Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live

Awas ! Buku Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Disusupi Aqidah Wahhabi

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Umat Islam Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), khususnya kalangan pendidikan (guru) dalam bidang agama perlu lebih teliti dalam mengajarkan persoalan akidah kepada anak didik mereka. 

Pasalnya, ada buku AKIDAH AKHLAK Madrasah Aliyah kelas X bermuatan paham aqidah yang tidak sesuai dengan mayoritas umat Islam, Ahlussunnah wal Jama'ah.
 
Buku yang diterbitkan Bumi Aksara  tersebut bermuatan aqidah Wahhabi. Ciri utamanya adalah membagi Tauhid menjadi 3 (tiga).

"Awas... Buku AKIDAH AKHLAK Madrasah Aliyah Disusupi Wahabi.. Ada pembagian Tauhid versi Wahabi.. Perhatikan Scannya dibawah ini (pada buku) !!! Sebarkan dan Waspadalah !!!!!", tulis Ketua PCLTN NU Kencong Ust. Mastur Maskur, S.Ag, M.Pd  pada scan cover buku yang diupload melalui akun facebooknya (12/8/2014).
 
Ust. Mastur yang juga anggota LBM NU Jember itu menghimbau umat Islam agar waspada terhadap penyebaran aqidah Wahhabi tersebut.

Berkaitan dengan pembagian Tauhid ala Wahhabi yang membagi Tauhid menjadi tiga, Ust. Maskur menyarankan untuk membaca tulisan yang ada diblognya "Membedah Pembagian Tauhid Ala Wahabi ".

Di kalangan kaum Wahabi ada paham bahwa tauhid terbagi menjadi tiga. Pertama, Tauhid Rububiyah, yaitu iman kepada Allah sebagai satu-satunya pencipta (al-Khaliq), penguasa(al-Malik), dan pengatur seluruh makhluk (al-Mudabbir). Kedua, Tauhid Uluhiyah, yaitu meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah. Dan ketiga, Tauhid al-Asma wa al-Shifat, yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam al-Qur'an dan hadits, tanpa melakukan ta’thil (penolakan), tahrif (perubahan dan penyimpangan lafadz dan makna), tamtsil (penyerupaan) dan takyif (menanya terlalu jauh tentang sifat Allah).

Pembagian tauhid menjadi tiga adalah bid’ah yang batil dan munkar. Sebagaimana dijelaskan oleh Syeikh Salim Alwan al-Hasani. Pembagian tersebut tidak ada di dalam al-Qur’an maupun al-Hadits. Tidak pula dikatakan oleh seorangpun ulama salaf ataupun ulama yang mu’tabar.

red. Ibnu L' Rabassa
www.abuibrahim.blogspot.com/2010/12/membedah-pambagian-tauhid-ala-wahabi.html
 
 



Membedah Pembagian Tauhid Tiga ala Wahabi

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Di kalangan kaum Wahabi ada faham bahwa tauhid terbagi menjadi tiga. Pertama, Tauhid Rububiyah, yaitu iman kepada Allah sebagai satu-satunya pencipta (al-Khaliq), penguasa (al-Malik), dan pengatur seluruh makhluk (al-Mudabbir). 
 
Kedua, Tauhid Uluhiyah, yaitu meyakini bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah. 
 
Dan ketiga, Tauhid al-Asma wa al-Shifat, yaitu menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam al-Qur'an dan hadits, tanpa melakukan ta’thil (penolakan), tahrif (perubahan dan penyimpangan lafadz dan makna), tamtsil (penyerupaan) dan takyif (menanya terlalu jauh tentang sifat Allah).

Menyikapi pembagian tauhid ala Wahabi tersebut, Syeikh Salim Alwan al-Hasani , Mufti Australia mengatakan, bahwa menurut Ulama Ahlussunnah, pembagian tauhid menjadi tiga yang dilakukan oleh sebagian orang adalah bid’ah yang batil dan munkar. Pembagian tersebut tidak ada di dalam al-Qur’an maupun al-Hadits. Tidak pula dikatakan oleh seorangpun ulama salaf ataupun ulama yang mu’tabar. Pembagian tersebut hanya dilakukan oleh kelompok musyabbihah zaman ini (kaum wahabi.red) meskipun mereka mengira bahwa mereka memerangi bid’ah.

Di dalam majalah Nurul Islam yang di terbitkan oleh Ulama al-Azhar Mesir (edisi Rabiul Akhir 1352 H), al-Imam Yusuf al-Dijwi al-Azhari mengatakan, bahwa perkataan mereka bahwa tauhid terbagi menjadi tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah adalah pembagian yang tidak dikenal oleh seorangpun sebelum Ahmad ibn Taimiyah dan pembagian (tersebut) adalah pembagian yang tidak masuk akal.

