Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live

Ustadz Solmed : Indonesia Darurat Wahabi

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Belakangan ini, Ustadz Sholeh Mahmoed Nasution atau yang dikenal dengan nama Ustadz Solmed begitu vokal menyuarakan pemikirannya tentang Wahabi di Indonesia.

Hal ini dapat kita lihat melalui akun Twitternya di alamat @SholehMahmoed. Dalam kultwit terbarunya tertanggal 23 Oktober 2015, Ustadz Solmed menuliskan twit yang berjudul “Indonesia Darurat Wahabi“.

Sebelumnya Ustadz Solmed juga telah menuliskan kicauannya yang berhubungan dengan permasalahan Syiah vs Wahabi di Indonesia. Menurutnya Syiah dan Wahabi itu seperti kotoran unta yang dibelah dua, sebagaimana beliau kutip dari perkataan Imam Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad rahimahullah (wafat: 1.132H) dalam kitab “Tatsbiitul Fu-aad”.

Ustadz Solmed juga menjelaskan bahwa saat ini Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) di tanah air ingin diajak oleh Syiah dan Wahabi terlibat konflik perseteruan mereka. Beliau pun mengingatkan umat Islam akan bahaya Syiah yang gemar melakukan taqiyyah dan Wahabi yang gemar melakukan fitnah yang dapat memecah belah persatuan ummat. Kemudian, beliau pun mengajak umat Islam untuk bersatu, dapat saling menghargai perbedaan dan tidak membesar-besarkan persoalan khilafiyah di tengah ummat, serta jangan biarkan perang saudara terjadi di negeri ini.

Berikut adalah kultwit Indonesia Darurat Wahabi oleh Ustadz Solmed (@SholehMahmoed):

    1. INDONESIA DARURAT WAHABI (siap-siap dituduh Syiah). Tempat wahabi bukan di Indonesia. Indonesia itu tanah Ahlussunnah bukan tanah Ahlu fitnah.

    2. Silahkan melakukan amal dari ajaran dan tafsiran gurumu tapi tak perlu kau hina orang yang beda amalan denganmu.

    3. Kau fitnah yang tahlil dengan BID’AH. Kau fitnah yang ziarah qubur & berdoa kepada Allah di sana dengan SYIRIK. Perayaan maulid kau tuduh KELUAR SUNNAH.

    4. Silahkan gunakan tafsiranmu untuk ibadahmu, jangan kau jadikan tafsirmu untuk menghina, mencaci & memaki saudaramu yang tidak sejalan denganmu.

    5. Jangan menjadi virus perpecahan di tengah Ummat. Jangan kau tarik perang saudara & kepentinganmu di Timur Tengah ke tanah pertiwi kami Indonesia.

    6. Kuatkan persatuan, perhatikan kepada siapa anak kita mengaji, tanya anak kita apa yang diajarkan gurunya kepada dia. Waallahul Musta’aan.


@SholehMahmoed, 23 Oktober 2015, via Elhooda.net


Menakar Esensi Hari Sumpah Pemuda ke-87 di Era Globalisasi

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Pada hari ini, rabu, 28 Oktober 2015 seluruh komponen bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Berbagai organisasi dan instansi baik organisasi atau instansi pemerintah maupun swasta melakukan kegiatan upacara bendera, yang hal ini  di lakukan serentak di seantero jagat Indonesia.

Peringatan Hari Sumpah Pemuda, sejatinya tidaklah hanya sekedar rutinitas, ceremonial dan simbolis belaka. Namun di balik itu, kita harus bisa mengambil hikmah, manfa’at, intisasi, dan makna yang terdalam dari peringatan Hari Sumpah Pemuda ini.

 Dimana sumpah pemuda adalah satu pijakan utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar sumpah pemuda yang dulu di kumandangkan pada tanggal 28 Oktober 1928, yaitu yang digaungkan oleh para pemuda dari berbagai latar belakang organisasi di seluruh Indonesia telah bertekad untuk menyatukan visi dan misi agar penjajah di Indonesia hengkang dari bumi pertiwi ini. Penggalan kalimat ikrar "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia"  adalah sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Dengan demikian, begitu antusiasnya dan semangatnya para pemuda zaman dulu, untuk membawa negara Indonesia ke gerbang kemerdekaan. Semangat dan antusias inilah yang kemudian kita patut untuk meneladani. Begitu gigih, solid dan rasa kebersamaan yang muncul dan yang ada di jiwa para pemuda, untuk melawan para penjajah agar Indonesia bisa merdeka.

Wajah Pemuda di Era Globalisasi
Di era globalisasi, tampaknya para pemuda kita sudah terlena dengan situasi dan kondisi yang sudah enak dan aman. Bahkan sebagaian pemuda, sudah lupa sejarah dengan para pemuda dulu, yang telah susah payah melawan para penjajah.

Sehingga kini, para pemuda sudah hilang kontrol, dimana mereka sudah merasa sangat asyik menikmati segalanya yang ada. Tak berpikir panjang terhadap akibat yang akan timbul di kemudian hari. Peristiwa tawuran, mengkonsumsi narkoba , pergaulan bebas sudah menjadi hal wajar di tengah-tengah masyarakat. Hal ini membuktikan, pemaknaan essensi hari sumpah pemuda masih bias. Bukankah seharusnya para pemuda lebih giat untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif ?.

Imam Syafii pernah mengatakan tidaklah dikatakan seoarang pemuda,  orang yang mengatakan inilah bapak saya ( inilah harta bapak saya, inilah vila sewa bapak saya, inilah rumah mewah bapak saya, inilah jabatan bapak saya, inilah mobil mahal bapak saya ), akan tetapi seoarang pemuda adalah orang yang mengatakan inilah saya ( inilah prestasi saya, inilah kreatifitas saya, inilah hasil kerja keras saya).

Pemuda yang baik adalah pemuda yang bisa memanfaatkan hari mudanya untuk hal-hal yang baik (belajar,mencari ilmu,beribadah) sebelum datang masa tuanya.Pemuda yang baik adalah pemuda yang hatinya bertakholluk (menggantungkan hatinya) ke rumah Allah (masjid) untuk selalu beribadah dan berdzikir serta rajin membaca Al-Quran.

Tantangan Pemuda di Era Globalisasi
Tantangan pemuda di era globalisasi tidaklah seberat seperti pemuda di zaman dulu, yang harus mengangkat senjata di medan pertempuran. Akan tetapi, tantangan pemuda di era globalisasi adalah sebagai berikut :
  1. Narkoba.
  2. Pergaulan Bebas.
  3. Perjudian.
  4. Tawuran.
  5. Minum-minuman.
  6. Bergaya hidup mewah.
Jadilah Pemuda Ideal
Pemuda ideal adalah pemuda yang mampu memanfaatkan waktu mudanya untuk meraih kebaikan dan tidak membuat stigma yang negatif yang akan timbul pada dirinya.

Di bidang ibadah :
1. Rajin sholat 5 waktu. Karena di sholatlah pemuda ini bisa tawajjuh kepada Allah dan bisa komunikasi. Dan sholat pula adalah pondasi agama, apabila sholatnya baik maka baiklah agamanya.

2. Rajin mengaji / menghadiri majelis – majelis ta’lim. Karena di dalam pertemuan majelis ini segala ilmu agama bisa di kupas tuntas, sehingga  pemuda bisa tau persoalan-persoalan agama. Mana yang hak dan mana yang batil. Hal ini pula menjadi sumber pijakan  pemuda untuk melangkah ke depan dan ini akan menjadi sebuah filter  pemuda dalam setiap bergerak.

3. Berbakti kepada orang tua. Karena berbakti kepada orang tua adalah sebagai penebus dari beberapa dosa. Ridho Allah tergantung dengan ridhonya kedua orang tua dan murkanya Allah tergantung juga dengan murkanya orang tua. Jangan pernah  pemuda mengangkat tangannya untuk memukul salah satu dari kedu orang tuanya, karena hal ini akan mengakibatkan  pemuda nantinya akan di ikat tangannya pada hari kiamat dengan ikatan rantai dilehernya.Untuk kemudian  pemuda juga jangan sekali-kali sampai memukul diantara kedua orang tuanya, jikalau hal ini terjadi, maka tangan  pemuda tersebut akan di potong ketika mau melewati jembatan shirotol mustaqim sembari sambil di pukuli oleh beberapa malaikat.Jangan sekali-kali  pemuda memanggil orang tua dengan nama aslinya, barangsiapa memanggil kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya maka neraka adalah tempatnya.

4. Rajin melestarikan budaya para leluhur ( ziarah ke orang tua / sesepuh ).
5. Rajin Silaturahmi baik antar sesama maupun para alim dan ulama.

Di Bidang Teknologi :
1. Rajin belajar, gemar membaca dan mau menulis. Karena belajar adalah jendela utama memperoleh ilmu pengetahuan. Dengan membaca akan jadi tau hal yang belum tau. Dengan menulis akan melatih hati menjadi lembut.
2. Mampu memanfaatkan teknologi untuk hal – hal yang lebih positif. Tidak sekedar bermain facebook, tweeter, YM, WA untuk sekedar up date status. Namun lebih ke hal – hal yang edukatif yang bernilai mendidik.
3. Mampu membaca arus informasi untuk kemaslahatan umat. Dengan kata lain bisa membaca segala berita dan informasi dengan teliti dan mampu memahaminya dengan lengkap.
4. Mampu menggunakan teknologi dengan cermat dan tepat. Cermat dalam memahami kontekstualitas dari teknologi itu sendiri dan tepat untuk mendayagunakan teknologi kepada fungsi yang sesungguhnya.

Di Bidang Sosial :
1. Suka menolong antara sesama.
2. Peka terhadap kejadian sekitar.
3. Gemar memberikan kontribusi sesuai kemampuan diri.
4. Tidak mengenal dan menggunakan narkoba. Karena Narkoba adalah musuh yang nyata, musuh yang bisa menjerumuskan penggunanya ke lembah kenistaan selama – lamanya baik ketika masih hidup di dunia maupun kelak di alam akhirat. Narkoba yang merupakan jenis kejahatan yang luar biasa / ekstra ordinary crime ini adalah kejahatan lintas negara yang harus di musuhi bersama-sama.

Demikinalah uraian singkat dari Menakar Essensi Hari Sumpah Pemuda Ke-87 di Era Globalisasi, semoga ada faedahnya. Selamat dan Sukses Hari Sumpah Pemuda Ke – 87.  Majulah Seluruh Pemuda Indonesia !!!

Penulis : Ust.Hadi Mulyanto, S.Pd.I., M.Pd.I
Dosen Pendidikan Agama di Kampus POLTEK HARBER Kota Tegal

Tanya Jawab Bagi Pelajar dan Santri Seputar Aqidah Ibnu 'Asakir

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Bagi penuntut ilmu agama syar'i, tanya jawab seputar aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah berdasarkan risalah Imam Ibnu 'Asakir berikut ini sangat penting dan bermanfaat untuk diketahui dan diajarkan.

Metode tanya jawab lebih mudah membuat pelajar atau santri memahami seputar aqidah yang benar. Berikut ini, ada sekitar 137 tanya jawab seputar aqidah:


ـ1. ما معنى بسم الله ؟
المعنى أبتدئ باسم الله أو ابتدائي باسم الله.

2. ماذا نقول في لفظ الجلالة الله؟
لفظ الجلالة "الله "اسم علم للذات المستحق ّ لنهاية التّعظيم .

3. ما معنى الرحمن ؟
الرحمن أي الكثير الرّحمة للمؤمنين والكافرين في الدّنيا وللمؤمنين خاصةً في الآخرة.

4. ما معنى الرحيم ؟
الرحيم أي الكثير الرّحمة للمؤمنين.

5. ما اسم المؤلف؟
المؤلف هو فخر الدين أبو منصور عبد الرحمن بن محمد ابن الحسن بنِ هبةِ الله بن عبد الله بن الحسين الدمشقيّ المعروف بابن عساكر الفقيه الشافعيّ المشهور.

6. متى ولد ومتى توفي ؟
ولد سنة خمسين وخمسمائةٍ كما كتب بخطّه في بيتٍ جليلٍ كبير، وتوفّي في عاشرِ رجب سنة 620 هـ.



7. ما هو الملك ؟

المُلكُ هو السّلطان ُ.



8. من هو المكلف ؟

المكلف هو البالغ العاقل الذي بلغته دعوة الإسلام وكان صحيح السمع لم يكن أصم.



9. ما معنى قول المؤلف "يجب على كل مكلف أن يعلم أن الله عزّ وجل ّ واحد في ملكه "؟


المعنى أنه يجب على كلّ مكلفٍ أن يعتقد جزما من غير شكٍ أن الله تعالى لا شريك له في سلطانه، أي ليس لهذا العالم مالك غيره ولا مدبرٌ غيره ولا اله غيره.


10. ما معنى "الواحد "إذا أطلق على الله ؟
الواحد إذا أطلق على الله معناه الذي لا شريك له في الألوهية ولا مثيل له.

11. ما هو العالم العلوي ؟
العالم العلوي هو السموات وما فوقها.

12. ما هو العالم السفلي ؟
العالم السفلي هو الأرضون وما تحتها.

13. ما معنى قول المؤلف :"خلق العالم بأسره العلويّ والسفليّ والعرش والكرسي والسموات والأرض وما فيهما وما بينهما "؟
المعنى أنّ كل شئ في هذا العالم إن كان في السموات أو في ألأرض أو فوق السموات أو بين السموات والأرض أو تحت الارض، كل ذلك بخلق الله عزّ وجلّ هو الذي أخرجه من العدم الى الوجود، ويدخل في ذلك أعمال العباد ونواياهم إذ هي جزء من هذا العالم، قال الله تعالى : "(وخلق كل ّ شيء) سورة الفرقان.

14. ما المقصود بما في السموات وما فوقها، وما بين السموات والارض، وبما في الارض، وما تحتها ؟
المقصود بما في السموات كالملائكة، وبما فوقها كالجنة، وبما بين السموات والارض كالقمر والشمس والنجوم، وبما في الارض كالبشر، وبما تحت الارض كجهنّم فانها موجودة تحت الارض السابعة منفصلة.

15. مامعنى قوله تعالى :(وخلق كل شيء)؟
المعنى أنّ كل شيء في هذا العالم بخلق الله عزّ وجل ّ, أي هو الذي اخرجه من العدم الى الوجود، ويدخل في ذلك أعمال العباد ونواياهم اذ هي جزء من هذا العالم.

16. ما هو العرش ؟
العرش هو أعظم الاجرام حجما ً.وهو سقف الجنة خلقه الله اظهارا لقدرته لا ليجلس عليه لانه غنّي عن كل شيء.

17. ما معنى قوله تعالى :(وهو رب العرش العظيم) سورة التوبة 129؟
معنى قولهِ تعالى :(وهو رب ّ العرش العظيم) أنّ العرش الذي هو أعظم الاجرام حجماً مقهور لله تعالى، الله هو الذي خلقه وجعله في هذا المكان المرتفع جداً وهو الذي يبقيه في ذلك الموضع فلا يخر ّ على السموات والارض فيدمرها تدميرا، فما سوى العرش مقهور لله من باب الأولى.



18. كم نوعا التدبير ؟
التّدبير نوعان : تدبير شامل ٌ مطلق ٌ فلا مدبر تدبيرا شاملا لجميع الخلائق الا الله.وتدبيرٌ جزئي ٌ كتدبير الملائكة لأمر المطر والسّحاب والنبات ِعلى حسب ماأمر الله وشاء في الأزل، ويجوز اضافة مثل هذا الى المخلوق كما قال الله في الملائكة (فالمدبرات أمرا)[سورة النازعات].


19. ما الدليل من القرءان والحديث على أنّ الله تعالى هو مصرّف الاشياء ومصرّف القلوبِ كيف يشاء ؟
الدليل من القرءان على أنّ لله تعالى هو مصرف الاشياء ومصرف القلوب كيف يشاء قوله تعالى :(ونقلّب أفئدتهم وأبصارهم) [سورة الانعام] وأما من الحديث قوله صلى الله عليه وسلم "اللهم مصرّف القلوب صرّف قلوبنا على طاعتك "رواه مسلم ٌ والبيهقي ُّ.

20. ما معنى قوله تعالى (ونقلب أفئدتهم وأبصارهم) ؟
المعنى أنّ الله تعالى هو مصرف الاشياء و مصرف القلوب كيف يشاء، إن شاء أزاغ قلب العبد وإن شاء أقامه ُ.


21. ما الدليل على أنّ الله تعالى هو خالق كلّ شيء ؟
قال الله تعالى (الله خالق ُ كلِ شيء) [سورة الزمر].

22. ما المراد بالشيء في قوله تعالى (الله خالق كل شيء)؟
الشيء في قوله تعالى (الله خالق كل شيء) يدخل تحته الاجسام والافعال فالعبد ليس له الا أن يكتسب العمل والله يخلقه.

23. ماذا قالت المعتزلة في خلق الافعال ؟
قالت المعتزلة إنّ العبد هو يخلق أفعال نفسه وليس الله خالق كلّ شيء، قّبّحهم الله.

24. ما معنى "العبد ليس له الا أن يكتسب العمل والله يخلقه "؟
معنى يكتسبه يعلّق ارادته وقدرته وهما مخلوقتان والله يخلق هذا الفعل خلقا أي يحدِثه من العدم فيجعله موجوداً، فلا يحصل الا بايجاد الله وخلقهِ.


25. ما معنى الحي اذا اطلق على الله ؟
الحي ّ اذا اطلق على الله معناه من له الحياة الازلية ُ التي ليست بروح ولحم ودم ٍ.

26. ما معنى القيوم ؟
القيوم معناه مدبّرُ الخلائق، ليس معناه أنه قائم في عباده يحلّ فيهم. وفسر بعضهم القيوم بالدائم الذي لا يزول.


27. ما معنى السّنة وما هو النوم ؟
السِّنة ُ معناها النّعاس، والنّوم يكون بحيث يغيب عقل الشخص ولا يسمعُ كلام َمن عنده.


28. ما الدليل من القرءان على أنّ الله تعالى منزه عن السّنة والنوم ؟
الدليل من القرءان على أن ّ الله تعالى منزّه عن السّنة والنوم قوله تعالى في ءاية الكرسي (الله لا اله الا هو الحي القيوم لا تأخذه سنة ولا نوم)[سورة البقرة].

