak mengapa bila kita tak usah cari contoh. Kita tidak perlu banyak contoh bila kita sudah rajin membaca al-Quran dan mengetahui makna al-Quran. Tapi yang terjadi; kita sudah tidak punya contoh, membaca al-Quran pun hanya ketika bulan Ramadhan, itupun bacanya ngebut.

Kenapa kalau membeli televisi atau sepeda motor kita tak perlu membaca buku panduannya? Padahal membeli barang-barang seperti itu pasti ada buku tebal sebagai panduannya: kalau mau menghidupkan, tekan tombol yang bertuliskan “power”; bagaimana caranya memindah channel. Tapi saya yakin, panjenengan itu beli tivi atau motor tanpa pernah membaca buku panduannya. Lha kok bisa tahu dari mana? Ya, karena panjenengan sudah sering melihat orang menghidupkan tivi.

Demikian juga dulu para sahabat. Meskipun tidak membaca buku panduan, tapi mereka melihat dan meniru Kanjeng Nabi. Sesudah Kanjeng Nabi tidak ada, ya harus melihat para sahabat sebagai murid-murid Kanjeng Nabi, dan seterusnya, sebagaimana diperintahkan oleh Kanjeng Nabi :

أصحابي كالنجوم، بأيهم اقتديتم اهتديتم

“Sahabat-sahabatku bagai bintang gemintang. Dengan siapapun diantara mereka kalian berpegang, kalian akan mendapat petunjuk.”

Demikian, semoga kita semua mendapatkan barokah Kiai Zainal, menjadi orang yang sholeh. (Ditranskip oleh KH. Hilmy Muhammad atas mauidzah KH. Musthofa Bisri (Gus Mus) Pesantren Roudhotut Tholibin Leteh Rembang, yang disampaikan dalam tahlilan almarhum KH. Zainal Abidin Munawwir di Krapyak Yogyakarta, Senin 17 Februari 2014 M./16 Robi’uts Tsani 1435 H.).


Pesan Islami : 'Islamku Bukan Arab Saudi'

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Banyak cara untuk menyebarkan pesan-pesan Islami dalam upaya menyampaikan pemahaman yang tepat soal Islam. Salah satunya melalui stiker berupa pesan singkat yang ditempel pada sebuah mobil.

Itulah yang terdapat pada sebuah mobil carry hitam berplat nomor BP 1558 DB (plat nomor Kepulauan Riau). Foto mobil carry tersebut tersebar di jejaring sosial facebook.

Dibagian belakang mobil terdapat tulisan "ISLAMku BUKAN arab saudi". Pesan singkat itu seolah ingin menyampaikan bahwa Islam tidak sama dengan negara yang bernama Saudi Arabia. Arab Saudi adalah sebuah negara berbentuk kerajaan yang didirikan oleh Bani Saud dengan sekutunya. Awalnya kawasan tersebut bukanlah Arab Saudi tapi bernama Hijaz. Bani Saud bersama sekutunya berhasil merebut kekuasaan setelah melakukan pemberontakan terhadap Khilafah Turki Utsmani.

Tidak sedikit dari umat Islam yang memiliki pemahaman tidak tepat terkait Islam dan Arab. Mereka beranggapan bahwa segala sesuatu yang berbau ke "arab-araban" adalah Islami. Mereka seolah merasa belum sempurna "Islam"-nya kalau tidak arab.

Padahal umat Islam Indonesia meskipun sama-sama beragama Islam seperti umat Islam di Arab, tetapi masing-masing dari keduanya memiliki kekhasan budaya.

Ketua Tanfidziyah PCNU Jember KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus Aab) pernah mengatakan orang Indonesia yang beragama Islam adalah orang muslim yang tinggal di Indonesia serta memahami sejarah bangsa, sejarah masuknya islam ke Indoneia, serta budaya Indonesia. Perilaku beragama mereka tidak bisa dipisahkan dari budaya Indonesia. Muslim yang seperti ini biasanya akan mampu menampilkan wajah Islam yang rahmatan lil’alamin Islam yang damai dan moderat.

KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) pernah mengatakan bahwa “Islam kita itu ya Islam Indonesia bukan Islam Saudi Arabia, bukan berarti kalau tidak pakai jubah dan sorban Islam kita tidak diterima".