Dalam pembagian tauhid menjadi tiga ala Wahabi di atas, sekilas memang tidak ada masalah. Karena setiap muslim memang wajib meyakini seluruh yang terkandung dalam makna ketiga pembagian tersebut. Namun permasalahannya adalah ketika kita meneliti, ternyata kaum Wahabi mempunyai maksud tertentu dibalik pembagian tauhid tersebut. Kaum Wahabi mengklasifikasikan tauhid menjadi tiga bukan tidak ada maksud dan tujuan.

Untuk istilah tauhid rububiyah dan uluhiyahmereka jadikan kaidah untuk mengkafirkan kaum muslimin yang melakukan tawassul dan tabarruk. Karena kaum muslimin yang melakukan tawassul dan tabarruk mereka anggap telah menyembah selain Allah dan ini berarti telah menyalahi yang mereka sebut sebagai tauhid uluhiyah. Bahkan mereka berani mengatakan bahwa Abu Jahal, Abu Lahab dan kaum musyrikin lainnya beriman kepada Allah dan ber-tauhid rububiyah. Mereka sama sekali tidak menyekutukan Allah dalam hal ini . Lebih parah lagi mereka mengatakan bahwa Abu Jahal dan Abu Lahab Tauhid-nya lebih banyak dan keimanannya lebih murni dibandingkan dengan kaum muslimin yang bertawassul dengan para auliya’ dan shalihin dan memohon syafa’at kepada Allah sebab mereka. (Lihat kitab Kaifa Nafhamu al Tauhid karangan Muhammad Ahmad Basyamil, hal: 16).

Bukankah ini pengkafiran terhadap kaum muslimin secara membabi buta? Bukankah mayoritas kaum muslimin mulai dari zaman Nabi, sahabat, dan salaf yang saleh sampai sekarang melakukan tawassul dan tabarruk?

Adapun istilah Tauhid al-Asma wa al-Shifat mereka jadikan kaidah untuk mengkafirkan kaum muslimin yang melakukan ta’wil terhadap ayat-ayat mutasyabihat. Mereka menganggap bahwa kaum muslimin yang melakukan ta’wil telah melakukan ta’thil (penolakan) terhadap shifat-shifat Allah. Karena mereka mempunyai kaidah “Takwil adalah Ta’thil”. Sementara kita tahu bahwa barang siapa yang melakukan ta’thil berarti kafir. Jadi menurut mereka barang siapa yang men-ta’wil ayat-ayat shifat berarti kafir. Menurut mereka apabila kita menta’wil lafal istawa dalam al-Qur’an dengan Qahara atau istaula (menguasai) berarti kita telah melakukan ta’thil dan tahrif. Dan ini berarti menurut mereka, kita adalah kafir. Padahal ta’wil model seperti ini juga dilakukan oleh sebagian ulama salaf, diantaranya adalah Ibn Jarir al-Thabari dalam Tafsir-nya.

Klasifikasi tauhid rububiyah dan uluhiyah bertentangan dengan hadits mutawatir yang diriwayatkan sekelompok sahabat termasuk didalamnya adalah sepuluh orang yang dijamin masuk surga. Hadits ini diriwayakan al Bukhari dalam kitab Shahih-nya bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwasanya tiada tuhan yang wajib disembah melainkan Allah (la ilaha illallah) dan sesungguhya aku adalah utusan Allah……...”

Dalam hadits ini Rasulullah menganggap cukup akan keislaman seseorang yang telah mengakui akan keesaan Allah dalam ketuhanan (uluhiyah) dan mengakui beliau sebagai Rasulullah. Adapun kaum Wahabi mensyaratkan akan keislaman seseorang tidak hanya dengan pengakuan terhadap tauhid rububiyah saja tapi harus mengakui juga terhadap tauhid uluhiyah, padahal antara tauhid rububiyah dan uluhiyah tidak ada bedanya dalam pandangan syara’.

Menurut Imam al-Haddad disebutkan, tauhid uluhiyah masuk dalam keumuman tauhid rububiyah dengan dalil bahwasanya ketika Allah mengambil perjanjian (mitsaq) dengan keturunan Nabi Adam, Allah mengatakan, "Alastu birabbikum (bukankah Aku Tuhan kalian)?" Dalam hal ini Allah tidak mengatakan, alastu biilahikum, karena Allah menganggap cukup dengan tauhid rububiyah tersebut dari mereka. Sudah maklum bahwa orang yang menetapkan ke-rububiyah-an Allah berarti ia juga mengakui akan ke-uluhiyah-an-Nya. Karena rabb pasti ilah, dan ilah pasti rabb, yaitu sama-sama bermakna Dzat Yang Wajib Disembah.