29. ما معنى قول المؤلف (عالم الغيب والشهادة، لا يخفى عليه شيء في الارض ولا في السماء، يعلم ما في البر والبحر، وما تسقط من ورقة الا يعلمها، ولا حبة في ظلمات الارض ولا رطب ولا يابس الا في كتاب مبين أحاط بكل شيء علما ً) ؟

المعنى أنّ الله تعالى يعلم الاشياء جملة وتفصيلا بعلمه الازلي، يعلم ما كان أي ما وُجِدَ ويعلم ما يكون أي ما سيوجد حتى نعيم الجنان الذي يتوالى ولا ينقطع، يعلم الواجب واجِباً والجائز جائزا ً والمستحيل مستحيلا، وهو سبحانه وتعالى عالم ٌ بذاته وبصفاته وبما يحدثه من مخلوقاته بعلم ٍ أزلي أبدي لا يتغيّر.


30. ماذا قال أبو الحسين البصري المعتزلي لعنه الله عن علم الله ؟
قال أبو الحسين البِصريّ المعتزلي والعياذ بالله : "إنّ الله لا يعلم ما سيفعل العبد الا بعد خلقه "، وهذا كفر صريح ٌ.

31. ما معنى قوله تعالى (الآن خفّف الله عنكم وعلم أنّ فيكم ضعفا)؟

أي أن ّ الله خفّف عنكم الان ما كان واجبا عليكم من مقاتلة واحد من المسلمين لعشرة من الكفار بإيجاب مقاتلة واحد من المسلمين لاثنين من الكفار وذلك لانه علم بعلمه الازلي انّ فيكم ضعفا ٍ.


32. مامعنى قول المؤلف "أحاط بكل شيء علماً "؟
المعنى أنّه سبحانه يعلم ما وجد وما سيوجد بعلمه الازلي.


33. ما معنى قول المؤلف "وأحصى كل شيء عدداً "؟
المعنى أنه عزّ وجلّ علم بعلمه الازلي أعداد كل شيء علِمه قبل أن يكون أيّ مخلوق من المخلوقين كما قال تعالى (وأحصى كلّ شيء عددا) [سورة الجن].


34. ما معنى قول المؤلف "فعّال لما يريد "؟
المعنى أنّه سبحانه وتعالى يفعل ما يشاء، ما شاء حصوله بمشيئته الأزلية فعله بفعله الأزلي ّ,ومشيئته أي إرادته أزلية والمرادات حادثة، وفعله أزليّ والمفعول حادث ٌ.


35. ما هي المشيئة ؟
المشيئة هي تخصيص الممكن العقلي ببعضِ ما يجوز عليه دون بعض.

36. ما معنى قوله صلى الله عليه وسلم "ماشاء الله كان ومالم يشأ لم يكن "؟
هذا الحديث الثابت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم رواه أبو داود. والمعنى أنّ ما شاء الله حصوله وُجد في الوقت الذي شاء وجوده فيه، وما لم يشأ وجوده لا يوجد أبداً.


37. ما معنى لا حول ولا قوة الا بالله ؟
أي لا حول عن معصية الله الا بعصمة الله ولا قوة على طاعة الله الا ّ بعون الله.

38. أذكر دليل من القرءان على أن الله تعال متصف بالمشيئة ؟
قال الله تعالى في الكتاب العزيز (وما تشاءون الا أن يشاء الله ربّ العالمين) [سورة التكوير].

39. ما معنى قوله تعالى (ما يُبَدّل القولُ لديّ) ؟
المعنى أنّ مشيئة الله عزّ وجلّ لا تتغير، لأنّ التغيّر يحصل في المخلوقين وهو أكبر علامات الحّدوث.

40. تكلم عن الخير والشر والطاعة والمعصية والكفر والايمان ؟

يجب الايمان أنّ الخير والشر والطاعة والمعصية والكفر والايمان كلّ ذلك يحصل بمشيئة الله تعالى وعلمه وقضائه ِوقدره، لكنّ الخير بمحبة الله وبرضاه وبأمره والشرّ ليس بمحبة الله ولا برضاه ولا بأمره.

41. ما معنى قول المؤلف "قادرٌ على ما يشاء"؟
المعنى أن ّالله تبارك وتعالى له قدرة ٌشاملة ٌيُحدث بها الاشياء فلا يعجزه شيىء ولا يحتاج الى استعانة بغيره.

ولا يلحق قدرته نقص أو ضعف أو عجز ٌ بل قدرته تامة كما قال في القرءان الكريم (إنّ الله هو الرّزّاق ذو القوة المتين) [سورة الذاريات].



42. ما الدليل من القرءان على أن الله تعالى متصف بالقدرة ؟

الدليل من القرءان على أنّ الله تعالى متصف ٌ بالقدرة قوله تعالى (وهو على كل شىء قدير) [سورة المائدة].



43. ما معنى قول المؤلف "له الملك "؟

أي له السلطان التّام الذي لا ينازعه فيه منازع ٌ، وملكه تعالى غيرُ الملك ِ المخلوق ِ الذي يعطيه الله لمن يشاء ُمن عباده ِ لانّ هذا يزول ُ.



44. ما معنى قول المؤلف "وله الغنى "؟

أي القيام بنفسهِ أي لا يحتاج الى غيره وهو الغنيّ كما سمّى نفسه في القرءان، ولعل ّما في بعض النّسخ ِ من ذكر الغناءِ من تحريف بعض ِ النّساخ ِ.



45. أين ورد أن ّ الغني من أسماء الله ؟

ورد ذكر الغني في حديث ذكرِ تسعة ٍ وتسعين اسما لله تعالى رواه ابن حبان والترمذي والبيهقي وغيرهم.



46. ما معنى قول المؤلف "وله العز"؟

المعنى أنه سبحانه وتعالى عزيز ٌ.



47. ماذا قال الخطابي في معنى العزيز ؟

قال الخطابي ّ : العزيز ُ هو الذي لايُغلب، ذكره الحافظ البيهقي ّ.



48. ما معنى قوله تعالى (والله عزيز ذو انتقام) سورة آل عمران 4 ؟

قال الحليمي ّ: معناه الذي لا يُوصل ُ اليه ولا يمكِن ُ إدخال ُ مكروه ٍ عليه.



49. ما معنى قول المؤلف "والبقاء "؟

أنّ الله تعالى موصوف بالبقاء وهو استمرار الوجود بلا طروء فناء ٍ.وبقاؤه تعالى واجبٌ عقلا ً لا يجوز في العقل ِ خلافه فلا باقي بهذا المعنى الاّ هو. ويلزم من بقائه ِ بقاءُ صفاته ِ من قُدرةٍ وعلم ٍ وسمعٍ وبصرٍ ومشيئةٍ وغير ِ ذلك َ.



50. "الجنة والنار باقيتان بإبقاء الله لهما "اشرح ذلك.

الجنة والنار من حيث ذاتهما يجوز عليهما الفناء عقلا، لكنّهما باقيتان بإبقاء الله لهما أمّا بقاء الله فذاتيّ أي ليس غيره أوجب له ذلك.



51. ما معنى قول المؤلف "وله الحكم "؟

المعنى أنه سبحانه وتعالى يحكم بما يريد ُ.



52. بيّن أقسام حكم العقل ؟

أقسام حكمِ العقل ثلاثة ٌ:

الواجب العقلي : وهو مايستحيل في العقل عدمه وهو الله وصفاته.

المستحيل العقلي ّ : وهو ما يستحيل في العقل وجوده كالشريك ِ لله.

الجائز العقلي ّ : وهو ما يجوز في العقل وجوده تارةً وعدمه تارةً أخرى كالاشجار و الانهار.



53. ما الدليل على أن القضاء يأتي بمعنى الخلق ؟

الدليل على أنّ القضاء يأتي بمعنى الخلق ِ قوله تعالى (فقضاهن سبع سموات) [سورة فصّلت]



54. ما الدليل على أن القضاء يأتي بمعنى الامر ؟

الدليل على أن ّ القضاء يأتي بمعنى الامر قوله تعالى (وقضى ربّك ألا تعبدوا إلا إيّاه وبالوالدين إحسانأً) [سورة الاسراء] أي أمر ربّك ألا تعبدوا إلا إيّاه.



55. ما معنى قوله تعالى (وما خلقت الجن ّ والانس الا ليعبدون) سورة الذاريات 56 ؟

أي ما خلقت الجنّ والانس الاّ لآمرهُم بعبادتي.



56. ما الدليل من القرءان على أن الله تعالى ما شاء لكل العباد أن يعبدوه ؟

الدليل من القرءان على أن الله تعالى ما شاء لكل العباد أن يعبدوه قوله تعالى (ولو شاء ربك لآمن من في الارض كلهم جميعا أفأنت تكره الناس حتى يكونوا مؤمنين)[سورة يونس].



57. ما معنى قوله تعالى (ولو شاء ربك لآمن من في الارض كلّهم جميعا) ؟

معناه لو شاء الله الاهتداء لكل الناس لكانوا كلّهم من أمة الايمان، ولكن ّ الله لم يشأ ذلك فصار بعض ٌ مؤمنين وصار بعضٌ كافرين.



58. ما معنى قول المؤلف "وله الاسماء الحسنى "؟

المعنى أنّ الله له الاسماء الحسنى أي الدّالة على الكمال، فكُلّ أسماء ِ الله حسنى ليس شيء منها الاّ دالاً على الحسن، أي ليس فيها ما يدلّ على نقص ٍ في حقه ِ تعالى.



59. "العلاّم "على ماذا يدل اذا أطلق على الله ؟

العلام يدل على العلم.



60. "الرحمن "على ماذا يدل إذا أطلق على الله ؟

الرحمن يدل على إثبات الرّحمة له تعالى. ولا يجوز تسمية غير الله بالرحمن.



61. "الرحيم "على ماذا يدل اذا أطلق على الله ؟

الرحيم يدل على إثبات الرحمةِ له تعالى.



62. "القادر "على ماذا يدل اذا أطلق على الله ؟

القادر ُ يدّلُ على القدرة ِ.



63. "العزيز "على ماذا يدل اذا أطلق على الله ؟

العزيز يدّل ُعلى إثبات العزِ له تعالى.



64. "السميع "على ماذا يدل إذا أطلق على الله ؟

السميع ُ يدل ّ على إثبات السّمع ِ له تعالى.



65. "الواحد "على ماذا يدل اذا أطلق على الله ؟

الواحد ُ يدل ّ على إثبات الوحدانية له تعالى.



66. "الخالق "على ماذا يدل اذا أطلق على الله ؟

الخالق يدلّ على إثباتِ الخلق له تعالى.



67. "البصير "على ماذا يدلّ اذا أطلق على الله ؟

البصير ُ يدلّ على إثباتِ البصرِ له تعالى.



68. ما الدليل على أنه لا يصح أن يسمى الله بـ "ءاه "؟

يستحيل على الله الاسم الذي يدل على النقص فلا يصح أن يسمى بآه كما يتصور بعض الناس، كثير من المنتسبين الى الشاذلية يعتقدون بل يذكرون في كتبهم أنّ من أسماء الله "ءاه "مع أن ّ ءاه لفظٌ وضع للشكاية والتوجع باتفاق اللغويين، ونص ّ أهل المذاهب الاربعة أن ّ قول ءاه يبطل الصلاة، ومعلوم أنّ ذكر الله لا يبطل ُ الصلاة فلو كان "ءاه "من أسماء الله لما أبطل الصلاة.



69. ما الدليل من الحديث على أن "ءاه "ليس من أسماء الله ؟

يدل على ذلك ما جاء في الحديث الذي رواه الترمذي أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :"اذا تثاءب أحدكم فليضع يده على فيه، واذا قال ءاه ءاه فإنّ الشيطان يضحك من جوفه "أي يدخل الى فمه ويسخر منه.

70. بم سمى سيد قطب الله تعالى ؟

سيد قطب سمّى الله تعالى "العقل المدبر "وهذا كفر صريح ٌ والعياذ بالله.



71. ماذا قال الامام الاشعري فيمن وصف الله بالروح ؟

ذكر الامام الاشعري رضي الله عنه أنّه لا يجوز وصف الله بالروح (لان الروح مخلوق والله منزه عن ذلك. .



72. اذكر الدليل من الحديث على أن لله تعالى تسعة وتسعين اسماً ؟
روى البخاريُّ ومسلمٌ عن رسولِ الله صلى الله عليه وسلم أنه قالَ: "إن لله تعالى تسعةً وتسعينَ اسمًا مائةً إلا واحدًا من أحصاها دَخَلَ الجنةَ". وفي بعض الروايات "من حفظها ".



73. ما معنى ما جاء في الحديث "من أحصاها دخل الجنة "؟

المعنى أنّ من حفظها وفهم معناها مضمونٌ له الجنةُ.



74. ما معنى قول المؤلف "لا دافع لما قضى "؟

أي لا أحد يمنعُ نفاذ مشيئةِ الله.



75. ما هو الحديث القدسي ّ الدال على أنه لا أحد يمنع نفاذ مشيئة الله ؟

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "قال الله تعالى : إني إذا قضيت قضاءً فإنه لا يُردّ "رواه مسلم ٌ.



76. ما معنى "إني إذا قضيت قضاءً فإنه لا يُرد "؟

أي لا أحد يمنع نفاذ مشيئة ِالله.



77. ماذا نقول في اعتقاد البعض بأن الله يبدل مشيئته إذا دعا الانسان أو تصدق من حلال ؟

اعتقاد البعض بأنّ الله يبدّل مشيئته إذا دعا الانسان أو تصدق من حلال كفرٌ ولا يليق بالله سبحانه وتعالى لأنّ تغيّر المشيئة ِ دليل الحدوث.



78. أين ورد مايعطي معنى قول المؤلف "ولا مانع لما أعطى "؟

هذا جاء معناه في حديث البخاري ومسلم أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقول في دُبُرِ صلاته ِ : "لا اله الا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير، اللهم لا مانع لما أعطيت ولا معطي لما منعت ولا ينفع ذا الجدّ منك الجدّ ".


79. ما معنى قوله صلى الله عليه وسلم "اللهمّ لا مانع لما أعطيت "؟

المعنى إذا شاء الله تعالى لعبد أن تُصيبه نعمة ٌ من النعم فهو يمكّنه منها ولا يستطيع أحد ٌ أن يمنعها عنه.



80. ما الدليل على أن الله تعالى إذا شاء لعبد أن تصيبه نعمة من النعم فهو يمكنه منها ولا يستطيع أحد أن يمنعها عنه ؟

الدليل على ذلك ما رواه الترمذي وغيره من حديث ِ عبد الله بن ِ عباس ٍ رضي الله عنهما أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : "ولو أن ّ الخلق اجتمعوا على أن ينفعوك بشيء لم يقضه الله لك لم يقدِروا عليه، وإن أرادوا أن يضروك بشيء لم يقضه الله عليك لم يقدروا عليه، رُفعت الاقلام وجفّت الصّحف ".



81. ما معنى قول المؤلف "يفعل في ملكه ما يريد "؟

المعنى أنّ ما أراد الله تعالى في الازل وشاء حصوله بمشيئته الازليةِ لا بدّ أن يكو ن فيخلقه بتخليقه ِ الازلي ِ من غير أن يكون عزّ وجلّ مجبوراً على شيء ٍ.

82. ما الدليل على أن الله يخلق بتخليقه ِ الازلي ِ من غير أن يكون عزّ وجلّ مجبوراً ؟

قال تعالى في القرءان (وربّك يخلقُ ما يشاء ويختار) [سورة القصص].



83. ما معنى قول المؤلف "ويحكم في خلقه بما يشاء "؟

المعنى أنه سبحانه ُ وتعالى يُحرّم ُ ما يشاء ُ ويفرِضُ ما يشاءُ.



84. ما معنى قوله "لا يرجو ثواباً ولا يخاف عقاباً "؟

المعنى أن ّ الله سبحانه وتعالى لا يرجو من عباده ثوابا أو منفعة قال تعالى (ما أريد منهم من رزق ٍ وما أريد أن يُطعمون) [سورة الذاريات]
فالله ما كلفهم بالعبادة لانه يلحقه نفع من ذلك، ولا نهاهم عن شيء لانه يخاف ضررا أو عقاباً من أحد منهم، وكيف يرجو ثوابا ً من عباده أو يخاف عقاباً وهو خالقهم وخالق أعمالهم.



85. ما معنى قول المؤلف "ليس عليه حق يلزمه ولا عليه حكم "؟

المعنى أن ّ الله تعالى ليس عليه واجب ٌ يلزمه فعله ُ ولا حكم عليه لاحدٍ، اذ لا يمنعه أحد ٌ من شيء ٍ ولا يأمرهُ بشيءٍ.



86. ما هي النعمة ؟

النعمة هي المنّة ُ.



87. ما معنى قول المؤلف "وكل نعمة منه فضل "؟

أي ليس فرضاً على الله أن يعطي عباده النعم بل هو متفضل ٌ متكرم ٌ بذلك، فلو لم يُعطهم هذه النعم لم يكن ظالماً لهم.



88. ما الدليل على أنه لو لم يعطهم هذه النعم لم يكن ظالما لهم ؟

الدّليل على ذلك قوله تعالى (ولو لا فضل الله عليكم ورحمته ما زكى منكم من أحدٍ أبدًا) [سورة النور].



89. ما هي النّقمة ؟

النّقمة هي العقوبة ُ.



90. ما معنى قول المؤلف "وكل نقمة منه عدل "؟

المعنى أن من أثابه الله فبفضله ومَن عاقبه فبعدله ولا يظلم الله أحدا، ولا يُعترض عليه، ولا يقال ُ على وجه الاعتراض لِم َ يؤلم الاطفال والبهائم َ ويُسلط ُ عليهم الاوجاع والامراض وليس عليهم ذنب ٌ، ومَن قال ذلك فقد اعترض على الله الا إن أراد استكشاف الحكمة في ايلام الاطفال والبهائم ِ فقال لِمَ يؤلم ُ فلا يكفُرُ.



91. ما هو الظلم ؟

الظلم هو مخالفة أمر ِ ونهي ِ مَن له الامر ُ والنّهي ُ وهو مستحيل ٌ على الله.



92. ما معنى قوله تعالى (لا يسئل ُ عمّا يفعل ُ وهم يسألون) سورة الأنبياء 23؟

أي أنه لا يعترض عليه في فعله ولا يسأل لم فعلت كذا، و أمّا العباد فيسألون لانه المالك الحقيقي لكل شيء ولا يشاركه في ملكه أحد ٌ، يملك العباد وما ملّكهم وهو يفعل ُ في ملكِه ِ ما يشاء ُ، ولذلك لا يُتصور ُ منه الظلم لانه حكيم ٌ لا يضع ُ الامور َ في غير ِ مواضعها.



93. ممّن يُتصور الظلم ؟

يُتصوّر الظّلم ممّن له ءامر ٌ وناهٍ كالعباد ِ.