Kiai yang akrab disapa Gus Mus ini berpesan kepada umat Islam di Indonesia untuk meneladani Nabi Muhammad SAW secara tepat. Menurut dia, Nabi termasuk pribadi yang menghargai tradisi setempat dan berperangai menyenangkan. “Rasulullah SAW memakai jubah, sorban dan berjenggot ya karena tradisi orang Arab seperti itu. Abu Jahal juga berpakaian yang sama, berjenggot pula. Bedanya kalau Rasul wajahnya mesem (sarat senyum) karena menghargai tradisi setempat. Nah, kalau Abu Jahal wajahnya kereng (pemarah). Silahkan mau pilih yang mana?”.
Oleh : Ibnu Manshur
Sumber foto : akun Wahhabi Parlindungan  dan Muhammad Syahid Al-Maduriy. Dikedua akun facebook pengikut wahhabi sesat tersebut, foto diatas menjadi bahan mengolok-ngolok "NU" dengan kedangkalan yang mereka memiliki.

Astaghfirullah DPP HTI Nyatakan Kebolehan Melihat Gambar Porno

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Dalam salah satu tulisannya yang membahas mengenai melihat gambar porno atau melihat gambar aurat wanita, DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Syamsuddin Ramadhan atau Fathiy Syamsuddin Ramadhan An Nawiy memberikan 'fatwa' yang sangat mengejutkan dengan menyatakan bahwa hukum melihat gambar aurat wanita atau gambar porno adalah boleh (mubah).

"Atas dasar ini, kebolehan melihat foto porno didasarkan pada dalil-dalil yang bersifat umum.", simpul ustadz HTI yang dilabeli sebagai "KH (Kyai Haji)" tersebut.

Dalil-dalil umum yang disebutkan oleh ustadz HTI penulis buku "Panduan Lurus Memahami Khilafah Islamiyah Menurut Kitab Kuning" tersebut antara lain QS. Al A'raf ayat 185, 198 ; QS. Yusuf ayat 109-110; QS. Al Hijr ayat 16; QS. Al Ruum ayat 9, 42; dan QS. Az-Zukhruf ayat 25.

"Berdasarkan ayat-ayat ini hukum melihat benda adalah mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkannya. Foto adalah benda yang ada di muka bumi ini. Oleh karena itu, ia termasuk ke dalam keumuman ayat-ayat di atas", jelas ustadz HTI yang memiliki akun facebook fb.com/syamsuddin.ramadhan tersebut.

Menurut  ustadz HTI, kebolehannya ibaratkan melihat foto babi. Babi haram dimakan tapi tidak haram dilihat. Jika dilihat langsung saja boleh, maka fotonya juga boleh. Kemudian ustadz HTI itu juga mengatakan bahwa Rasulullah melihat langsung orang kafir, baik wanita maupun pria. Maka foto yang boleh dilihat tidak dibatasi yang menutup aurat atau tidak.

"Para shahabat juga menyaksikan babi-babi yang dipelihara oleh orang-orang kafir. Ini menunjukkan bahwa melihat benda-benda yang diharamkan untuk dimakan, hukumnya berbeda dengan memakan benda-benda yang diharamkan tersebut. Tidak bisa digeneralkan, kalau memakannya tidak boleh berarti melihatnya juga tidak boleh. Jika melihat langsung saja boleh, tentunya melihat foto darah, foto khamer juga diperbolehkan. Demikian juga foto manusia. Foto di sini tidak dibatasi foto wanita dan pria muslim saja, akan tetapi semua foto manusia. Sebab, Rasulullah saw juga melihat secara langsung orang-orang kafir, baik wanita maupun pria. Foto yang boleh dilihat juga tidak dibatasi apakah menutup aurat atau tidak. Sebab, larangan yang berhubungan dengan aurat, hanya melihatnya saja secara langsung. Nash-nash menunjukkan pengertian ini dengan sangat jelas", jelas ustadz HTI lagi.

Lebih lanjut, menurut anggota Lajnah Tsaqofiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia itu, hukum melihat gambar porno tidak ubahnya dengan hukum melihat tayangan televisi. Adanya gambar porno di TV dijadikan oleh Muhammad Ramadhan An-Nawiy itu sebagai pembenaran dalam tulisannya.

