Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live

Keberatan dengan Hari Santri, Muhammadiyah Kirim Surat ke Presiden Jokowi

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Pemerintah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Pimpinan Pusat Muhammadiyah merasa keberatan dengan penetapan tersebut, karena dianggap membangkitkan sentimen keagamaan yang selama ini cair.

"PP. Muhammadiyah berkeberatan dengan penetapan Hari Santri. Kalaupun pada akhirnya harus menetapkan hari bagi kalangan Islam tertentu sebagai janji politik, sebaiknya dicarikan nama yang lebih tepat dan bersifat spesifik tanpa mereduksi aspirasi umat Islam secara keseluruhan," kata ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam suratnya kepada Presiden Jokowi seperti dikutip detikcom, Senin (19/10/2015).

Surat tersebut tertanggal hari ini ditandatangani oleh Haedar Nashir dan sekretaris umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti. Muhammadiyah menilai penetapan Hari Santri kontraproduktif secara politik dan historis.

Berikut surat PP Muhammadiyah yang dilayangkan ke Presiden Joko Widodo hari ini:

Nomor: 482/I.O/A/2015
Lamp: -
Hal: Tanggapan Penetapan Hari Santri

Kepada Yth
Bapak Ir. H. Joko Widodo
Presiden Republik Indonesia
di Jakarta

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Atas nama seluruh warga Muhammadiyah kami mendoakan semoga Bapak Presiden senantiasa sehat wal afiat, mendapatkan hidayah, rahmat dan maunah Allah SWT dalam melaksanakan amanah rakyat untuk memajukan umat, bangsa dan negara.

Selanjutnya menanggapi rencana penetapan Hari Santri, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dapat memahami, menghargai komitmen Bapak untuk menetapkan Hari Santri untuk memenuhi janji politik dan memberikan penghormatan terhadap jasa umat Islam dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Akan tetapi, dalam pandangan kami penetapan Hari Santri potensial menimbulkan sekat-sekat sosial, melemahkan integrasi nasional, dan membangkitkan kembali sentimen keagamaan lama yang selama ini telah mencair dengan baik.

Selama ini, umat Islam -termasuk di dalamnya Muhammadiyah- berusaha meminimalkan bahkan jika mungkin menghilangkan sekat-sekat tersebut karena secara politik dan historis sangat kontraproduktif serta bertentangan dengan semangat persatuan bangsa.

Penetapan Hari Santri pada tanggal 22 Oktober juga dapat menimbulkan kontroversi, membangkitkan sektarianisme, dan secara historis dapat mengecilkan arti perjuangan umat Islam yang berjuang membentuk dan menegaskan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bung Karno secara pribadi adalah seorang Santri. Karena itu penetapan Hari Santri pada 22 Oktober dapat menafikan peran para Santri dan kalangan Islam yang tidak terlibat dalam peristiwa 22 Oktober.

Sehubungan dengan hal tersebut, PP. Muhammadiyah berkeberatan dengan penetapan Hari Santri. Kalaupun pada akhirnya harus menetapkan hari bagi kalangan Islam tertentu sebagai janji politik, sebaiknya dicarikan nama yang lebih tepat dan bersifat spesifik tanpa mereduksi aspirasi umat Islam secara keseluruhan.

Demikian pandangan kami, semoga Bapak berkenan dengan sikap dan mengambulkan permohonan kami.

PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

Ketua umum,
Dr. H. Haedar Nashir, M.Si

Sekretaris Umum,
Dr. H. Abdul Mu'ti, M.Ed.

(bal/ega) sumber detik


Resolusi Jihad NU dan Hari Santri Siap Sambangi Kota Bekasi

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Adalah KH. R. Ma'mun Nawawi bin KH. R. Anwar, ulama pejuang kemerdekaan asal Bekasi, dilahirkan tepatnya di Kampung Cibogo Bekasi pada hari Kamis bulan Jumadil Akhir 1334 H/1915 M. Ayahnya adalah ulama yang mumpuni, santri Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari, pendiri NU sekaligus tokoh utama lahirnya sejarah Resolusi Jihad 22 Oktober.

Di usia 13 tahun, Kyai Ma'mun Nawawi telah tamat sekolah dengan hasil diploma satu. Usia 15 tahun is melanjutkan studi ke pesantren yang diasuh oleh Tugabus Bakri bin Seda (Mama Sempur) di Plered Sempur Bandung hingga 7 tahun. Setelah itu ia lanjutkan studinya ke Mekkah selama 2 tahun. Selama di Mekkah beliau berguru pada lebih dari 13 muallif (pengarang kitab), diantaranya adalah al-Muhaddits as-Sayyid Alawi al-Maliki dan Mama KH. Mukhtar Athorid al-Bogori.

Sekembalinya dari Mekkah, saat itu usianya 24 tahun, beliau tetap melanjutkan studinya atas saran sang ayah. Ayahnya, KH. R. Anwar adalah murid dari Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari. Sang ayah mengutus putranya itu untuk belajar agama lagi di berbagai pesantren di tanah air. Diantara pesantren yang ditujunya adalah Pesantren Tebuireng Jombang di bawah asuhan Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Pesantren Jampes di bawah asuhan Syaikh Ihsan Jampes Kediri.

Setelah itu beliau belajar lagi ke pesantren yang diasuh Syaikh KH. Manshur bin Abdul Hamid al-Batawi, pengarang kitab Sullam an-Nayirain, di Jembatan Lima, Jakarta. Kitab Sullam an-Nayirain berisi tentang ilmu falak. Oleh KH. Raden Ma’mun Nawawi kitab ini mampu dipelajari dan dikuasainya selama 40 hari saja.

Pada masa perang kemerdekaan KH. R. Ma’mun Nawawi pernah mengadakan pelatihan militer santri Hizbullah di Cibarusah. Para santri itu kemudian dikirim ke Bekasi untuk menghadapi tentara sekutu secara frontal di bawah komandan yang juga teman seperjuangannya yang dikenal sebagai macan dari Bekasi, yaitu KH. Nur Ali.

Pemimpin perjuangan yang berlatih di camp Cibarusah saat itu, dimulai Pelatihan Perang Pertama pada 28 Februari 1945, dipimpin beberapa tokoh seperti KH. Wahid Hasyim, yang mewakili ayahnya, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Zainul Arifin, bersama sekitar 500 pemimpin Laskar Hizbullah Sabilillah. Juga diantaranya ulama Bekasi KH. Noer Alie (yang telah diangerahkan sebagai pahlawan nasional) dan KH. R. Ma’mun Nawawi, Cibogo Cibarusah, Bintal Laskar Hizbullah pengasuh Pesantren Al-Baqiyatus Sholihat Cibarusah. Usai pelatihan perang tersebut, 500 kader kembali ke desa-desa dan memberikan latihan kepada para pemuda sehingga pada saat Jepang menyerah, anggota Hizbullah berjumlah 50.000 orang.

KH. R. Ma’mun Nawawi wafat pada malam Jum’at 26 Muharram 1395 H pukul 01.15 WIB yang bertepatan dengan tanggal 7 Februari 1975 M di Cibogo pada usia 63 tahun (1912-1975). Pondok pesantrennya saat ini diteruskan oleh salah satu putranya, KH. Jamaluddin Nawawi. Makam KH. R.Ma’mun Nawawi berada di sekitar pesantren.

Dari itulah Kirab Resolusi Jihad NU dan Hari Santri Nasional yang diadakan oleh PBNU dari tanggal 18 hingga 22 Oktober mendatang setelah dari Surabaya menuju jalur Pantura hingga ke Cirebon, Subang dan Karawang, jadualnya sore ini rombongan tiba di Bekasi (Rabu, 21/10). Agendanya adalah ziarah ke makam Mama Cibogo (KH. R. Ma'mun Nawawi), silaturrahim dengan pengasuh pesantren dan pemutaran film Sang Kyai. Dimungkinkan acara berlangsung hingga pagi hari jam 09.00 WIB (22/10). Info ini berasal dari Gus Faiz Taufik Nawawi, dari keluarga ndalem pesantren.

Setelah itu rombongan kirab akan bertolak ke DKI Jakarta dan berakhir di Tugu Proklamasi ditandai dengan Penyerahan Pataka NU dan Bendera Merah Putih dari Pimpinan Rombongan Kirab Resolusi Jihad NU kepada Rais Aam dan Ketua Umum PBNU. Acara tersebut merupakan puncak dari rangkaian acara yang ada yang rencananya akan dihadiri pula oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo (Jokowi).

Menjawab Tuduhan Bid'ah Dengan Kaidah Ulama Masa Kini

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Saya meyakini kebenaran sabda Nabi Muhammad shalla Allahu alaihi wa sallama tentang bidah. Terlebih hadis tersebut diriwayatkan oleh para Huffadz al Dunia, seperti Imam al Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad dan sebagainya.

Namun yang masih menjadi perbedaan saat ini adalah tuduhan segala yang baru itu bidah, dan semua bidah sesat. Terlebih saat ini bidah dijadikan alat untuk melegitimasi pendapatnya sendiri untuk menyalahkan amaliah orang lain.

Padahal kita tahu bahwa mayoritas ulama ahli hadis seperti al Hafidz Ibnu Hajar, Imam al Nawawi, bahkan hingga Imam Syafii dan lainnya membagi bidah dalam dua bentuk, hasanah dan sayyiah.

Ada jawaban yang bersumber dari ulama Timteng saat ini, baik dari Mesir atau Yaman, untuk menghadapi tuduhan bidah. Misalnya dari Syaikh Athiyah, Mufti Mesir, ketika beliau ditanya tentang berbagai macam peringatan, baik Maulid, Isra', peringatan kebangsaan dan lain sebagainya, beliau berkata:"Yang menjadi penilaian adalah subtansinya, bukan namanya".