94. ما الدليل من الحديث على أن العبد يسئل لم فعلت كذا ولم فعلت كذا ؟

روى الترمذي ّ أن ّ الرسول صلى الله عليه وسلم قال : "لا تزول ُ قدما عبد ِ يوم القيامة ِ حتى يُسأل َ عن أربع : عن عُمرهِ فيم َ أفناه ُ، وعن جسده ِ فيم َأبلاه، وعن ماله ِ من أين اكتسبه وفيم أنفقه، وعن علمه ِ ماذا عمل به ".



95. ما معنى قول المؤلف "موجود قبل الخلق "؟

أنّ وجود الله تبارك وتعالى أزلي ٌّ، فهو عزّ وجل ّ كان موجودا قبل الخلق وحده في الازل.



96. ما الدليل من القرءان على أن الله لا ابتداء لوجوده ؟

الدليل من القرءان على أنّ الله لا ابتداء لوجوده قوله تعالى (هو الاول) [سورة الحديد].



97. ماذا قال علماء البيان في شرح قوله تعالى (هو الأول) ؟

قال علماء البيان : ممّا يُفيدُ الحصر كون المبتدإِ والخبر ِ معرفة ً وفي هذه الايةِ (هو الاول)المبتدأُ مضمر ٌ أي "هو "والخبر ُ "الاول ُ "وكلاهما معرفة فدل ّ على أنه لا أول بمعنى أنه لا بداية لوجوده أحد ٌ سوى الله جلّ وعلا.



98. ما الدليل من الحديث على أن الله تعالى لا ابتداء لوجوده ؟

الدليل ُ من الحديث على أن ّ الله تعالى لا ابتداء لوجوده ما ورد في حديث عمران بنِ الحصين ِأنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : "كان الله ولم يكن شيءٌ غيره "رواه البخاري والبيهقي وغيرهما.



99. ماذا قال ابن تيمية لعنه الله عن العالم ؟

جاء في أكثر من خمسة كتب أحمد بنِ تيمية أنّ نوع العالمِ قديم لا بداية لوجوده لم يزل مع الله، وهذا كفرٌ صريح ٌ.

100. ما معنى قول المؤلف "ليس له قبل ولا بعد"؟

هذا نفي ٌ لسبقِ العدم عن الله وكذلك نفيٌ للحوقِ الفناء به تبارك وتعالى لانّ كلّ ما ينافي ثبوت الازلية أو البقاء له تعالى فهو باطل ٌ، لان الالوهية لا تصح لمن لم يتّصف بهما، فالاله من خصائصه أنه واجب الوجود فلا يجوز عليه عقلا أن يسبقه وأن يلحقه العدم.



101. ما معنى قول المؤلف "ولا فوق ولا تحت ولا يمين ولا شمال ولا أمام ولا خلف "؟

هذا أصل ٌ من أصول الاعتقاد وهو تنزيه الله عزّ وجلّ عن أن يكون في جهةٍ من الجهات أو في جمعيها. وليس الامر كما يعتقد بعض الجهلة ِ أن ّ الله موجودٌ في جهة فوق، وبعضهم يعتقد ان ّ الله في جهة أمام منحصر ٌ بين العبد وبين الكعبة ِ، وبعضهم يعتقد أنه كالهواء حالّ ومنبثٌ في كلّ مكانٍ، وهذا كله باطل ٌ يُنافي التوحيد الصحيح.



102. من الذي يعتقد أن الله محيط بالعالم من كل الجهات ؟

المدعو ناصر الدين الالباني يعتقد أن الله محيط ٌ بالعالم من كل الجهات كما تحيط اليد بما تمسكه ُ.وهذا باطل ٌ ينافي التوحيد الصحيح. وغيره كثير من أهل الضلال.



103. ماذا قال أبو جعفر الطحاوي في تنزيه الله تعالى ؟

قال الامام أبو جعفر الطحاوي وهو من أهل القرون الثلاثة الاولى في عقيدته التي سماها عقيدة أهل السنة والجماعة : "تعالى - يعني الله - عن الحدود والغايات. أي النهايات. والاركان والاعضاء وألادوات ولا تحويه الجهات الست ّ كسائر المبتدعات "أ هـ.



104. ما معنى قول الامام أبي جعفر الطحاوي الذي قاله في تنزيه الله ؟

قال الامام أبو جعفر الطحاوي في عقيدته التي سماها عقيدة أهل السنة والجماعة : "تعالى أي تنزه الله عن الحدود أي الكميات والغايات أي النهايات والأركان أي الجوانب والأعضاء أي الجوارح الكبيرة وألادوات أي الأجزاء الصغيرة كاللسان، ولا تحويه الجهات الست ّ، الجهات الست ّ هي فوق وتحت وأمام وخلف ويمين وشمال. كسائر المبتدعات "أي المخلوقات"اهـ.



105. "الشأن في علو المكانة وليس في علوّ الحيّز والمكان "اشرح ذلك.

ليس القول باختصاص الله بجهة فوق كمالا ً في حقه ِ سبحانه كما يظن بعض الجهلة اذ أن ّ الشأن في علو المكانة وليس في علو الحيّز والمكان، فهؤلاء الملائكة الحافّون بالعرش مكانهم أعلى بكثير من أنبياء الله تعالى ولكنّ الانبياء أفضل وأرفع عند خالقهم عزّ وجل ّ.



106. ما معنى قول المؤلف "ولا كل ٌ ولا بعض "؟

أن ّ الله تبارك وتعالى ليس جسماً مركبا ً من أجزاءٍ ولذلك لا يوصف بالكليّة ولا بالبعضية والجزئية.



107. ماذا قال الحليمي في تفسير اسم الله "المتعالي "؟

قال الحليمي ّ في تفسير اسم الله "المتعالي "معناه المرتفع عن أن يجوز عليه ما يجوز على المحدَثين من الازواج والاولاد والجوارح والاعضاء واتخاذ السّرير للجلوس عليه، والاحتجاب بالسّتور عن أن تَنفذَ الابصار اليه، والانتقال من مكان الى مكان ونحو ذلك، فإنّ إثبات بعض هذه الاشياء يوجب النهاية، وبعضها يوجب الحاجة، وبعضها يوجب التغيير والاستحالة، وشئ من ذلك غير لائق بالقديم ولا جائز عليه.ا هـ.نقله عنه الحافظ البيهقي في كتاب الاسماء والصفات.



108. من هم السلف ؟

السلف هم أهل القرون الثلاثة الأولى من أهل السّنة والجماعة.



109. ما هو الحيز ؟

الحيّز ما يشغَلُهُ الجسم من الفراغ.



110. ما معنى قول المؤلف "ولا يقال متى كان ولا أين ولا كيف "؟

المعنى أنّه لا يجوز أن يقال متى كان الله لانّ هذا فيه نسبة البداية والوجود بعد سبق العدم اليه وجريان الزمان عليه، ولا يجوز كذلك أن يقال أين كان الله على معنى السؤال عن موضعه ومكانه، ولا أن يقال كيف كان لان فيه نسبة الكيفية أي صفات المخلوقين اليه.



111. ما الدليل من الحديث على أن الله موجود بلا مكان ؟

الدليل على ذلك قوله صلى الله عليه وسلم : "كان الله ولم يكن شيء غيره "رواه البخاري والبيهقي وابن الجارود.



112. ما هو الحديث الذي استدل به البيهقي وأصحابه على نفي المكان عن الله تعالى ؟

الحديث هو : "أنت الظاهر فليس فوقك شيء وأنت الباطن فليس دونك شيء".



113. على ماذا يدل ّقوله صلى الله عليه وسلم : "أنت الظاهر فليس فوقك شيء وأنت الباطن فليس دونك شيء"؟

يدلّ معنى الحديث ِ على أنّ الله تعالى موجود بلا مكان ٍ.



114. اذكر قول سيدنا علي في نفي المكان عن الله ؟

روى الرملي ّ وغيره قول علي ّ كرّم الله وجهه :"كان الله ولا مكان وهو الان على ما عليه كان "ا هـ.



115. اذكر قول سيدنا زين العابدين في نفي المكان عن الله ؟

روى الحافظ اللغوي محمد مرتضى الزبيدي ّ في شرح الاحياء بالاسناد المتصل أن الامام علياً زين العابدين كان يقول : "سبحانك لا يحويك مكان "اهـ, وزين العابدين كان أفضل أهل البيت في زمانه.



116. من نقل اجماع أهل السنة على أن الله موجود بلا مكان ؟ وأين ذكر ذلك ؟

نقل التميمي ّ اجماع أهل ِ السنة على أن الله موجود بلا مكان، ذكره في كتابه الفرق بين الفِرق ِ.



117. ما معنى قول المؤلف "كان ولا مكان، كوّن الاكوان، ودبّر الزمان، لا يتقيد بالزمان، ولا يتخصّص بالمكان "؟

المعنى أنه سبحانه خالق المكان ومدبّر الزمان ومجريه، ومكوّن الاكوان أي خالق المخلوقات ومبرزها من العدم الى الوجود فلا يحتاج اليها ولا يوصف بصفاتها، كما قال الامام أبو حنيفة رحمه الله : "أنى يشبه الخالق مخلوقه "فلذلك لا يجوز أن يُنسب اليه أنه بمكان أو بكل الاماكن ولا يجوز أن يقال إنه متقيد بالزمان أو بكل الأزمنة، تعالى عن معاني المحدثين وسمات المخلوقين.



118. ما الدليل من القرءان على أنه لا يؤخر مراد الله تعالى ولا يمنعه مانع ؟

الدليل من القرءان على أنه لا يؤخِر مراد الله تعالى ولا يمنعه مانع قوله تعالى (إنما أمره اذا أراد شيئا أن يقول له كن فيكون) [سورة يس]



119. ما معنى قول المؤلف "ولا يشغله شأن عن شأن "؟

أي أن ّ الله تعالى يبرز الاشياء من العدم الى الوجود بمشيئته وقدرته الازليتين وبتخليقه الأزلي من غير حاجة الى جارحة ٍ أو الى استعمال ءالةٍ، بل بمجرد تعلّق مشيئته وقدرته بالمقدورات توجد في الوقت والمكان الذي شاء وجودها فيه، ولا يؤخِر ذلك ولا يمنعه مانع ٌ.والموصوف بهذه الصفات لا يشغله شأن عن شأن ولا أمرُ عن إنفاذ أمر ءاخر، وانما يحصل ذلك لمن يشتغل بالجوارح ويستعين بالآلات فإنه اذا استغرق شغلها بأمرٍ عسُر عليه الاستعانة بها في أمر ٍ ثان ٍ، والله عزّ وجلّ منزّه ٌ عن ذلك. ولا يقال كل ّ شيءٍ شغل الله لانّ هذا وصف المخلوق.



120. ماذا قال الامام ذو النون المصري في تنزيه الله تعالى ؟

قال الامام ذو النون المصريّ في تنزيه الله تعالى : "مهما تصوّرت ببالك فالله بخلاف ذلك "اهـ, رواه الخطيب في تاريخ بغداد وقاله الامام أحمد بن حنبل.



121. ماذا قال الامام الشافعي في تنزيه الله تعالى ؟

قال إمامنا الشافعي رضي الله عنه في تنزيه الله تعالى : "من ِ انتهض لمعرفةِ مدبره فاطمأن الى موجود ٍ ينتهي اليه فكره فهو مشبه ٌ, وان اطمأن الى العدم ِ الصِرفِ فهو معطّل ٌ، وان اطمأن الى موجود ٍ واعترف بالعجز ِ عن إدراكه ِ فهو موحدٌ ".اهـ.



122. ماذا قال الامام الرفاعي في تنزيه الله تعالى ؟

قال الامام أحمد الرفاعي رضي الله عنه : "غاية المعرفة بالله الايقان بوجوده تعالى بلا كيف ولا مكان ".



123. ماذا قال ابن عباس رضي الله عنهما في النهي عن التفكر في ذات الله ؟ وما معناه ؟

قال ابن ُ عباس رضي الله عنهما في النهي عن التفكر في ذات الله : "تفكروا في خلق الله ولا تفكّروا في ذات الله "، رواه البيهقي ّ.

نهى السلف عن التفكرِ في ذات الله تعالى للوصول ِ الى حقيقته ِ، لانه لا يعلم الله على الحقيقة الا الله، إنما معرفتنا بالله هي بمعرفة ِ ما يجب ُ له تعالى وما يستحيل في حقه ِوما يجوز في حقِهِ.



124. ما معنى قوله تعالى (ليس كمثله شيء وهو السميع البصير) ؟

قدّم الله تعالى التنزيه في هذه الآية على قوله (وهو السميع البصير) ليُعلَم أنّ سمعه ليس كسمع ِ غيره أي ليس بأذن ٍ أو بواسطة ٍ، وأن ّ بصره ليس كبصرِ غيره ِ أي ليس بحدقة ٍ لانه سبحانه ليس كمثله شيء.



125. ماذا روى أبو نعيم في حليته عن أمير المؤمنين علي بن أبي طالب رضي الله عنه ؟

روى أبو نعيم في حليته في ترجمة ِ علي ِبن أبي طالب ٍ قال َ : حدّثنا أبو بكر ٍ أحمد بن محمد بن ِ الحارث، ثنا الفضل ُ بن ُ الحباب ِ الجمحي ّ، ثنا مسدّدٌ، ثنا عبد الوارث ِ بن سعيد، عن محمد بن ِ اسحاق َ، عن ِ النعمان ِ بن ِ سعد ٍ قال : كنت ُ بالكوفة ِ في دار ِ الامارة ِ دار ِ علي ِ بن ِ أبي طالبٍ اذ دخل َ علينا نوفُ ابن ُ عبدِ الله ِ فقال : يا أمير المؤمنين بالبابِ أربعون رجلاً من اليهود ِ فقال عليّ : عَليّ بهم، فلمّا وقفوا بين يديه قالوا له : يا علي ّ صِف لنا ربك هذا الذي في السماء ِ كيف هو ؟ وكيف كان ؟ ومتى كان ؟ وعلى أي شيء هو ؟ واليهود مشبّهة ٌ يعتقدون أن ّ الله موجود في السماء ويقعد ُ على العرش ِ, تعالى الله عمّا يصفون. فاستوى عليّ جالسا وقال : "معشر اليهود، اسمعوا منّي ولا تبالوا أن لا تسألوا أحداً غيري، إنّ ربي عزّ وجل ّ هو الاول لم يبدُ ممّا، ولا ممازج ٌ معما، ولا حال ّ وهما ً، ولا شبح ٌ يُتقصى، ولا محجوب ٌ فيُحوى، ولا كان بعد َ أن لم يكن "، وقال : "من زعم أنّ الهنا محدود ٌ فقد جهِل َ الخالق المعبود َ "اهـ. معناه من قال الله له حجم فقد كفر.



126. ماذا قال علماء التوحيد واللغة في معنى المحدود ؟
المحدود عند علماء التوحيد واللغة ما له حجم ٌ فالعرش محدود والذّرة محدودة ٌ.

127. من هم أهل السنّة ؟
أهل السنة هم جمهور الامة المحمدية وهم الصحابة ومن تبعهم في المعتقد ِ أي أصول الاعتقاد.

128. ما هي أصول الاعتقاد ؟
أصول الاعتقاد هي الأمور الستة المذكورة في حديث جبريل َ الذي قال فيه الرسول ُ "الايمان أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الاخر والقدر خيره وشره ".

129. ما هي خير القرون ؟
أفضل القرون ِ القرون الثلاثة المرادون بقول رسول الله صلى الله عليه وسلم : "خير القرون قرني ثم ّ الذين يلونهم ثم ّ الذين يلونهم "والقرن معناه مئة سنة ٍ كما رجّح ذلك الحافظ ُ أبو القاسم ابن ُ عساكر وغيره ُ.


130. ما الدليل من الحديث على أن الله أوصى بالالتزام بجماعة المسلمين ؟ وما المراد بالجماعة ؟

الدليل ُ على ذلك قوله صلى الله عليه وسلّم : "أوصيكم بأصحابي ثم ّ الذين يلونهم ثم ّ الذين يلونهم "وفيه ِ قوله ُ : "عليكم بالجماعة ِ وإيّاكم والفُرقة فإنّ الشيطان مع الواحد ِ وهو من َ الاثنين أبعد ُ، فمن أراد بحبوحة الجنة ِ فليلزم ِ الجماعة "صححه الحاكم وقال الترمذي : حسن ٌ صحيح ٌ. روى أبو داود َ من حديث معاوية : "وإن َ هذه الملة ستفترق ُ على ثلاث وسبعين، ثنتان وسبعون في النار وواحدةٌ في الجنة وهي الجماعة ". والجماعة ُ هم ُ السواد ُ الاعظم ليس معناه صلاة الجماعة.


131. لِمَ ينسب أهل السنة الى الامامين أبي الحسن الاشعري وأبي منصور الماتريدي ؟
حدَثَ بعد مائتين ِ وستين َ سنة انتشار بدعة المعتزلة وغيرهم فقيّض الله تعالى إمامين جليلين أبا الحسن الاشعري وأبا منصور الماتريدي رضي الله عنهما فقاما بإيضاح عقيدة أهل السنة التي كان عليها الصحابة ومن تبعهم بإيراد أدلة نقلية وعقلية مع رد شبه المعتزلة وهم فرق عديدة بلغ عددهم عشرين فرقة، فقاما بالرد على كل هذه الفرق أتمَ القيام برد شبههم وإبطالها فنُسب اليهما أهل السنة، فصار يقال لاهل السنة أشعريون و ماتريديون.


132. ما هو أفضل العلوم ؟
أفضل العلوم ِ علم ُ العقيدة ِ لانه ُ يبيّن ُ أصل العقيدة ِ التي هي أصل ُ الدين ِ.

133. ما هو الفقه الأكبر ؟
الفقه الأكبر هو علم ُ العقيدة ِ.

134. ما هو علم الكلام المذموم ؟
علم ُ الكلام ِ المذموم هو ما ألّفه ُ المعتزلةُ على اختلاف فِرَقِهِم والمشبّهة ُ على اختلاف فِرَقِهِم من كرّاميّةٍ وغيرِها.


135. اذكر مؤلفا ً من مؤلفي أهل السنة ممن ألّف في بيان الفِرَق ؟
ممّن ألفوا في بيان ِ الفِرَق ِ الإمام ُ أبو منصور ٍ عبد ُ القاهر ِ بن ُ طاهرٍ البغداديُّ.


136. ما معنى قول سيدنا علي : "هو الأول لم يبد ممّا، ولا ممازج معما، ولا حال وهما، ولا شبح يتقصى، ولا محجوب فيحوى، ولا كان بعد أن لم يكن "؟
قال سيدنا علي ٌ : "هو الأول لم يَبد ُ ممّا أي ليس له بداية ٌ، ولا ممازج ٌ معما أي لا يحُلّ في شيء ولا حالّ وهمًا أي ليس كما يقتضي الوهم ولا شبح ٌ يُتقصى أي ليس جسماً ولا محجوبٌ فيُحوى أي لا يحويهِ مكان ولا كان بعد أن لم يكن"


137. ما معنى قول سيدنا علي :"مَن زَعَمَ أنّ إلهنا محدودٌ فقد جهِلَ الخالق المعبود "؟
معنى كلامِه رضي َ الله عنهُ أنّ الله تعالى ليس له ُ حجم ٌ أي موجودٌ بلا مكانٍ. لأنّ الحجمَ هو الذي له مكان.