"Di televisi kita, hampir-hampir tidak ada satupun acara yang tidak mengetengahkan adegan porno. Presenter wanita yang tidak mengenakan kerudung dan jilbab, sudah terkategori membuka aurat alias porno. Demikian juga dengan tayangan film, sinetron, dan lain sebagai. Seandainya para pengkritik pendapat yang membolehkan melihat gambar porno konsisten dengan pendapatnya, tentu ia harus menjauhi dari aktivitas menonton televisi. Pasalnya, televisi tersebut menayangkan gambar-gambar porno!"

Meskipun menyatakan boleh melihat gambar porno, tapi tidak menganjurkan melihatnya. "Akan tetapi, seluruh penjelasan kami ini tidak boleh dipahami bahwa kami mendorong dan menganjurkan kaum muslim untuk melihat gambar porno, karena status hukumnya yang mubah. Kami tetap menganjurkan agar kaum muslim menjauhi perbuatan itu sejauh-jauhnya", ujarnya.


Oleh : Ibnu Manshur


Membaca dan Mempelajari Kitab Suci Agama Lain

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Membaca merupakan kebiasaan yang baik khususnya menambah wawasan di segala disiplin ilmu. Mulai dari ilmu-ilmu keislaman hingga berbagai pengetahuan alam dan sosial lainnya.

Dengan membaca dan mempelajari apa yang dibaca maka pengetahuan akan semakin luas. Pengetahuan yang luas akan berimbas pada sikap seseorang terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Diantara hal yang dianjurkan adalah membaca kitab suci yakni al-Qur'anul Karim. Namun, beberapa orang ada yang memiliki keinginan untuk membaca kitab suci milik umat non-Muslim seperti Bible dan sebagainya.

Terkait hal ini, Syaikh Ali Jum'ah pernah mengatakan bahwa membaca atau mempelajari kitab suci agama lain diperbolehkan apabila dalam rangka untuk mendapatkan faidah, untuk perbandingan dan menambahkan pengetahuan.

Akan tetapi apabila mempelajari kitab suci agama lain dalam rangka mencari hidayah, maka itu dilarang bagi umat Islam.
"Terdapat tiga macam pembacaan terhadap kitab suci agama lain: 1. Membaca untuk mencari hidayah, 2. Membaca untuk mendapatkan faidah, 3. Membaca untuk perbandingan dan menambah pengetahuan. Dan jenis pertama itu dilarang bagi kaum muslim". (Prof. Dr. Syaikh Ali Jum'ah, Mantan Grand Mufti Mesir)

Oleh Ibnu Manshur
Perkataan Syaikh Ali Jum'ah dikutip dari fp Suara Al Azhar
 

Pembongkaran Makam Keramat Datu Dayan Hanya Berisi Kayu Ulin

$
0
0
Muslimedianews.com, Barabai~ asyarakat, ahli waris, maupun Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, kaget tak kepalang saat menyaksikan pembongkaran makam keramat Datu Dayan, Rabu (23/4/2014) lalu.

Betapa tidak, para penggali tidak menemukan kerangka Datu Dayan di dalam makam keramat tersebut. Mereka, hanya menemukan kayu ulin berukuran kecil-kecil  di dalam makam yang berada di Desa Rantau Kamintin, LabuanAmas Utara, HST.

Alhasil, Rabu siang ini, penggalian Makam Datu Dayan dihentikan. Para zuriah atau keturunan ulama legendaris di Kalimantan pada zaman dulu tersebut, harus puas mendapatkan kayu ulin. Diwakili H Mursidi dan Junaidi, para zuriah akhirnya membawa potongan kayu tersebut, bersama tiga gumpalan tanah, ke dalam peti untuk dimakamkan di Desa Tungkup.

Proses pelaksanaan pembongkaran hingga gumpalan tanah yang dibawa berjalan lancar, meski sebelumnya dikhawatirkan mendapat tentangan keras dari masyarakat pengelola makam. Untuk diketahui, pembongkaran makam meramat itu dilakukan karena adanya sengketa antara ahli waris.

Sumber : tribunnews.com

Kajian Islam 'Pemantapan Pemahaman Aswaja' di Kulon Progo DIY

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Bertempat di SMK Ma'aruf 1 Wates (STEMAWA) Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kajian Islam berupa dialog interaktif "Pemantapan Pemahaman Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja)" akan digelar pada Kamis, 15 Mei 2014, pukul 08.00 sampai 16.00 WIB.

