Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981

Indonesia Butuh Gerakan Pemikiran Islam Inklusif dan Gerakan Intelektual Organik

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Di tengah-tengah maraknya gerakan fundamentalisme, sikap anti sosial-politik, konsumerisme berwajah Islam, dan juga kegagalan partai-partai politik Islam, Indonesia perlu terobosan baru dalam pemikiran dan pergerakan. Faiz Manshur, salahsatu inisiator lahirnya civic-Islam mengatakan “langkah terobosan ini perlu dilakukan terutama oleh kalangan pemikir Islam yang inklusif, kritis dan punya kemauan untuk membumi di masyarakat. Gerakan intelektual organik mesti didorong terus,” paparnya dalam diskusi Civic-Islam ke-2 di Penerbit Nuansa Cendekia Bandung, Jumat 6 Pebruari 2015.

Menurut Faiz Manshur sekarang di kalangan mahasiswa Islam seperti HMI, PMII, KAMMI dan lembaga-lembaga kampus di mana banyak mahasiswa yang kurang punya saluran aktivitas intelektual membutuhkan para dukungan para senior dari kalangan cendekiawan muslim untuk kembali bergairah dalam  diskursus pemikiran dan juga kegiatan ke-Islaman yang inklusif, transformatif dan rasional.

“Ada kebutuhan membangun jaringan agar gairah berpikir ini lebih maju dengan paradigma gerakan intelektual organik. Karena alasan itulah langkah pertama pergerakan Civic-Islam mesti membuat jejaring. Kita dirikan Forum Bestari yang disingkat Forbes. Sebuah forum inklusif untuk sarana komunikasi para peminat kajian ke-Islaman untuk tujuan pecerahan dan proses pembangunan karakter muslim yang sadar akan citizenship, rule of lawdan public-virtue,” katanya.

Sementara peserta lain, Dr Asep Salahudin dari Lakspesdam NU Jawa Barat mengatakan, “civic-Islam dalam konteks lokal di Jawa Barat merupakan basis awal pergerakan, tetapi civic-Islam selalu berpikir luas dalam ranah nasional dan global,” paparnya.

Salahudin menyatakan bahwa maraknya sikap-sikap intoleran karena disebabkan ketertutupan pemikiran. “Di kampus-kampus indoktrinasi gerakan politik Islam tidak dilakukan dengan cara yang kritis dan mencerahkan, melainkan dengan model indoktrinasi dan di sana juga dikembangkan sikap eksklusif karena dengan merasa dirinya paling benar, lantas enggan berkomunikasi, membuka pikiran dan berdebat. Ini kemunduran dan civic-Islam mesti mampu menjadi insiator dan pendorong mesin gerak keislaman yang maju,” terangnya.

Kontributor: Yus Makmun

Viewing all articles
Browse latest Browse all 6981


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>