Di dalam hadits juga disebutkan bahwa ketika Malaikat Munkar dan Nakir ketika bertanya kepada orang yang meninggal, mereka berkata, “Man Rabbuka? (siapa Tuhanmu),” tanpa menambah dengan pertanyaan, “Man ilahuka?". Wallahu a'lam.

Membedah Pembagian Tauhid Ala Wahabi
Tauhid Rububiyah, Uluhiyah dan al-Asma' wa al-Shifat
Oleh: Ust. Mastur Maskur, S.Ag, M.Pd

Dikutip dari www.abuibrahim.blogspot.com

Omar Al Mukhtar 'LION of the DESERT', Gerilyawan Sufi Libya Tarekat Sanusiah

$
0
0
Muslimedianews.com, Kultwet ~ Badai Arab Spring juga berhembus kencang di Libya, menggulingkan rezim tiran Moammar Khadafi. Siapa yang tak kenal Moammar Khadafi?. Ia adalah pemimpin Libya kontroversial yg kerap memicu kekesalan Barat & Arab

Pada dekade 70-an hingga 90-an Libya bahkan menyediakan "kawah pelatihan" bagi kelompok asing yg di cap separatis. Seperti Brigade Merah dari Jepang, MILF (Filipina), Black September (Palestina) IRA (Irlandia Utara), GAM (Indonesia).

Moammar Khadafi memang anti-Israel, tapi pandangan anti-Israelnya ini terkesan membabi-buta dan di luar dugaan.

Gara2 PLO (Yasser Arafat) menggelar kesepakatan damai dgn Israel, Khadafi mengusir 30.000 pengungsi Palestina yang tinggal di Libya (1995).

Khadafi mengkudeta Raja Libya salah satu alasannya ia kecewa pd Raja sebab hanya berpangku tangan ketika bangsa Arab kalah perang vs Israel.

Ya, waktu itu tahun 1967 koalisi militer Mesir, Suriah, Jordania kalah perang di 3 front berbeda melawan Israel.

Kudeta itu singkat tanpa perlawanan, khadafi mengkudeta saat Raja Libya sakit-saktian sedang berobat keluar negeri.

Dari sekian pemimpin Arab yg ditumbangkan badai Arab Spring, Moammar Khadafi paling mengenaskan. Tewasnya Moammar khadafi yg mengenaskan memang setimpal dengan perbuatannya selama ini.

Khususnya perbuatan Moammar Khadafi kepada Founding Fathers yg telah berkorban membawa kemerdekaan Libya.

Bicara kemerdekan Libya, tidak bisa dilepaskan dari peran Gerakan Sufi di Libya; Tareqat Sanusiah. | *aku akan bahas ini*

Gerakan Sufi Tareqat Sanusiah ini didirikan oleh Muhammad Ali Al Sanusi.

Saat Dinasti Turki Utsmani membentuk tim pergerakan renaissance Eropa, Ali Al Sanusi salah satu orang anggotanya.

Namun, tidak jelas latar penyebabnya tiba-tiba tarekat yang ia pimpin menjadi oposisi utama Dinasti Turki Utsmani.

Pada perkembangannya Libya lepas dari kontrol Dinasti Turki Utsmani akibat dirongrong oleh penjajah fasis Italia.

Lalu Tarekat Sanusiah menjelma menjadi gerakan pejuang kemerdekaan melawan penjajah Italia.


Tarekat ini menjadi gerilyawan yg paling ditakuti penjajah ketika seorang tokoh pejuang legendaris Libya ikut bergabung Tarekat Sanusiah.

Pejuang Legendaris Libya itu adalah Omar Al Muktar.

Omar Mokhtar
Omar Mukhtar menjadi pengikut Tarekat Sanusiah yang setia dan fanatik.

Omar Mukhtar memiliki kemampuan diplomasinya yg luar biasa, mampu menyatukan suku-suku Libya yg sejak lama terkotak-kotak.

Di bawah pimpinan Omar Al Mukhtar, para pejuang dari Tarekat Sanusiah itu membuat Italia berperang tanpa akhir di padang pasir.

Setelah bergerilya cukup lama Al Mukhtar pada akhirnya tertangkap di padang Koufra.