Dialog interaktif itu menghadirkan narasumber seorang pakar Aswaja Indonesia KH. Muhammad Idrus Ramli, bersama PCNU Kulon Progo DIY.

Acara Gratis :
Fasilitas : Makalah, Coffe Break, Snack, Makan Siang. Untuk pendaftaran dikirim via SMS dengan cara ketik: "Nama" spasi "Alamat". Kirim ke nomor 085643603639 atau 087739123798.

Muktaf Ajib El Watsi

Umat Islam Balikpapan Hadiri Bedah Buku 'Waspadai Syi'ah'

$
0
0
Bedah Buku Mengenal dan Mewaspadai Syi'ah di Indonesia di Kota Balikpapan Masjid Al Ihsan Gunung Sari Ilir
Muslimedianews.com, Balikpapan ~ Sekitar ratusan umat Islam berkumpul di Masjid Al Ihsan Gn. Sari Ilir Balikpapan Tengah Kalimantan Timur sejak pukul 8 pagi sampai menjelang shalat Dhuhur. (27/4/2014) Mereka memadati masjid untuk mengikuti acara bedah buku "Mengenal dan Mewaspadai Syi'ah di Indonesia" yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan dengan menghadirkan dua orang narasumber; Prof. Dr. Muhammad Baharun (MUI Pusat) dan KH. Athian Ali M. Da'i (FUUI).

Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci al-Qur'an. Dilanjutkan dengan do'a oleh Ketua Komisi Fatwa MUI Balikpapan KH. Muhammad Anas Mochtar. Mustasyar PCNU Balikpapan tersebut membuka do'anya dengan pembacaan suratul Fatihah bersama para jama'ah. Selanjutnya penyerahan sertifikasi Halal dari LPPOM MUI sebagai bagian dari rangkaian acara bedah buku tersebut.

Moderator pada acara bedah buku adalah Drs. KH. Sugianto dari MUI Balikpapan, sekaligus Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Balikpapan.

Prof. Muhammad Baharun sebagai pembicara pertama mengatakan diantara kesesatan Syi'ah adalah takfirush shahabah (mengkafirkan sahabat Nabi Saw.) dan tahriful Qur'an (mendistorsi al-Qur'an). Prof. Baharun juga menyerukan persatuan dalam menghadapi Syi'ah. "Kita harus bersatu", ujarnya.

Pembicara kedua KH. Athian Ali Da'i mengatakan selamanya sampai kiamat, Islam dan Syi'ah tidak akan pernah bisa dipertemukan (bersatu). Dalam akhir ulasannya, ia mengatakan bahwa setiap orang boleh menyakini keyakinannya tapi tidak punya hak menodai keyakinan orang lain. (*/)

Redaktur : Ibnu Manshur
Kontributor : M. Fatih

Imam Besar Masjid di Kuala Lumpur bujuk Obama Hentikan Penindasan

$
0
0
Muslimedianews.com, Kuala Lumpur ~ Imam Besar Masjid Negara Tan Sri Syaikh Ismail Muhammad membujuk Presiden Amerika Serikat Barack Obama agar menghentikan penindasan terhadap umat Islam di seluruh dunia. (27/4/2014)
  
Syaikh Ismail memanfaatkan kesempatan mengiringi Obama mengunjungi Masjid Negara dan Makam Pahlawan di Jalan Perdana di pagi hari untuk menyuarakan keinginannya. Menjawab keinginan Syaikh Ismail, Obama mengatakan "Doakan saya".

Syaikh Ismail berkata, bahwa Obama juga mengatakan setiap bangun dari tidur selalu memikirkan usaha-usaha untuk menghentikan penindasan dan konflik yang menindas rakyat.

Dengan pembedahaan kata yang terbatas, Obama acap kali bertutur dengan bahasa Melaysia. "Insya-Allah" dan "Terima Kasih," katanya.


Redaktur : Ibnu Manshur
Sumber : Sinar Harian Malaysia

Tim Penulis MUI Pusat Klarifikasi buku 'Mewaspadai Syi'ah' dan Meminta Maaf

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Buku Panduan Majelis Ulama Indonesia "Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi'ah di Indonesia" yang ditulis oleh TIM PENULIS MUI PUSAT nampaknya memuat kekeliruan yang sangat fatal.

