Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live

Jihad Dalam Pandangan Radikalisme

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Islam mengajarkan damai, dan mencipatkan ke-amanan dan kenyamanan sebagaimana namanya “Islam’’. Menghormati dan memulyakan sesama, ciri khas agama Islam. Jika orang sudah memeluk islam, harus mampu memberikan kedamaian pada dirinya sendiri dan juga kepada orang lain. Orang islam baru dikatakan sempurna ke-imannya jika telah memulyakan tetangganya dan memulyakakan tamu-tamunya, serta berkata-kata yang baik kepada orang lain.

Sebuah pesan menarik Rosulullah SAW kepada Abu Hurairah ra, tatkala beliau SAW ditanya seputar amalam apa yang bisa menjadikan masuk surga. Rosulullah SAW menjawab:”berikah makan (berbagi materi), tebarkan salam (ciptakan kedamaian), menyambung tali silaturahmi, dan bangun malam ketika manusia terlelap’’.

Menebarkan salam bukan hanya sekedar menyapa dengan mengucapkan “Assalamuaikaum” kepada sesame muslim. Jika hanya seperti itu, maka orang Yahudi-pun yang bangga membunuh anak-anak tak berdosa juga pintar mengucapkan salam. Syetan dan Iblis-pun juga lebih fasih  di dalam melafadkan ucapan ‘’Assalamualaikum”.

Pesan Rosulullah SAW agar menebarkan salam sangat mendalam, bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi juga pada realita. Biasakan lisan menyapa dengan ucapan salam, sekaligus sikap dan budi pekerti sesuai dengan makna salam itu sendiri. Tulisan-tulisan, baik dalam bentuk artikel, buku ilmiyah, atau khutbah dan ceramah hendaknya mencerminkan Al-Salam (menebarkan salam).

Orang yang bisa menebarkan salam dengan baik dan tulisan itu, biasanya hatinya bersih dari berbagai penyakit hati, seperti; iri, dengki, hasud, riya’, takabbur dll. Orang yang memiliki penyakit hati (orang-orang munafik), biasanya lisan terkunci untuk sekedar menyapa saudaranya se-agama se-iman dengan mengucapkan salam. Apalagi beda agama dan keyakinan, juga beda pendapat dan pendapatan akan sulit menebarkan Al-Salam.

Indonesia (Nusantara) sebagian besar memeluk Islam, bukan dengan perang dan pedang, tetapi melalui pendekatan budaya, ekonomi, dan pernikahan. Tentu saja, semua itu di kemas dengan ahlak dan budi pekerti islami, sebagaiaman di ajarkan Rosulullah SAW ketika meng-islamkan kota suci Madinah. Wali songo itu ber-teologi Al-Asyaariyah (Abu Hasan Al-Asyaary), dan penganut Sufi (tasawuf), begitu cerdas, berkualitas ilmunya, dan begitu dalam spritualnya. Selalu mengedapankan al-Salam (menebarkan perdamaian dan silaturahmi). Karena itu kunci untuk mengenalkan diri dan teologinya.

Sepanjang sejarah, Nabi SAW dan sahabatnya tidak pernah menggunakan pedang dan perang untuk mengenalkan ajaran Al-Quran. Nabi SAW baru melawan jika di sakiti, dan tidak pernah balas dendam. Dengan modal akhakul karimah (uswatun hasanah), Nabi SAW mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Makkah, Madinah, Thaif, bahkan sampai jazirah Al-Arabiyah. Wali Songo melakukannya, sebagaimana Nabi Muhammad SAW melakukan.

Berbeda dengan kaum Radikalisme yang menebarkan Islam dengan perang dan pedang (senjata). Siapa-pun yang tidak se-iman dan sejalan di anggap sebagai musuhnya. Hampir semua kelompok garis keras radikalisme, seperti; ISIS, JAT (Jamiyah Ansoru Al-Tauhid), Salafi Wahabi, mengikuti teologi Ibn Taimiyah dengan dasar utamanya Kitab Usulu Al-Tsalasah (Tiga Pondasi Dasar).

Kitab ini jika di fahami oleh para pemula akan melahirkan gerakan-gerakan kerras dan cenderung radikal, apalagi kitab "terjemahanya". Kelompok radikalisme melihat bahwa ajaran agama islam di Indonesia masih tercampur dengan budaya Hindu, Budha, bahkan sudah terkontaminasi dengan Yahudi dan Nasrani, sehingga perlu adanya purifikasi (pemurnian agama).  Di tambah lagi dengan realitas umat islam di lapangan itu tersakiti (terdholimi), oleh Amerika dan seukutunya.

Semua itu hanya bisa dirubah dengan cara “jihad” bukan dengan sekedar dakwah. Jihad menurut mereka ialah sebuah perjuangan menegakkan agama Allah SWT melawan orang-orang kafir (musuh-musuh Allah SWT). Bahkan orang-orang muslim yang menghalangi terwujudnya negara Khilafah Islamiyah atau mendirikan Negara Islam (Daulah Islamiyah) juga dikategorikan musuhnya.

Orang muslim yang menjalankan sholat, puasa, mengeluarkan zakat, dan juga menunaikan ibadah haji ke kota suci Makkah tidak dipandang sebagai seorang muslim jika mereka tetap melakukan Bidah (tahlilan, istighosahan, dan maulidan, ziarah kubur). Radikalisme tetap tidak menerima akidahnya Al-Asyairoh, karena di anggab bukan bersumber dari kitab suci Al-Quran dan Nabi SAW. Itu juga menjadi penghalang cita-cita mereka mereka mewujudkan Negara Islam (Daulah Islamiyah).

Siapa-pun orangnya, dan apa-pun agamanya, tidak perduli itu Islam, jika berkerja sama dengan Amerika, maka halal darahnya untuk ditumpahkan. Mereka mengaku sudah berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits, walaupun mereka tidak faham bentul makna dan pesan Al-Quran dan pesan Rosulullah SAW.

Menurut mereka, selain Al-Quran dan hadits pasti salah. Biasanya, orang-orang garis keras (radikalisme) merujuk pada teologi Ibn Taimiyah yang selalu mengacu pada Al-Quran dan hadits. Tetapi, menariknya mereka justru selalu kontradiksi dengan Al-Quran dan sunnah.

Bagaimana mungkin seseorang telah mengamalkan Al-Quran dan sunnah, tetapi justru tidak rukun dengan tetangga, kerabat, serta masyarakat sekitarnya karena beda teologi (akidahnya dan agamanya. Sementara Al-Quran dan Nabi SAW mengajarkan agar tidak melakukan pemaksaan terhadap agama dan keyakinan.

Bagi kelompok radikalisme Teologi Ibn Taimiyah (Usulu Al-Tsalasah) seolah-oleh sudah menjadi pengganti dari kitab suci Al-Quran dan hadis Rosulullah SAW. Siapa yang teologinya berbeda, berarti telah tersesat dari jalan yang benar. Begitulah faham cekak kaum radikalisme, sehingga ahirnya selalu bersikap keras terhadap kelompoak lain, dan merasa sudah sejalan dengan Al-Quran.

Karena merasa paling benar, dan paling berhak masuk surga menjadi kunci kesesatan mereka. Mereka-pun enggan menebarkan salam serta membangun silaturahmi kepada sesama muslim yang berteologi Abu Hasan Al-Asyary (Al-Asya’ariyah). Padahal, sebagian besar umat islam Indonesia, seperti; Nahdhotul Ulama, Muhammadiyah, Tarbiyah Islamiyah, Al-Wasiliyah, berteologi Al-Asyaariyah dan bermadhab  Syafiiyah, Maliki dan Hambali..

Mengkafirkan, menyesatkan (membidahkan), sesama muslim sudah menjadi makanan sehari-hari. Ziarah kubur, membaca Al-Barjanzi maulidan), tahlilan, istigosahan, di anggab sebagai pelanggaran agama terbesar dan wajib di lenyapkan dari bumi nusantara. Satu-satunya hadis yang dipergunakan untuk menghukumi orang-orang yang tidak sejalan dengan mereka ialah:”Barangsiapa yang mengada-ngada (melakukan bidah), dalam urusan agama kami ini yang tidak ada dasar daripadanya maka itu tertolak (HR. Bukhari dan Muslim).