Demikian pula dengan Syaikh Jad al Haq, juga Mufti Mesir, beliau menyebut'khilafah, riayah, imarah dan presiden' adalah satu istilah dalam kepemimpinan yang sama.

Terakhir kita mendengan uraian Islam Nusantara dari Rektor al Ahqaf, kata beliau kalimat itu tergantung dari sisi orang yang melihatnya. Bagi beliau jika yang dimaksud adalah penyebaran Islam yang didakwahkan oleh wali 9 dan diteruskan oleh KH Hasyim Asyari, maka tidak ada masalah dengan istilah itu, sebab sejatinya itu juga yang diamalkan oleh ulama Yaman. Namun jika yang dimaksud adalah untuk melegitimasi nikah beda agama dan pemikiran liberal lainnya, maka jelas menyimpang.

Kaedah yang dipakai oleh ulama masa kini adalah:

العبرة بالمسميات لا بالاسماء
"Penilaian itu terletak pada subtansi isinya, bukan pada sebuah nama"

Wallahu A'lam

Ust. M. Ma'ruf Khozin

HTI Salah Pakai Kaidah ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب Untuk Dirikan Khilafah

$
0
0
Muslimedianews.com ~ HTİ berkata : Menegakkan syariat islam itu wajib hukumnya, dan syariat tidak akan bisa tegak kecuali dengan berdirinya khilafah, oleh sebab itu mendirikan khilafah itu juga wajib hukumnya.

Mereka berdalih dengan salah satu Qoidah Fiqhiyah yang berbunyi :

ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب
Sesuatu yang tidak akan sempurna oleh Kewajiban kecuali dengannya maka sesuatu tersebut menjadi wajib hukumnya

Maka saya jawab :
Pertama : Menegakkan syariat islam itu memang wajib hukumnya, tapi siapa yang mewajibkan berdirinya khilafah? Karena Allah Ta'ala memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk ta'at sesuai dengan kemampuannya, dan tidak memaksa untuk mendirikan khilafah.

Kedua : Qoidah Fiqhiyah yang anda gunakan untuk berhujjah itu salah sasaran dan juga salah pemahaman, karena maksud Qoidah itu adalah bahwa "Sesuatu" tersebut sudah diperintahkan oleh syariat, semisal sholat itu wajib, dan sholat tidak akan sempurna kecuali dengan wudhu, oleh sebab itu wudhu menjadi wajib ketika hendak sholat, dan perlu anda ketahui bahwa wudhu itu juga sudah diperintahkan oleh Allah Ta'ala dan juga oleh Rasululloh SAW. Hal ini berada dengan zakat, maka zakat tidak akan sempurna kecuali dengan nishob, dan nishob tidak serta merta menjadi wajib, karena Allah Ta'ala dan Rasululloh SAW tidak pernah mewajibkan setiap muslim untuk menjadi orang kaya harta dengan memiliki harta lebih dari satu nishob. Demikian pula haji, maka haji tidak akan sempurna kecuali dengan istitho'ah (kemampuan lahir dan batin), lalu apakah istitho'ah itu juga menjadi wajib?

Dan setelah saya jelaskan panjang lebar ini kok ternyata anda masih belum faham juga, maka berarti anda itu kebangetaaaaaan (perlu diperiksakan ke RSJ terdekat).... oke

Ust. Dawam Muallim

Kelompok NU GL dkk Mulai Serang Maulana Habib Luthfi. Ust. Idrus Ramli Terlibat ?

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Ust. Muhammad Idrus Ramli melalui status facebook pribadinya sedikit memberikan penjelasan mengenai perbedaan antara Mursyid dengan Mufsid. Istilah Mursyid yang tiba-tiba dijadikan lawan kata (kebalikan) dari Mufsid oleh Ust. Idrus Ramli memberikan kesan "serangan" kepada pimpinan thariqah mu'tabarah dilingkungan Nahdlatul Ulama.

Berikut Status Ust. MIR (21/10/2015) : 
****
BEDA MURSYID DENGAN MUFSID 
Dalam ilmu tashawuf, syarat seorang Mursyid (guru spiritual dalam tashawuf), harus menguasai ilmu syari'ah (tafsir, hadits, akidah, fiqih dan lain-lain) secara mendalam (tabahhur). Mursyid harus punya kemampuan batin (mukasyafah) untuk mengetahui penyakit hati para muridnya. Kalau ada orang yang diakui sebagai Mursyid, tetapi tidak bisa membedakan mana ajaran Ahlussunnah Waljamaah, mana Syiah dan lain-lain. Atau terang-terangan membela seorang tokoh yang menyebarkan faham Syiah, itu namanya bukan Mursyid. Karena orang semacam ini belum bisa memberikan petunjuk kepada dirinya sendiri. Apalagi kepada orang lain. Orang semacam ini sebenarnya adalah Mufsid, yaitu orang yang menyebarkan kerusakan, baik kepada dirinya, maupun kepada orang-orang yang mempercayainya sebagai Mursyid..
****

Status Ust. MIR dikutip oleh NU GL dkk sebagai "serangan" kepada tokoh Mursyid NU yang sangat disegani dalam Thariqah Mu'tabar, tetapi oleh NU GL dkk dianggap sering membela penyimpangan dan menyerempat kepada kebatilan agama.

Tokoh yang diserang oleh komplotan NU GL tidak lain adalah Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya sebagaimana foto Habib Luthfi dicantumkan pula didalam situs NU GL dkk. Sementara dalam status Ust. MIR tidak ada penyebutan nama maupun pencantuman foto Habib Luthfi bin Yahya.

Didalam lingkungan NU terdapat badan otonom yang mewadahi para pengamal ajaran thariqah yang mu'tabar. Mereka berada dalam Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (JATMAN). JATMAN mengembangkan sayapnya hingga merambah ke mahasiswa-mahasiswa yang melahirkan MATAN (Mahasiswa Ahli Thariqah Al Mu'tabaroh An-Nahdliyyah).

Saat ini, pimpinan tertinggi atau dikenal dengan istilah Rais 'Am Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabarah An Nahdliyyah adalah Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya.

Habib Luthfi bersama Habib Syech dan Syaikh Hisyam Kabbani
Habib Luthfi bersama Habib Umar bin Hafidz
Habib Luthfi bersama Ulama Sufi
Ibnu L' Rabassa

Soal Pilihan Ganda Aswaja dan Ke-NU-an US Ganjil Kelas XII MA/SMA/SMK

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Aswaja dan ke-NU-an merupakan mata pelajaran khusus yang diajarkan disekolah-sekolah yang ada dilingkungan Nahdlatul Ulama. Pelajaran Aswaja (Ahlussunnah wal Jama'ah) dan Ke-NU-an mulai diajarkan sejak kelas IV, V dan VI MI/SD, kelas VI, VII, dan IX SMP/MTs, serta X, XI, dan XII MA/SMA/SMK.

Berikut merupakan contoh soal pilihan ganda mata pelajaran Aswaja dan Ke-NU-an Semester Ganjil kelas XII tingkat Madrasah Aliyah (MA) / Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
-----------------------------
Soal Pilihan Ganda Aswaja dan Ke-NU-an :


1. NU dirikan pada …
a. 16 Rajab 1344 H
b. 31 Januari 1926 M
c. 31 Junuari 1826 M
d. 16 Rajab 1434 H

2. Tujuan NU dirikan untuk…
a. Menegakkan ajaran Islam menurut paham Aswaja ditengah kehidupan masyarakat di dalam wadah NKRI
b. Menegakkan ajaran Islam dan mengganti sistem pemerintahan di Indonesia
c. Menegakkan ajaran Islam semata
d. Menegakkan ajaran semua agama dan aliran kepercayaan di Indonesia

3. Firqoh (aliran) Islam yang bertentangan dengan Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja), kecuali…
a. Wahhabi dan Syi’ah
b. Mu’tazilah dan Khawarij
c. Jamiyyah dan Musyabbihah
d. Asy’ariyah dan Maturidiyah

4. Perangkat departementasi organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama, khususnya yang berkaitan dengan bidang tertentu, disebut…
a. Lembaga NU
b. Badan Otonom (Banom) NU
c. Lajnah NU
d. Gerakan Pemuda (GP) Ansor NU

5. Lembaga NU yang bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dibidang pendidikan dan pengajaran formal, disebut…
a. LP Ma’arif NU
b. Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI)
c. ISNU (Ikatan Sarjana NU)
d. IPNU (Ikatan Pelajar NU)

6. Lembaga NU yang melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan agama Islam yang menganut faham Ahlussunnah wal Jamaah, disebut…
a. Lembaga Dakwah NU (LDNU)
b. LAKPESDAM
c. Lembaga Ta’mir Masjid (LTM NU)
d. LBM (Lembaga Bahtsul Masaail NU)

7. Perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang bertugas untuk melaksanakan program NU yang memerlukan penanganan khusus, disebut…
a. Lembaga NU
b. Badan Otonom (Banom) NU
c. Lajnah NU
d. Banser (Barisan Ansor Serbaguna)

8. Lajnah NU yang bertugas mengelola masalah ru'yah, hisab dan pengembangan IImu Falak (Astronomi), disebut…
a. LFNU (Lajnah Falakiyah NU)

b. Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTNNU)
c. Lajnah Pendidikan Tinggi NU (LPTNU)
d. Lajnah Astronomi NU (LANU)

9. Lajnah NU yang bertugas mengembangkan penulisan, penerjemahan dan penerbitan kitab/buku serta media informasi menurut faham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), disebut …
a. Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTNNU)
b. Lajnah Pendidikan Tinggi NU (LPTNU)
c. Lajnah Astronomi NU (LANU)
a. Lajnah Falakiyah NU (LFNU)