Dalam cetakan GEMA INSANI, Tim Penulis buku tersebut antara lain:
  • DR. (HC). KH. Ma'ruf Amin (Koordinator Harian Ketua MUI)
  • Prof. Dr. Yunahar Ilyas, MA. (Ketua MUI)
  • Drs. H. Ichwan Syam (Sekjend MUI)
  • Dr. Amirsyah T, MA (Wakil Sekjend MUI)
Pelaksana adalah Tim Khusus Komisi Fatwa dan Komisi Pengkajian MUI yang terdiri dari : Prof. Dr. Utang Ranuwijaya, Dr. M. Cholil Nafis, Fahmi Salim, MA.,  Drs. uhammad Ziyad, MA., M. Buchori Muslim, MA., Dr. Ridha Salamah MSi, Prof. Dr. Hasanuddin AF, Dr. HM. Asrorun Ni'am, Drs. Hasanuddin Maulana, dan Drs. Muhammad Faiz MA.). Pembaca ahli adalah Prof. Dr. Muhammad Baharun. 

Dalam buku yang diterbitkan oleh FORMAS (Forum Ahlus Sunnah), Tim Penulis disebut sebagai Pengarah. Buku terbitan FORMAS adalah buku yang sudah revisi terkait kesalahan fatal yang ada dalam buku tersebut.

Kesalahan fatal TIM Penulis MUI Pusat tersebut adalah mencantumkan organisasi massa Islam Rabithah Alawiyah sebagai organisasi Syi'ah. Pada cetakan GEMA INSANI, terdapat di halaman 93 yaitu Tabel Lembaga Syi'ah di Jabodetabek. Dari 19 lembaga yang dicantumkan, salah satunya adalah Rabithah Alawiyah, Jakarta organisasi khusus mewadahi 'Alawiyyin di nomor urut 8.

Kesalahan fatal tersebut diklarifikasi oleh Tim Penulis Buku, setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan pertemuan dengan Rabithah Alawiyah pada 18 Maret 2014. Tim Penulis Buku juga meminta maaf atas kekeliruan tersebut. MUI selanjutnya menyatakan bahwa Rabithah Alawiyah bukan Syi'ah melainkan Ahlussunnah wal Jama'ah.

Berikut teksnya:
Nomor Surat: U/112/MUI/III/2014
Lamp: -
Hal : Klarifikasi

Jakarta, 24 Jumadil Awwal 1435 H
26 Maret 2014 M

Kepada Yth,
Bapak Pimpinan Rabithah Alawiyah
di-
Jakarta

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, kami sampaikan bahwa sesuai hasil pertemuan Pimpinan Majelis Uama Indonesia (MUI) dengan Pimpinan Rabithah Alawiyah pada 18 Maret 2014 Gedung Majelis Ulama Indonesia Jalan Proklamasi No. 51 Jakarta Pusat, dengan ini menyampaikan beberapa hal sebagai berikut:
  • Tim Penulis buku telah melakukan klarifikasi atas kekeliruan yang memuat tentang Rabithah Alawiyah sebagai lembaga Syi'ah, didalam buku tersebut berjudul "Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi'ah di Indonesia.
  • Tim Penulis Memohon maaf atas kekeliruan tersebut, dan telah dilakukan ralat dalam edisi cetakan berikutnya.
Selanjutnya, MUI melakukan klarifikasi atas kekeliruan tersebut dengan menjelaskan kepada masyarakat melalui media antara lain:
  • Bahwa Rabithah Alawiyah bukan sebagai lembaga Syi'ah, melainkan lembaga atau ormas Ahlussunnah wal Jama'ah.
  • Melalui forum-forum, seminar-seminar dan media dakwah lainnya.
  • Bekerjasama dengan Rabithah Alawiyah secara terus-menerus dalam mensosialisasikan Buku Panduan "Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi'ah di Indonesia"

Wassalam,
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Wakil Ketua Umum : Drs. KH. Ma'ruf Amin
Wakl Sekretaris Jenderal : Dr. Amirsyah Tambunan
Pada cetakan terbaru, yang diterbitkan oleh FORMAS, Tabel  Lembaga Syi'ah di Jabodetabek hanya terdiri dari 18 lembaga, terdapat pada halaman 98 sampai 99.