Menariknya, Imam Bukhori-pun juga tidak diterima, padahal mereka mengetahui hadis itu dari kitab Shahih Al-Bukhori.  Tidak diterimanya Imam Bukhori, gara-gara Imam Bukhori juga mengikuti pola Abu Hasan Al-Asyaari di dalam masalah teologi, yaitu mantakwil kitab suci Al-Quran.

Sementara kaum pengikut Ibn Taimiyah tidak menerima takwil Al-Quran. Begitu ekslusiffnya mereka, sampai-sampai semua yang tak sefaham dengan teologi mereka di anggab tersesat dan masuk neraka.

Ketika memahami makna “jihad”.Hanya satu kata “melawan musuh Allah SWT” dimana-pun berada sampai kapanpun. Siapa-pun orangnya, jika teologinya tidak sesuai denga teologi mereka, dikategorikan “kufur”. Pancasila di anggab “Thogut”, demokrasi juga di anggab “Thogut”, karena bukan dari Al-Quran dan Rosulullah SAW”.

Siapa yang “berjihad” kemudian mati, maka mereka berhak masuk surga tanpa hisab. Mereka-pun yakin, bahwa “jihad” itu sebagai bentuk pengabdian diri, serta cinta suci kepada Allah SWT dan Rosulullah SAW. Siapa yang meninggal (sahid), maka kelak akan mendapatkan ke-indahan dan kenikmatan surgawi yang tiada taranya. Dimana di dalam surga itubidadari-bidadari cantik dan mempesona telah menantinya. Setiap saat dan waktu bidadari itu akan melayani hasrat dan keinginanya selama-lamanya.

Mahasiswa-Mahasiswa baru di berbagai perguruan negeri dan swasta menjadi bidikan utama kelompok radikalisme ini. Dari pintu kepintu, dari kelas ke kelas, dari masjid ke masjid, mereka selalu mengajak dan mengajak untuk bergabung. Tidak kenal lelah dan putus asa bagi mereka. Sampai mereka mampu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Itulah yang dikemukan beberapa mahasiwa yang pernah saya ajar.

Mahasiswa baru yang cekak pemahaman agamanya, dengan terpkasa bergabung dan menjadi bagian dari kelompok radikalisme. Lambat tapi pasti, ahirnya mahasiswa itu memahami teologi dan ideology radikalisme. Mahasiswa itu juga percaya bahwa “jihad” itu hukumnya wajib dan masuk surga bagi yang melakukanya. Mereka-pun meyakini dalam hati, dan iucapkan dengan lisan, dan diaplikasikan dalam kehidupan mereka, bahwa umat islam yang tidak sejalan dengan mereka dilabeli dengan  “tersesat”.

Penulis Ustadz Abdul Adzim Irsyad
Source Nahdlatul Ulama Lebanon Official Site

NU Jatim Mengaku Miliki Peta Kekuatan ISIS

$
0
0
Muslimedianews.com, Surabaya ~ Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengaku (klaim) telah memiliki peta kekuatan gerakan radikal “Islamic State of Iraq and Syria” (ISIS), terutama di Jatim. “Secara nasional, pintu masuk ISIS yang merupakan jaringan Alqaidah itu ada tiga, yakni Jawa Barat bagian selatan, Solo, dan eks-daerah konflik seperti Poso,” kata Sekretaris PWNU Jatim A Muzakki PhD di Surabaya, Minggu (10/08/2014).

Ketika berbicara dalam Forum Tabayyun Ikatan Sarjana NU (ISNU) Jatim tentang ISIS dengan Zainal Azis Lc MA (mantan Humas Kedubes RI di Syria) dan Novri Susan PhD (sosiolog Unair), ia menjelaskan pintu masuk ISIS di Jatim ada tiga titik yakni Malang, Ngawi, dan Lamongan.

“Di Jatim, jumlahnya masih puluhan, tapi mereka pandai memanfaatkan media sosial, meski mereka sebenarnya hanya pandai main klaim, karena itu kita sikapi ISIS sesuai dengan hasil pemetaan yang kita punya,” kata dosen UIN Sunan Ampel Surabaya itu.

Menurut dia, ISIS merupakan ideologi yang mudah mengkafirkan orang lain, karena itu PWNU Jatim akan lebih memperkuat “Aswaja Center” di daerah-daerah dan juga melalui lembaga pendidikan milik NU untuk memasyarakatkan ideologi Aswaja.

“ISIS juga memiliki basis material yang kuat, karena mereka menguasai ladang-ladang minyak di Irak dan Syria. Untuk itu, PWNU Jatim akan memperkuat basis ekonomi warganya melalui toko-toko komunitas ala bazar agar mereka tidak mudah dirayu kelompok radikal,” katanya.

Selain itu, PWNU Jatim juga menjalin kerja sama dengan pemerintah, TNI/Polri, dan organisasi kemasyarakatan lainnya untuk menyikapi ISIS sebagai “ancaman” bagi NKRI. “Jangan bicara soal teori konspirasi, tapi mereka jelas ancaman NKRI,” katanya.

Sumber Detik News

Tarekat Naqsyabandiyah Sampang Tolak ISIS

$
0
0
Muslimedianews.com, Sampang ~ Tarekat Naqsyabandiyah Gersempal, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, menolak keberadaan Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS) di Tanah Air. Alasannya, ISIS bertentangan dengan ajaran Islam dan ideologi bangsa Indonesia.

"Keberadaan ISIS sudah meresahkan, karena aliran garis keras ini menyebar ancaman dan menyimpang dari syariat Islam yang sebanarnya," terang Ketua Pengurus Tarekat Naqsyabandiyah Gersempal, Sampang, RKH Syaiful Jakfar, pada wartawan, Kamis (7/8/2014).

Disamping itu, sambungnya, keberadaan ISIS bisa memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurutnya, Islam mengajarkan kebaikan dan perdamaian, bukan seperti ISIS yang menggunakan kekerasan dan menebar teror.

"Menurut kami ISIS haram, kami sangat menolak ISIS. Kami mengimbau kepada seluruh umat Muslim supaya menjauhi ISIS," paparnya.

Ia menambahkan, pihaknya akan terus memantau dan mengawasi sejumlah kegiatan yang ada di masyarakat agar ISIS tidak bisa masuk ke Sampang. Sebab, ajaran ISIS sudah tidak lagi berada pada jalur yang benar. (ris)

Sumber Kompas

Gus Mus : Umat Islam Kepincut ISIS Karena NU Tidak Kuat

$
0
0
Muslimedianews.com, Semarang~ Kiai kharismatik Nahdlatul Ulama, KH Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus memberikan tausiahnya pada Pengajian Warga NU bertema 'Ngumpulke Balung Pisah' di rumah H Musta'in Tokoh Kampung Tua Sekayu Semarang, Minggu (10/08/2014).

Menurut Gus Mus banyaknya umat Islam Indonesia yang kepincut ISIS dikarenakan NU-nya belum kuat, sehingga tidak mampu menangkal faham radikal itu masuk mempengaruhi umat Islam Indonesia. Padahal, NU memiliki ideologi yang sangat luar biasa dan tidak bisa disamakan dengan yang lain. NU lah yang mampu membawa Islam di Indonesia sebagai Rahmatan Lil'alamin. Bahkan Gus Mus mengatakan pemahaman NU terhadap Islam bisa dijadikan sebagai pemahaman mayoritas umat Islam seluruh dunia.

Alasannya, kata Gus Mus NU menggunakan tafsir Al Qur'an bukan terjermahan. Sehingga dalam memaknai ayat tidak sepenggal-penggal. "Kalau di Al Qur'an ada ayat yang bunyinya 'maka penggallah kepalanya' bukan berarti itu dimaknai kita harus memenggal kepala orang. Ini tidak bisa diterjemahkan begitu saja. Maka perlu ada penafsiran dari ahli-ahli tafsir", ungkap Gus Mus.

Pengajian 'Ngumpulke Balung Pisah NU' ini ditanggapi positif oleh Gus Mus, sebab NU sekarang ini dinilainya terpisah-pisah. "Banyak warga nahdliyin yang tersebar di partai-partai. Sehingga ketika berada di sana (partai), kacamata NUnya dilepas dan menggunakan kacamata partai. Akhirnya karena kepentingan partai, mereka jadi terkotak-kotak dalam kebingungan. Bertemu kiai yang beda fraksi saat hendak salaman saja harus lihat sekeliling, ini kan sebuah ironi. Oleh karena itu ngumpulke balung pisah ini harus dilanjutkan, bahkan jangan hanya silaturahmi dan tahlilan, tetapi juga harus sesering mungkin digelar diskusi sebab banyak kaum intelektual dan pengusaha di NU ini", ungkap Gus Mus. (Cha)

Sumber KRJogja.com

Tangapan Gerakan-Gerakan Islam Terhadap ISIS

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Berikut adalah tweet dari pemilik akun @tanpaisis tentang tanggapan dari beberapa ormas Islam dan kelompok Islam terhadap IS (Islamic State) atau ISIS (Islamic State of Iraq and Sham).