10. Badan Otonom Nahdlatul Ulama disingkat..
a. Banom NU
b. BONU
c. Badan ONU
d. Banom Nahdlatul Ulama

11. Badan Otonom NU yang diperuntukkan untuk pelajar dan santri laki-laki NU yang maksimal berusia 30 (tiga puluh) tahun adalah…
a. IPNU
b. IPPNU
c. ISNU
d. PERGUNU

12. Badan Otonom NU yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan NU pada kelompok sarjana dan kaum intelektual, adalah…
a. PERGUNU
b. ISNU
c. Muslimat NU
d. Fatayat NU

13. PBNU singkatan dari…
a. Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama
b. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
c. Persatuan Badan Nahdlatul Ulama
d. Perserikatan Badan Nahdlatul Ulama

14. Ketua Umum PBNU saat ini adalah…
a. Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA
b. Prof. Dr. KH. Ali Mustofa Ya’kub
c. Dr. (HC) KH. Ma’ruf Amin
d. Drs. H. Slamet Effendi Yusuf, Msi

15. Terjemahan yang tepat adalah…
رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا
a. Ya Rabb, ampunilah aku dan kedua orang tuaku serta kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mengasihiku diwaktu kecil
b. Ya Rabb, ampunilah aku dan kedua orang tuaku serta jagalah mereka dari apa neraka sebagaimana mereka menjagaku
c. Ya Rabb, ampunilah kedua orang tuaku serta kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mengasihiku diwaktu kecil
d. Ya Rabb, ampunilah aku dan kasihanilah diriku sebagaimana diriku dikasihi diwaktu kecil

18. Persaudaraan atas dasar sesama manusia / makhluk disebut …
a. Ukhuwah Islamiyah
b. Ukhuwah Insaniyah
c. Ukhuwah Wathoniyah
d. Ukhuwah Nahdliyyah

16. Pengarang kitab Safinatun Najah adalah…
a. Syaikh Ahmad Al Ghazzi
b. Imam Abu Hamid Al Ghazali
c. Syaikh Salim bin Samir al-Hadlrami
d. KH. Abdul Wahhab Hasbullah

17. Secara garis besar, pada ulama membagi bid’ah membagi dua (2) yaitu..
a. Bid’ah Hasanah dan Sayyi’ah
b. Bid’ah Hasanah dan Hudaa
c. Bid’ah Mahmudah dan Hasanah
d. Bid’ah Qabihah dan Madzmumah

18. Suatu perkara baru dalam kebaikan yang tidak menyalahi al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’ disebut…
a. Bid’ah Hasanah
b. Bid’ah Sayyi’ah
c. Bid’ah Qabihah
d. Bid’ah Madzmumah

19. Berikut diantara contoh bid’ah Hasanah setelah generasi Sahabat Nabi, kecuali…
a. Pemberian titik dalam penulisan Mushhaf al-Qur’an
b. Penulisan (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم) ketika menulis nama Nabi Muhammad
c. Pembagian ilmu-ilmu Hadits
d. Adzan Jum’at lebih dari satu kali

20. Memohon (berdoa) kepada Allah agar mendapatkan manfaat atau terhindari dari bahaya dengan menyebut (membawa) nama seorang nabi ataupun waliyullah karena memulyakannya, disebut…
a. Istighotsah
b. Shalawat
c. Munajat
d. Tahlilan

21. Nabi Muhammad Saw. dilahirkan pada …
a. 12 Rabi’ul Awwal
b. 12 Rabi’ul Akhir
c. 17 Ramadlan
d. 1 Muharaam

22. Ketika malam kelahiran Nabi Muhammad Saw. terjadi berbagai peristiwa besar sebagai tanda kelahiran makhluk yang sangat mulya disisi Allah SWT. Berikut diantara peristiwa besar tersebut, kecuali …
a. Runtuhnya singgasana kekaisaran Kisra
b. Padamanya api Farisi (Persia) yang selama 1000 tahun tidak pernah padam
c. Nabi Muhammad Saw dilahirkan dalam keadaan sudah di khitan
d. Hancurnya Ka’bah (Baitullah) di Makkah


red. Ibnu L' Rabassa

Menyimak Kisah dan Hikmah Kehidupan Nabi Khidir

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Kita mengenal Nabi Khidir dari kisah pertemuannya dengan Nabi Musa, sebagaimana disebutkan dalam surah al-Kahfi ayat 65-82 ayat tersebut tak menyebut “Khidir”, tapi hanya “abdun”, seorang hamba. Dalam pertemuan tersebut, Nabi Khidir mengajarkan Nabi Musa banyak kebijaksanaan. Hanya kisah demikian yang dapat kita temui tentang Nabi Khidir dalam Al-Quran. Selebihnya, Al-Quran tak banyak memberi informasi.

Di buku ini, informasi mengenai Nabi Khidir diperkaya. Siapa nama sebenarnya Nabi Khidir? Di mana ia lahir? Siapa orangtuanya dan siapa saja silsilahnya? Apakah ia seorang nabi atau hanya seorang wali?

Penyuguhan kisah-kisah Nabi Khidir sejak masa Nabi Muhammad saw hingga masa modern membuat karya ini lebih kaya lagi, sekaligus menjadikan sosok itu kian misterius: apakah ia kini masih hidup atau telah wafat sebagaimana umumnya manusia? Apakah ia sosok nyata dalam sejarah atau hanya sosok simbolis?

Dengan menyelisik kitab-kitab klasik dan referensi-referensi terkinimenjadi keunggulan dibandingkan dengan karya-karya serupa buku ini mengulik seluk-beluk sosok paling misterius sepanjang masa dalam khazanah Islam itu.

Judul Buku : Menyimak Kisah dan Hikmah Kehidupan Nabi Khidir
Cover : Soft Cover
Jenis Kertas : Book Paper
Penulis : Moh. Fathor Rois
Tebal : 178 Halaman
Ukuran : 13 x 20,5 cm
Harga : Rp. 50.000,
Order : SMS 082225486522
Pin BB : 59C9951F

Facebook : Bina Aswaja

Ikhtiar Meluruskan Sejarah Perjuangan Santri

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Menjelang 22 Oktober, tensi politik naik. Hal ini karena presiden Jokowi meneken surat keputusan Hari Santri Nasional. Tak pelak suara-suara pro dan kontra keputusan presiden tersebut. Bagi kalangan NU dan pesantren tentu saja menyambut baik SK Presiden tersebut. Mereka menganggap bahwa sekarang ini presiden telah menunaikan janji politiknya selama kampanye tahun lalu. Lebih dari itu, negara telah menghargai perjuangan para ulama-santri dan men-sahkan peristiwa tersebut bagian dari fakta sejarah.

Sebaliknya suara-suara kontra atas keputusan presiden ini juga muncul. Mereka menganggap bahwa keputusan itu justru langkah mundur dari upaya-upaya menghilangkan batas antara trikotomi santri-priyayi-abangan. Dengan keputusan presiden itu maka dikhawatirkan tuntutan serupa dari kalangan non santri, seperti penetapan hari abangan nasional.

Oleh karena itu, perlu  memahami bagaimana negara mendefinisikan kesejarahan nasional selama ini, agar tidak lagi timbul kesan bahwa penetapan hari santri oleh Jokowi merupakan deal-deal politik, lebih-lebih seolah hanya keberpihakan pada kelompok Islam tertentu, dalam hal ini pesantren.

Bila kita baca sejarah Kebangkitan Nasional, seperti dalam buku-buku resmi, sejarah kita dibagi berdasar pra abad 19 dan pasca abad 19. Pada masa sebelum abad 19, dikatakan perjuangan bersifat lokal; perang Jawa, perang Aceh, perang Paderi. Sementara masa setelah abad 19 dikatakan bersifat nasional; gerakan Boedi Oetomo, Serikat Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi SI, Sumpah Pemuda yang lahir dari organisasi daerah seperti Djong Java, Djong Celebes, Djong Soematra, serta Muhammadiyah. Disinilah kita  mendapati negara masih diskriminatif ketika tidak memasukkan NU sebagai bagian dari gerakan Kebangkitan Nasional. Padahal NU lahir setelah abad 19. Saat itu NU sudah memiliki cabang diluar Jawa. Ingat, bahwa Muktamar 1938 digelar di Kalimantan.

Kita juga bisa baca sejarah berdirinya Boedi Oetomo, Sarekat Islam, rata-rata mereka semua berlatar belakang pendidikan Belanda. Dr. Soetomo adalah mahasiswa STOVIA, seolah-olah kesadaran Nasionalisme kita justru muncul ketika lebih dulu mendapat didikan Belanda. Sekalinya sejarah menampilkan Pahlawan Islam seperti HOS Cokroaminoto maupun KH Ahmad Dahlan, maka seolah dipilih citra islam yang modernis. Pada saat yang sama KH Wahab Hasbullah bersama ulama lainnya, termasuk KH Mas Mansoer, mendirikan Taswirul Afkar, sebuah forum diskusi membahas pelbagai wacana saat itu. Inilah mengapa sejarah gerakan Kebangkitan Nasional kita tidak mencantumkan NU termasuk dalam kategori tersebut. NU adalah kebangkitan yang dipelopori ulama.

Seandainya sedikit lebih obyektif, perang yang terjadi di Jawa, Aceh, Sumbar, pra abad 19 justru digerakkan oleh para ulama. Tengku Cik Ditiro adalah seorang ulama. Di aceh, gelar Tengku itu artinya ulama atau kiai, ajengan, tuan guru, atapun tuanku. Perang Diponegoro selama lima tahun dari 1825-1830 dibantu oleh Kiai Maja, Kiai Sentot Ali Basya. Bahkan ajudan pribadi Diponegoro sendiri adalah Kiai Hasan Besari yang ikut dibuang ke Makassar. Beliau ini konon adalah cucu dari Kiai Nur Iman Mlangi dan merupakan kakek dari KHM Moenawwir pendiri Pesantren Al-Quran pertama di Nusantara.