Kemudian, Omar Al Mukhtar dihukum gantung di hadapan pengikutnya kisaran awal tahun 30-an.


Omar Al Mukhtar komandan Gerilyawan kemerdekaan Libya dari Tarekat Sanusiah dihukum mati, gantung.


Prediksi Italia salah besar. Justru kesyahidan Omar Mukhtar membakar generasi muda Libya untuk mewujudkan kemerdekaan Libya.

Pd thn 40an mahasiswa asal Libya yg study di Kairo mendeklarasikan Jam'iyyah Omar Al Mukhtar, misinya: Libya Merdeka.


Gerakan kemerdekaan Libya yang diperjuangkan Jam'iyyah Omar Al Muktar terus merambah seantero Libya.


Perjuangan Tarekat Sanusiah mendirikan negara Libya merdeka akhirnya terwujud pasca Perang Dunia II.

Dan salah seorang cucu pendiri Tarekat Sanusiah, Idris Sanusi, diangkat sebagai Raja Libya pertama dengan nama Raja Idris I.

Raja Idris I | Raja Libya pertama cucu Pendiri Tarekat Sanusiah.


Raja Idris I inilah yang kemudian di kudeta oleh Khadafi ketika sang Raja sakit-sakitan dan berobat keluar negeri.

Raja Idris tidak bisa pulang ke negerinya, sampai sang Raja Libya ini wafat.

Ketika sakit-sakitan, sebenarnya Raja Idris I sudah menyiapkan putra mahkota untuk meneruskan tampuk kepemimpinan kerajaan.

Tragis, sehari sebelum pengukuhan sang Pangeran sebagai Raja Libya, Khadafi bergerak cepat mengambil alih pemerintahan Libya.

Pangeran Libya itu bernama Sayyid Hasan as Sanusi, ia keponakan Raja Idris I.


Nasib Sang Pangeran ini memilukan, oleh khadafi ia sempat di jebloskan penjara 3 tahun, lalu dijadikan tahanan rumah.

Tidak sampai di situ, Khadafi mengusir pewaris tahta Libya itu hingga hidup menggelandang di pantai, sampai terkena stroke.

Sang pangeran itu akhirnya di ijinkan berobat ke LN, lebih tepatnya di buang ke Inggris sampai akhirnya meninggal di sana.

Akhirnya, jenazah sang Pangeran di makamkan di Madinah, Arab Saudi tepatnya di pemakaman Baqi' bersebelahan dengan makam Raja Idris I.

Kini setelah rezim Khadafi sudah runtuh, keturunan keluarga kerajaan Libya yg dulu diasingkan Khadafi di rehabilitasi pemerintah.

Hak kewarganegaraannya dipulihkan, aset dan properti yg dulu disita Khadafi dikembalikan.

Dan Pemuda Libya tidak pernah melupakan Founding Fathers Libya ini. Raja Idris I & Omar Al Mukhtar.


Karena berkat perjuangan Tarekat Sanusiah, Libya negara yg pertama kali menghirup kemerdekaan di kawasan Afrika Utara.

Waba'du, Tarekat Sanusiah ini dulu berkembang di Mekkah, setelah mendapat tekanan Wahabi keluar & berkembang di Afrika Utara. Sekian.

Tahun 1981, film kisah Omar Al Mukhtar berjudul Lion of The Desert (Singa Padang Pasir)



Dikutip dari Twet @Iqblack_kholidi, 12 April 2014 http://chirpstory[dot]com/li/199639

Kepolisian Cilacap Tangkap 7 Orang Diduga Bawa Bendera ISIS

$
0
0
Muslimedianews.com, Cilacap ~ Petugas gabungan dari Kepolisian Polres Cilacap dibantu TNI menangkap tujuh orang yang diduga membawa bendera Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Cilacap, Jawa Tengah.

Penangkapan tersebut dilakukan setelah petugas gabungan menghadang sebuah mobil Land Cruser di depan toko meubel amamah komplek SPBU Desa Cilopadang, Kecamatan Majenang sekitar pukul 16.22 WIB.

"Kita dapat informasi dari Lapas Nusakambangan kalau ada simbol yang disembunyikan pembesuk. Kita cari pembesuk yang mana, tadi lolos karena kita tidak tahu wajahnya," kata Kapolres Cilacap, AKBP Andry Triaspoetra, Selasa (12/8/2014).

Menurut dia, saat ditangkap ketujuh orang yang diduga membawa bendera ISIS dengan menggunakan mobil Land Cruiser warna silver metalik dengan Nopol D 6 CC sedang beristirahat.