Diantaranya adalah tanggapan Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Majelis Ulama (MUI), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI), Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT), Majelis Mujahidin Indonesia (MUI), Salafi Non-Jihadi seperti Rodja, dan lain-lain. Berikut twet-nya :
***
Tanggapan gerakan2 Islam di Indonesia terhadap IS. Kenapa mimin membahas gerakan Islam saja? Ya kalau gerakan sekuler atau non islam, jawabannya sudah pasti lah menolak IS.

Karena itu yang menarik dibahas adalah gerakan Islam. Ternyata banyak yang menolak. Menariknya IS ini kan gerakan Islam juga. #IS

Kita mulai dari nu dan muhammadiyah, 2 ormas islam moderat yang menjadi faham agama mainstream muslim Indonesia. #IS

Kita sudah dapat menebak, sebagai ormas islam moderat, nu dan muhammadiyah dengan tegas menolak IS. #IS

Nu dan muhammadiyah berpandangan bahwa pancasila dan uud 45 sudah final, tidak perlu dipermasalahkan lagi. #IS

Maka dari itu, ambisi IS membubarkan NKRI dan mengganti dengan khilafah, amat bertentangan dengan pemahaman nu dan muhammadiyah. #IS

Nu dan muhammadiyah pun sangat anti terhadap kekerasan mengatasnamakan agama. Maka dari itu IS yang menghalalkan kekerasan ditolak. #IS

Selanjutnya kita bahas mui majelis ulama indonesia. Sebenarnya mui ini bukan benar2 ormas, namun orang yg mengisinya dr berbagai ormas.

Pada masa awal berdirinya, mui ini lembaga pemerintah. Namun pasca reformasi menjadi lebih independen #IS

Mui pun di bawah kepemimpinan din syamsudin mengeluarkan fatwa haram bagi IS. #IS

Hal ini tentu menjadi argumen yang kuat bagi para muslim indonesia, untuk menolak. Mui aja mengharamkan kok. #IS

Selanjutnya adalah gerakan tarbiyah atau lebih populer dengan pks. Gerakan ini terinspirasi dari ikhwanul muslimin di mesir. #IS

Berbeda dengan nu dan muhammadiyah yg menerima pancasila dan uud 45 gerakan tarbiyah ini punya tujuan mendirikan daulah islamiyah. #IS

Namun beberapa tahun terakhir, gerakan tarbiyah menunjukan citra yang lebih nasionalis dibanding saat menjadi partai keadilan. #IS

Dalam webnya yang populer, yaitu pkspiyungan, gerakan tarbiyah memuat pernyataan syaikh yusuf qaradhawi bahwa IS melanggar syariat. #IS

Selain itu, gerakan tarbiyah pun percaya bahwa IS adalah skenario musuh Islam agar citra islam rusak. #IS

Selanjutnya adalah hizbut tahrir indonesia hti. Ormas ini mirip gerakan tarbiyah, namun punya perbedaan fundamental. #IS

Perbedaan antara gerakan tarbiyah dan hti adalah soal metode. Tarbiyah menggunakan demokrasi sbg sarana, smntr bg hti demokrasi haram.

Selain itu gerakan tarbiyah bertujuan membentuj daulah, sementara hti bertujuan membangkitkan kembali khilafah. #IS

Keinginan membangkitkan kembali khilafah, menjadi kesamaan antara hti dan IS, namun ternyata Hti pub menolak IS. #IS

Dalam web resmi HTI, dimuat pernyataan amir mereka bahwa metode IS dalam mendirikan khilafah menyalahi metode Rasulullah. #IS

Bagi Hti khilafah harus diraih dengan cara damai. Sementara bagi IS khilafah harus direbut dengan senjata. #IS

Selanjutnya adalah fpi, front pembela islam yang dikenal keras terhadap kemaksiatan. Fpi menerima pancasila dan uud 45.

Walaupun begitu, fpi ingin mengembalikan piagam jakarta dan menjadikan nkri menjadi nkri bersyariah. #IS

Dalam pernyataan resmi yang ditandatangani habib rizieq, fpi menyatakan menolak IS. #IS

CATATAN : FPI mendukung IS dalam penerapan Syari'att, penegakan Khilafah dan Jihad, tetapi menolak pembunuhan terhadap sesama muslim, konflik sektrarian dan sebagagainya.

Hal ini pun dilakukan oleh al khattath ketua forum umat islam yang sering barengan habib rizieq. #IS

Fpi dan fui tetap ingin syariat islam tegak tapi tidak dengan cara2 IS. #IS

Lalu ada majelis mujahidin indonesia (mmi), dibawah pimpinan abu jibril yang punya web arrahmah. #IS

Mmi mengadakan konferensi pers, menyatakan penolakan thdp IS. Mereka menganggap IS adalah syiah yang menyamar menjadi khawarij. #IS

Lalu salafi non jihadi, mereka punya radio terkenal yaitu radio rodja. Mereka pun menolak IS. #IS

Ustadz firanda dan syaikh muhsin al abbad menganggap IS itu khawarij. #Is

Untuk salafi jihadi, seperti jamaah ansharu tauhid ustadz abi bakar baasyir, kader mereka ada yang ikut IS, ada yang tidak. #IS

Selain yang sudah disebutkan, masih banyak lagi gerakan islam yang menolak IS. Sekian, wallahu a'lam.
***
Tweet @tanpaisis chirpstory[dot]com/li/223820, 11 Agustus 2014

Masih Bocah, Penuh Karomah

$
0
0
Muslimedianews ~ Sewaktu masih kecil, seumuran anak-anak yang suka telanjang dan bermain layang-layang, Kyai Abbas setiap meminta uang jajan kepada ayahandanya harus memenuhi syarat yang diberikan. Waktu itu Abbas kecil harus membacakan nadzam Maqshud (riwayat lain Alfiyah) dengan hafalan di hadapan ayahnya. Dengan segera Abbas kecil pun membacakannya dengan hafalan di luar kepala, semuanya tanpa tersisa dan terlewat satu bait pun. Bercampur heran dan takjub, akhirnya uang jajan pun selalu diberikan jika ia meminta.

Beberapa saat kemudian, Abbas kecil mengutarakan keinginannya kepada sang ayah untuk mondok. Meski ayahnya sendiri adalah seorang kyai yang alim dan mengajar ke para santri, orang Jawa menyebut itu belum dikatakan mondok karena belajar kepada orangtuanya sendiri. Disebut mondok jika ia belajar ke pesantren yang bukan milik orangtuanya. Begitupun dengan Abbas kecil, punya keinginan yang besar untuk mesantren ke pesantren-pesantren yang ada di Jawa, khususnya Jawa Barat.

Karena desakan yang besar dari anaknya, akhirnya KH. Abdul Jamil mengabulkan: “Yawis lamon arep mondok, pamita Sira marang dulur ira ning Masjid Agung Cirebon,” Ya sudah kalau kamu ingin mondok, mintalah restu kepada kerabatmu yang ada di Masjid Agung Keraton Cirebon.

 Dengan langkah tegap, tatapan tajam ke depan, Abbas kecil berjalan kaki menyusuri rel kereta api berangkat pagi dari rumahnya menuju Masjid Agung Cirebon. Hari itu adalah hari Jum’at. Tepat pukul 12 siang kurang 10 menit, bedug masjid pun berbunyi bersamaan dengan datangnya Abbas kecil.

Salah seorang habib, imam dan khathib Masjid Agung Cirebon, pun berteriak: “Heh... sapa kunuh sing wani-wanine nabuh bedug, kurang 10 menit!” Siapa yang berani-beraninya menabuh bedug, padahal waktu masuk shalat kurang 10 menit lagi!