والحمدلله أولاً وءاخراً
وصلى الله على سيدنا محمّدٍ الامين
وءالهِ الطاهرين وصحابته الطيبين. / sunna.org

Hukum Gotong Royong Bangun Masjid bersama Non-Muslim

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Masalah kekerasan antarumat beragama kembali memanas di negeri ini. Terutama pascainsiden terbakarnya sebuah masjid di Tolikara Papua dan gereja di kabupaten Singkil Aceh. Kedua kasus ini dibesar-besarkan, seakan-akan toleransi beragama benar-benar memudar. Padahal dilihat dari sudut yang berbeda, kerukunan umat beragama masih tertanam kuat di Nusantara.

Salah satu contohnya adalah budaya gotong royong membangun masjid. Baik muslim maupun nonmuslim ikut serta dalam pembangunan tersebut. Budaya seperti ini sudah mengakar di sebagian masyarakat.

Dalam sudut pandang fiqih, keikutsertaan nonmuslim dalam pembangunan masjid masih diperdebatkan. Sebagian ulama membolehkannya dan sebagian lain melarangnya.

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitabnya Fathul Bari Fi Syarhi Shahihil Bukhari menampilkan beberapa pendapat ulama terkait permasalahan ini. Ia menuliskan:

يجوز ذلك، ولا يمنعون منه، وصرح به طائفة من فقهاء أصحابنا والبغوي من الشافعية وغيرهم

“Perbuatan tersebut diperbolehkan dan mereka tidak dilarang untuk melakukannya. Pernyataan ini ditegaskan oleh ahli fiqih dari kelompok kita,  al-Baghawi dari madzhab Syafi’i, dan lain-lain.”

Menerima bantuan nonmuslim untuk pembangunan masjid adalah boleh. Bantuan tersebut bisa berupa fisik ataupun nonfisik. Pendapat ulama di atas ini sekaligus menjadi penguat atas tradisi yang sudah berlaku di masyarakat kita. Memang dalam hal ini ada ulama yang melarangnya karena bantuan dari nonmuslim dianggap hina. Argumentasi ini muncul ketika sentimen keagamaan tengah memanas di kala itu.

Dalam konteks masyarakat yang beragam dan sudah terbiasa hidup dengan masyarakat yang berbeda agama, pendapat yang membolehkan ini lebih tepat untuk diamalkan. Apalagi prilaku ini sudah membudaya di sebagian masyarakat dan dapat memupuk kerukunan umat beragama di tengah masyarakat. Wallahu a’lam.

Ust. Hengki Ferdiansyah, via nu.or.id

Tawassul Bukan Syirik, Ini Penjelasannya

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Kita sering mendengar pendapat bahwa bertawassul (menjadikan perantara) kepada Nabi dan orang saleh, di dalam berdoa itu sebagai perbuatan syirik. Dalil yang digunakan adalah surat Azzumar ayat 3:

ما نعبدهم الا ليقربونا الى الله زلفى
"Tidaklah kami menyembah mereka, kecuali karena mereka mendekatkan kami kepada Allah".

Ayat di atas, sebagaimana yang dipahami dari kitab-kitab tafsir Al-Qur'an, merupakan jawaban kaum musyrikin Quraisy yang menolak meninggalkan penyembahan terhadap berhala. Simpulan hukum dan dalil yang dikemukakan penuduh tawassul itu syirik, sebenarnya mengandung masalah:

1. Bahwa dalil Surat Azzumar ayat 3 di atas, tidak bisa dijadikan sebagai dalil haramnya tawassul atau syirik perbuatan tawassul.

2. Konteks ayat di atas, berbicara tentang ibadah yang dilakukan oleh kaum musyrikin, yaitu menyembah berhala. Itu bisa dipahami secara utuh dari kalimat, " tidaklah kami menyembah mereka kecuali karena mereka mendekatkan kami kepada Allah." Pada hakikatnya, kaum musyrikin Quraisy tidak menyembah berhala karena secara logis berhala tidak bisa melakukan apapun. Namun, ada keyakinan bahwa berhala-hala itu bisa menyampaikan apa yang diinginkan kaum musyrikin itu kepada Tuhan. Oleh sebab itu, berhala-berhala disembah atau diibadahi. Kata "ibadah" atau "menyembah" itu sendiri mengandung pengertian ritual yang bersifat khusus dan tidak bisa ditinggalkan.

Bagaimana dengan tawassul? Dengan menggunakan cara pandang kaum musyrikin di atas, tidak dijumpai makna atau pemahaman tawassul dengan menyembah. Orang yang bertawassul tidaklah menyembah wasilah (perantaranya). Jika kita perhatikan, doa tawassul kepada Nabi Muhammad, apakah itu berarti yang berdoa menyembah Nabi Muhammad? Kalaupun Nabi Muhammad dapat mendekatkan setiap umat Islam kepada Allah, tidak dijumpai saat ini umat Islam yang kemudian menyembah Nabi Muhammad. Tanpa disadari bahwa Nabi Muhammad sendiri menyuruh umatnya bertawassul kepada dirinya, dengan sabda:

من صلى علي صلى الله عليه عشرا
"Siapa saja yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah bersalawat kepada sepuluh kali".

Apa maknanya, "Allah bersalawat kepada sepuluh kali", dengan mengucap shalawat kepada Nabi? Jika kata shalawat diartikan sebagai rahmat, bukankah dikabulkannya dia itu merupakan rahmat? Lalu karena sebab apa itu turun? Apalagi kalau bukan karena disebut nama Nabi Muhammad.

3. Doa tawassul itu lazim dibaca umat Islam ketika mereka ditimpa masalah yang sangat rumit. Pada situasi seperti itu, doa biasa belum kunjung menunjukkan hasil, seperti dialami oleh umat Islam pada masa Umar bin al-Khatthab radhiyallahu anhu. Pada masa itu, hujan tidak kunjung turun, dan tanaman pun banyak kering. Umar pun berdoa bertawassul kepada paman Nabi, Abbas bin Abdul Muthallib. Alhasil, hujan pun turun membasahi kebun-kebun. (lihat shahih al-Bukhori bab sholat istisqo).

Ust. Abdi Kurnia Djohan

Ini Persamaan Ciri Khawarij dan Wahhabi Berdasarkan Atsar

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Ada 2 atsar sahabat yang akan saya tampilkan disini. Kita akan mengetahui diantara ciri-ciri Khawarij yang ternyata ciri tersebut menempel atau melekat pada golongan Wahabi yang mengaku-ngaku sebagai Ahlussunnah.

1. Telah mengeluarkan Ibnu Mardawaih dari Mush’ab bin Sa’d, beliau berkata : "Seorang laki-laki dari Khawarij memandang Sa’d yakni Sa’ad bin Abi Waqqash ra. kemudian berkata : "Ini termasuk pimpinan orang kafir !". Lalu Sa’ad bin Abi Waqqash menjawab : "Kamu berbohong, justru aku yang memerangi pimpinan-pimpinan orang kafir". Kemudian Khawarij yang lainnya berkata : "Laki-laki ini termasuk orang-orang yang merugi amalnya (merujuk kepada ayat dalam surat al-Kahfi: 103), maka Sa’ad bin Abi Waqqash berkata : "Kamu juga berbohong !, merekalah orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan kufur terhadap perjumpaan dengan-Nya (surat al-Kahfi: 105). Atsar ini disebutkan dalam kitab Fathul Bary (10/40).

2. Telah meriwayatkan Imam Thabroni dalam al-Kabir dan al-Awsath : "‘Umaroh bin Qordh telah berangkat pada suatu peperangan, kemudian menetap di tempat tersebut dalam waktu yang agak lama, lalu beliau pulang dari sana. Dalam perjalanan pulang, ketika beliau sampai di sebuah tempat dekat dengan “Ahwaz”, beliau mendengar suara adzan, maka beliau berkata : "Demi Allah, aku belum pernah merasakan shalat berjama’ah dengan orang-orang muslim yang lain sejak 3 hari yang lalu". Akhirnya beliau bergegas menuju suara adzan yang terdengar di daerah tersebut, dan ingin sholat bersama ahli kampung, ternyata beliau bertemu dengan kaum Azaaroqoh disitu (1 kelompok dari Khawarij), maka orang-orang Khawarij berkata : "Apa yang menyebabkan engkau datang kesini wahai musuh Allah ?!!?". Maka ‘Umaroh menjawab : "Bukankah kalian adalah saudaraku? "(karena beliau mendengar adzan dari daerah situ). Mereka tidak menjawab tapi berkata lagi : “Kamu saudaranya syaithan!, kami pasti akan bunuh kamu!". Lalu ‘Umaroh menjawab : "Apakah kalian tidak ridho terhadap perkara yang Rasulullah Saw. saja ridla dengannya ?". Lalu mereka bertanya : "Perkara apa yang menyebabkan Rasulullah ridho denganmu ?". ‘Umaroh menjawab : "Aku datang kepada nabi saat masih kufur kemudian aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasanya beliau adalah utusan Allah maka lepaskanlah saya", kemudian mereka menangkap Umaroh dan membunuhnya. Dalam kitab Majma’uz Zawaid, sanad perawinya shahih .

Keterangan :
Dari 2 atsar / hadist yang kami nukil diatas, ada beberapa ciri-ciri Khawarij dan itu mirip sekali dengan Wahabi yang ngaku-ngaku pengikut salaf dan ngaku-ngaku Ahlussunnah :

1. Gampang memvonis kafir, syiah, bid’ah tanpa ada penelitian terlebih dahulu seperti yang disebutkan di dalam atsar di atas. Padahal mereka tau siapa Sa’ad bin Abi Waqqash. Tapi, tetap saja tudingan kafir langsung dilemparkan dengan seenaknya.

2. Terbiasa memakai ayat-anya yang ditujukan kepada orng kafir / musyrik untuk menyerang umat muslim seperti kata-kata : انت من الاخسرين اعمالا. Diambil dari surat al-Kahfi ayat 103 yang mana ayat ini di tujukan kepada Yahudi dan Nashrani.

3. Menganggap orang yang bukan golongan dia adalah musuh Allah, kafir, tidak faham tauhid, dan lain-lain (Liat atsar ke-2 pada kata-kata "apa yang menyebabkan engkau datang kemari wahai musuh Allah").

4. Tidak menerima dalil dari kelompok lain karena menurut mereka golongan merekalah yang paling benar (liat atsar kedua : walaupun ‘Umaroh menjelaskan tentang persaudaraan di antara muslim, beliau mendengar adzan dari daerah itu, bahwa Nabi ridla dengan syahadat beliau), tetapi tetap saja mereka tidak mau menerima dalil atau alasan ‘Umaroh yang akhirnya beliau dibunuh oleh Khawarij.

5. Hukuman bagi yang tidak sesuai dengan golongan mereka adalah hukuman bunuh (mirip dengan kejadian yang diceritakan dalam kitab Tarikh Najd (tentang kekejaman Wahhabi)).

6. Mereka terbiasa mengambil dengan dhahirnya ayat tanpa melihat tafsir para ulama'.

7. Enggan untuk berhusnuddlon dengan golongan selain mereka.

Inilah diantara ciri-ciri Khawarij yang dapat disimpulkan dari 2 atsar di atas. Sebenarnya masih banyak lagi ciri-ciri khawarij, namun belum sempat kami tampilkan disini. Dengan adanya kesimpulan ini, kita berharap dapat dihindarkan dari sifat sifat Khawarij . Aamiin.

Oleh : Ustadz M. Hasan Hasbullah, via santri.net

Soal Aswaja dan Ke-NU-an kelas XI untuk UTS Gasal

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Berikut soal Ujian Tengah Semester (UTS) Gasal mata pelajaran Aswaja dan Ke-NU-an untuk kelas XI tingkat SMA/MA/SMK/SLTA yang pernah diberikan pada tahun pelajaran 2013/2014 dan tahun pelajaran 2014/2015 lalu.

Soal Pilihan UTS Ganjil 2013/2014

1. Secara bahasa (etimologi) kata ‘madzhab’ berarti...
a. Jalur, pendapat
b. Metode, rakyu, pendapat
c. Jalan, pendapat, aliran
d. Jalan, jalur, metode
e. Rakyu

2. Seorang yang merenungkan tentang metode dan hukum tentang berbagai masalah agama yang telah dilakukan, dan diyakini disebut...
a. Muqolid
b. Imam
c. Mujtahid
d. Syekh
e. Mufti

3. Hukum dari bermadzhab bagi orang awam adalah...
a. Wajib
b. Sunah
c. Makruh
d. Haram
e. Mubah

4. Salah satu alasan kenapa NU melazimkan warganya untuk bermadzhab karena...
a. Orang awam sudah tahu dalilnya
b. Orang awam tidak tahu dalil dan agar stabil dalam beribadah
c. Tidak punya madzhab sendiri
d. Tidak ada madzhab di Indonesia
e. Banyaknya madzhab di Indonesia

5. Dalam fikih dikenal dengan sebutan Madzahibul arba’ah, madzhab-madzhab itu adalah...
a. Malikiyah dan syafiiyah
b. Hanafiyah, malikyah, syafiiyah, dzohiriyah
c. Hambaliyah, Syafiiyah, Malikiyah, Hanafiyah
d. Dzohiriyah dan syafiiyah
e. Syafiiyah dan malikiyah

6.
ياايها الذين امنوا اطيعوا الله واطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم
Sebagai dalil dari bermadzhab, berdasarkan ayat di atas kata ulil amri berarti...
a. Allah swt.
b. Rosulnya
c. Ulama mujtahid
d. Presiden
e. Allah dan Rosulnya

7. Empat dasar pengambilan hukum yang menjadi kesepakatan empat madzhab adalah...
a. Alquran, al Hadits, ijma’, istishab
b. Alquran, al Hadits, ijma’, urf
c. Maslahah, Al Quran, Al Hadits, Istishab
d. Al Quran, Al Hadits, Ijma’, Qiyas
e. Qiyas, Maslahah, Ijma’, Istishab

8. Rosulallah saw memberikan isyarat bahwa tidak ada umat islam berkumpul dan bersepakat untuk menetapkan suatu kesesatan dalam masalah agama yang menyebabkan kehancuran umat. Hal tersebut merupakan hakikat madzhab berdasarkan...
a. Alquran dan rakyu
b. Hadits
c. Ijma’
d. Qiyas
e. Istihsan

9. فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون
Ayat di atas menjelaskan ketika kita tidak mengetahui sesuatu maka ...
a. Biarkan saja
b. Wajib bertanya
c. Wajib menjawab
d. Wajib berdakwah
e. Wajib berzikir

10.  Dalam berjamaah itu tidak ada kelalaian dalam mengartikan kitab Allah dan sunah Rosulnya serta qiyas. Sesungguhya yang ada kelalaian itu pada perpecahan fatwa. Pernyataan ulama siapakah kalimat tersebut...
a. Imam Hanafi
b. Imam Malik
c. Imam Syafii
d. Imam Hambali
e. Imam Ghozali

11.  Al imamul a’zhahli adalah julukan yang digelarkan pada imam besar ...
a. Asy Syafii
b. Al Asyari
c. Abu Hanifah
d. Malik Ibn Annas
e. Ibnu Hambal

12.  Saddu dzariah dan maslahah adalah salah satu dari dasar hukum madzhab...
a. Hanafiyah
b. Malikiyah
c. Syafiiyah
d. Hambaliyah
e. Dzohiriyah

13.  Corak pemikiran madzhab Hanafiyah lebih kental dengan kecenderungan memakai rasional akal. Oleh karena itu madzhab Hanafiyah disebut juga...
a. Ahli hadits
b. Ahli rakyu
c. Moderat
d. Ahli baet
e. Ahlusunnah

14.  Di bawah ini adalah dasar imam Syafii dalam beristimbath hukum, kecuali...
a. Alquran
b. Alhadits
c. Ijma
d. Qiyas
e. Maslahah

15.  Imam Syafii adalah orang yang pertama menyusun kaidah-kaidah untuk mengetahui dalil-dalil hukum fikih. Usahanya itu menghasilkan suatu bidang ilmu yang disebut...
a. Usul fikih
b. Balaghoh
c. Nahwu
d. Shorof
e. Fikih madzhab

16.  Madzhab imam syafii dikenal dengan madzhab yang moderat karena...
a. Memakai rakyu
b. Memakai hadits
c. Memakai hadits dan rakyu
d. Tidak memakai hadits dan rakyu
e. Semua salah

17.  Metode yang digunakan oleh seorang mujtahid dalam menggali (istimbath) ajaran/hukum islam dari Quran dan Hadits adalah salah satu fungsi madzhab sebagai ...
a. Manhaj
b. Aqwal
c. Jama’i
d. Qiyas
e. Aliran

18.  Dalam madzhab Syafiiyah, kedudukan imam syafii adalah seorang imam madzhab yang kita ikuti. Sedangkan kedudukan kita adalah sebagai...
a. Muqolid
b. Mujtahid
c. Mualaf
d. Maulim
e. Mursyid

19.  Penamaan ahli sunnah wal jamaah sebagai golongan yang berpegang pada empat madzhab untuk pertama kali disampaikan oleh...
a. Al Baqilani
b. Al Baghdadi
c. Al Asy’ari
d. Al Ghozali
e. Al Zabidi

20.  Ahli sunnah waljamaah versi NU pertama kali dicetuskan oleh...
a. Taswirul al kulub
b. Tawirul al hadits
c. Taswirul afkar
d. Taswirul al dzikr
e. Taswirul addin

21.  Qonun asasi ahlisunnah waljamaah dalam aqidah mengikuti imam...
a. Al Asy’ari dan al Ma’turidi
b. Al Asy’ari saja
c. Al Ma’turidi saja
d. Al Ghozali dan al Junaidi
e. Al Ghozali saja

22.  Dalam bidang tasawuf ahlusunnah waljamaah memprioritaskan untuk mengikuti imam..
a. Al Ghozali dan al Junaidi
b. Imam Syafii
c. Imam Hanafi
d. Imam Malik
e. Al Baqilani

23.  Pendiri paham ahlusunnah waljamaah adalah...
a. Al Baghdadi
b. Al Bagilani
c. Al Juwaini
d. Al Sya’ari
e. Al Ghozali