Kesalahan ini terlihat kecil, akan tetapi sebenarnya kesalahan besar dan fatal. Sebab Tim Penulis MUI Pusat nampaknya memiliki data yang tidak valid dan bukan tidak mungkin ada data-data yang tidak valid lainnya. Bukan hanya itu, Tim Pengarah dan Tim Penulis terkesan kurang jeli. Pembaca Ahli yakni Prof. Dr. Muhammad Baharun pun bisa teledor hingga Rabithah Alawiyah dimasukkan dalam kelompok Syi'ah. 

Oleh : Ibnu Manshur
 
GAMBAR TERBITAN GEMA INSANI :





GAMBAR BUKU TERBITAN FORMAS:






KLARIFIKASI DAN PERMINTAAN MAAF TIM PENULIS


Majalah NU Edisi Mei 2014 : Ikhtiar Melindungi Generasi

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Ikhitiar Melindungi Generasi, itulah headline pada Majalah Nahdlatul Ulama AULA pada edisi Mei 2014.
Tema yang dijuga dibahas di Aula NU edisi ini adalah terkait dengan penundaan Munas NU. Juga menyoroti kabar "Nasida Ria" yang dahulu sempat menjadi ikon musik religi di Indonesia. 

Majalah AULA bisa diperoleh dibeberapa agen yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Diantaranya adalah :
  • Yogyakarta : Sdr. Ichsan  0819 3277 4087 / (0274) 6499088 atau datang langsung ke PP Assalafiyyah Mlangi Nogotirto Gamping Sleman.
  • Semarang : di komplek IAIN Semarang bisa didapatkan melalui agen Ziyad Media (http://www.facebook.com/Ziyad.Media.Semarang) Jl. Bukit Beringin Elok X/ B533 Perum Beringin Lestari Ngaliyan Semarang. Telp/SMS : 08562723042
  • Surabaya : Transfer ke rek BCA KCP A Yani Surabaya A/C 4290-5152-33 atau BRI KCU Karang Pilang Surabaya A/C 3132-01-010631-53-4 atas nama M Habib Wijaya. Jika sudah transfer segera konfirmasi nama dan alamat pengiriman melalui SMS ke 03171826274 atau aula_nu@yahoo.co.ida. Atau hubungi via Facebook : https://www.facebook.com/majalahnu.aula
  • Informasi agen lainnya silahkan tulis di kolom kami untuk ditampilkan sebagai tambahan.

Fb Majalah Aula Nahdlatul Ulama
https://www.facebook.com/groups/83584724153/

Bila Puasa Daud dan Puasa Senin-Kamis Bersamaan ?

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Pertanyaan: ngapunten mboten sopan,.taksih dereng saget sowan…ustadz,mohon penjelasannya,saya mau bertanya,..tentang seseorang yg melaksanakan puasa dawud + puasa senin kamis.misal :senin puasa dawud+senin,rabu puasa dawud,kamis puasa sunah kamis, jum’at puasa dawud,.dst.apakah puasa seperti itu diperbolehkan?Apkah harus ada ijazah jk ingin puasa dawud+senin kamis seperti itu?

As’ad Tri Wahyudi


Jawaban:
Bimillâh wal hamdu lillâh. Puasa dawud dan puasa Senin-Kamis merupakan puasa sunah yang disyariatkan sesuai hadis Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Puasa yang paling utama adalah puasa Dawud as. Beliau berpuasa sehari dan tidak berpuasa pada hari (berikutnya).” (HR. An-Nasa’i)


Begitu pula dengan puasa senin dan kamis, Rasulullah SAW. bersabda ketika ditanya tentang puasa di hari Senin: “(Senin) adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari dimana aku diutus” (HR. Muslim). Dalam hadis lain beliau juga bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis” (HR. Tirmidzi).

Kemudian terkait dengan pertanyaan anda, dengan melaksanakan puasa Dawud pada hari Ahad semisal, mestinya dengan meninjau tata caranya, keesokan harinya tidak perlu berpuasa kendati bertepatan pada Senin? Para ulama berbeda pendapat menyikapi hal ini. Pertama, tetap disunahkan sebab meninjau dalil tentang kekhususan puasa hari Senin atau Kamis. Pendapat ini sebagaimana disampaikan oleh al-Imam Ar-Ramli dalam salah satu fatwanya. Kedua, sebagaimana dijelaskan oleh al-Imam Qalyubi dan lainnya, bahwa justeru yang lebih utama tidak berpuasa untuk menjaga dan menyempurnakan (tata cara) puasa Dawud yang tengah dilakukan sebelumnya.