Karena satu pun jamaah yang hadir tidak ada yang menjawab, karena memang tidak ada yang merasa menabuh bedug, habib itu pun bertanya di hadapan jamaah: “Siapa saja orangnya yang masuk masjid bersamaan dengan bunyi bedug tadi, suruh dia menghadap saya.”

Para jamaah pun saling toleh, tidak ada yang merasa. Tapi salah seorang dari mereka memberanikan diri untuk menjawab: “Maaf, Habib. Ada satu orang yang dimaksud, tapi dia cuma anak kecil, kulitnya hitam, nampak lusuh dan pakaiannya tidak rapi.”

“Bagen bocah cilik,” Biarin, meskipun anak kecil! Jawab sang habib.

Akhirnya Abbas kecil pun diminta menghadap sang habib, dan ia ditanya: “Sira kuh sapa, saking endi?” Kamu itu siapa dan berasal dari mana?

Dijawab dengan tegas ala anak kecil: “Ingsun Abbas, putrane Dul Jamil Buntet.” Saya Abbas, putranya Abdul Jamil Buntet.

Langsung saja sang habib merangkulnya sembari menangis, dan berkata: “Masya Allah, sira kuh arane Abbas, putrane Kyai Abdul Jamil Buntet? Sedulur ingsun?!” Masya Allah, kamu Abbas putranya Kyai Abdul Jamil Buntet? Masih kerabatku?!

Akhirnya Abbas kecil pun disuruh sang habib untuk naik mimbar, dan berkhutbah. Meski kecil, ia sudah sangat fasih berbicara di hadapan orang banyak. Berkhutbah dengan lancarnya bak khathib yang sudah sangat berpengalaman.

Ternyata bedug masjid yang berbunyi sendiri itu, sebagai pertanda dan penyambutan ada tamu orang yang besar, KH. Abbas bin KH. Abdul Jamil Buntet. “Mungkin yang menabuh bedug dan menyambut itu adalah para malaikat,” tutup pamandaku, Bapak Ridhwan salah satu santri Buntet Pesantren, mengakhiri kisahnya.

KH. Abbas Abdul Jamil adalah putra sulung dari pasangan KH. Abdul Jamil dan Nyai Qari’ah. Kyai Abdul Jamil memiliki putra yang berakhiran “AS”; Kyai Abbas, Kyai Anas, Kyai Ilyas dan Kyai Akyas. KH. Abbas Abdul Jamil, atau orang lebih akrab menyebutnya Kyai Abbas Buntet, dilahirkan pada hari Jum’at 24 Dzulhijah 1300 H/1879 atau 1883 M di Desa Pekalangan, Cirebon dan wafat pada hari Ahad waktu Shubuh tanggal 1 Rabi’ul Awwal 1365 H/1946 M.

Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 12 Agustus 2014, Fp Resmiku

Habib Seggaf Parung dan Orang Hindu

$
0
0
Muslimedianews ~ Tampan, kalem dan berwibawa, itulah sosok Habib Seggaf bin Mahdi BSA Parung Bogor. Sosok habib yang santun nan kharismatik ini terkenal luwes dan akrab dalam berhubungan dengan non Muslim. Berikut adalah segelintir kisah beliau, pernah dituturkan dalam ceramahnya dan dikisahkan kembali oleh putra beliau, Habib Muhammad BSA.

1.    Habib Seggaf Mengajak Pendeta Hindu Masuk Masjid, Akhirnya Meraih Hidayah

Dahulu pernah ada seorang pendeta Hindu dari India datang ke tempat Habib Seggaf bin Mahdi BSA di Parung Bogor. Setelah ngobrol-ngobrol lalu oleh beliau diajak ke masjid. Mendengar ajakan Habib Seggaf untuk ikut ke masjid, pendeta itu terkejut dan berkata: “Saya ini orang kafir (kata orang Islam) dan sejak muda hingga umur 80 tahun sekarang ini tidak ada satupun orang Islam yang mengajak saya masuk masjid.”

Habib Seggaf berkata: “Ya, sekarang saya yang ajak kamu.”

Lalu si pendeta pun mau diajak ke masjid. Ketika sampai depan masjid pendeta itu berkata: “Apa yang menyebabkan kamu mengajak saya masuk ke dalam masjid?”

“Sebab kamu disayang Allah”, jawab Habib Seggaf.

Pendeta tambah bingung, lalu bertanya: “Hah, saya disayang Allah? Apa buktinya?”

“Buktinya kamu tetap dijadikan manusia. Jika Allah tidak sayang sama kamu mungkin sekarang kamu sudah dikutuk jadi anjing atau babi,” kata Habib.

Pendeta itu langsung sujud di depan masjid (di tanah, bukan di ubin) dan berkata bahwa dia ingin masuk agama Islam. “Hati saya seperti dihantam pakai palu mendengar perkataan Anda,” kata si pendeta kepada Habib Seggaf. Akhirnya sang pendeta itu pun bersyahadat memeluk agama Islam.

2.    Habib Seggaf dan Teman Hindu

Ketika Idul Adha, Habib Seggaf bin Mahdi nyembelih sapi untuk kurban. Ketika menyembelih beliau menelfon temannya yang beragama Hindu dan mengundangnya untuk melihat prosesi penyembelihan sapi di rumahnya. “Teman, sekarang saya sedang menyembelih sapi, saya undang kamu untuk datang ke tempat saya.”

Temannya itu menjawab: “Aduh Pak Habib, di agama saya tidak boleh menyembelih sapi.”

Habib Seggaf kemudian berkata: “Kalau makan dagingnya, boleh?”

Dijawab: “Boleh.”

Habib Seggaf berkata: “Bagaimana bisa dimakan dagingnya jika tidak disembelih?”

Lalu temannya itu menjawab: “Ya itulah Pak Habib, saya juga bingung sama agama saya.”

Habib Seggaf cuma bisa ngikik, sambil bilang ke putranya yang bernama Habib Muhammad: “Lihat Muhammad, dia sudah mulai mencong-mencong.”

“Jadikan sahabat, hilangkan keyakinan yang salah dari apa yang dia yakini. Tunjukkan kebenaran dan buktikan kebenaran yang kita yakini itu benar,” pungkas Habib Mumu Bsa mengakhiri kisahnya.

Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 12 Agustus 2014

JAT Pecah soal ISIS, Mantan Anggota Bentuk Jama'ah Ansharus Syari'ah (JAS)

$
0
0
Muslimedianews.com, Bekasi~ Keanggotaan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) yang tidak mendukung pergerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), dianggap berseberangan dengan ideologi JAT. Dengan begitu, keanggotaan jamaah ini mesti menanggalkan semua atribut yang berkaitan dengan JAT.

"Keanggotan kami telah keluarkan dari Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) karena menolak pergerakan ISIS di Indonesia. Selanjutnya, kami membentuk dan mendeklarasikan Jamaah Ansharusy Syariah (JAS)," ujar Amir Jamaah Ansharusy Syariah, Ustadz Muhammad Achwan, saat musyawarah pembentukan JAS di Asrama Haji Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/8/2014) petang.

Latar belakang pembentukan JAS ini, kata Muhammad Achwan, terkait pergerakan ISIS yang bertentangan dengan aqidah Islam.

"JAS dibentuk karena merespon perbedaan pendapat yang terjadi pada anggota JAT dalam menyikapi Khilafah Islamiyah oleh Daulah Islamiyah di Irak dan Syam (ISIS). Amir JAT, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, telah memutuskan bahwa seluruh anggota JAT yang menolak klaim khilafah itu harus keluar dan tidak lagi dalam ikatan JAT," ungkapnya.

Meski begitu, kata dia, hubungan antara JAS dengan JAT masih tetap dijaga, sebagaimana layaknya hubungan antar jamaah untuk saling menasehati sesama kaum Muslimin. Anggota JAS berpegang teguh pada nilai-nilai syariah yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah (ajaran nabi).

Saat musyawarah pembentukan JAS, hadir pula petinggi JAS lainnya antara lain, Sekretaris Majelis Syariah JAS Fuad Al Hazimi, Wakil Juru Bicara JAS Abu Al Izz, serta Ketua Majelis Syuro Abdurrochim Ba'asyir.

Saat ini, keanggotan JAS sudah terdata sekitar 2.000 orang yang tersebar di enam wilayah nusantara. "Wilayah yang sudah terbentuk keanggotaan kami antara lain, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat dan Bengkulu. Cikal bakal keanggotaan sudah mucul di Tangerang, Samarinda dan Balikpapan," klaim Fuad Al Hazimi.