24.  NU terbentuk belum lama ini, cikal bakal pendirinya adalah...
a. Al Asy’ari
b. Al Ghozali
c. K.  H. Wahab Hasbullah
d. K. H. Bisri
e. K. H. M. Hasyim asy’ari

25.  Madzhab fiqih islami yang paling besar perkembangannya di Indonesia adalah...
a. Hanafiyah
b. Wahabiyah
c. Syafiiyah
d. Malikiyah
e. Muhammadiyah

Soal Pilihan dan Uraian UTS Ganjil 2014/2015

1. Secara istilah (terminologi) kata ‘madzhab’ berarti...
a.  Mengikuti jalan pikir setiap mujtahid dalam beribadah
b. Wadah untuk beribadah
c.  Mengikuti jalan pikiran salah seorang mujtahid dalam beribadah
d. Membuat jalan ibadah
e.  Mengarang kitab fikih

2. Bagi orang awam diwajibkan bermadzhab karena …
a.  Ingin mencari kemudahan
b. Tidak pernah mengaji
c.  Tidak tahu dalil hukum dalam beribadah
d. Dapat memilah-milah sesuai keinginan
e.  Madzhab diikuti orang banyak

3. Hukum dari bermadzhab bagi seorang mujtahid adalah ...
a.  Wajib
b. Sunah
c.  Makruh
d. Haram
e.  Mubah

4. Salah satu alasan kenapa NU melazimkan warganya untuk bermadzhab karena...
a.  Orang awam sudah tahu dalilnya
b. Orang awam tidak tahu dalil dan agar stabil dalam beribadah
c.  Tidak punya madzhab sendiri
d. Tidak ada madzhab di Indonesia
e.  Banyaknya madzhab di Indonesia

5. Yang di maksud dengan madzahibul arbaah adalah …
a.  Asy’ariyah dan Maturidiyah
b. Syafi’iyah, Hanafiyah, Malikiyah, Hambaliyah
c.  Syafi’iyah, Asy’ariyah, Maturidiyah, Hanafiyah
d. Ghozaliyah dan Maturidiyah
e.  Wahabiyah, Muhammadiyah, Syiah, Khowarij

6. Dalil untuk bermadzhab tertuang dalam Al Quran surat …
a. An Nisa 59
b. Al Maidah 59
c. Al Baqarah 59
d. Ali Imran 59
e. Al An’am 59

7. Empat dasar pengambilan hukum yang menjadi kesepakatan empat madzhab adalah ...
a.  Qiyas, Maslahah, Ijma’, Istishab
b. Alquran, al Hadits, ijma’, istishab
c.  Alquran, al Hadits, ijma’, urf
d. Maslahah, Al Quran, Al Hadits, Istishab
e.  Al Quran, Al Hadits, Ijma’, Qiyas

8. Hadits di bawah ini yang merupakan dalil dari bermadzhab adalah …
a. الإنسان محل الخطاء والنسيان
b. كلكم راع ومسؤول عن رعيته
c. اتبعوا السواد الأعظم
d. اتبعوا المذهب ولا تصرفوا عنه
e. إنما الأعمال بالنية

9. Salah satu dalil diperbolehkannya bermadzhab adalah ijma’ sahabat. Maksud dari ijma’ sahabat sebagai dalil bermadzhab adalah …
a.  Para sahabat sepakat tidak ada yang melarang bermadzhab
b. Para sahabat sepakat melarang madzhab
c.  Semua sahabat membuat madzhab
d. Semua sahabat tidak setuju madzhab
e.  Semua sahabat tergantung pada madzhab

10.  Dalam berjamaah itu tidak ada kelalaian dalam mengartikan kitab Allah dan sunah Rosulnya serta qiyas. Sesungguhya yang ada kelalaian itu pada perpecahan fatwa. Ulama yang telah mengungkapkan pernyataan di atas adalah …
a.  Imam Hanafi
b. Imam Malik
c.  Imam Syafii
d. Imam Hambali
e.  Imam Ghozali

11.  Al imamul a’zhahli adalah julukan yang digelarkan pada imam besar ...
a.  Asy Syafii
b. Al Asyari
c.  Abu Hanifah
d. Malik Ibn Annas
e.  Ibnu Hambal

12.  Nama kota tempat imam Syafi’i dilahirkan adalah …
a.  Mekkah
b. Madinah
c.  Yerussalem
d. Gaza
e.  Konstantinopel

13.  Nama kitab hadits terkenal yang dikarang imam Malik adalah …
a.  At Taqrib
b. Ar Risalah
c.  Al Umm
d. Al Hikam
e.  Al Muwatho’

14.  Madzhab imam syafii dikenal dengan madzhab yang moderat karena...
a.  Memakai rakyu
b. Memakai media yang canggih
c.  Memakai hadits
d. Memakai hadits dan rakyu
e.  Tidak memakai hadits dan rakyu

15.  Perumusan pokok pendirian madzhab dan bermadzhab telah dirumuskan oleh ulama NU dalam suatu halaqoh di Jombang tahun 1990 yang menghasilkan dua fungsi madzhab, yakni sebagai …
a.  Manhaj dan aqwal
b. Manhaj dan ijma’
c.  Manhaj dan Qiyas
d. Qiyas dan Aqwal
e.  Qiyas dan ijma’

16.  Penamaan ahli sunnah wal jamaah sebagai golongan yang berpegang pada empat madzhab untuk pertama kali disampaikan oleh...
a.  Al Baqilani
b. Al Baghdadi
c.  Al Asy’ari
d. Al Ghozali
e.  Al Zabidi

17.  Dalam pertempuran Shiffin kelompok Ali terpecah menjadi dua, yaitu …
a.  Suni dan Murjiah
b. Khowarij dan Syiah
c.  Qodariyah dan Jabbariyah
d. Syafiiyah dan Malikiyah
e.  Asy’ariyah dan Maturidiyah

18.  Dalam bidang Aqidah, ahlusunnah wal jamaah mengikuti madzhab …
a.  Al Asy’ari dan al Ma’turidi
b. Imam Syafi’i
c.  Imam Hanafi
d. Al Ghozali dan al Junaidi
e.  Al Ghozali saja

19.  Dalam bidang tasawuf ahlusunnah waljamaah memprioritaskan untuk mengikuti imam..
a.  Al Ghozali dan al Junaidi
b. Imam Syafii
c.  Imam Hanafi
d. Imam Malik
e.  Al Baqilani

20.  Madzhab fiqih islami yang paling besar perkembangannya di Indonesia adalah...
a.  Hanafiyah
b. Wahabiyah
c.  Syafiiyah
d. Malikiyah
e.  Muhammadiyah

Soal Uraian
1. Jelaskan arti madzhab menurut bahasa dan istilah!
2. Dengan adanya perang Shiffin maka muncullah beberapa firkah-firkah dalam islam, sebutkan firkah-firkah tersebut dan jelaskan!

sumber via situs kenuanmaalirsyad (Bahrul Jalil)

Tujuh Kesunnahan Saat Datang Hujan

$
0
0
Muslimedianews.com ~
"Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmatNya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang sangat bersih." (QS. al-Furqan ayat 48).

"Dan diantara tanda-tandaNya (ialah) bahwa kamu lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang Menghidupkannya pastilah dapat Menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Fusshilat ayat 39).

1. Saat Mendung

“Nabi Saw. apabila melihat awan yang berkumpul di ufuk dari ufuk-ufuk langit, beliau menghentikan aktivitas-aktivitasnya, bahkan walaupun beliau sedang shalat sunnah. Setelah itu lalu beliau Saw. kembali melanjutkan aktivitasnya. Kalau awan itu berlalu maka beliau mengucapkan 'Alhamdulillah', dan kalau turun hujan beliau Saw. mengucapkan 'Allahumma shayyiban nafi’an'.” (HR. Bukhari dalam Adab al-Mufrad).

“Nabi Saw. apabila melihat mendung di langit, beliau beranjak ke depan, ke belakang atau beralih masuk atau keluar, dan berubahlah raut wajah beliau. Apabila hujan turun, beliau Saw. mulai menenangkan hatinya. Siti Aisyah sudah memaklumi jika beliau Saw. melakukan seperti itu. Lalu Nabi Saw. mengatakan: 'Aku tidak mengetahui apa ini, seakan-akan inilah yang terjadi (pada kaum ‘Aad) sebagaimana Allah berfirman 'Maka tatkala mereka melihat adzab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka' (QS. al-Ahqaf ayat 24).” (HR. Bukhari)

Disunnahkan, ketika ada awan hitam atau mendung yang sangat gelap, kita harus menumbuhkan perasaan khawatir bisa jadi ini akan menjadi bencana. Kita harus menyeimbangkan antara harapan dan kekhawatiran. (Ibnu Hajar al-Asqalani)

2. Saat Pertama Turun Hujan

Dari Aisyah Ra. bahwa Rasulullah Saw. jika melihat hujan turun (dalam riwayat yang lain ketika hujan pertama kali turun) maka beliau berdoa: اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا (Ya Allah, jadikanlah hujan ini bermanfaat).

3. Saat Tengah Hujan

Anas bin Malik Ra. berkata: "Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah Saw. Lalu Rasulullah Saw. menyingkapkan bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami mengatakan: 'Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?' Jawab Rasulullah Saw.: 'Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan' (langsung turun dari langit yang belum dirusak manusia)."

Ibnu Qudamah menjelaskan: "Hal ini dilakukan di tengah hujan sedang deras-derasnya. Tujuannya bukan untuk sekedar basah-basahan, melainkan tabarruk (mencari berkah). (HR. Bukhari dan Muslim).

Nabi Saw. bersabda: “Carilah doa yang mustajab dalam 3 kondisi/waktu; (1) ketika dua pasukan telah berhadapan (dalam jihad syar’i), (2) menjelang dilaksanakannya shalat wajib, antara adzan dan iqamat, dan (3) ketika hujan turun." (HR. Imam asy-Syafi’i dalam al-Umm).

Nabi Saw. bersabda: "Ada dua doa yang tidak akan ditolak, (1) setelah adzan, dan (2) ketika turun hujan." (HR. Imam Hakim).

4. Doa Saat Hujan Turun Deras

اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ.

"Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, yang bukan untuk merusak kami. Ya Allah turunkanlah hujan ke dataran tinggi, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan." (HR. Bukhari no. 1014).

5. Doa Saat Angin Bertiup Kencang

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu kebaikan angin (ribut ini) dan kebaikan apa yang ada di dalamnya dan kebaikan dari tujuan angin itu dihembuskan. Dan aku berlindung kepadaMu dari kejahatan angin ini dan kejahatan apa yang ada di dalamnya dan kejahatan dari tujuan angin itu dihembuskan." (HR. Imam Bukhari juz 4 halaman 76 dan Muslim juz 2 halaman 616)

6. Doa Saat Mendengar Petir

سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ

"Maha Suci Allah yang petir bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya." (QS. ar-Ra'du ayat 13).

7. Saat Hujan Berhenti

بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ مُطِرْنَا

"Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah." (Muttafaq 'alaih).

Darurat Wahabi: Tunisia Sita 25 Ton Buku Wahabi

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Kementerian Dalam Negeri Tunisia mengumumkan bahwa pemerintah Tunisia telah menyita 25 ton buku Wahabi Takfiri. Penyitaan ini merupakan hasil dari pengembangan yang dilakukan kepolisian Tunisia setelah menangkap anggota teroris ekstrim di pesisir Mahdia yang dikenal dengan kelompok “Sanabel al-Kheir” yang telah lama diincar. Ternyata mereka ini adalah kaum yang gemar mengkafirkan dari kelompok Wahabi.

Penyebaran buku-buku Wahabi di Tunisia, bisa sangat mungkin karena kelompok-kelompok Wahabi Takfiri dan yayasan-yayasan dari negara Arab Saudi ikut andil dalam pengiriman buku-buku tersebut.

Pernyataan Kementerian Dalam Negeri Tunisia seperti dikutip kantor berita CNN pada Kamis (15/10), menjelaskan bahwa kelompok Wahabi Takfiri telah mengakui mereka memproduksi sejumlah besar buku-buku ini dalam rangka untuk disebarkan ke sekolah-sekolah, masjid-masjid dan perpustakaan-perpustakaan umum. Hal ini dilakukan untuk mempromosikan ide-ide takfiri yang menjurus ke tindakan ekstrim. Buku-buku itu juga untuk mempengaruhi orang-orang awam untuk menjadi simpatisan baru sehingga terbuka peluang bergabung dengan kelompok Wahabi tersebut.

Kementerian Pertahanan dan Kementerian Wakaf dalam keterangan persnya menyampaikan bahwa mereka menemukan buku-buku itu tidak sesuai dengan kehidupan toleran di Tunisia, dan buku itu lebih berorientasi Takfiri yang menjurus kepada penghalalan darah sesama Muslim.

Sumber itu juga menjelaskan bahwa mereka tidak hanya fokus semata-mata menyita buku Wahabi saja, tapi juga mengacu pada apa yang menjadi sebab kekacauan yang terjadi di Libya, yang ternyata dilakukan oleh mereka yang berpaham Wahabi Takfiri. Selain itu juga sudah mulai terjadi kontrol kelompok-kelompok militan Wahabi di beberapa bagian negara Tunisia.

Penyebaran buku-buku Wahabi di Tunisia, bisa sangat mungkin karena kelompok-kelompok Wahabi Takfiri dan yayasan-yayasan dari negara Arab Saudi ikut andil dalam pengiriman buku-buku tersebut. Baik untuk tujuan keagamaan maupun komersial, dan mungkin saja kelompok Wahabi Takfiri yang beroperasi di Tunisia menerima file-file itu dari internet, kemudian dicetak di Tunisia dan disebarkan di tengah umat Islam. (Sumber: islam-institute.com)

Teladan Mbah Hasyim, Berdakwah Lewat Bertani dan Bercocok Tanam

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Tebuireng, Jombang, zaman dulu dikenal dengan masyarakat berandal, suka mabuk-mabukkan dan berjudi. Pelacuran juga tumbuh subur di daerah tersebut. Banyak rumah remang-remang berdiri di sekitar pesantren dan ini menjadi kegelisahan tersendiri bagi Hadhratus Syaikh KH. M. Hayim Asy’ari. Belum lagi ancaman kriminalitas lain seperti pencurian dan perampokan.

Barulah saat Kiai Hasyim Asy’ari membiasakan diri bersama para santri bertani dan bercocok tanam, mereka mulai sadar bahwa kemiskinan yang mereka derita ada obatnya, yakni bertani dan berkebun dengan tekun dan telaten. Dari sana tidak jarang Kiai Haysim Asy’ari diundang bukan dalam rangka untuk menyampaikan ilmu agama, tetapi agar memberi penyuluhan bagaimana cara bertani dan berkebun yang benar. Rupanya kebiasaan Kiai Hasyim Asy’ari bercocok tanam tidak hanya sebagai pengisi waktu senggang belaka, namun benar-benar memberi dampak nyata bagi masyarakat. Sebuah kebiasaan dan aktivitas yang produktif, sekaligus bisa mendidik masyarakat waktu itu.

Demikianlah aktivitas Pesantren Tebuireng berjalan. Kini hari kian membaik saja hasil jerih payah mereka. Perhatian masyarakat kian bertambah. Sampai-sampai ada yang datang ke pesantren hanya untuk bertanya bagaimana cara bercocok tanam. Padahal, mulanya mereka mencibir, mengolok-ngolok pekerjaan santri. Satu dua orang bertamu, mereka meminta diajari cara bercocok tanam, dengan begitu makin lama Pesantren Tebuireng makin kesohor. Semakin lama kebiasaan menjalankan bisnis warung remang-remang teralihkan ke pertanian dan perkebunan.

Hubungan masyarakat dan Pesantren Tebuireng semakin membaik. Bukan karena ceramah agama saja, tetapi karena keteladanan yang ditunjukkan Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari dan para santrinya, terutama terkait hal ihwal pertanian dan perkebunan. Karena kian hari kian banyak warga yang ikut bertani, maka pengangguran mulai menyusut. Mereka sibuk bekerja di sawah dan ladang mereka yang tersisa atau yang belum sempat disewakan pada Belanda. Perbuatan maksiat seperti judi, mabuk-mabukkan, dan besenang-senang dengan perempuan nakal mulai berkurang. Sebab, siang hari mereka harus bekerja dan malamnya untuk beristirahat. (Disadur dari “Kebiasaan-Kebiasaan Inspiratif KH. Ahmad Dahlan & KH. Hasyim Asy’ari; Teladan-Teladan Kemuliaan Hidup” karya M. Sanusi).

Mujahid Palestina Semuanya Sunni, Tidak Ada Syiah Maupun Wahabi!

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Jika mempelajari hadits-hadits perihal tanda akhir zaman yang disampaikan oleh Nabi melalui isyarat-isyaratb dan simbol-simbol, kita akan menemukan fakta-fakat menarik. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa salah satu dari empat pilar agama yang harus kita ketahui adalah ilmu-ilmu tanda akhir zaman. Jadi dalam beragama (ber-diin) yang baik adalah bukan sekedar tahu Islam, Iman, tetapi juga Ihsan dan Ilmu Tanda Akhir Zaman.

Yang aku katakan ini berdasar atas "Hadits Jibril" yang sangat terkenal itu. Dalam perkembangan berikutnya, ilmu yang khusus mempelajari tanda-tanda masa ini dikenal dengan istilah "fiqh tahawwulat". Seseorang yang mengetahui fiqh tahawwulat dengan baik, maka akan tahu apa yang harus dia lakukan dalam menghadapi zaman yang serba membingungkan ini. Sekaligus dia tidak heran dengan apa yang terjadi, juga tahu apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan sekaligus menjalankan agamanya dengan baik.

Diantara tanda masa yang diisyaratkan Nabi adalah bahwa beliau mengatakan jika para pejuang agama yang sesungguhnya akan selalu ada. Para mujahid itu akan terusvmemperjuangkan tegaknya agama ini sesuai dengan manhaj yang dibawa Nabi. Bukan manhaj-manhaj klaim atau organisasi tertentu.

Di sebagian riwayat yang shahih, diantara para Mujahid itu (dengan ideologi wasathi/moderat yang diajarkan Nabi itu) berkumpul di sekitar Palestina. Mereka akan terus berjuang dengan atau tanpa dukungan apapun, sampai janji-janji Allah melalui NabiNya akan terbukti suatu waktu nanti.

Bagi para saudara Muslim yang begitu kompeten dengan nasib Palestina (dan al-Aqsha), pernah kalian memperhatikan ideologi orang Palestina? Jika ingin tahu bagaimana manhaj turun-temurun dari era Nabi sampai sekarang, coba ketahui seperti apa ideologi dan Islam orang Palestina. Terlebih mereka yang tinggal di Jalur Gaza. Pejuang yang tak jemu-jemu terus berjuang demi kembalinya al-Quds walau media tak berpihak.