Penulisan sejarah kadang tidak berpihak. Banyak penggalan-penggalan yang sengaja maupun tidak, dibiarkan begitu saja. Mestinya kita bangga bahwa kesadaran Nasionalisme  bukanlah hasil didikan Barat, sebaliknya muncul secara inhern dari keyakinan agama kita bahwa Hubbul Wathan Minal Iman, cinta tanah air sebagian dari iman.

Penulis : Mohammad Yahya

Sang Celurit Emas Menutup Perhelatan NUsantara 2015

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Nahdlatul Ulama Science and Cultural Art Olympiad (Nusantara) 2015 telah sampai di penghujung acara. Acara puncak sekaligus acara puncak bertajuk Seminar Kebangsaan dan Kontempelasi Budaya digelar di Auditorium Toyib Hadiwijaya Minggu, 18 Oktober 2015. D. Zawawi Imron, penulis yang terkenal julukan “Sang Celurit Emas”, menutup acara dengan pembacaan penggalan puisi berjudul Resolusi Jihad.

Puisi yang rencananya akan dibacakan di Kirab Hari Santri 22 Oktober di Tugu Pahlawan, Surabaya, tersebut membangkitkan semangat para kader muda NU yang hadir di Auditorium Toyib.

“Acara ini benar-benar meningkatkan semangat muda” kata salah seorang peserta seminar dalam cuitannya di akun twitter @kmnupusat. Di akhir sesi D. Zawawi Imron, beliau banyak menyinggung tentang kepemudaan. “Pemuda itu harus punya semangat dan bicaranya nggak boleh ngawur. Saya kok miris kalau lihat anak muda yang sudah tidak semangat, lagi bicaranya ngawur,” tegas D. Zawawi Imron dalam orasinya yang berapi-api.

Acara puncak Nusantara 2015 ini selain dihadiri oleh delegasi KMNU perguruan tinggi juga dihadiri oleh mahasiswa dari luar KMNU. Selain D. Zawawi Imron, Seminar Kebangsaan dan Kontempelasi Budaya juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.Sc, Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani, Pemerintah Kota Bogor, seniman dan sastrawan Zastrow El Ngatawi, dan para pembina KMNU.  (KMNU)

Pengumuman Lomba di Acara Puncak Nusantara 2015

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Acara puncak Nusantara 2015 bertajuk Seminar Kebangsaan dan Kontempelasi Budaya, Minggu 18 Oktober 2015, menjadi salah satu momen pengumuman pemenang lomba-lomba yang diadakan KMNU pusat sebagai salah satu rangkaian Nusantara 2015. Acara yang dilaksanakan di Auditorium Toyib Hadiwijaya ini diikuti oleh seluruh delegasi KMNU PT dan peserta dari luar KMNU.

Perlombaan yang terdiri dari 4 cabang lomba yaitu Lomba Esai, Lomba Cipta Mars KMNU, Lomba Hadrah, dan Lomba Musabaqah Qiroatul Kutub diikuti oleh berbagai PT yang ada di Indonesia dan bertujuan untuk mengapresiasi prestasi dan semangat para kader muda NU di universitas. “Lomba ini bertujuan untuk apresiasi dan meningkatkan kecintaan pada NU dan KMNU,” terang Azkiya Maisari, Presidium Nasional 2 KMNU pusat di sela-sela kegiatannya. Lomba Esai dan Lomba Cipta Mars KMNU berlangsung sebelum acara puncak Nusantara 2015 berlangsung sementara Lomba Hadrah dan MQK dilaksanakan sebagai bagian rangkaian Nusantara 2015 di IPB yang berlangsung pada 16-18 Oktober kemarin.

Berikut daftar juara dari masing-masing cabang lomba.

Lomba Hadrah

Juara 1: KMNU IPB
Juara 2: KMNU ITB
Juara 3: KMNU UNILA

Lomba MQK
Juara 1: Syaiful Hidayat
Juara 2: M. Bukhori
Juara 3: M. Mashudi

Lomba Esai:
Juara 1: Muhammad Rudi Kurniawan KMNU UI
Juara 2: Dina Auliya KMNU UGM
Juara 3: Husna Nadiyya KMNU UII

Juara Lomba Cipta Mars KMNU: KMNU UGM

Para delegasi yang belum berkesempatan menang tetap bersemangat dan berharap akan ada lebih banyak cabang lomba yang bisa diikuti di Nusantara berikutnya. (KMNU)

KH Abdul Manan Ghani Serukan Agar KMNU Memakmurkan Masjid

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Nahdlatul Ulama Science and Cultural Art Olympiads (Nusantara) 2015 telah sampai pada acara puncak.

Acara bertajuk Seminar Kebangsaan dan Kontempelasi Budaya yang dilaksanakan pada Minggu, 18 Oktober 2015 di Auditorium Toyib Hadiwijaya ini berlangsung dengan khidmat. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Abdul Manan Ghani, hadir mengisi sesi Ceramah Kebangsaan.

Dalam cermahnya, Kyai Manan, begitu panggilan beliau, menekankan agar kader-kader muda NU mau memakmurkan masjid.

“Orang-orang NU sangat suka membangun masjid, tapi mereka jarang memakmurkannya. Untuk itu saya berpesan supaya anak-anak muda ini mulai kembali menyemarakkan masjid. Minimal masjid-masjid kampusnya. Kegiatannya banyak, bimbingan belajar bagi anak-anak misal, supaya generasi penerus kita ini tidak melulu main ke mall. Kader muda NU harus bisa berkontribusi untuk bangsa. Kader NU harus menghasilkan suatu hal yang bermanfaat. Ngapain ada NU kalau nggak ngapa-ngapain” terang Kyai Manan.

Kyai Manan juga berpesan agar kaum muda NU khususnya mahasiswa harus mencintai tanah air. “NU itu harus cinta tanah air. Sebab kita beribadah,  bekerja, dan bercita-cita semua dilakukan di tanah air,” tambahnya sebelum mengakhiri ceramah.

Seminar Kebangsaan dan Kontempelasi Budaya ini, selain dihadiri Kyai Manan, juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.Sc, Pemerintah Kota Bogor, “Sang Celurit Emas” D. Zawawi Imron seniman dan sastrawan Zastrow El Ngatawi, dan para pembina KMNU. (KMNU)  

Kiai Hasyim Asy'ari Memburu Guru Khalid, Kiai Alim nan Tawadhu' dariGondangdia Jakarta

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Dulu sewaktu KH. Hasyim Asy'ari dari Jombang ke Jakarta dan menanyakan nama Tuan Guru Khalid, di hadapan para para kiai beliau utarakan keinginannya untuk menemuinya. Dan menurut KH. Hasyim Asy'ari karena ketawadhu'annya Guru Khalid sangat enggan untuk ditemui oleh banyak orang.

Akhirnya salah seorang kiai yang bernama KH. Ali Hamidi dari Matraman angkat bicara dan bertanya pada Kiai Hasyim:"Maaf Pak Kiai, apa sudah pernah bertemu dengan Guru Khalid?"

"Belum, akan tetapi rasa ingin bertemu padanya sangat ingin." Jawab Kiai Hasyim.

Dan KH. Ali Hamidi menyatakan pada Kiai Hasyim bahwa dirinya akan mempertemukan dengan Guru Khalid."Biasanya Guru Khalid setiap Minggu pagi hadir di pengajiannya Habib Ali al-Habsyi Kwitang," jelas Kiai Ali Hamidi.

Dengan penuh semangat Kiai Hasyim berkata:"Baiknya kita Minggu hadir juga di pengajiannya Habib Ali Kwitang. Dan saya juga berniat akan hadir di dalam pengajian tersebut bila ada di Jakarta."

Lalu tibalah saatnya di hari Minggu KH. Ali Hamidi beserta KH. Hasyim Asy'ari dan rombongannya datang ke Majelisnya Habib Ali Kwitang. Sesampainya di sana Kiai Hasyim bertanya kepada Kiai Ali Hamidi:"Apa Guru Khalidnya juga hadir?"

"Ada, Kiai. Tadi saya lihat tukang sado yang mengantar Tuan Guru Khalid ada, berarti beliau sudah hadir."

Di saat memasuki majelis, semua jamaah serempak berdiri dan ada seorang lelaki tua menyalami Kiai Hasyim Asy'ari dengan tersenyum. Melihat orang tua yang menyalami Kiai Hasyim adalah Guru Khalid, Kiai Ali Hamidi tertunduk dan terdiam.

Sesampainya di dalam majelis rombongan disambut oleh Habib Ali Kwitang. KH. Hasyim Asy'ari pun dipeluk oleh Habib Ali al-Habsyi seraya menyampaikan salam Guru Khalid untuk KH. Hasyim Asy'ari bahwa tadi sudah menemui Kiai Hasyim.

Mendengar itu lalu Kiai Hasyim bertanya kepada Kiai Ali Hamidi: "Kiai, tadi Habib bilang Guru Khalid sudah bertemu dengan saya?"

Dengan tegas Kiai Ali Hamidi menjawab:"Benar Pak Kiai, tadi yang pertama kali menyalami Kiai beliaulah orangnya."

Lalu Habib Ali berkata: "Insya Allah hashil maqshud, qabul..." (Sumber: Anto Djibril)

Sekilas Mengenal KH. Ahmad Khalid (1874-1946)

KH. Ahmad Khalid, seorang ulama terkemuka asal Gondangdia Jakarta yang lebih dikenal dengan panggilan Guru Khalid. Nama lengkapnya adalah Ahmad Khalid, anak “orang biasa” yang bukan ulama, berasal dari Bogor dan menikah dengan orang Gondangdia. Diantara anggota keluarga Kholid, hanya dialah yang menjadi ulama terkenal. Nama aslinya adalah KH. Mumammad Khalid bin H. Na'idi. Beliau mempunyai istri bernama Hj. Mamnun binti H. Jam'an.