Kegiatan JAS, kata Fuad Al Hazimi, melakukan dakwah ke masjid-masjid seperti biasa serta melaksanakan penegakan Syariah Islam.

Saat disinggung terkait ideologi Pancasila yang menjadi dasar negara, pihaknya mengatakan, JAS menegakkan Syariah Islam. "Kami menjalankan ideologi Islam. Memperjuangkan tegaknya Syariah Islam di Indonesia," imbuhnya.

JAS adalah pecahan dari JAT. Sebelumnya, JAT sendiri merupakan pecahan dari Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Abu Bakar Ba'asyir adalah pimpinan MMI tetapi akhirnya keluar dan memmbentuk JAT. Saat ini Majelis Mujahidin dipimpin oleh Irfan S. Awwas.

[MKL/Beritasatu.com/Muslimedianews.com]

Uang Kertas NKRI Akan Beredar 18 Agustus 2014

$
0
0
Muslimedianews.com, Surabaya~ Tak lama lagi Bank Indonesia (BI) menerbitkan uang kertas baru, yakni uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah IV Jatim Soekowardojo membenarkan hal tersebut. "Hal ini memang akan segera terealisasi. Yang benar-benar uang baru dan kini prosesnya sudah final," ujarnya kemarin (11/8/2014).

Dia memastikan, uang kertas nominal Rp 10 ribu hingga Rp 100 ribu tersebut akan dikeluarkan secara bertahap. "Tapi, yang pasti peredarannya akan segera dilakukan. Sebab, uang kertas merupakan bentuk surat utang BI kepada negara Indonesia dan juga wajib mempertanggungjawabkannya kepada pemerintah. Soal tanggal kapan akan mulai beredar, itu belum bisa dipastikan," ujarnya.

Dia juga memerinci seiring dengan berlakunya undang-undang baru yang mengatur tentang mata uang yang di dalamnya banyak aturan penerbitan. Salah satu yang membedakan dari uang sebelumnya adalah adanya tanda tangan pejabat-pejabat terkait seperti dari BI serta pemerintah.

Deputi Bidang Sistem Pembayaran & Management Intern BI Wilayah IV Jatim Hamid Ponco Wibowo mengungkapkan, uang NKRI resmi dikeluarkan pada 17 Agustus.

"Namun, karena pas tanggal 17 itu jatuh di hari libur, peredarannya dimulai pada Senin, 18 Agustus 2014. Tapi sebelumnya, pada 17 Agustus, biasanya oleh kantor pusat uangnya sudah didistribusikan ke kantor-kantor perwakilan BI di daerah," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Ponco itu juga memastikan, uang NKRI yang akan segera beredar tersebut bukanlah bentuk uang redenominasi yang banyak diberitakan. "Nanti redenominasi beda dan ada lagi. Yang redenominasi sekarang masih berada dalam tahap rancangan undang-undang. Jadi prosesnya masih nanti," ujarnya.

Dalam waktu dekat, setiap kantor perwakilan BI se-Indonesia juga berencana menyosialisasikan kepada masyarakat terkait dengan peredaran uang NKRI.

"Dalam sosialisasi tersebut akan dijelaskan ciri-ciri fisik, warna, gambar, dan berbagai hal penting lainnya kepada masyarakat," tuturnya. (dee/c22/agm)

Sumber JPNN

Balikpapan Kota Paling Nyaman Ditinggali

$
0
0
Muslimedianews.com, Jakarta ~ Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) meliris daftar kota di Indonesia yang dianggap nyaman untuk ditinggali atau Indonesian Most Livable City Index 2014 oleh masyarakat.

Dari survey yang dilakukan IAP tersebut, ada tujuh kota yang memiliki nilai di atas rata-rata dan dianggap nyaman ditinggali. "Kota Balikpapan secara signifikan berada diatas rata-rata nasional untuk aspek tata kota dan pengelolaan lingkungan dibandingkan dengan kota lain," ujar Ketua Umum Ikatan Ahli Perncanaan Indonesia, Bernardus Djonoputro di Jakarta, Senin (11/8/2014).

Bernard menjelaskan, bahwa survei ini murni adalah persepsi masyarakat. Menurut dia, penentuan kota nyaman ini berdasarkan 27 indikator yang ditentukan sebelumnya.

Sementara itu, jumlah responden dalam survey ini berjumlah 1.000 orang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Survey ini memiliki margin error sebesar 2 persen dan dilaksanakan pada tahun 2014 ini. Keberadaan index tersebut tidak dimaksudkan untuk melakukan pemeringkatan kota yang lebih baik.

Namun index ini dimaksudkan mengukur kualitas kehidupan warga kota dan dimaksudkan untuk melakukan identifikasi awal faktor-faktor kritis pembangunan pada masing-masing kota berdasarkan persepsi warga.

Berikut adalah tujuh kota di Indonesia yang dianggap paling nyaman untuk ditinggali :

1. Balikpapan
2. Solo
3. Malang
4. Yogyakarta
5. Makassar
6. Palembang
7. Bandung


Sumber Tribun/foto tarielpea.blogspot.com

Polda Metro Jaya Awasi ISIS melalui Dunia Cyber

$
0
0
Muslimedianews.com, Jakarta ~ Petugas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) mengawasi perkembangan jaringan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) melalui dunia maya atau "cyber".

"Kita patroli cyber untuk pantau jaringan ISIS di Indonesia," kata Kepala Subdirektorat Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Hilarius Duha di Jakarta, Selasa.

Hilarius mengatakan kegiatan patroli cyber sesuai perintah pimpinan Polda Metro Jaya untuk mendeteksi jaringan ISIS di Indonesia. Hilarius menyatakan aparat kepolisian menyelidiki paham ajaran dan potensi adanya deklarasi paham agama yang dilarang Pemerintah Indonesia tersebut.

Perwira menengah kepolisian itu menambahkan hasil pemantauan patroli melalui media internet itu akan diserahkan ke pihak Mabes Polri untuk mendalami jaringan ISIS.

Selain memantau melalui cyber, Polda Metro Jaya mengerahkan anggota Intelijen dan Keamanan (Intelkam) dan upaya preventif melalui fungsi Babinkamtibmas guna memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait pergerakan ISIS.

Sumber Antara

Ponpes Sidogiri Sebar 571 Guru Tugas dan 80 Da'i Muda

$
0
0
Muslimedianews.com, Pasuruan ~ Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur sebar sekitar 571 Guru Tugas (GT) dan 80 lebih Da'i ke berbagai daerah. Pemberangkatan Guru Tugas dan Da'i dilaksanakan pada Minggu (10/8/2014).

Hari Minggu itu menjadi momen istimewa bagi Ponpes Sidogiri karena selain pemberangkatan Guru Tugas dan Dai, juga kembalinya para santri setelah libur Ramadan dan Idul Fitri.

Kegiatan belajar mengajar di Madrasiyah dan Makhadiyah, serta seluruh kegiatan administrasi di kantor Sekretariat, kantor madrasah, dan perkantoran instansi lainnya berjalan seperti biasa sejak Senin (11/8/2014)

Pemberangkatan Guru Tugas dan Da'i
Sidogiri mengirim sekitar 571 Guru Tugas untk mengajar di lembaga-lembaga madrasah yang membutuhkan tenaga pengajar.  Selain itu, ada sekitar 80 lebih dai muda disebar di beberapa kawasan di Jawa Timur, khususnya kawasan muslim minoritas dan kawasan yang belum begitu mengenal Islam

Pengiriman Guru Tugas (GT) mulai dilakukan sejak tahun 1961. Program itu digagas oleh KH Cholil Nawawie dan KA. Sadoellah Nawawie.

Tugas mengajar diwajibkan bagi santri yang sudah lulus Madrasah tingkat Tsanawiyah dan dianjurkan bagi santri lulusan Aliyah.

Ada tiga tujuan utama dari pengiriman GT: 1. Maslahah untuk madrasah yang menerima GT 2. Maslahah bagi GT sendiri 3. Maslahah bagi Sidogiri

Untuk mengoptimalkan tujuan tersebut, Ponpes Sidogiri terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas GT dgn memberi peltihan Dedaktik Metodik dan pembekalan. Bembekalan GT meliputi fikih kemasyarakatan, leadership, dasar administrasi dan psikologi anak yang dilaksanakan saat bulan Ramadan.