Catat baik-baik, di lapangan kalian tak akan menemukan orang berhaluan Syiah atau Salafi-Wahabi di kalangan pejuang Palestina. Para pejuang Palestina itu para Sunni asli yang tidak membutuhkan dukungan yang hanya berupa kata-kata dan propaganda saja. Mereka juga bukan orang-orang yang kerap berteriak-teriak membawa ideologi atau agama untuk kepentingan sesaat saja. Fokus mereka adalah kembalinya al-Quds dan al-Aqsha ke pangkuan kaum Muslimin seluruhnya tanpa ada kepentingan-kepentingan apapun.

Coba perhatikan, apa ada dari golongan-golongan yang aku sebut tadi memberikan perhatian khusus atau mengarahkan simpatisannya untuk memikirkan nasib Palestina? Kecuali hanya basa-basi saja dan mengganggapkan bukan permasalahan bersama (qadhiyyah kubra) lil muslimin.

Walau sejatinya orang-orang Palestina tidak membutuhkan semua itu dan mereka akan terus berjuang dengan kemandirian mereka, tanpa lelah. "Suatu saat kita akan kembali meletakkan dahi kita untuk bersujud dengan tenang dan air mata berlinang di Masjid al-Aqsha."

Mereka, orang-orang Palestina itu, yang saat ini beritanya tenggelam, terus berjuang sekuat dan semampu mereka dengan cinta yang membuncah pada Nabinya. Coba tanyakan pada orang Palestina khususnya yang tinggal di Gaza, bagi mereka motivasi perjuangan bersumber pada cinta kepada Nabi. Cinta yang tak hanya sekedar ngaku-ngaku melaksanakan sunnahnya saja. Tetapi juga cinta yang mendalam kepada pribadi Sang Junjungan. Cinta yang selalu gegap-gempita dicurahkan terutama ketika bulan Maulid Nabi masuk. Itu fakta di Palestina.

Maka jika ingin tahu arti mujahid fi sabilillah yang sesuai dengan apa yang dimaksud Nabi, maka lihat dan pelajari ideologi orang Palestina. Ideologi Ahlussunnah sesungguhnya yang bukan cuma dimanhaj-manhajkan apalagi sampai digunakan untuk menyalahkan dan merasa diri paling benar. Semoga mencerahkan dan semoga Allah selalu memberikan anugerah dan pertolonganNya kepada para pejuang-pejuang sejati kita di Palestina, Aamin. (Oleh: Awy' A. Qolawun via @awyyyyy).

Wasiat Istimewa Gus Dur untuk Orang-orang Aceh

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Bermula santri-santri perwakilan dari seluruh dayah/pesantren Aceh mengikuti pelatihan Manajemen Pesantren di salah satu pesantren besar di Jawa. Mereka setelah mengikuti pelatihan tour untuk ziarah makam wali sembari melihat-lihat seluruh pesantren di Jawa, salah satunya Pesantren Tebuireng Jombang.

Saat tiba di Tebuireng santri-santri Aceh disambut dengan baik oleh Gus Sholah (adik Gus Dur) dan para santri Tebuireng. Yang lebih mengesankan para santri Aceh adalah diperkenankan untuk masuk ke dalam makam Gus Dur yang dikunci oleh penjaganya. Penjaganya bilang dia tidak boleh membuka makam Gus Dur kecuali untuk orang-orang tertentu yang sudah ada izin dari Keluarga.

Tapi kata beliau lagi, khusus untuk orang Aceh siapapun orangnya maka akan tetap dibuka, karena beliau langsung mendapat wasiat dari Gus Dur ketika masih hidup, yaitu:"Kalau orang Aceh datang, maka bukalah Pintu Makam, karena mereka saudara saya."

Dan para santri Aceh pun diterima di rumah Pengasuh Pesantren Tebuireng, Gus Sholah (KH. Sholahuddin Wahid). Mereka makan bareng bahkan nonton televisi bareng bersama Gus Sholah hingga tiba waktu Shubuh. Para santri Tebuireng mengatakan kepada para santri Aceh:"Kami belum pernah nonton bareng sama Gus Sholah sampai Shubuh seperti kalian."

Tidak lupa pula oleh-oleh yang diberikan oleh Pesantren Tebuireng kepada para santri Aceh, yaitu Peci ala Gus Dur. (Sumber: dari salah seorang Tengku Dayah yang turut serta dalam rombongan. By Wong Aceh).

50 Soal Pilihan Untuk UAS Gasal Aswaja dan Ke-NU-an Kelas XI

$
0
0

Muslimedianews.com ~ Berikut 50 soal pilihan ganda mata pelajaran Aswaja dan Ke-NU-an untuk Ulangan Akhir Semester (UAS) Ganjil kelas XI yang pernah diberikan pada tahun pelajaran 2012/2013 lalu.

1.Secara bahasa (etimologi) kata madzhab berarti ….
a.Jalan, rakyu, pendapat
b.Fikih, aliran, pendapat
c. Jalan, aliran, alur, Pendapat
d.Jalan, aliran, pendapat
e.Jalan, aliran, pikiran

2.Dasar hukum bermadzhab menurut faham Ahlussunnah Waljama"ah meliputi ….
a. Alqur’an , hadits. Ijma’ dan qiyqas
b.Alqur’an , hadits. Ijma’ dan ra’yu
c. Alqur’an, hadits, qoulul ulama
d.Alqur’an, hadits, qoulul ulama dan aliran
e. Alqur’an dan hadits saja

3. Dasar perintah bermadzhab dijelaskan dalam Alqur'an surat ….
a. Al 'A'raf ayat : 159
b.An Nahl : 49
c. An nisa' : 59
d.An Nisa' : 83
e. Al Baqoroh : 34

4. Hadits tersebut berisi perintah untuk ….
a. Berijtihad
b. Bermadzhab
c. Beristinbath
d. Berfatwa
e. Berjama'ah

5.Kesepakatan atau kesatuan para ahli mujtahid tentang hukum syari'at setelah Rosulullah wafat disebut ….
a. Ijtihad
b. Madzhab
c. Ittiba
d. Taqlid
e. Ijmak

6.Imam Abu Hanifah mendapat gelar Al Imamah A'Zhahli karena memiliki kelebihan …
a. Kemahiran dan kecerdasan dalam bahasa
b. Kemahiran dan kekuasaan ilmunya
c. Keberhasilannya menyebarkan madzhab
d. Kepandaian dalam ilmu fiqih
e. Kecerdasan dalam ilmu kalam

7.Dasar-dasar hukum madzhab Hanafi adalah sebagai berikut, kecuali ….
a. Al Qur'an
b. Al Hadits
c. Atsar sahabat
d. Ijma'
e. 'Urf

8.Corak pemikiran Imam Khanafi lebih mengedepankan ….
a. Al Qur'an
b. Logika
c. Akal dan wahyu
d. Realita
e. Fakta

9. Kitab Al Muwattho' merupakan buku kumpulan haditshasil karya ….
a. Imam Hambali
b. Imam Khanafi
c. Imam Maliki
d. Imam Syafi’i
e. Imam Ghozali

10. Kaum Nahdliyyin mengikuti madzhab ….
a. Imam Malikid. Imam Syafi’i
b.Imam Khanafi e. Imam Asy'ar
c. Imam Khambali

11.Madzhab yang cepat berkembang di Indonesia adalah ….
a. Madzhab Syafi’i
b.Madzhab Hambali
c. Madzhab Maliki
d.Madzham Hambali
e. Madzhab Turmudzi

12.Madzhab Syafi’i cepat berkembang karena ….
a. Sangat moderat
b.Menggabungkan antara Al Qur'an dan Hadits
c. Bersifat tekstual
d.Kesungguhan para pengikutnya dalam menyebarkan madzhab
e. Sangat masuk akal

13.Imam Syafi’i menggunakan qiyas jika ….
a. Buntu dalam ijtihad
b.Illatnya terang
c. Tidak ada dalam al Qur'an
d.Tidak ada dalam hadits
e. Ulama menyetujui

14.Bagi orang yang memiliki perangkat keilmuan tetapi belum mencapai tingkat mujtahid mutlaq mustaqil maka dalam bermadzhab dilakukan dengan cara ….
a. Qouli
b.Manhaji
c. Ijtihadi
d.Istinbath
e. Af'ali

15.Manfaat kaum nahdiyyin mengikuti madzhab adalah sebagai berikut, kecuali….
a. Untuk mengamalkan ajaran /hukum Islam yang bersumber dari al Qur'an saja
b.Sebagai imamah dalam beribadah
c. Sebagai pegangan ibadah bagi orang awam
d.Sebagai sarana untuk memecahkan masalah keagamaan
e. Untuk mengikuti perkembangan zaman

16.Istilah Ahlussunnah Waljamaah dikemukakan oleh ….
a. Asv'ari
b.Al Maturidi
c. Al Baqillani
d. Az Zabidi
e. AlJuwaini

17.Strategi yang digunakan Amr bin Ash dalam perang Shiffin adalah….
a. Membaca al Qur'an dengan mengeraskan suara
b.Mengangkat al Qur'an di atas Ka'bah
c. Membaca takbir dengan keras
d.Mengangkat hadits nabi di atas tombak
e. Mengangkat mushhaf di ujung tombak

18.Di bawah ini adalah orang-orang yang menuntut atas kematian Ustman bin Affan, kecuali …
a. Muawiyah bin Abu Shofyan
b.Aisyah
c. Abdullah bin Tholkhah
d.Abdullah bin Umar
e. Amr bin Ash

19.Munculnya firqoh-firqoh dalam Islam dilatarbelakangi oleh factor ….
a. Ekonomi
b.Sosial
c. Politik
d. Budaya
e. Idiolog

20.Manusia punya free will {kemampuan untuk melakukan segalanya}, Tuhan hanya menjadi perantara dan hakim di akhirat kelak. Faham ini dinamakan ….
a. Jabariyah
b.Qodariyah
c. Syiah
d. Mu'tazilah
e. Murji'ah

21.Faham yang tidak memihak Jabariyah dan Qadariyah mereka memasrahkan semua urusan dan prilaku manusia kepada Tuhan di akhirat kelak. Faham yang dimaksud adalah….
a. Jabariyah
b.Qodariyah
c. Syiah
d. Mu'tazilah
e. Murji'
ah
22.Faham apakah yang menjadi cikal bakal berdirinya faham Sunni?
a. Jabariyah
b.Qodariyah
c. Syiah
d. Mu'tazilah
e. Murji'ah

23.Dalam suatu hadits yang diriwayatkan okeh Imam Tabrani diceritakan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu golongan yang akan masuk surga, golongan yang dinmaksud adalah….
a. Jabariyah
b.Qadariyah
c. Murjiah
d.Ahlusssunnah wal jamaah
e. Mu'tazilah

24.Paham Ahlussunnah Waljama'ah dalam bidang akidah menganut ajaran ….
a. Al Juwaini
b.Al Baqillani
c. Abu Hasan Al Asy'ari
d.Al Baghdadi
e. Al Ghozali

25.Faham Ahlussnnah Waljama'ah meyakini bahwa Allah S.W.T. mempunyai sifat wajib yang berjumlah ….
a. 41
b.21
c. 20
d. 4
e. 1

26.Menurut faham Ahlussunnah Waljama'ah kedudukan masjid diseluruh dunia derajatnya sama, kecuali masjid Nabawi, masjid Al Aqsho, dan masjid ….
a. Istiqlal Jakarta
b.Masjid all Haram
c. At Tiin
d.Aya shopia
e. Kubah mas

27.Faham Ahlusssunnah Waljama'ah meyakini bahwa sumur zam-zam, air bekas wudlu nabi, Hijr Ismail memiliki ….
a. Berkah
b.Syafaat
c. Madlorot
d. Keajaiban
e. Keramat

28.Bertawasul dan Istighfar kepada nabi dan wali Allah hukumnya ….
a. Wajib
b.Haram
c. Makruh
d. Mubah
e. Sunnah

29.Orang mukmin akan menjadi kafir (riddah) apabila melakukan hal berikut, kecuali ….
a. Ragu-ragu terhadap adanya Allah
b.Berkeyakinan Allah tidak memiliki sifat sempurna
c. Mengingkari al Qur'an
d.Meyakini tidak aka nada rasul setelah nabi Muhammad S.A.W.
e. Menghalalkan hal-hal yang diharamkan oleh syari'at

30.Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang berfaham Ahlussunnah Waljama;ah dibidang syari'at menganut madzhab ….
a. Imam Syafi;i
b.Imam Khanafi
c. Imam Al Maturidi
d.Al Asy'ari
e. Imam Ghozali

31.Membaca basmalah setiap membaca al Qur'an kecuali awal sura At Taubah hukumnya …
a. Wajib
b.Sunnah
c. Makruh
d. Haram
e. Dosa

32.Dalam menetapkan awal Ramadlon warga nahdliyyin menggunakan cara ….
a. Hisab
b.Hilal
c. Teropong
d. Kalender
e. Ru'yah

33.Kaum Ahlussunnah Waljama'ah dibidang akhlaq mengikuti ….
a. Imam Hanafi dan Imam Maliki
b.Abu Qosim Al Junaidi dan Imam Ghozali
c. Imam Syafi’i dan Imam Hambali
d.Syeh Abu Hasan Al Asy'ari
e. Imam Maliki dan Imam Hambali

34.Ajaran sufi yang diberikan kepada Ahlussunnah Waljamaah adalah prinsip takhalli, artinya ….
a. Mengisi diri dengan sifat-sifat tercela
b.Sangat mencintai Allah
c. Mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela
d.Menjauhkan diri dari kebahagiaan dunia
e. Membiasakan diri bertingkah laku terpuji

35.Mencintai kehidupan dunia dengan wajar atau tidak berlebih-lebihan disebut ….
a. Zuhud
b.Qonaah
c. Istiqomah
d. Tumakninah
e. Isyrab

36.Orang yang berdosa besar namun tetap meyakini kebenaran syahadatain , menurut Ahlussunnah Waljama'ah orang tersebut termasuk ….
a. Kafir
b.Munafiq
c. Murtad
d. Muslim
e. Kufur

37.Prinsip al Manhaj al Fikri ( metode berpikir) yang dikembangkan Ahlussunnah Waljama'ah adalah prinsip kebebasan yang dikenal dengan istilah ….
a. Syurs
b.Al Adl
c. Al Khurriyah
d.Al Musyawa
e. At Tawazun

38.Menurut asal katanya taqlid berasal dari kata ' qollada, yuqollidu, taqlidan' artinya ….
a. Mencampur
b.Memadukan
c. Menolak
d.Mempertimbangkan
e. Mengikuti

39.Ayat di bawah ini tersirat perintah untuk ….
a. Meminta kepada yang ahli zikir
b.Bertanya kepada orang yang alim
c. Meminta pada orang alim
d.Bertanya pada orang yang ahli dzikir
e. Berkomunikasi pada orang alim

40.para imam besar yang meluaskan suatu masalah di dalam batas-batas pokok dan kaidah-kaidah pokok imamnya merupakan tingkatan taqlid ….
a. Al Munasib
b.Ashabul Wujuh
c. Ahlut Tarjih
d.Khuffad
e. Orang Awam

41.Golongan yang meng hafal, mengutip, dan memahamkan betul akan madzhab imamnya, termasuj tingkatan golongan ….
a. Al Munasib
b.Ashabul Wujuh
c. Ahlut Tarjih
d.Khuffadz
e. Orang awam

42.Kedudukan taqlid bagi orang awam dan bagi orang alim yang belun nencapai tingkatanmujtahid adalah ….
a. Netral
b.Boleh
c. Sunnah
d.Keharusan
e. Menolak

43.Seseorang yang menerima perkataan orang lain dengan mengetahui sumber alas an perkataan tersebut atau mengikuti mujfahid dengan mengetahui dalil-dalilnya disebut ….
a. Sunnah
b.Ittibak
c. Tarjih
d.Taqlid
e. Talfiq

44. Ayat al Qur'an yang dijadikan sebagai dasar ittibak terdapat dalam surat ….
a. Al Baqoroh ayat21
b.Ali Imran ayat 31
c. An Nisa' ayat 59
d.An Nahl ayat 43
e. Al Hujurat ayat 44

45.Orang yang melakukan ittibak disebut ….
a. Muttabik
b.Muttabak
c. Itbak
d.Tabik
e. Tabi'at

46.Mengikutkan salah satu dari dua dalil atas lainnya sehingga diketahui lebih kuat disebut ….
a. Ittibak
b.Ijtihad
c. Tarjih
d.Marjuh
e. Rajah

47.Mengambil atau mengikuti hukum dari suatu peristiwa atau kejadian dengan mengambilnya dari berbagai macam madzhab disebut ….
a. Sunnah
b.Taqlid
c. Ittibak
d.Tarjih
e. Talfiq

48.Apabila ada orang berwudlu tanpa niat ( mengikuti imam Khanafi) dan hanya mengusap sehelai rambut (mengikuti imam Syafi’i) maka orang tersebut telah melakukan ….
a. Talfiq
b.Tarjih
c. Taqlid
d.Ittibak
e. Istinbath

49.Orang yang telah melakukan sholat, wudlunya mengikuti imam Syafi’i, dan batalnya mengikuti Imam Maliki, menurut imam Syafi’i orang tersebut sholatnya ….
a. Syah
b.Batal
c. Makruh
d.Sunnah
e. mubah

50.Jika suatu ibadah atau amal jika dilakukan dengan penuh keyakinan akan menimbulkan ….
a. Keikhlasan
b.Ketentraman
c. Kekhusuan
d.Kebahagiaan
e. Kenikmatan

sumber via Situs kenuanmaalirsyad (Bahrul Jalil)

Sejarah Kelam Syiah di Arab, Qaramitah hingga Kini

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Tulisan ini merupakan bagian daripada artikel panjang yang ditulis oleh seorang Profesor antropologi dan sosiologi di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi, yang berasal dari Indonesia dan termasuk salah seorang kader muda Nahdlatul Ulama. Dimuat pula di majalah GATRA, Edisi 27 tahun XXI, Beredar Kamis, 7 Mei 2015.
***
Upaya pembangunan perdamaian, relasi positif, dan rekonsiliasi Sunni-Syiah di Saudi—dan juga negara-negara lain di Arab dan Timur Tengah—bukanlah perkara mudah mengingat perseteruan kedua kelompok Islam ini sudah “mengerak” dan berlangsung sejak ratusan tahun silam.

Syiah juga memiliki sejarah kelam di Arabia. Sejarah dan asal-usul Syiah di kawasan ini sering dikaitkan dengansekte Qaramitah, sebuah kelompok agama sinkretik yang memadukan elemen-elemen Syiah Ismailiyah dengan mistisisme Persia,yang berpusat di al-Ahsa (Hasa) di Provinsi Ash-Syarqiyah.