Guru Khalid adalah salah satu dari enam guru utama di Betawi, selain lima guru lainnya yaitu Guru Marzuki, Guru Mughni, Guru Mansyur, Guru Madjid dan Guru Mahmud. Tidak ada referensi mengenai guru-guru mengajinya yang paling awal, tetapi ia diketahui bermukim dan belajar di tanah suci Mekkah selama 11 tahun.

Guru-gurunya di tanah suci antara lain Syaikh Mukhtar Atharid al-Bogori dan Syaikh Umar Bajunaid. Khalid nampaknya sangat mengagumi gurunya, khususnya Mukhtar Atharid, sehingga ketika salah seorang muridnya yang bernama Ya'qub dilihatnya tidak mencapai kemajuan dalam belajar, ia berujar: “Qub lu bebel amat, lu naik haji, ngaji ama Guru Mukhtar di Makkah” (Qub, kamu bodoh sekali, kamu naik haji, mengaji kepada Guru Mukhtar di Makkah). Nasihat itu dituruti dan kelak, Ya'qub yang asal Kebon Sirih itu menjadi ulama terpandang.

Di kalangan ulama Betawi, Guru Khalid dikenal sebagai ahli hadits dan tasawuf. Ia tidak suka banyak bicara dan kalau mengajar ia selalu menghadap kiblat, sementara muridnya duduk membuat lingkaran. Begitu selesai “ta’lim” ia langsung meninggalkan murid-muridnya tanpa basa-basi lagi.

Ia juga dikenal keras terhadap rokok dan mendengar radio. Jika dalam suatu acara Guru Khalid akan diundang, maka bagi mereka yang ingin merokok diusahakan sebelum kedatangannya. Dan ketika datang seluruh asbak rokok sudah harus hilang dari pandangan mata. Demikian pula, ia tidak akan pernah mau masuk rumah yang terdengar di dalamnya terdengar suara radio. Ia juga sangat berhati-hati dalam memberikan fatwa, apalagi menyangkut penentuan masjid untuk shalat Jum’at.

Dalam mencetak ulama, Guru Khalid termasuk berhasil, kendati tidak ada keturunannya yang melanjutkan jejak sang ulama sebagai juru dakwah. Diantara hasil didikannya ialah KH. Yahya Suhaimi yang diangkat mantu oleh Guru Khalid dan sempat meneruskan kegiatan ta’lim sang Guru di mushalla peninggalannya. Menantunya yang lain, Hasan Abdussalam, sebenarnya berbakat pula menjadi juru dakwah, tetapi ia rupanya lebih cenderung menjadi pedagang daripada menjadi kiai.

Muridnya yang lain yang menonjol adaalah Guru Ya’qub dari Kebon Sirih, Guru Ilyas dari Cikini, Guru Najib dari Tanah Abang, Guru Rahab Citayem, KH. Ma’mun Abdul Karim dari Rawabelong, Muallim Thabrani Paseban, KH. Mukhtar Siddik dari Kemayoran, KH. Abdurrrahman dari Bojonggede, KH. Kahmatullah Shidiq dan KH. Syafi’i Hadzami dari Kebayoran Lama.

Ketika wafat di tahun 1946 dalam usia 72 tahun, Guru Khalid dikuburkan di Tanah Abang, di lokasi yang sekarang menjadi rumah susun Perumnas. Sesudah terjadi sedikit pertikaian di antara anggota masyarakat, akhirnya jenazah Guru Khalid dipindah ke pekuburan Karet. (Sumber: Ruelmuthakin).

Kirab Resolusi Jihad Disambut Meriah di Demak

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Kedatangan rombongan Kirab Resolusi Jihad dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HASAN) yang ditetapkan tanggal 22 Oktober disambut meriah oleh unsur-unsur dan Banom Nahdlatul Ulama Kabupaten Demak, antara lain Muslimat, Anshor, Fatayat, IPNU-IPPNU, ribuan santri dari beberapa pondok pesantren yang ada di sekitar Masjid Agung Demak, Pagar Nusa dan tak ketinggalan Banser yang selalu mengamankan jalannya acara-acara NU.

Rombongan Kirab tiba di Masjid Agung Demak pukul 20.00 WIB dengan membawa Pataka Sang Saka Merah Putih, teks Resolusi Jihad dan panji-panji NU. Di Masjid Agung Demak rombongan Kirab bersama Nahdliyin Demak melakukan Istighosah, tahlil dan ziarah ke makam raja Demak. 

Kirab Resolusi Jihad merupakan napak tilas memperingati seruan KH. Hasyim Asy'ari untuk berjihad mempertahankan NKRI dari serangan sekutu. Kirab ini membawa Pataka Bendera Merah Putih dan panji-panji NU berjalan secara estafet singgah di 30 Cabang NU di Indonesia sesuai rute mulai Surabaya menuju Tugu Proklamasi di Jakarta melalui jalur pantura. 

Di Jakarta, peserta Kirab Hari Santri Nasional akan disambut Presiden Joko Widodo yang sekaligus akan menandai tanggal 22 Oktober 2015 sebagai Hari Santri Nasional yang akan diperingati secara nasional setiap tahun. Penetapan Hari Santri Nasional pada setiap tanggal 22 Oktober itu merupakan pengakuan pemerintah dan masyarakat atas jasa kaum santri dalam perjuangan kemerdekaan RI melawan penjajah di sejumlah daerah.

Tanggal 22 Oktober 1945 merupakan hari pertemuan para ulama yang dipimpin KH. Hasyim Asy'ari di Kantor PCNU Surabaya di Bubutan VI dan akhirnya mencetuskan Resolusi Jihad yang mendorong semangat pemuda dan kaum santri melawan penjajah hingga dikenal dengan Pertempuran 10 November 1945.

Sebagaimana dikatakan Gus Ipul saat pelepasan rombongan Kirab di Surabaya, banyak sejarah yang terpotong dan masih banyak sejarah yang tersisa. Maka, dengan dikumandankan 22 Oktober sebagai Resolusi Jihad  adalah salah satu contoh dari sekian banyak sejarah yang belum ditulis secara resmi oleh negara.

“Untuk itu, hari ini kita semua menjadi saksi, bahwa  22 Oktober Resolusi Jihad menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya mempertahankan RI dan sebagai sambungan perjuangan para pahlawan sebelumnya,” kata Gus Ipul. (Sumber: kcdnews.com)

Ust. MIR Mengelak Statusnya Ditujukan pada Habib Luthfi

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Komplotan yang mengatas namakan NU GL baru-baru ini mulai "menyerang" pimpinan Thariqah Mu'tabar. Mereka tidak segan menyebut nama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, pimpinan tertinggi atau Rais 'Am Jamiyyah Ahli at Thariqah al-Mu'tabarah al-Nahdliyyah sebagai mursyid pembela penyimpangan dan kebatilan agama.

Baca:Kelompok NU GL dkk Mulai Serang Maulana Habib Luthfi. Ust. Idrus Ramli Terlibat ?

Mereka juga mengutip status Ust. Muhammad Idrus Ramli (MIR) yang menjelaskan mengenai perbedaan mursyid dan mufsid, kemudian diarahkan kepada Habib Luthfi bin Yahya. Disilanyir dalam statusnya, Ust. MIR juga bermaksud "menyerang" Habib Luthfi bin Yahya meskipun tanpa menyebut nama tokoh yang dimaksudkan.

Berkenaan dengan hal tersebut, Ust. MIR melakukan pembelaan bahwa statusnya bersifat umum. "Redaksi status difacebook saya bersifat umum. Tidak menyebut nama seorang secara khusus", jawabnya saat ditanya mengenai status facebooknya tentang Mursyid atau Mufsid.

Ust. MIR juga mengelak pihak yang menyebut bahwa status fbnya ditujukan kepada Habib Luthfi. "Itu penafsiran mereka", kata Ust. MIR.

red. Ibnu L' Rabassa

Inilah Amaliyah-Amaliyah 'Asyura

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Asyura’, atau hari kesepuluh dari bulan Muharram merupakan sebuah hari yang tidak hanya dikenal di masa umat Rasulillah Muhammad Saw saat ini, namun telah populer bagi agama lain seperti Yahudi, Nasrani bahkan Quraisy Makkah. Secara khusus pula umat Islam memiliki beberapa amaliah yang meliputi (1) Berdasarkan hadis sahih, yakni puasa Asyura (2) Berdasarkan hadis yang statusnya diperselisihkan oleh sebagian ulama namun telah diamalkan oleh seorang sahabat, yakni melapangkan nafkah untuk keluarga (3) Amaliah ulama yang secara umum memang diperbolehkan untuk diamalkan, seperti sedekah, mengusap kepala anak yatim, menjenguk orang sakit, mandi dan sebagainya.

Puasa Asyura’
Puasa Asyura’ dalam riwayat Aisyah ini menunjukkan bahwa Kaum Musyrikin Quraisy telah mengamalkan puasa Asyura:

عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فِى الْجَاهِلِيَّةِ ، ثُمَّ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - بِصِيَامِهِ حَتَّى فُرِضَ رَمَضَانُ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « مَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ ، وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ (رواه البخارى)
Orang Quraisy puasa saat Asyura’ di masa Jahiliyah. Lalu Nabi perintahkan puasa Asyura’. Setelah diwajibkan puasa Ramadhan, Nabi bersabda: “Silahkan puasa Asyura’ atau tidak puasa” (HR al-Bukhari)

Sementara dalam riwayat sahabat lain, misalnya Ibnu Abbas, Abu Musa dan lainnya orang-orang Yahudi dan Nasrani mengagungkan Asyura’ dan berpuasa di hari tersebut.