Pada awalnya GT hanya puluhan orang yang dikirim ke madrasah dan pesantren sekitar Pasuruan dan Madura. Dan ternyata antusias masyarakat cukup baik. Terbukti dari tahun ke tahun pemintaan terus meningkat. Permintaan GT baru yang masuk ke pengurus sering melebihi persediaan guru yang ada.

Kini, penyebaran GT Sidogiri sudah meluas ke penjuru negeri, seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan, Bali dan sebagainya.

Semoga pengiriman GT ini jadi bagian dalam mengenalkan dan menjaga Islam Ahlussunnah wal jamaah di tengah-tengah masyarakat.   
 
(Ibnu L' Rabass, @Sidogiri)

ISIS, Sejarah Masa Depan Khilafah dan Imam Mahdi

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Sebelumnya para salafi jihadi seperti yang sudah maklum telah ramai ramai mendukung Jihad di Suriyah dengan bergabung dalam berbagai kesatuan jihad, seperti yang tergabung dalam Islamic Front, Mujahidin Army, Al Nusro Front, Jabhah Al Nusroh, Al Qaeda dan lain-lain.

Lebih aneh lagi, ketika belum terjadi pergerakan Kekhalifahan ini, sebelumnya mereka sangat membenci Habaib, bahkan mereka ada yang tidak percaya jika Dzurriyyah Rosul itu masih ada, berbagai argument merka tolak, issu yang mereka kembangkan selalu sama, Habaib itu identik dengan Syi’ah, dan Syi’ah bukan Islam yang wajib dibunuh dan diperangi, demikian juga para Shufi, bahakan Syaikh Al Buthi juga dituduh sebagai antek Syiah.

Entah karena keberadaan Habaib itu telah mereka temukan dalam hadits hadits sebagai para calon pemimpin ummat Islam, sehingga sekarang bermunculan para nama yang menyematkan Al Husaini di belakangnya.

Sementara itu, dalam kitabnya Syaikh Abu Hamam Bakr bin Abdul Aziz Al Atsari yang berjudul “Muddul Ayady Libai’ati al Baghdadi” dikatakan bahwa nama asli Kholifah (ISIS/Islamic State of Iraq and Sham) dan Bapaknya sengaja tidak disebutkan karena dlarurot keamanan.

Sedangkan di situs Alquds dot com tertanggal 30 Juni 2014 menjelaskan nama Kholifah (ISIS) tersebut adalah Ibrahim bin ‘Awad bin Ibrohim bin Ali bin Muhammad Al Badri Al Qurosyiyyi Al Hasyimi Al Husaini.

Berbagai opini berterbangan, beragam pendapat bertaburan, antara yang pro dan kontra, namun agaknya ISIS ini adalah bagian dari lakon yang akan menghantarkan kekhalifahan yang sebenarnya, ISIS bagaimanapun juga akan tetap menjadi Kekhalifahan dengan versinya sendiri sampai pada waktu yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw.

Imam Mahdi yang pada waktu itu belum diketahui adalah Mahdi yang sebenarnya, telah berada di Madinah, dan ketika mendapati kematian khalifah, ada perpecahan dikalangan elitnya, mungkin yang dimaksud adalah mereka akan berselisih siapa pengganti khalifahnya, dan ini biasa terjadi disetiap pergantian kekuasaan, perselisihan seperti itu bisa menimbulkan saling bunuh dinatara kubu kubu yang berpengaruh.

Suasana yang mencekam itu agaknya juga mempengaruhi stabilitas Madinah Al Munawwaroh saat itu, maka Imam Mahdi keluar dari Madinah menuju Makkah dalam rangka mengungsi, sebab sesuai sabda Nabi, tempat aman itu adalah Makkah.

Nah dalam keadaan kacau itu, penduduk Makkah setelah tahu akan ciri ciri pada laki laki itu kemudian mengeluarkan beliau dari rumahnya dan membaiatnya, baiat dilakukan di pelataran Ka’bah, yaitu antara Rukun Hajar Aswad dan Maqom Ibrohim.

Nah, seperti dalam hadits yang lain, pembaiatan Imam Mahdi itu dalam sekejap telah dapat diketahui oleh seluruh dunia, segera setelah itu, Syam mengirimkan pasukan, atau sepasukan dari Syam menuju Makkah untuk mengekskusi Imam Mahdi tersebut, namun malang, pasukan itu tersungkur ditelan bumi di Baidak, yaitu sebuah lembah antara Madinah dan Makkah, maka ketika manusia telah melihat kenyataan itu para perwakilan syam dan beberapa kelompok di irak berbondong bondong membai’at Imam Mahdi tersebut, pada saat itu juga bergerak juga pemuda dari suku Quraisy yang para pamannya dari kabilah Kalb yang sebelumnya itu menentang kekhalifahan Imam Mahdi, dan pemuda ini berhasil mempengaruhi suku Kulaib ini untuk berbaiat kepadanya, sekaligus pasukan pasukan yang bersama dengan bani Kalb tersebut.

Cerita tentang sejarah masa depan diatas kami terjemahkan dari kitab ‘Anul Ba’bud Syarah Sunan Abi Dawud. Redaksi lengkap sebagai berikut :

يكون اختلاف عند موت خليفة فيخرج رجل من أهل المدينة هاربا إلى مكة فيأتيه ناس من أهل مكة فيخرجونه وهو كاره فيبايعونه بين الركن والمقام ويبعث إليه بعث من أهل الشام فيخسف بهم بالبيداء بين مكة والمدينة فإذا رأى الناس ذلك أتاه أبدال الشام وعصائب أهل العراق فيبايعونه بين الركن والمقام ثم ينشأ رجل من قريش أخواله كلب فيبعث إليهم بعثا فيظهرون عليهم وذلك بعث كلب والخيبة لمن لم يشهد غنيمة كلب فيقسم المال ويعمل في الناس بسنة نبيهم صلى الله عليه وسلم ويلقي الإسلام بجرانه في الأرض فيلبث سبع سنين ثم يتوفى ويصلي عليه المسلمون
“Akan terjadi perselisihan (antara ahlul Khalli wal ‘Aqdi) menjelang kematian seorang Khalifah, Maka keluarlah seseorang dari Penduduk Madinah lari menuju Makkah, maka datanglah penduduk Makkah dan mengeluarkannya sedangkan ia (Imam Mahdi) dalam keadaan tidak senang (tidak suka), lalu penduduk Makkah membaiatnya di antara rukun dan makam, kemudian datanglah beberapa utusan dari Syam lalu pasukan tersebut ditelan bumi di Baida’ antara Makkah dan Madinah. Setelah orang orang meliahat hal itu maka ia didatangi oleh ‘Abdal Syam dan beberapa kumpulan dari Iraq untuk berbai’at kepadanya. Kemudian muncul seorang pemuda dari Quraisy, paman dari sebelah ibunya dari kabilah Kalb yang akan membawa pasukan untuk menentang Imam Mahdi, tetapi pasukan Imam Mahdi berhasil mengalahkan mereka. Kerugian bagi orang yang tidak menyaksikan harta rampasan perang kabilah Kalb. Imam Mahdi akan membagi-bagikan harta dan beramal mengikut Sunah Nabi mereka SAW di kalangan manusia. Ketika itu Islam tersebar dengan luas. Dia akan memerintah selama tujuh tahun kemudian wafat dan jenazahnya dishalatkan oleh Umat Islam"

Sumber warkopmbahlalar.com

MUI dan 62 Ormas Islam Jatim Rapat Bahan ISIS

$
0
0
Muslimedianews.com, Surabaya ~ Membahas ancaman keberadaan Islamic State of Irak and Syria (ISIS), Majelis Ulama (MUI) ‎Jawa Timur mengumpulkan 62 Ormas Islam se-Jatim. Bahasan utamanya adalah soal kesiapan membuat draf Peraturan Gubernur (Pergub), terkait larangan dan membentengi pengaruh bahaya meluasnya organisasi Islam garis keras di Indonesia, khususnya di Jatim.

Sekretaris MUI Jatim,Muhammad Yunus menyebut, organisasi masyarakat tersebut di antaranya dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Front Pembelajaran Islam, LDII, dan lainnya. Mereka sangat antusias mengikuti paparan Ketua MUI Jatim soal sejarah ISIS dan pengaruhnya di Indonesia.