Pada 899 M, kelompok ini pernah mendirikan sebuah negara utopis berbasis agama. Sekte vegetarian ini—karenanya sering disebut al-Baqliyyah—juga pernah melakukan pemberontakan terhadap Dinasti Abbasiyah. Pemimpin sekte ini, Abu Tahir al-Jannabi, pada tahun 930, pernah memimpin pengepungan kota Makah, mencuri dan memindahkan Hajar Aswad ke al-Ahsa, serta mengotori sumur Zamzam dengan tumpukan mayat.

Sekte Qaramitah sudah tenggelam dalam limbo sejarah. Kaum Syiah masa kini yang menempati Saudi adalah pengikut Imamiyah (Itsna Ashariyah) sebagai mayoritas yang kebanyakan tinggal di Provinsi Ash-Syarqiyah di ujung timur Saudi, khususnya Ahsa, Qatif, Khobar, dan Dammam yang merupakan daerah kaya minyak dan pusat industri.

Ada juga pengikut Syiah Imamiyah di Madinah yang menamakan diri Nakhawila. Pengikut Syiah lain, seperti Zaidiyah dan Ismailiyah, kebanyakan tinggal di Provinsi Najran di Saudi selatan yang berbatasan dengan Yaman. Tidak ada data statistik resmi tentang jumlah kaum Syiah di Saudi tetapi sejumlah pengamat memperkirakan sekitar 10% dari total warga negara Saudi yang kini berjumlah sekitar 20 juta jiwa (ditambah sekitar 10 juta kaum migran).

Mayoritas penduduk Saudi adalah pengikut Sunni non-Wahabi yang tersebar hampir merata di berbagai kawasan. Sementara itu pengikut Wahabi sebagian besar hanya terkonsentrasi di Provinsi Riyadh dan Qasim di Saudi bagian tengah.

Meskipun sekte Qaramitah yang brutal itu sudah menjadi sejarah masa lalu, tetapi memori masyarakat Islam Sunni modern di Saudi terhadap sejarah gelap sempalan Syiah Ismailiyah ini masih begitu kuat sekuat memori kaum Syiah kontemporer atas tragedi pembantaian Husein bin Ali oleh Khalifah Yazid I di Padang Karbala pada 680 M.

Sejak Perang Karbala itu, kecurigaan, ketegangan, konflik, dan kekerasan antara pengikut Sunni dan Syiah terus berlanjut hingga berdirinya Kerajaan Saudi modern pada tahun 1932. Tetapi satu hal yang penting untuk dicatat bahwa perseteruan dan perpecahan umat Islam ke dalam Sunni dan Syiah itu semula berakar pada konflik politik-kekuasaan, bukan teologi-keagamaan.

Memang perseteruan politik-kekuasaanlah yang membuat relasi kedua kelompok ini terus menegang dan meruncing. Dalam konteks sejarah Saudi modern, meskipun Ahsa sebagai salah satu basis Syiah sudah ditaklukkan oleh tentara Saudi sejak 1913, ketegangan dengan kelompok ini meruncing sejak Imam Khumaini sukses memimpin Revolusi Islam Iran dan menggulingkan Shah Pahlevi pada tahun 1979.

KH Said Aqil Siraj : Indonesia Sudah Darurat Wahabi

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan keprihatinannya atas berkembangnya kelompok Wahabi di Indonesia, yang dinilainya mengancam identitas kebangsaan dan keberadaan NKRI. Diantaranya, kelompok tersebut mengharamkan pengibaran bendea merah putih.

“Indonesia sudah darurat wahabi, sementara kalau yang lain masih dalam kategori bahaya, seperti bahaya liberal, bahaya sekuler, bahaya syiah,” katanya ketika memberikan sambutan pada acara pembubaran Panitia Muktamar ke-33 NU di Jakarta, Jum’at (30/10).

Kelompok wahabi, kata kiai Said, berusaha mengembangkan sayapnya di perkotaan sampai daerah terpencil. Di daerah pertambangan yang berlokasi di daerah-daerah terpencil atau bahkan di tengah hutan, banyak masjid dikelola oleh kelompok wahabi.


Di sisi lain, kelompok tersebut juga masuk ke kampus-kampus. Bahkan menurut laporan yang disampaikan kepadanya, sebuah perguruan tinggi negeri bergengsi di Jabar, dipimpin oleh orang wahabi, sampai-sampai ketika jaringan anak muda NU ingin mengundang Menristek Dikti, pihak kampus tidak mau mengizinkannya, akhirnya Menristek diundang, tetapi tidak dalam kapasitasnya sebagai menteri.

Demikian pula, dari pengalaman pribadinya saat berceramah di ITS Surabaya, ada segelintir mahasiswa yang kemudian keluar.

Dengan berbagai persoalan dan tantangan yang dihadapi, ia tetap yakin NU akan semakin jaya. Ia mengisahkan, saat Gus Dur menjadi presiden, sangat sulit mencari orang NU yang bisa menduduki posisi-posisi strategis. Hanya dalam beberapa tahun, NU telah mampu melahirkan banyak sekali kader NU yang mumpuni di berbagai bidang.

“Jika dulu kompetensinya hanya dalam bidang agama, sekarang sudah tersebar di berbagai bidang keilmuan,” katanya yang kemudian menunjuk salah satu kader NU lulusan ekonomi dari sebuah universitas di Inggris.

Ketua Panitia Muktamar H Imam Aziz dalam sambutannya menyatakan, muktamar sudah dipersiapkan sedemikian rupa, tetapi ternyata beberapa persoalan di lapangan tidak sesuai dengan skenario, terutama menyangkut registrasi. Menurutnya, ini adalah sebuah pelajaran berharga yang bisa dimanfaatkan untuk muktamar lima tahun mendatang.

“Sistem database yang digunakan untuk muktamar bisa dimanfaatkan untuk database NU,” katanya.

Mengenai laporan keuangan, ia mengungkapkan, terdapat minus lebih dari dua milyar, tetapi sudah ditutup oleh kepengurusan PBNU periode ini.

Pembubaran panitia diakhiri dengan salam-salaman sebagai simbol permintaan maaf atas segala salah dan khilaf saat bersama-sama terlibat dalam satu tim untuk mensukseskan muktamar ke-33 NU. (Mukafi Niam)

sumber nu.or.id


800 Tahun Hilang, Tafsir Al-Jailani ditemukan di Vatikan

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Penemuan karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani oleh cucu ke-25-nya sendiri, Syekh Dr. Muhammad Fadhil, membuat dunia akademik dan pengamal tarekat/tasawuf terkagum-kagum. Bagaimana tidak? Naskah ini selama 800 tahun menghilang dan baru ditemukan secara utuh di Vatikan. Manuskrip yang berisi 30 Juz penuh ini tersimpan secara baik di perpustakaan.

Tak ada yang menyangka sebelumnya bahwa Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menulis kitab tafsir Al-Quran 30 juz yang mengulas ayat-ayat Al-Quran. Kita seolah-olah mempelajari samudra tasawuf dari ayat ke ayat. Dan, alhamdulillah, Tafsir Al-Jailani, yang dalam bahasa Arab telah diterbitkan oleh Markaz Al-Jailani Turki (6 jilid), kini telah berhasil diterjemahkan dalam bahasa Indonesia/Melayu menjadi 12 Jilid. Hingga hari ini, Markaz Jailani Asia Tenggara baru mencetak 2 jilid pertama.

Para salik yang berada di Indonesia, Malaysia, Brunei, Thailand dan Singapura yang berbahasa Melayu bisa mempelajari makna-makna penting tasawuf yang diajarkan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dengan mudah.

Kami sangat berterima kasih dengan perjuangan penelitian dan penyelidikan yang dilakukan oleh Syekh Dr Muhammad Fadhil dalam menyelamatkan manuskrip-manuskrip langka ini. Terutama yang berkaitan dengan Tafsir Al-Jailani. Kami terharu ketika mendengarkan langsung kisah pengkajian dan penelitiannya selama puluhan tahun.

Berikut adalah penuturan Syekh Fadhil dalam pembukaan kitab Tafsir Al-Jailani yang ditelitinya:

“Saya tumbuh besar di bawah pendidikan kakek saya Sayyid Syarif al-Alim al-Muqtada bin wa al-Quthb al-Kamil asy-Syaikh Muhammad Shiddiq Jalilaniy al-Hasaniy. Ayah saya bernama Sayyid Syarif al-Alim al-Allamah wa al-Bahr al-Fahhamah Syaikh Muhammad Faiq Jailaniy al-Hasaniy.

Setelah saya mendatangi Madinah Munawwarah dan tinggal di kota ini, saya pun mulai mencari kitab-kitab Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy Radhiyallahu 'Anhu pada tahun 1977 M di Madinah al-Munawwarah dan kota-kota lainnya sampai tahun 2002 M.

Setelah tahun itu, saya menghabiskan seluruh waktu saya untuk mencari kitab-kitab sang Syaikh Radhiyallahu 'Anhu, dan sampai hari ini saya masih terus melanjutkan pencarian itu.

Saya telah mendatangi sekitar lima puluh perpustakaan negara dan puluhan perpustakaan swasta yang terdapat di lebih dari 20 negara. Bahkan ada beberapa negara yang saya datangi sampai lebih dari dua puluh kali.

Dari proses panjang itu saya berhasil mengumpulkan tujuh belas kitab dan enam risalah yang salah satunya adalah kitab tafsir ini yang menurut saya, tidak ada bandingannya di seluruh dunia.

Dari perjalanan saya mendatangi beberapa pusat-pusat ilmu pengetahuan, saya pun mengetahui bahwa ada empat belas kitab karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy yang dianggap punah. Oleh sebab itu, saya terus melakukan pencarian kitab-kitab tersebut di pelbagai perpustakaan internasional setelah kitab tafsir ini selesai dicetak dan diterbitkan, insya Allah.

Sungguh saya sangat bergembira dan bersyukur kepada Allah SWT ketika saya mengetahui bahwa jumlah lembaran tulisan karya kakek saya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy radhiyallâhu 'anhu yang berhasil saya kumpulkan mencapai 9.752 lembar. Jumlah itu tidak termasuk tulisan-tulisan yang akan kami terbitkan saat ini dan beberapa judul yang hilang. Tentu saja, semua ini membuat saya sangat gembira dan bangga tak terkira kepada kakek saya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy r.a.

Ada sebuah pengalaman menakjubkan yang saya alami ketika saya mendatangi negeri Vatikan untuk mencari karya-karya sang Syaikh di perpustakaan Vatikan yang termasyhur. Ketika saya memasuki negara Vatikan, petugas imigrasi bertanya kepada saya tentang alasan saya mengunjungi Perpustakaan Vatikan. 

Pertanyaan itu dijawab oleh seorang kawan asal Italia yang mendampingi saya dengan mengatakan bahwa saya sedang mencari buku-buku karya kakek saya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy. Saya kaget ketika tiba-tiba saja, petugas itu langsung berdiri dan berhormat seraya berkata: "Ya, ya, Sang Filsof Islam, Abdul Qadir al-Jailaniy." 

Setelah saya memasuki Perpustakaan Vatikan, saya menemukan pada katalog perpustakaan dan beberapa buku yang ada di situ sebuah tulisan dalam Bahasa Italia yang berbunyi: "Filsuf Islam", dan dalam Bahasa Arab: "Syaikh al-Islâm wa al-Muslimîn".

Dua gelar ini tidak pernah saya temukan di semua perpustakaan yang ada di tiga benua kecuali hanya di sini. Di Perpustakaan Vatikan saya juga menemukan sebuah tulisan tentang Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy yang berbunyi: "Sang Syaikh Radhiyallahu 'Anhu membahas tiga belas macam ilmu."

Kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Bagaimana mungkin, karya-karya monumental Syekh Abdul Qadir Al-Jailani justru tersimpan rapi di perpustakaan di Vatikan? Kemana saja ahli-ahli sejarah kita? Mengapa karya sehebat itu “hilang” selama berabad-abad? Jangan-jangan selama ini lebih fasih orang Katolik mempelajari karya-karya Syekh Abdul Qadir Jailani daripada kita yang setiap bulan ikut Manaqib Syekh Abdul Qadir?

Kitab Tafsir Al-Jailani karya Syekh Abdul Qadir Al Jailani, bisa menjadi rujukan bagi pembelajar ilmu tasawuf. Peminat tasawuf dapat mempelajari makna-makna Al Qur’an dengan batin dan ruh tasawuf dengan bimbingan Sulthonul Auliya ini. Bagai menyelami samudera syariat, thariqat, makrifat dari ayat ke ayat. Cocok sebagai referensi dalam berguru kepada Sang Mursyid.

“Dalam kitab ini, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tidak sekadar menafsirkan Al-Qur`an dengan pola tafsir yang hanya mengandalkan ilmu dan pemahaman seperti yang lazim terdapat dalam pelbagai kitab tafsir ...lain. Tetapi, tafsir ini lebih banyak bertumpu pada pemaparan ilhami yang menghidupkan ruh serta dapat menumbuhkan ketakwaan di satu sisi, dan di sisi lain mampu mengikat murid dengan gurunya, sehingga sang guru dapat terus meningkatkan kualitas murid hingga mencapai derajat setinggi mungkin.”

-Syekh Dr. Muhammad Fadhil Al-Jailani Al-Hasani-
(Pendiri dan Penasehat Utama Markaz Al-Jailani Internasional, Pentahkik kitab Tafsir Al-Jailani)

“Semoga dengan penerjemahan dan penerbitan Tafsir Al-Jailani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam bahasa Indonesia/Melayu oleh Markaz Jailani Asia Tenggara, umat Islam di seluruh Nusantara dapat belajar, memahami dan mendalami ajaran-ajaran syariat, tarekat, makrifat dan hakikat dari ayat ke ayat dalam Al-Qur’an.”

-Syekh Rohimuddin Nawawi Al-Jahary Al-Bantani-
(Penasehat Markaz Jailani Asia Tenggara dan Direktur Dar Al-Hasani, Kelantan Malaysia)
  • Selama 800 tahun Tafsir Al-Jailani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani “hilang” atau “dihilangkan.”
  • Karya ini ditemukan di Vatikan oleh cucu ke-25-nya, Syekh Dr. Muhammad Fadhil.
  • Ayat demi ayat ditafsirkan dengan cara penuturan dan ungkapan yang mudah, singkat dan sistematis.
  • Teknik penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an (Al-Qur’an bi Al-Qur’an).
  • Syekh Abdul Qadir secara cerdas mengulas ayat-ayat tentang hukum, fiqih, tauhid, hadis dan tasawuf dengan terang dan jelas.
  • Tafsir ini tergolong Tafsir Isyari—meski tidak semua ayat ditafsirkan secara isyari— disampaikan dengan mengagumkan, baik yang tersirat dalam alam dan tersurat dalam Al-Qur’an sangat sistematis, runtut, teratur dan sempurna.
  • Karya ini dapat menjadi rujukan utama para salik dalam menempuh jalan sufi.
  • Ketinggian ilmu hadis, syariat, fiqih, ilmu kalam, ulumul-Quran dan tasawuf yang dimiliki Syekh Abdul Qadir mendudukan buku ini sebagai kitab Tasawuf tingkat tinggi (first class).
  • Karya ini diterima dan tersebar di seluruh dunia Islam serta diakui oleh para ulama, seperti Syekh Dr. Ali Jumu’ah (Mufti Mesir), Mufti Syria, Mufti Libanon, serta para Syekh sufi seperti murabbi besar Syekh Youssef Riq al-Bakhour dan lain-lain.
Syekh Dr Muhammad Fadhil, sebagai Ahli Peneliti Utama karya-karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani meyakini bahwa Kitab Tafsir ini adalah salah satu karya sultan para wali, Imam Agung Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang telah menghilang selama 800 tahun lebih dari dunia Islam. Ini dinyatakan Syekh Muhammad Fadhil, setelah melakukan penelitian dan analisa selama kurun waktu 30 tahun, serta belasan kali pembacaan ulang. Pernyataan tersebut bukanlah ungkapan subyektif dan emosional semata, namun berdasarkan fakta dan data-data filologis yang valid dari manuskrip-manuskrip yang dikajinya.

Harus diakui bahwa terdapat sejumlah kalangan yang meragukan penemuan ini, dengan melakukan penolakan dan pelecehan atas penisbatan kitab ini kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Pandangan-pandangan semacam ini muncul di website tertentu. Mereka berdalih bahwa di dalam kitab ini terdapat banyak ungkapan dan terminologi yang tidak dapat dipahami. Bahkan, ada yang menilai sebagai pandangan kafir. Bahkan, yang paling ironis, pandangan itu justru muncul dari ulama kontemporer yang telah memahami terminologi tauhid dzauqi ahli sufi.

Memang terdapat beberapa paradoks dalam Penisbatan Tafsir ini kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani seperti dalam mukadimah kitab ini disebutkan, “... Kemudian ketika futûh yang dibukakan dan diberikan Allah secara murni dari pemberian-Nya itu semakin jelas, maka dinamakanlah (kitab ini) dengan nama yang diperoleh dari sisi-Nya, ‘Al Fawâtîh al-Ilâhiyah wa al-Mafâtîh al-Ghaibiyah al-Mudhîhah li al-Kalim al-Qur’âniyah wa al-Hikam al-Furqaniyah.’” Berangkat dari ungkapan inilah kemudian Haji Khalifah dalam kitabnya, “Kasyfudz Dzunûn”, 2/1292 dan Al-Zarkali dalam kitabnya, “Al-I’lâm”, 8/39, serta Kamus Kumpulan Pengarang Kitab, menisbatkan kitab ini kepada Syekh Nikmatullah bin Mahmud An-Nakhjawani (w. 920 H), seorang sufi tarekat al-Qadiriyah asal Uzbekistan.

Namun demikian, peneliti kitab ini, Syekh Dr. Muhammad Fadhil, telah melampirkan bukti keotentikannya berupa salinan manuskrip (yang di dalamnya penyalin tafsir menuliskan pada setiap akhir Juz 1 hingga Juz 3 kalimat berikut, “Telah selesai Juz 3 dari tafsir Sulthan al-‘Ârifîn Sayyidi Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallah sirrah.” Dan, dalam salinan manuskrip (ج) telah dituliskan pula pada Juz 1, “Juz pertama dari tafsir Al-Qur’an karya Maulana pemilik cahaya rabbâni, organ shamadâni, Imam Para Arif, Mahkota Agama, quthb yang sempurna Sayid Abdul Qadir Al-Jailani...”