Puasa Tasua’
Disamping puasa Asyura’ juga dianjurkan puasa Tasua’ atau hari kesembilan bulan Muharram untuk membedakan antara amaliah Puasa Asyura bagi umat Islam dengan agama lain:

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ - إِنْ شَاءَ اللَّهُ - صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ ». قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-. (رواه مسلم)
“Ketika Nabi berpuasa di hari Asyura dan memerintahkan puasa Asyura, para sahabat berkata: “Wahai Rasul Allah, Asyura adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani.” Nabi bersabda: “Tahun depan –in sya Allah- kita akan berpuasa tanggal 9 Muharram”. Ibnu Abbas berkata: Belum datang tahun depan ternyata Rasulullah wafat” (HR Muslim)

Melapangkan Nafkah di Hari Asyura’
Anjuran ini disampaikan oleh banyak ulama diantaranya Mufti al-Azhar Mesir, Syaikh Athiyah Shaqr:

"مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ فِى يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ السَّنَةَ كُلَّهَا"رواه الطبرانى والبيهقى وأبو الشيخ ، وقال البيهقى إن أسانيده كلها ضعيفة ، ولكن إذا ضم بعضها إلى بعض أفاد قوة ، قال العراقى فى أماليه : لحديث أبى هريرة طرق صحح بعضها ابن ناصر الحافظ ، وأورده ابن الجوزى فى الموضوعات (فتاوى الأزهر - ج 9 / ص 256)
“Hadis: Barangsiapa meluaskan (nafkah) kepada keluarganya di hari Asyura’, maka Allah melapangkan (rezeki) baginya selama setahun” (HR al-Thabrani, al-Baihaqi dan Abu al-Syaikh. Al-Baihaqi berkata: “Semua sanadnya dhaif, namun jika diakumulasikan maka sanadnya kuat”. Al-Iraqi berkata dalam Amali: “Hadis Abu Hurairah memiliki banyak jalur yang dinilai sahih oleh al-Hafidz Ibnu Nashir. Dan Ibnu al-Jauzi memasukkan ke dalam kitab al-Maudhu’at”)”. (Fatawa al-Azhar, 9/256)

Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Syafii menyebutkan beberapa yang mengamalkannya:

قَالَ جَابِرٌ جَرَّبْنَاهُ فَوَجَدْنَاهُ كَذَلِكَ وَقَالَ أَبُوْ الزُّبَيْرِ: مِثْلَهُ وَقَالَ شُعْبَةُ: مِثْلَهُ (لسان الميزان - ج 2 / ص 293)
“Sahabat Jabir berkata: “Kami telah membuktikannya, ternyata benar”. Begitu pula dikatakan oleh Abu al-Zubair dan Syu’bah” (Lisan al-Mizan, 2/293)

Santunan Yatim dan Fakir-Miskin
Dari pemaparan hadis diatas, sebagian ulama menerapkan hadis tersebut untuk memberi santunan kepada fakir dan miskin (dan Yatim juga ada yang tergolong di dalamnya):

لَئِنْ كَانَتْ هُنَاكَ تَوْسِعَةٌ فَلْتَكُنْ عَلَى الْفُقَرَاءِ كَالْبِرِّ فِى رَمَضَانَ ، وَمَهْمَا يَكُنْ مِنْ شَىْءٍ فَاِنَّ التَّوْسِعَةَ مَنْدُوْبَةٌ وَأَفْضَلُ دِيْنَارٍ يُنْفِقُهُ الْإِنْسَانُ بَعْدَ نَفْسِهِ هُوَ عَلَى أَهْلِهِ ، وَكُلُّ ذَلِكَ فِى حُدُوْدِ الْوُسْعِ ، وَرَأَى بَعْضُ الْمُفَكِّرِيْنَ أَنَّ "الْعِيَالَ "الْمَذْكُوْرِيْنَ فِى هَذَا الْحَدِيْثِ هُمْ عِيَالُ اللهِ وَهُمُ الْفُقَرَاءُ ، وَهُنَا تَظْهَرُ الْحِكْمَةُ فِى التَّوْسِعَةِ مَعَ الصِّيَامِ (فتاوى الأزهر - ج 9 / ص 256)
“Jika pada Asyura’ ada bentuk meluaskan pemberian, hendaklah diberikan kepada orang-orang fakir, seperti berbuat baik di bulan Ramadhan. Memang secara anjuran, pemberian sedekah lebih utama diberikan oleh seseorang kepada keluarganya. Hal itu bersifat luas. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud ‘Keluarga’ adalah orang-orang fakir. Dari sini tampak jelas hikmah tentang memberi sedekah bersama puasa Asyura” (Fatawa al-Azhar, 9/256)

Keutamaan menyantuni anak yatim, janda dan orang miskin ini disebutkan dalam hadis:

وَالسَّاعِي عَلَى الْيَتِيْمِ وَالْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنِ كَاْلمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ وَالصَّائِمِ الْقَائِمِ لَا يَفْتُرُ. رواه أبو يعلي والطبراني في الأوسط
“Orang yang mengurus (bantuan) untuk anak yatim, janda tua dan orang miskin, adalah seperti orang berjihad di jalan Allah dan seperti orang yang berpuasa nan bangun ibadah malam hari tanpa setengah hati” (HR Abu Ya’la dan al-Thabrani, hadis dengan sanad ini dinilai dhaif namun hadis tentang janda-orang miskin terdapat dalam kitab Sahih al-Bukhari dan Muslim tanpa menyebut Yatim)

Amaliah Ulama di Hari Asyura’
al-Imam al-Hafizh Ibnu al-Jauzi al-Hanbali, (508-597 H/1114-1201 M), seorang ulama ahli hadits terkemuka bermadzhab Hanbali, menjelaskan dalam kitabnya al-Majalis beberapa amaliah yang dilakukan di hari Asyura’:

فَوَائِدُ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ اَلْفَائِدَةُ اْلأُوْلَى: يَنْبَغِيْ أَنْ تَغْسِلَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ، وَقَدْ ذُكِرَ أَنَّ اللهَ تَعَالَى يَخْرِقُ فِيْ تِلْكَ اللَّيْلَةِ زَمْزَمَ إِلىَ سَائِرِ الْمِيَاهِ، فَمَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَئِذٍ أَمِنَ مِنَ الْمَرَضِ فِيْ جَمِيْعِ السَّنَةِ، وَهَذَا لَيْسَ بِحَدِيْثٍ، بَلْ يُرْوَى عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ. اْلفَائِدَةُ الثَّانِيَةُ: الصَّدَقَةُ عَلىَ الْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ. اْلفَائِدَةُ الثَّالِثَةُ: أَنْ يَمْسَحَ رَأْسَ الْيَتِيْمِ. اَلْفَائِدَةُ الرَّابِعَةُ أَنْ يُفَطِّرَ صَائِمَا. اَلْفَائِدَةُ الْخَامِسَةُ أَنْ يُسْقِيَ الْمَاءَ. اَلْفَائِدَةُ السَّادِسَةُ أَنْ يَزُوْرَ اْلإِخْوَانَ. اَلْفَائِدَةُ السَّابِعَةُ: أَنْ يَعُوْدَ الْمَرِيْضَ. اَلْفَائِدَةُ الثَّامِنَةُ أَنْ يُكْرِمَ وَالِدَيْهِ وَيَبُرَّهُمَا. الْفَائِدَةُ التَّاسِعَةُ أَنْ يَكْظِمَ غَيْظَهُ. اَلْفَائِدَةُ الْعَاشِرَةُ أَنْ يَعْفُوَ عَمَّنْ ظَلَمَهُ. اَلْفَائِدَةُ الْحَادِيَةَ عَشَرَةَ: أَنْ يُكْثِرَ فِيْهِ مِنَ الصَّلاَةِ وَالدُّعَاءِ وَاْلاِسْتِغْفَارِ. اَلْفَائِدَةُ الثَّانِيَةَ عَشَرَةَ أَنْ يُكْثِرَ فِيْهِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ. اَلْفَائِدَةُ الثَّالِثَةَ عَشَرَةَ أَنْ يُمِيْطَ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ. اَلْفَائِدَةُ الرَّابِعَةَ عَشَرَةَ أَنْ يُصَافِحَ إِخْوَانَهُ إِذَا لَقِيَهُمْ. اَلْفَائِدَةُ الْخَامِسَةَ عَشَرَةَ: أَنْ يُكْثِرَ فِيْهِ مِنْ قِرَاءَةِ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ لِمَا رُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: مَنْ قَرَأَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَلْفَ مَرَّةٍ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ نَظَرَ اللهُ إِلَيْهِ وَمَنْ نَظَرَ إِلَيْهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ أَبَدًا.
“Beberapa faedah amalan shaleh pada hari Asyura (1) Mandi pada hari Asyura. Telah disebutkan bahwa Allah SWT membedah komunikasi air Zamzam dengan seluruh air pada malam Asyura’. Karena itu, siapa yang mandi pada hari tersebut, maka akan aman dari penyakit selama setahun. Ini bukan hadits, akan tetapi diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. (2) Bersedekah kepada fakir miskin. (3) Mengusap kepala anak yatim. (4) Memberi buka orang yang berpuasa. (5) Memberi minuman kepada orang lain. (6) Mengunjungi saudara seagama. (7) Menjenguk orang sakit. (8) Memuliakan dan berbakti kepada kedua orang tua. (9) Menahan amarah dan emosi. (10) Memaafkan orang yang telah berbuat aniaya. (11) Memperbanyak ibadah shalat, doa dan istighfar. (12) Memperbanyak dzikir kepada Allah. (13) Menyingkirkan apa saja yang mengganggu orang di jalan. (14) Berjabatan tangan dengan orang yang dijumpainya. (15) Memperbanyak membaca surat al-Ikhlash sampai seribu kali. Karena atsar yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, barangsiapa yang membaca 1000 kali surah al-Ikhlash pada hada hari Asyura, maka Allah akan memandang-Nya. Siapa yang dipandang oleh Allah, maka Dia tidak akan mengazabnya selamanya. (Al-Hafizh Ibnu al-Jauzi al-Hanbali, kitab al-Majalis halaman 73-74, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah).