"‎Di Jatim ini, ada GUIB, Gabungan Umat Islam Bersatu. Kita ajak mereka untuk membicarakan berbagai hal yang menyangkut umat Islam, termasuk soal bahaya dan pengaruh ISIS," ujar Muhammad Yunus, di Kantor MUI Jatim, Senin 11 Agustus 2014.

Dijelaskan, bahasan yang dilakukan dalam pertemuan itu adalah berbagai hal, terkait munculnya berbagai persoalan dan solusinya, termasuk soal ISIS, dan diskusi pasca penutupan lokalisasi Dolly‎, serta keamanan menjelang pilpres.

"Kita baru saja menyelesaikan pilpres, banyak hal perlu disikapi guna menjaga stabilitas nasional. Termasuk, pasca penutupan lokalisasi Dolly, yang akan diikuti penutupan lokalisasi lainnya di Jatim seperti di Nganjuk, Malang, Ponorogo, dan lainnya. Termasuk, rencana akan datangnya 100 orang pastur, dan akan mengunjungi Masjid Al Akbar di Surabaya, dan banyak umat yang menanyakan hal itu pada kami," urainya.

Ditegaskan, soal rencana kedatangan pastur ke Surabaya dikatakan tidak tepat, karena akan mengganggu stabilitas dan keamanan di Jatim. Dan, soal ISIS, MUI Jatim mengaku juga banyak menyampaikan sejarah keberadaannya. Dikatakan, organisasi garis keras itu hanya ada di Irak dan Suriah, di Indonesia tidak perlu ada, tetapi semua harus disikapi dan dicari jalan keluarnya.

"Jangan sampai muncul persoalan baru, mereka yang tidak mengerti soal ISIS dituding dan kemudian mendapat perlakuan yang tidak diinginkan, itulah yang kita cegah dan kita bicarakan agar tidak sampai ada korban. Karena, apapun yang terjadi korbannya adalah umat Islam. Itu yang terus kita kaji bersama," lanjutnya.

Dan, semua bahasan tersebut menjadi pijakan untuk lahirnya draf atau Peraturan Gubernur (Pergub) guna mengantisipasi wilayah Jatim dari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan.

Sebelumnya, ramai diberitakan, pengaruh ISIS telah bercokol di Desa Dau, Kabupaten Malang, dan ada reaksi massa terkait rencana pelaksanaan baiat di wilayah Kecamatan Balong Bendo-Sidoarjo, Jawa Timur.

Sumber Viva

MIUMI Tolak ISIS dan Ajak Umat Islam Tidak Latah Ikut #ISIS

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menyerukan umat Islam di Indonesia tanpa memiliki dasar keilmuan memadai, tidak latah bergabung dengan gerakan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.

Sekjen MIUMI Bachtiar Nasyir menilai deklarasi ISIS sebagai gerakan khilafah Islamiyah (negara Islam) yang berjuang melebarkan pengaruhnya ke penjuru dunia, telah menimbulkan kontroversi secara politik, sosial dan teologis. Tak terkecuali di Indonesia. "ISIS telah berkembang menjadi problem teologis, politis dan sosial yang menimbulkan kontroversi, keresahan bahkan ancaman disintegrasi di seluruh negeri Muslim, termasuk di Indonesia," ujar Bachtiar di Ar-rahman Qur'anic Learning, Jakarta, sebagaimana dilansir Tribun News, Minggu (10/8/2014) lalu.

MIUMI dalam PANDANGAN DAN PERNYATAAN SIKAP-nya tentang KHILAFAH ISLAMIYAH yang dibentuk ISIS, menyatakan bahwa kekhilafahan ditegakkan untuk melaksanakan hukum syari’at secara kaffah, lurus dan benar dalam keadaan damai tanpa ada intimidasi; melindungi agama, jiwa, akal, harta, dan kelangsungan regenerasi umat; mewujudkan persaudaraan Islam yang hakiki, dan membangun peradaban dengan cahaya Islam.

Poin pendangan dan pernyataan sikap MIUMI berikutnya adalah bahwa Imamah bukan merupakan pokok agama dalam pandangan ahlu sunnah wal jamaah melainkan sebagai furu’ (cabang) agama, maka tidak boleh dijadikan alat untuk mengkafirkan bagi yang tidak setuju ; Bahwa pelaksanaan pengangkatan seorang pemimpin menjadi Khalifah kaum muslimin (pembai’atan) harus melalui prosedur Musyawarah Ahlul Halli wal ‘Aqdi yang merepresentasikan para Ulama Islam sedunia.

MUIMI juga menafikan pengangkatan pemimpin ISIS menjadi Khalifah karena dianggap tidak melalui prosedur musyawarah yang benar, diantaranya  ketidakjelasan identitas para Ahli Syura yang mengangkatnya maupun identitas pemimpin yang diangkatnya sebagai Khalifah dan Imam tertinggi Daulah Islamiyah itu sendiri, sehingga pembai’atan itu dianggap tidak benar secara syar’i.


red. Ibnu Manshur/foto TribunNews

NKRI berdasarkan Pancasila sesuai dengan Negara berdasarkan Piagam Madinah

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Menanggapi munculnya gerakan Islamic State of Iraq and Sham/Syiria (ISIS) seperti di Youtube dan munculnya gerakan pembaiatan pendukung ...

... kelompok ini di beberapa daerah di Indonesia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyampaikan sikap resmi:

Pertama, kemunculan ISIS ini nyata2 sdh menimbulkan fitnah yg memperkeruh kehidupan umat Islam serta hub antar-umat beragama di Indonesia

ISIS tdk hanya memperjuangkan gagasan politik negara/ khilafah Islamiyah, tetapi memperjuangkan paham yg tdk sesuai dgn paham Islam Aswaja

Kedua, NU berpegang teguh pada keyakinan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kedamaian dan bukan agama kekerasan.

Agama Islam, tdk mentolerir kekerasan. Justru, agama Islam merupakan agama yg memperjuangkan nilai2 kemanusiaan dan menjunjung kasih sayang.

Sifat dasar Islam tsb nyata2 bertolakbelakang dgn cara2 yg dilakukn ISIS, yg melakukan kekerasan smpai mmbunuh ulama yg tdk sejalan dgn ISIS

Ketiga, berkaitan dgn gagasan mendirikan daulah/ khilafah Islamiyyah. Nabi Muhammad tdk pernah memproklamirkan berdirinya negara Islam ...

... atau negara Agama. Nabi Muhammad berjuang untuk menguatkan sistem Negara Madinah, negara yang berkeadaban.

Platform negara Madinah adl tamaddun, bukan Islam, bukan pula suku. Karena penduduk Madinah ada Muslim & non-muslim, ada Arab & non-Arab

Justru di tengah masyarakat Madinah yg majemuk, Rasulullah membuat konstitusi modern yg di yang dikenal dengan Piagam Madinah pada 622 M

Seluruh penduduk Madinah disamakan di muka hukum, aturan serta hak & kewajibannya, meski mreka berbeda dlm hal keyakinan agama, suku, & ras

Artinya, umat Islam sesuai dgn wilayah kebangsaannya masing-masing boleh membentuk negara yg sejalan dgn contoh dari Rasulullah tersebut ...

... dan tidak wajib mendirikan negara yang secara formal Islam seperti yang diperjuangkan kelompok ISIS ini.

Bagi NU, NKRI berdasarkan Pancasila sudah sesuai dengan negara berdasarkan Piagam Madinah

Keempat, ISIS itu sudah ditolak oleh semua Ulama Internasional, semisal Syech Yusuf al-Qardhawi dan Syech Wahbah Zuhaili.

Patut dipertanyakan, Kenapa ISIS muncul ketika Israel menggempur Gaza?

Yang nyata-nyata telah memecah perhatian umat Islam terhadap perjuangan dan pembelaan terhadap rakyat Palestina.

Dari latar belakang tersebut, Nahdlatul Ulama menolak dan mengajak masyarakat untuk menolak penyebaran paham dan berdirinya ISIS

NU menggarisbawahi penolakan yang sudah dimulai oleh para ulama Timur Tengah.

Selain itu, gerakan ISIS mengancam keutuhan NKRI, bertentangan dengan jiwa Pancasila, dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Oleh karena itu, Indonesia harus menolak berdirinya ISIS, yang jelas membahayakan keselamatan bangsa dan mengancam keutuhan negara

Demikian, semoga mencerahkan dan memperkuat kita sebagai bangsa.