Dan sebagaimana maklum, amal ibadah yang telah diajarkan langsung oleh Rasulullah dan diwariskan kepada para ulama mulai dulu kala hingga kini tentunya tidak perlu mendapatkan ijazah. Wallâhu a’lam.

Sumber : http://sidogiri.net
Referensi:
    Tuhfatul Habîb ‘alâ Syarhil Khathîb, 156: III, (Maktabah Asy-Syamilah)
    Hasyiyatul Jamal ‘alâ al-Manhaj, 463: IV, (Maktabah Asy-Syamilah)
    Hasyiyatul Qalyubi ‘ala al-Mihhaj, 94: II  (Maktabah Asy-Syamilah)

Ponpes Tebuireng Jombang rasa Al Azhar Kairo Mesir

$
0
0
Muslimedianews.com, Jombang ~ ara santri antusias menyimak ceramah berbahasa arab oleh para ulama yang datang dari Universitas al Azhar, Kairo, Mesir. Para ulama tersebut sengaja datang ke Indonesia untuk mengajar di setiap pondok pesantren yang tersebar di seluruh tanah air. Program mengajar ini merupakan program tugas dari Universitas al Azhar untuk setiap umat Islam di dunia, sebagai bentuk dakwah dan kerjasama antar sesama umat Islam.

Dan pada Senin (21/04/2014) para guru tugas tersebut “reuni-an” di pondok pesantren Tebuireng, sambil berkumpul dan berbincang antar sesama utusan al-Azhar. Perbincangan mengasikkanpun terjadi di pelataran masjid Tebuireng setelah sholat maghrib. Bersama para santri mereka membahas berbagai masalah tentang keagamaan.

Terlihat 4 orang ulama duduk di depan, dengan semangat memberikan wejangan kepada para santri. Meraka adalah Syekh Mustafa Tsabit sekarang sedang bertugas di Amanatul Ummah, Surabaya. Syekh Ibarahim Muhammad, dari Universitas Darul Ihsan al-Azhar, Manganti, Gresik. Syekh Ahmad Muhammad al Basyuni yang sekarang juga sedang bertugas di Menganti, Gresik, dan Syekh Wahid Farid yang merupakan guru tugas al Azhar yang mengajar di pesantren Tebuireng.

Perbincangan keagamaan berlangsung dengan asik. Para santri berebut bertanya kepada para syekh dengan menggunakan bahasa Arab dan sebagian lagi menggunakan bahasa Indonesia yang langsung diterjemahkan oleh ustad Bukhari, dan kemudian para syekh bergantian menjawab pertanyaan para santri dengan semangat dan menyejukkan. Sehingga terlihat suasana Tebuireng saat itu seperti rasa al Azhar, dengan diskusi dan halaqoh-halaqoh yang mendamaikan. (Zen)


Sumber : tebuireng.org

Jika Nabi Muhammad Saw benar-benar ada di Hatimu

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Jika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam kamu lahirkan dalam hatimu, maka niscaya cahaya nubuwwahnya akan menyinari lorong-lorong kegelapan hatimu. sebagaimana Nurnya menyinari hingga ke istana-istana Busra yang jauh saat beliau dilahirkan.

Jika Nabi Muhammad kamu lahirkan dalam hatimu, maka api kesombonganmu akan padam, sebagaimana padamnya api Majusi yang menyala ribuan tahun dan padam seketika Nabi dilahirkan.
 
Jika Nabi Muhammad kamu lahirkan dalam hatimu, maka niscaya berhala-berhala kesyirikan dalam hatimu akan berhancuran, sebagaimana hancurnya berhala-berhala di sekitar Ka'bah saat beliau dilahirkan.

Jika Nabi Muhammad kamu lahirkan dalam hatimu, maka niscaya tiang-tiang kemunafikan dan kefasikanmu akan goncang dan runtuh, sebagaimana runtuhnya tiang-tiang istana Kisra saat beliau dilahirkan...
 
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين

Oleh : Ustadz Ibnu Abdillah Al Katiby

Viewing all 6981 articles
Browse latest View live