 Ust. M. Ma'ruf Khozin

Ulama Wahabi Fatwa Haram Memanjangkan Jenggot Melebihi Genggaman Tangan

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani merupakan salah seorang ulama Wahhabi yang menjadi rujukan kaum Wahhabi. Fatwa-fatwanya banyak diikuti pengikutnya, bahkan dianggap sebagai Muhaddits meskipun karyanya didalam bidang hadits banyak menuai kritikan.

Belakangan gelar "Muhaddits" mulai kurang dipakai oleh pengikutnya sehingga hanya dianggap sebagai ulama hadits (yang menekuni hadits) yang banyak dikritik. Ia juga dikenal sebagai ulama wahhabi yang tanaqudl (plin plan).

Berkaitan dengan Jenggot. Syaikh al-Albani pernah mengeluarkan fatwa aneh yang mengharamkan memanjangkan jenggot melebihi genggaman tangan. Sebagaimana didalam Fatwa Al-Albani hal. 53. Hal yang sama disebutkan pula didalam Manhaj al-Albani (منهج الألباني) hal. 279.

يحرم إسبال اللحية فوق القبضة كما يحرم إحداث أي بدعة في الدين فتاوى الألباني (ص/53)
"Haram memanjangkan jenggot melebihi genggaman tangan, sebagaimana haramnya perkara baru yaitu bid'ah didalam agama".




Ust. M. Ma'ruf Khozin, Ibnu L' Rabassa

Soal Aqidah Akhlak MID Semester I (Ganjil) Kelas 5 SD atau MI

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Dalam sekolah dasar (SD) Islam atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) diajarkan diantaranya mengenai mengenal Allah dan ketauhidan serta akhlak kepada Allah dan sesama makhluk. Hal yang demikian terdapat dalam mata pelajaran AQIDAH AKHLAQ.

Berikut diantara soal pilihan ganda yang diberikan kepada siswa-siswi atau anak didik pada Ulangan Tengah Semester (MID) 1 (Ganjil) kelas 5 sesuai dengan materi yang dipelajari.

1. Kalimat yang baik disebut kalimat ...
a. Tayyibah
b. Tarbiyah
c. Taqribah
d. Tayyimah

2.  Sesudah selesai melakukan suatu perbuatan, disunnahkan membaca ...
a. La haula walaa kuwwata Illa billaah
b. alhamdulillaah
c. Innaa lillahi wa inna ilaihi raajiun
d. allahu akbar

3.  Kalimat alhamdulillah kita ucapkan sebagai pengakuan bahwa allah ...
a. Hanya allah yang maha agung
b. Hanya allah yang barhak disembah
c. Hanya allah yang maha suci
d. Hanya allah yang berhak dipuji

4.  Kalimat tayyibah allahu akbar disebut juga ...
a.Tahmid
b. Talqin
c. Takbir
d. Tahlil

5.  allah sangat senang kepada hamba-Nya yang ...
a. Berbicara
b. Berzikir
c. Bertanya
d. Bertingkah

6.  allah bersifat ar-razaq, artinya allah maha ...
a. Pemberi rizki
b. Membuka pintu rahmat
c. Pemberi balasan (Rasya syukur)
d. Kaya

7.  al-Wahab artinya yang maha ...
a. Pengampun
b. Pengaman
c. Pembuka
d. Pemberi

8.  allah menjamin rezeki makhluk-makhluknya. allah mempunyai sifat ...
a. ar-razaq
b. al-mughni
c. asy-syakur
d. al-fatah

9.  allah menambahkan kenikmatan kepada mereka yang bersyukur atas nikmat-Nya. allah mempunyai sifat ...
a. ar-razaq
b. al-mughni
c. asy-syakur
d. al-fatah

10.  allah maha pembuka pintu rahmat, karena ia mempunyai sifat ...
a. b. al-mughni
b. c. asy-syakur
c. d. al-fatah
d. ar-razaq

11.  asmaul husna berjumlah ...
a. 99
b. 10
c. 100
d. 110

12.  Janin di dalam kandungan ibu bisa hidup dan berkembang, hal ini membuktikan bahwa allah itu maha ...
a. Pengampun
b. Bijaksana
c. Pemberi rezeki
d. Kuasa

13.  Surah al-Qoriah berisi tentang ...
a. Neraka
b. Syurga
c. Tanda-tanda hari kiamat
d. Kejadian hari kiamat

14.  Malaikat peniup sangkakala adalah ...
a. Jibril
b. Isrofil
c. Izroil
d. Mikail

15.  Di bawah ini merupakan manfaat beriman kepada hari kiamat, kecuali ...
a. Berani melakukan kejahatan
b. Merasa diawasi allah
c. Mensyukuri nikmat allah
d. Meyakini adanya hari kiamat

16.  Hari kiamat disebut juga hari akhir karena ...
a. Manusia terbebas dari semua kesalahan
b. Manusia dapat kembali ke dunia
c. Tidak ada kehidupan setelah itu
d. Masih ada kesempatan beramal shaleh

17.  Setelah manusia dibangkitkan dari kubur, manusia dikumpulkan di ...
a.alam akhirat
b. Padang sabana
c. alam syurga dan neraka
d. Padang mahsyar
18.  Hari perhitungan segala amal perbuatan manusia disebut ...
a. Yaumul Hisab
b. Yaumul Jaza
c. Yaumul Mizan
d. Yaumul akhirat

19.  Di bawah ini adalah tanda-tanda hari kiamat, kecuali ...
a.Dunia semakin indah
b. Datangnya Nabi Isa
c. Munculnya Dabbah
d. Terbitnya matahari dari barat

20.  Setelah manusia meninggal akan memasuki alam ...
a. alam akhirat
b. alam Ruh
c. alam Barzah
d. alam Dunia

Dowload file word https://www.scribd.com/doc/285955061/Soal-Aqidah-Akhlak-MID-Semester-I-Ganjil-Kelas-5 sumber proprofs.com

Link Terkait : 

Pakar Hadits Indonesia Ini Cium Tangan Gus Dur Ribuan Kali

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Seorang kawan bertanya kepada Kiai Ali Mustafa Ya'qub, seorang pakar hadits Indonesia yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal: “Pada waktu rombongan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menghadap Presiden Soeharto, Ustadz menganjurkan agar nanti waktu bersalaman dengan Pak Harto, para ulama tidak membungkuk atau menundukkan kepala. Ternyata ketika berjabat dengan Gus Dur, Ustadz bukan saja membungkuk, tetapi justeru mencium tangan Gus Dur. Ini membuktikan bahwa Ustadz tidak konsisten terhadap pendapat Ustadz. Bagaimana hal ini bisa terjadi?”

Kiai Ali Mustafa Ya’qub menjawab: “Benar sekali yang Anda sebutkan itu. Pada waktu MUI menghadap Pak Harto, kami memang punya sikap seperti itu. Sikap itu kami ambil dari keterangan Imam an-Nawawi dalam kitabnya, at-Tibyan fi Adab Hamalah al-Qur’an, dimana beliau menuturkan bahwa diantara adab para ulama dan pengajar al-Quran itu adalah tidak boleh menghinakan diri dan ilmunya. Bagi kami, Presiden itu adalah simbol kepemimpinan dunia, sedangkan ulama merupakan simbol kepemimpinan agama atau akhirat. Pimpinan agama tidak boleh merendahkan dirinya di hadapan pimpinan dunia, karena hal ini berarti merendahkan agama itu sendiri. Bahkan ada sebuah hadits menuturkan: “Seburuk-buruk umatku adalah ulama yang sering mendatangi penguasa.” (HR. Ibn Majah).

Itulah pendapat kami tentang sikap yang harus dimiliki oleh ulama terhadap para penguasa. Meskipun dengan catatan bahwa hal itu tidak berarti meninggalkan sikap tawadhu. Ulama di hadapan penguasa tidak boleh menghinakan dirinya, tetapi harus tetap tawadhu. Sementara penguasa yang kami maksud itu bukanlah penguasa yang sekaligus ulama, yang pada waktu itu adalah Presiden Soeharto.

Karenanya, khusus untuk Gus Dur, beliau itu adalah ulama sebelum menjadi presiden. Apalagi khusus untuk kami, Gus Dur itu adalah guru kami. Kami menjadi murid beliau sejak tahun 1971. Kami belajar Bahasa Arab dan mengaji kitab Qatr an-Nada dari beliau.”

Kawan kembali bertanya: “Tetapi Ustadz mencium tangan Gus Dur sampai dua kali. Begitu kami melihat di layar televisi. Apakah ini tidak berlebihan?”

Jawab Kiai Ali Mustafa Ya'qub: “Bukan Cuma dua kali kami mencium tangan Gus Dur, tetapi ribuan kali. Setiap kami bertemu beliau, sejak pertama kali kami bertemu beliau di Tebuireng tahun 1971, kami selalu mencium tangan beliau. Tentang mencium tangan dua kali dalam acara malam itu, baiklah kami jelaskan, bahwa mencium tangan yang pertama itu atas inisiatif kami sendiri. Rasanya tidak etis, beliau itu guru kami, kami duduk dalam satu majelis dengan beliau, kemudian kami tidak menyalami beliau. Sementara beliau tahu bahwa kami ada di majelis itu.