Kultwet KH Said Aqil Siraj @saidaqil 8 Agustus 2014, chirpstory[dot]com/li/223482

Aparat Keamanan Ambon Tangkap Dua Pemuda Terkait ISIS

$
0
0
Muslimedianews.com, Ambon ~ Indonesia semakin waspada akan merebaknya kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Di Ambon, Maluku, Tim Intelijen Kodim 1504 Pulau Ambon mengamankan dua pemuda. Mereka ditangkap di rumahnya, kawasan Desa Batu Merah, Ambon pada Minggu, 10 Agustus 2014. Kedua pemuda yang berinisial Z dan W itu diduga kuat terkait dengan jaringan ISIS di Indonesia.

Menurut Letkol Infantri Jarot Edi Purwanto, Komandan Kodim 1504 Pulau Ambon, Z berperan sebagai perekrut. Sedangkan W, siswa di sebuah SMA di Kota Ambon, adalah orang yang direkrut.

Saat menangkap Z dan W, aparat juga mengamankan barang bukti berupa buku-buku dan bendera ISIS. Setelah ditangkap, kedua pemuda itu diserahkan pada kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut.

Diterangkan Edi, keberadaan ISIS di Ambon memang sudah terdeteksi sekitar seminggu sebelum Lebaran. Saat malam takbiran 27 Juli lalu, para pengikut ISIS ikut berkonvoi berkeliling kota.

Mereka menggunakan atribut kelompok radikal itu, seperti busana dan mengibarkan bendera ISIS. Tak hanya itu, para pengikut ISIS di Ambon juga disebut-sebut ikut memberi zakat fitrah di masjid.

Baru Sabtu kemarin, 9 Agustus 2014, Majelis Ulama Indonesia Wilayah Maluku mengeluarkan maklumat yang melarang keras keberadaan ISIS di Maluku. MUI Wilayah Maluku juga mengeluarkan fatwa bahwa ISIS adalah musuh bersama. (Harry Radjabaykolle/tvOne/asp/vivanews)


gambar ilustrasi : majalah al mustaqbal pendukung isis di indonesia

NU Akui Eksistensi Agama Apapun termasuk Agama Baha'i

$
0
0
Muslimedianews.com, Jakarta~ Ketua Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (NU), Slamet Effendi Yusuf, menyatakan NU secara prinsipil mengakui eksistensi agama apapun, termasuk Baha'i. Apalagi jika pemerintah sudah mengakui eksistensi agama itu.

"Pada prinsipnya NU mengakui agama apapun. Pengakuan ini merupakan konsekuensi sikap NU yang berdasarkan toleransi (tasamuh) terhadap adanya perbedaan keyakinan agama," tutur Slamet saat dihubungi Republika, Selasa (12/8/2014) sore.

Slamet menambahkan PBNU berpedoman pada ayat Al-Qur'an: "Lakum dinukum waliyaddin" yang artinya: "Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku". Ayat ini, lanjutnya, menunjukkan prinsip Islam tentang eksistensi kehidupan keagamaan yang sejak awal dianut oleh Nabi Muhammad SAW atas dasar wahyu Allah SWT.

Dari sudut konstitusi, paparnya, negara tidak bisa menilai apakah suatu agama memenuhi syarat atau tidak. Umat Islam saja tidak mau dinilai doktrin kebenaran agamanya oleh penganut agama lain, apalagi oleh negara.

"Negara juga harus memberikan pelayanan administrasi kependudukan (adminduk) terhadap semua penduduk di Indonesia, apa pun agama atau aliran kepercayaan yang dianutnya," ungkapnya.

Sumber Republika

Sistem Khilafah Tidak Cocok di Indonesia, Ini Alasan Muhammadiyah

$
0
0
Muslimedianews.com, Jakarta~ Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mengatakan sistem kekhalifahan tidak cocok di Indonesia karena pasti akan berujung pada kepentingan politik pragmatis, bukan syariat.

"Sistem kekhalifahan diyakini tidak cocok dengan Indonesia. Tentang bagaimana bentuk kekhalifahan yang dimaksud saja bisa terdapat banyak pendapat. Apalagi nanti pada persoalan siapa yang pantas jadi khalifah," kata Saleh Partaonan Daulay dihubungi di Jakarta, Senin (11/8/2014).

Ia mengatakan perdebatan mengenai siapa yang pantas menjadi khalifah pasti akan masuk pada wilayah politik. Pada saat itu, bukan lagi syariat yang diutamakan, tetapi kepentingan politik pragmatis.

Menurut Saleh, Indonesia harus bangga bisa menjadi suatu negara yang stabil secara politik bila dibandingkan dengan negara-negara Timur Tengah yang katanya sangat dekat dengan syariat Islam. "Indonesia jauh lebih dewasa dan matang dalam berdemokrasi. Anugerah seperti itu harus disyukuri dengan cara menjaga sesuatu yang sudah baik selama ini," tuturnya.

Saleh mengatakan Indonesia yang memiliki dasar negara Pancasila harus berhati-hati dengan gerakan dan paham yang berupaya memecah belah persatuan. Dia menduga munculnya ideologi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merupakan upaya untuk memecah belah.

Isu masuknya ideologi ISIS ke Indonesia ditanggapi dengan penolakan oleh berbagai pihak. Pemerintah sendiri juga sudah menyatakan menolak ideologi tersebut.

Di Banten, forum organisasi kepemudaan menyatakan penolakan mereka terhadap ideologi ISIS untuk berkembang di Indonesia karena dapat mengancam Pancasila.

Deklarasi tersebut diikuti sejumlah organisasi pemuda se-Banten seperti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Pemuda Muhammadiyah, Pemuda NasDem dan lain-lain.

Dalam deklarasi tersebut, forum organisasi kepemudaan se-Banten menyatakan Indonesia bukanlah negara yang didasarkan ideologi agama tertentu. Seluruh komponen bangsa telah menyepakati Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa.

Pancasila terbukti telah mampu menyatukan seluruh perbedaan yang ada, baik perbedaan suku, adat-istiadat, bahasa, dan bahkan agama. (ant/mar)


Sumber skalanews.com\

Ahli Hadits ibarat Apotik dan Ahli Fikih ibarat Dokter

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Seorang laki-laki datang kepada A’masy (ahli Hadis), kemudian laki-laki tersebut bertanya kepadanya tentang suatu permasalahan, dan di sana duduklah Abu Hanifah.


A’masy berkata: wahai Nu’man, adukanlah masalahmu kepada Abu Hanifah. Kemudian Abu Hanifah menyelesaikan masalah laki-laki tersebut.


A’masy berkata: wahai Abu Hanifah, dari manakah engkau bisa mengatakan seperti ini?


Abu Hanifah menjawab: aku mengambil dari hadis yang engkau riwayatkan.

A’masy berkata: perkataanmu benar, kami adalah apotik dan engkau adalah dokter.
Nasehat ahli Hadis kepada khatib al-Baghdady:
Hal yang dapat diambil dari cerita di atas adalah bahwa seorang ahli hadis itu seperti apotik, ia yang mengetahui berbagai cara pembuatan obat serta penyimpanan dan penyediaannya. Akan tetapi ia tidak memiliki wewenang untuk memberikan obat tersebut kepada pasien kecuali atas izin dokter.
Berbeda dengan seorang ahli Fikih, ia diibaratkan seperti seorang dokter yang mengetahui keadaan seorang pasien dan pengobatan yang cocok bagi pasien tersebut. Maka tugas seorang ahli Hadis adalah menganalisis rentetan para ulama yang meriwayatkan hadis, metodenya dan menghukumi baik atau lemahnya hadis yang diriwayatkan. Namun ia tidak memiliki hak untuk merancang hukum dari sebuah hadis kecuali atas rancangan dari seorang ahli Fikih.
Adapun pengecualian dari hal di atas, yaitu apabila ada seorang ulama yang menggabungkan antara ilmu Fikih dan Hadis, maka ia boleh meriwayatkan hadis, menghukuminya dan merancang hukum dari hadis tersebut. Namun ulama yang masuk kategori ini hanya berjumlah sedikit, di antaranya Imam Malik, Imam Syafi’i, Sufyan bin ‘uyainah, Ibnu Jarir dan Imam Nawawi.
Oleh : Habib Ali Zainal Abidin al-Jifri
dikutip dari Suara Al Azhar
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>