Selain itu, Mufti Iraq, Al-‘Âlim al-‘Allâmah Syekh Abdul Karim Basyarah Al-Mudarris menyebutkan dalam kitabnya, “Isnâd al-‘Alam ila Hadrah Sayyid al-‘Âlam” tentang beberapa karangan Quthb Ar-Rabbani al-Gauth ash-Shamadani Quthb Baghdad Abu Shalih Muhyiddin Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qadassallah sirrah, bahwa Syekh Abdul Qadir memiliki berbagai karya, yang di antara karya besarnya adalah Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhîm dalam 6 jilid yang salah satu salinannya terdapat di Tharablus, Libya dan belum dicetak hingga sekarang. Para Nuqabâ’ (pimpinan keluarga Al-Jailani) Baghdad pernah berencana mencetaknya, namun karena beberapa halangan maka tidak dapat dicetak.

Bahkan, setelah melalui kajian, pengamatan serta perbandingan terhadap gaya bahasa Syekh Abdul Qadir Al-Jailani melalui karya-karya beliau yang terkenal seperti, Al-Gunyah, Fathurrabbani, Futuh Al-Ghaib, dan lainnya, maka dapat dipastikan bahwa penisbatan kitab ini kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah benar adanya.

Bagi yang telah membaca secara teliti kitab ini menggunakan feeling ilmiah dengan cermat berdasarkan dalil aqli dan naqli serta perbandingan berbagai uslub dan “sidik jari ilmiah” penulisnya, akan tahu pasti dan yakin bahwa pengarangnya adalah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Sebagaimana pula diakui oleh para pemelihara peninggalan Al-Qadiri di Baghdad bahwa Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memang memiliki karya tafsir.

Namun, jika sekadar dilihat dari sejarah dan perkembangan terminologi sufi yang ada di dalamnya, maka tidak dipungkiri bahwa Tafsir Al-Jailani ini telah mengalami format ulang serta penyempurnaan, terutama oleh tokoh sufi Al-Qadiri yang bernama Nikmatullah An-Nakhjawani, sehingga menjadi lebih sistematis dan sempurna seperti yang ada saat ini.

Adapun terkait penamaannya sebagai “Tafsir Al-Jailani” maka itu semata-mata merupakan gagasan dari penelitinya. Ketika saya tanyakan alasannya, beliau menjelaskan bahwa penemuan serta penelitian manuskrip kitab ini telah memakan waktu selama 30 tahun dan beliau takut jika suatu ketika karya ini “dicuri” oleh peneliti gadungan yang banyak tersebar di Arab, sehingga usaha beliau untuk memunculkan karya-karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang masih terkubur akan terganggu dan diselewengkan untuk tujuan materialistis belaka dan sebagai mata pencaharian semata.

Sebenarnya, mulai dari mukadimah segala perkara yang berhubungan dan berkaitan dengan Al-Qur’an dan tafsirnya telah dipaparkan oleh pengarangnya sehingga tampak nyata bahwa tafsir ini adalah karya besar beliau sendiri. Jika pembaca tekun dan telaten, pasti akan tampak baginya bahwa beliau dalam kitab ini, secara tekstual banyak mengutip dari karya guru yang dikaguminya yaitu Syekh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Muqaddimah fî Ushûl At-Tafsîr.” Dan, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah praktisi handal yang mampu memetakan seluruh pemikiran Tarbiyah Ruhiyah Sufiyah konseptor ulung, yaitu Imam Al-Ghazali.

Aktifis NU Dirikan Madrasah di Pedalaman Papua

$
0
0
Muslimedianews.com ~
 Bertepatan dengan peringatan Hari Smpah Pemuda, Rabu (28/10), para pemuda yang dikirim dua komunitas NU, Persaudaraan Profesional Muslim Aswaja (PPM Aswaja) dan Sarkub, secara resmi membuka madrasah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan agama Islam di kawasan pedalaman di Papua.

Madrasah yang dibuka di Kampung Malakabu, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat ini diberi nama "Madrasah Nigeiyah Ibadurrahman". Nama tersebut adalah kolaborasi dua bahasa antara bahasa asli suku setempat dan bahasa Arab. Nama “Nigeiyah" yang berarti “cahaya” diperoleh dari tokoh setempat di Suku Kokoda, sedangkan "Ibadurrahman" diberikan Gus Munawir Bogor. Nigeiyah Ibaadurrahman kira-kira memiliki arti "Cahaya hamba-hamba Dzat Yang Maha Pengasih."

Acara pembukaan madrasah diawali dengan pembacaan kasidah dan shalawat oleh para aktivis NU di Papua. Anak-anak calon santri madrasah tampak sangat antusias dan gembira. Mereka dengan semangat mengikuti lantunan shalawat yang disenandungkan grup hadrah. Anak-anak yang tak kurang dari 40 itu diberi pesan, wawasan, cerita dan pengertian betapa pentingnya mengaji dari tokoh-tokoh yang hadir. Ust. Abdul Wahab selaku koordinator aktivis NU Papua dalam kesempatan ini memotivasi para calon santri tentang pentingnya pendidikan.

"Bila ingin bahagai di dunia kita harus punya ilmu, kalau ingin bahagia di akhirat pun harus punya ilmu. Begitupula bila ingin bahagia di dunia dan akhirat, harus punya ilmu," katanya mengutip sebuah hadits Nabi Saw.

Ust. Abdul Wahab mewakili PPM Aswaja dan Sarkub berharap dengan dibukanya madrasah di Kampung Malakabu bisa membantu syiar agama dan bisa membuat semangat anak dalam menuntut ilmu khususnya ilmu agama. "Kami juga mengucapkan trimakasih kepada warga dan kepala kampung yang sudah sangat mendukung pembukaan madrasah ini," tuturnya.

Apresiasi Tokoh Lokal

Tampak hadir dalam acara ini Sudin Simurut selaku kepala Kampung Malakabu. Ia mengapreasi dan mendukung kegatan yang diselenggarakan para aktivis NU. "Kami sebagai orang tua atau sebagai ketua kampung mengucapkan ribuan terimakasih sebanyak-banyaknya. Kami punya anak ditinggal begitu saja, tidak tahu mengaji, tidak tahu ilmu shalat, maka kami sangat berterimakasih dengan dibukanya madrasah ini," ucap Kepala Kampung Malakabu.

Sudin sependapat dengan Abdul Wahab. Ia berharap anak-anak bisa membagi waktu. Boleh bermain sepulang sekolah, akan tetapi harus pulang dan mandi bila waktu sudah menunjukkan Ashar. Lalu pergi ke masjid untuk mengaji. Begitupula Ustadz Zaenal Arif, kepala SD Ma'arif. Ia mengimbau kepada anak-anak agar rajin mengaji dan tidak membolos. Selain itu, beliau juga meminta dan mengharap kepada para orangtua untuk mendorong dan mengawal anak-anaknya untuk mengaji.

Seakan menjawab permintaan dan pengharapan Ustadz Zaenal Arif, seorang warga yang diberi kesempatan untuk sambutan, Hamzah, mengatakan bahwa beliau akan selalu mengingatkan anak-anak bila waktu mengaji hampir tiba. Bahkan, akan memukul anak-anak yang masih bermain bila waktu mengaji sudah tiba, tapi mereka masih tetap bermain.

Karena madrasah ini baru pembukaan, Ketua Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabupaten Sorong Muhammad Yahya mengajak warga untuk mendukung semampunya. "Siapa tahu akan ada orang terhebat se-Sorong, se-Papua, se-Indonesia, atau sedunia yang berasal dari Malakabu Kokoda ini," ujarnya.

Sedangkan tokoh agama setempat, Abdul Ghani Tagate, menceritakan bagaimana sulitnya dirinya sekolah dan mengaji pada masa lalu. Ia harus berjalan kaki jauh terlebih dahulu untuk itu. "Oleh karena itu, saya berharap agar kalian (anak-anak) memanfaatkan betul madrasah ini. Kalian (anak-anak) tak perlu menempuh jalan kaki yang jauh terlebih dahulu untuk bisa mengaji seperti saya. Saya berharap kalian (anak-anak) bisa lebih pintar dari saya," tutur pria yang pernah menjuarai MTQ se-Kabupaten Sorong itu.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah Ust. Yahya (ketua PC IPNU Kabupaten Sorong), Ustdzh. Marfu'ah (Sekertaris PC IPPNU Kabupaen Sorong), Ust. Zainal (Kep. Sek. SD Al-Ma'arif), Ust. Abdul Wahab (Kordinator aktifis NU Papua), Ust. Abdul Ghani Tagate (Imam Besar Kokoda), Bpk Udin Simurut (Kepala Kampung Malabu), Ust. Taufiq dan Ust. Agus (Aktifis NU yang dikirim oleh PPM Aswaja dan Sarkub). Acara kemudian ditutup dengan doa dan menyayikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Ust. Abdul Wahab.

Kisah Gus Miek dan Masuk Islamnya Orang Tionghoa

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Dulu, ada seorang warga Tionghoa bercerita kepada ayah, "Gus Miek itu luar biasa..." begitu kalimat yang pertamakali ia ucapkan. Kemudian ia melanjutkan ceritanya: "Saya dulu pernah menderita sakit komplikasi. Semua rumah sakit unggulan di Indonesia angkat tangan. Sampai saya mencoba berobat ke beberapa tempat di luar negri, namun hasilnya sama. Semuanya angkat tangan. Tak sedikit biaya yang saya keluarkan."

"Bahkan saya sudah putus asa, tak tahu lagi mau berobat kemana. Namun, di tengah keputusasaan saya, ada salah seorang tetangga yang menyarankan saya untuk mendatangi orang pinter di Jawa Timur. Antara yakin dan tidak yakin, saya berangkat mencari alamat yang ditujukan," kenang orang tersebut.

Lanjutnya, "Sesampainya di sana, dan bertemu orang pinter yang dimaksud, saya mengutarakan semua keluhan saya. Beliau hanya menyarankan beberapa hal yang menurut saya tak ada hubungannya dengan penyakit yang saya derita. Setelah itu saya pulang, dan mempraktekan apa yang diperintah orang pinter itu. Meskipun sedikit tidak percaya."

"Beberapa bulan kemudian, saya ceck up ke dokter. Dan, betapa kagetnya dokter itu, tidak percaya bahwa penyakit saya sembuh total. Saya bahagianya bukan main," tuturnya sembari tersenyum.

"Kemudian, saya datangi lagi orang pinter tersebut dengan maksud berterimakasih. Setelah bertemu, saya tawarkan kepada beliau. 'Kiai, mau minta apa? Rumah? Mobil? Atau nominal uang? Terserah Pak Kiai'. Namun, beliau hanya berucap: 'Saya tidak membutuhkan apa yang Panjenengan tadi sebutkan. Saya hanya minta satu, Panjenengan masuk Islam. Bersyahadat'. Dan, dengan disaksikan beliau, saya bersyahadat dan mengikrarkan bahwa saya masuk Islam sampai sekarang."(Oleh: Muhammad Wamiq Hammadallah).

Jurus Ampuh NU, Mengedepankan Maaf daripada Dendam

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Rasulullah Saw. sering dicaci-maki, namun tidak membalasnya dengan caci-maki. Saya berharap diri saya bisa begitu. Biarlah Wahabi mencaci-maki, tapi yang penting saya tidak mencaci-maki mereka dengan umpatan dan ejekan. Alhamdulillah, Shubuh tadi pengurus masjid yang berpaham Wahabi berkenan memberi saya kesempatan bicara di hadapan mereka. Saya dengan keterbatasan dan kesoktahuan saya tentang sunnah, memaparkan tradisi penyampaian hadits musalsal bil awwaliyyah di kalangan ulama hadits kepada mereka.

Hasilnya, pengurus dan jamaah yang mayoritas berpaham Wahabi ingin belajar lebih dalam tentang pengajaran hadits di lingkungan NU. Satu per satu menyampaikan kekaguman mereka akan kiprah para guru ulama NU semisal Syaikh Nawawi al-Bantani, Syaikh Mahfudz Tremas, Syaikh Kholil Bangkalan, Syaikh Hasyim Asy'ari dan Syaikh Arsyad al-Banjary, yang menjadi tokoh-tokoh ulama di Masjidil Haram. Mereka menyampaikan maaf atas sangkaan bid'ah dan sesat yang selalu mereka tuduhkan kepada para ulama dan warga NU. Saya pun terharu mendengar dan menyaksikan ketulusan mereka. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk membangun ukhuwwah.

Saya coba memahami apa kira-kira sebab karomah para kyai NU semisal Hadhratus Syaikh Hasyim Asy'ari, Kyai Wahab Chasbullah, Kyai Ahmad Siddiq, Kyai As'ad Syamsul Arifin dan juga Gus Dur, sehingga mereka semua bisa mempertahankan NU meskipun deraan ujian datang bertubi-tubi. Ternyata para kyai itu adalah orang yang sifat pemaafnya sangat tinggi walaupun terhadap orang yang mendzalimi mereka.

Saya ambil contoh Gus Dur yang masih mau menyambangi Pak Harto, Presiden Kedua RI. Semua warga NU tahu bagaimana dzalimnya Pak Harto semasa menjabat presiden terhadap Gus Dur. Dalam dua kali Muktamar NU, Pak Harto berusaha menjungkalkan Gus Dur dari kepemimpinan NU, tapi Allah berkehendak lain. Gus Dur tetap bertahan hingga selesai masa khidmahnya.

Yang menarik, pasca jatuhnya Pak Harto dari kursi Presiden, Gus Dur adalah orang yang selalu menemani kesendirian Pak Harto setelah ditinggalkan patron-patron politiknya. Boleh dibilang bahwa Gus Dur adalah pelipur lara Pak Harto. Padahal Gus Dur pernah didzalimi Pak Harto.

Itulah akhlak NU, yang lebih mengedepankan maaf dibandingkan dendam. Dan kini warga NU kembali dihadapkan dengan kedzaliman yang tidak sehebat kedzaliman Orde Baru, yaitu kedzaliman segelintir orang awam yang belum mengerti. Maka, masihkah sifat maaf itu lebih besar daripada dendam? Semoga masih. (Oleh: Kyai Abdi Kurnia Djohan).

Habib Abu Bakar Al-Adniy; Di Yaman Sunni-Syiah Hidup Berdampingan!

$
0
0
Muslimedianews.com ~
Akhir-akhir ini dunia Islam diguncang oleh berbagai pertikaian sektarian, khususnya di Indonesia -yang mengerikan– sesuatu yang dapat membumihanguskan semua pihak dan tidak menyisakan harapan bagi umat. Banyak pemerhati yang menilai meningkatnya ekstremisme, intoleransi, dan sektarianisme di antara umat ini sebenarnya berakar pada pengajaran dan dakwah Islam yang menjauh dari spiritualitas dan tasawuf.

Dalam sejumlah riset kesejarahan tentang masuknya Islam di wilayah Asia Tenggara, peran golongan keturunan Nabi Muhammad asal Hadhramut (Yaman Selatan), yang dikenal dengan Saadah al-‘Alawiyyin atau Habaib selalu disebut-sebut. Ini menunjukkan peran besar yang mereka emban dalam penyebaran Islam di wilayah ini.

Metode dakwah Islam dan ajaran-ajaran yang mereka bawa dikemas sedemikian harmonis dengan apa yang menjadi budaya masyarakat lokal sehingga dalam waktu yang relatif singkat, para tokoh dari kalangan ini mendapat tempat di hati elit maupun akar rumput bangsa-bangsa Asia Tenggara. Karena pendekatan peruasif dan damai, kerajaan-kerajaan lokal kemudian dengan leluasa dan suka rela membuka diri terhadap Islam yang relatif baru, sehingga peluang dakwah semakin luas.

Beberapa waktu lalu salah satu ulama besar dari Yaman, al-Habib Abu Bakar al-Adniy bin Ali al-Masyhur, datang ke Indonesia dalam rangka untuk menjelaskan betapa pentingnya jalan dakwah yang mempersatukan dan menghimpun, bersifat inklusif dan “tidak merasa benar sendiri”, kata beliau, meresepkan perbaikan akhlak umat sekaligus menjaga keutuhan bangsa.

“Semua umat Islam mempercayai satu Tuhan yang sama, Nabi yang sama, berkiblat ke Kakbah yang sama dan berpegang pada al-Quran yang sama,” kata ulama pemikir Islam kontemporer asal Yaman itu saat menjadi pembicara tunggal dalam sebuah seminar di Cirebon, Jawa Barat. “Dan semua itu merupakan titik temu sekaligus modal persatuan umat dan bangsa,” katanya menegaskan.

Dalam seminar bertajuk “Memperkokoh NKRI dalam Bingkai Islam Ahlussunnah wal Jama'ah dalam Menata Kehidupan Umat yang Lebih Bermartabat” itu, Habib Abu Bakar menekankan pentingnya perkumpulan Islam untuk membenahi apa yang dia gambarkan sebagai ‘tarbiyah akhlak’ dan ‘suluk umat’. “Pekerjaan dakwah merupakan tugas agung dan penuh manfaat,” katanya. “Sebab perkataan yang paling baik diucapkan adalah menyeru manusia kepada Allah.”

Menurutnya tantangan dakwah saat ini berbeda dengan zaman dulu, utamanya dalam soal banyaknya khilaf dan perselisihan. Dia mengajak umat tetap bersatu dalam perbedaan pendapat dan pemikiran. “Jalan keluar dari perselisihan adalah berkumpul dalam tali agama Allah dan jangan berpecah-belah,” katanya.

Pernah menjadi guru bagi banyak mubaligh di Indonesia, ulama yang dikenal peduli dengan fiqih tahawwulat (fiqih perubahan zaman) itu menyerukan agar ulama di Indonesia menempuh jalan dakwah yang teduh dan merangkul semua kalangan Muslimin, tak peduli madzhab dan kecenderungannya.

Dalam kaitannya dengan konflik di Yaman, Habib Abu Bakar menggambarkannya sebagai “keributan yang bersifat politik”, tidak ada hubungannya dengan urusan madzhab atau agama."Di Yaman, kalangan Sunni dan Syiah hidup berdampingan dan bahkan di antara mereka telah terjadi perkawinan sejak ratusan tahun lamanya. Orang yang menyatakan bahwa konflik yang terjadi di Yaman itu bersifat madzhab atau agama barangkali memang tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya."

Abdul Majid Muslim, kandidat doktor dari Universitas al-Ahgaff Yaman, menyebutkan bahwa al-Habib Abu Bakar adalah ulama terkemuka di kota Aden yang telah menelurkan banyak karya ilmiah di bidang fiqih kontemporer. Beliau juga memiliki pesantren yang memiliki ratusan murid dari seantero dunia. “Beliau ulama besar dan pemikir terkemuka di Aden, Yaman, memiliki 40 pesatren dan sebuah markas dan jami'ah yang besar. Karya terkenalnya adalah Fiqih Tahawwulat yang membahas tentang fitnah akhir zaman,” jelas Abdul Majid. (Sumber: arrahmahnews.com).
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>