Sedangkan untuk mencium tangan yang kedua, karena kami dipanggil oleh beliau, beliau mau menanyakan sebuah istilah yang kami sebutkan dalam ceramah tadi. Dan apapun yang terjadi pada diri Gus Dur, baik beliau menjadi Presiden maupun rakyat biasa, beliau adalah tetap guru kami dan kami adalah santri atau murid beliau yang akan selalu menghormati beliau, meskipun kami tidak selamanya sependapat dengan beliau. Dan bagi kami, hal ini tidak menjadi masalah karena para ulama dulu tidak selamnya sependapat dengan gurunya. Sebut saja misalnya, Imam Ahmad bin Hanbal, beliau adalah murid Imam Syafi’i. Namun dalam berijtihad, Imam Ahmad bin Hanbal tidak selamanya sama dengan Imam Syafi’i. Bahkan kemudian Imam Ahmad bin Hanbal memiliki madzhab sendiri dalam bidang fiqh.”

Kawan bertanya: “Dalam amanatnya, Gus Dur menyebut-nyebut Ustadz sebagai adik dalam pemikiran. Apa maksud beliau, karena ada yang menuduh selama ini beliau berpikiran sekuler. Apakah Ustadz juga adik dalam pemikiran sekuler?”

Kiai Ali Mustafa Ya'qub menjelaskan: “Sebenarnya beliau telah menjelaskan sendiri apa yang beliau maksud dengan adik dalam pemikiran itu. Beliau itu adalah murid dari Prof. Dr. Muhammad Musthafa Azami, seorang pakar ilmu hadits masa kini, kelahiran India. Beliau tampaknya juga mengagumi Azami. Beliaulah orang yang pertama kali memperkenalkan nama Azami di Indonesia, yaitu dalam acara Dies Natalis Universitas Hasyim Asy’ari di Tebuireng Jombang, pada tahun 1972.

Beliau menyampaikan ceramah Dies Natalis dengan judul Sumbangan MM Azami dalam Penyelidikan Hadits. Acara Dies Natalis itu dihadiri oleh para pakar, para ulama dan dua orang menteri waktu itu, yaitu Menteri Agama H. A. Mukti Ali dan Menteri Penerangan H. Budiarjo. Sementara kami sendiri waktu itu masih sebagai mahasiswa Fakultas Syari’ah Universitas Hasyim Asy’ari.

Ketika kami pulang dari belajar di Saudi Arabia pada tahun 1985, kami menemui Gus Dur di kantor PBNU. Kami ceritakan tentang hubungan kami dengan Prof. Dr. MM Azami, termasuk amanat beliau kepada kami untuk menerjemahkan kitab-kitabnya. Gus Dur sangat tertarik terhadap apa yang kami sampaikan, bahkan beliau punya keinginan untuk mengundang Prof. Dr. MM Azami suatu saat ke Indonesia. Gus Dur juga bercerita tentang ceramah Dies Natalis beliau tahun 1972 itu yang menurut beliau, “orang-orang nggak nyambung.” Itulah hubungan kami dengan Gus Dur yang beliau sebut sebagai adik dalam pemikiran, yaitu pemikiran Ilmu Hadits, bukan pemikiran yang lain.” (Disarikan dari Ali Mustafa Yaqub, Kerukunan Umat dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Juli 2000), hal. 103-108), via muslimoderat.com).

Soal Pilihan Ganda SKI untuk MID Semester 1 Kelas 5 SD atau MI

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata pelajaran sejarah di sekolah Islam atau Madrasah yang mengulas mengenai sejarah didalam Islam sejak masa Nabi Muhammad Saw hingga sejarah Islam yang terkait dengan Indonesia.

Berikut ini merupakan soal pilihan ganda Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada Ulangan Tengah Semester (MID) I (Ganjil) Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau SD Islam:
----------------
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) !

1. Jumlah kaum muslimin yang ikut dalam baiat pertama adalah ...
a. 10 orang
b. 12 orang
c. 60 orang
d. 75 orang

2. Seorang wanita yang ikut pada baiat pertama adalah ...
a. Aisyah binti Abu Bakar
b. Ummu Kulsum
c. Fatimah binti Muhammad
d. Afra binti Ubaid

3. Baiat pertama dikenal juga sebagai baiat ...
a. Ar-Rijal
b. Kubra
c. An-Nisa
d. Sugra

4. Tempat bermusyawarah suku quraisy adalah ...
a. Darus Salam
b. Darun Naim
c. Darul Muttaqin
d. Darun Nadwah

5. Berikut ini yang tidak termasuk baiat aqabah I adalah ...
a. Tidak akan mencuri
b. Tidak akan berzina
c. Tidak akan mabuk-mabukan
d. Tidak akan menyekutukan Allah

6. Baiatul aqabah kedua terjadi pada tahun ...
a. Ke-14 kenabian
b. Ke-13 kenabian
c. Ke-12 kenabian
d. Ke-11 kenabian

7. Baiat kedua juga dikenal sebagai bait ...
A.Ar-Rijal
b. Kubra
c. An-Nisa
d. Sugra

8. Sahabat yang bertugas menggantikan Nabi Muhammad di tempat tidur ketika Nabi Muhammad hijrah adalah ...
a. Abu Jahal
b. Abdullah
c. Abu Bakar
d. Ali bin Abi Thalib

9. Nabi Muhammad saw berangkat hijrah ditemani oleh ...
a. Abu Jahal
b. Abu Bakar
c. Ali bin Abi Thalib
d. Abdullah

10. Orang quraisy yang mengusulkan untuk membunuh Nabi Muhammad adalah ...
a. Abu Jahal
b. Abu Lahab
c. Suraqah
d. Hamzah

11. Rasulullah ketika dalam perjalanan hijrah bersembunyi di ...
a. Jabal Nur
b. Gua Tsur
c. Gua Hiro
d. Bukit Uhud

12. Orang yang bertugas mencari informasi tentang orang kafir saat Nabi Muhammad berada di gua adalah ...
a. Aisyah
b. Ali bin Abi Thalib
c. Ummu Kulsum
d. Abdullah

13. Pada tanggal berapa Nabi Muhammad dan rombongan tiba di Madinah ...
a. 16 Rabiul Awal 1 H
b. 16 Rabiul Awal 2 H
c. 16 Rabiul Awal 3 H
d. 16 Rabiul Awal 4 H

14. Apa arti dari Muhajirin ...
a. Persaudaraan
b. Penolong
c. Orang yang berhijrah
d. Orang yang kembali

15. Apa arti dari Anshar ...
a. Penolong
b. Orang yang kembali
c. Orang yang berhijrah
d. Persaudaraan

16. Nabi Muhammad mengumpulkan kaum muhajirin dan anshar untuk ...
a. Menasehati
b. Meninggalkannya
c. Menguji
d. Mempersaudarakan

17. Masjid yang pertama kali di dirikan Nabi Muhammad di kota Madinah adalah ...
a. Masjid Kuba
b. Masjid Nabawi
c. Masjidil Aqso
d. Masjidil Haram

18. Untuk membangun kota Madinah Nabi Muhammad membuat undang-undang yang disebut ...
a. Piagam Mekah
b. Piagam Madinah
c. Piagam Kuba
d. Piagam Jeddah

19. Mata pencarian sebagian besar penduduk Madinah adalah ...
a. Beternak
b. Bertani
c. Berdagang
d. Pegawai

20. Dibawah ini adalah  fungsi masjid pada awal didirikan oleh Nabi Muhammad, kecuali...
a. Pusat pemerintahan
b. Tempat bermusyawarah
c. Tempat mengasuh anak
d. Pusat peribadatan



Download file Word https://www.scribd.com/doc/286008890/Soal-SKI-MID-Semester-I-Ganjil-Kelas-5. Sumber roprofs.com (Ibnu L' Rabassa)

Bisakah Kirim Pahala ?

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Pahala amal baik seseorang yang masih hidup, seperti pahala haji, puasa, shadaqah, membaca Al-Qur'an, dan dzikir (termasuk tahlil dan Shalawat Nabi) hukumnya boleh dan bisa sampai kalau dihadiahkan kepada orang lain, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Hal itu diterangkan dalam kitab "Bariqah Mahmudiyah fii Syarhi Thariqah Muhammadiyah karya Al-'Alim Al-Muhaqqiq Quthbul 'Arifin wa Ghaushul Washilin Maulana Abi Sa'id Al-Khadimi Rahmatullah jilid 2 juz 4 halaman 99 sebagai berikut:

اعلم أن الأصل فى جنس هذا الباب أن لانسان أن يجعل ثواب عمله لغيره من الأموات و الأحياء حجا أو صلاة أو صوما أو صدقة أو غيرها كتلاوة القران و سائر الأذكار . فاذا فعل شيئا من هذا و جعل ثوابه لغيره جاز يلا شبهة و يصل اليه عند مذهب أهل السنة و الجماعة
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya pokok di dalam jenis bab ini adalah manusia boleh menghadiahkan pahala amalnya kepada orang lain, baik kepada orang lain yang sudah meninggal maupun kepada orang lain yang masih hidup berupa pahala haji, puasa, shadaqah atau lainnya, seperti membaca Al-Qur'an, dan dzikir (termasuk tahlil dan shalawat Nabi). Apabila seseorang mengerjakannya dan memberikan pahalanya kepada orang lain, 7hukumnya boleh tanpa ada kesamaran, dan sampai pahalanya kepada orang yang sudah meninggal menurut madzhab i'tiqad Ahlussunnah wal Jama'ah."

KH. Thobary Syadzily
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>