7 orang yang diduga membawa bendera ISIS tersebut diamankan setelah polisi mendapatkan laporan dari petugas Lapas Kembang Kuning, Nusakambangan. "Kita kejar setelah ada yang kasih informasi mobil yang digunakan, mereka mau pulang ke Cianjur Jabar," ujarnya.

Saat ini ke tujuh orang yanng diduga membawa bendera ISIS sudah diamankan di Polres Cilacap untuk dimintai keterangan.

Sumber Detik

Polda Kalimantan Timur Deteksi Ajakan Masuk #ISIS

$
0
0
Muslimedianews.com, Samarinda~ Polda Kalimantan Timur sempat mendeteksi adanya ajakan dari seorang pegawai di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk masuk anggota Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). "Awalnya, saya membaca di media dan setelah saya tanyakan, Kapolres Kutai Kartanegara membenarkan dan mengatakan masih dalam pendalaman. Jadi, informasinya ada seorang pegawai yang mengajak keluarganya masuk ISIS. Namun, hal itu sudah ditelusuri dan saat ini sudah tidak ada lagi," kata Kabid Humas Polda Kaltim Komisaris Besar Fajar Setiawan ketika dihubungi dari Samarinda, Selasa (12/8/2014) malam.

Saat itu, katanya, pegawai di Kutai Kartanegara itu belum mengetahui bahaya paham ISIS tersebut.

"Jadi, saat itu dia belum tahu dan setelah maraknya penolakan terhadap faham ISIS di berbagai media massa, maka pegawai itu akhirnya tidak berani kemudian melapor ke polisi dan dia tidak sampai ikut pembaiatan," kata Fajar Setiawan.

Selain di Kabupaten Kutai Kartanegara, ajakan masuk ISIS itu juga sempat merebak di Kota Balikpapan melalui selebaran. "Beberapa waktu lalu memang terungkap adanya selebaran berupa ajakan untuk masuk ISIS, namun itu sudah lama dan saat ini sudah tidak ada lagi. Namun, pihak Polesta Balikpapan masih terus menelusuri penyebar selebaran ajakan masuk ISIS tersebut," ujarnya.

Polda Kaltim telah melakukan berbagai antisipasi untuk menangkal masuknya paham ISIS di daerah itu. Bahkan, Kapolda Kaltim Inspektur Jenderal Dicky Atotoy telah memerintahkan seluruh personel kepolisian di daerah itu, baik di desa-desa hingga wilayah perbatasan di Kalimantan Utara untuk memonitor dan mengawasi berbagai kemungkinan masuknya ISIS.

"Kapolda telah menginstruksikan kepada seluruh personel agar berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama melalui Babinkamtibmas untuk selalu memonitor dan memberikan penyuluhan bahwa perkembangan ISIS itu tidak benar," katanya.

Masyarakat, katanya, diminta menjaga situasi agar tetap kondusif.

"Jadi, seluruh masyarakat baik di Kaltim maupun di Kalimantan Utara untuk bersama-sama menjaga dan tidak terprovokasi ajakan ISIS, sebab hal itu tidak sesuai ajaran agama Islam. Bahkan, seluruh personel di desa-desa hingga perbatasan juga telah diperintahkan agar bersiaga dan memantau kemungkinan masuknya ISIS," kata Fajar Setiawan.

Sumber Republika

Sasaran Rekrutmen #ISIS Anak Muda dan Pengangguran

$
0
0
Muslimedianews.com, Bengkulu~ Komite Intelijen Daerah (Kominda) Provinsi Bengkulu mengatakan, sasaran rekrutmen organisasi radikal ISIS yakni generasi muda dan pengangguran. "Dari informasi yang berkembang, diduga tidak hanya dijanjikan akan dikaruniai bidadari di syurga kalau ikut organisasi itu, tetapi juga dijanjikan dana besar, seperti diberi uang sebesar 1.500 dolar AS," kata Ketua Kominda Provinsi Bengkulu, Joko S, di Bengkulu, Rabu.

Oleh sebab itu, cara-cara "Islamic State of Iraq and Syria" atau ISIS merekrut anggota, bisa saja terlihat menggiurkan jika diketahui oleh generasi muda serta pengangguran yang frustasi tidak mendapatkan pekerjaan.

"Semua pihak hendaknya bisa menekan peluang mereka merekrut anggota di Bengkulu, baik dengan memberikan pemahaman tentang Islam yang sebenarnya, maupun dengan menekan angka pengangguran di daerah ini," kata dia.

Untuk saat ini, menurut Joko, pihaknya meyakini masyarakat di provinsi itu belum terpengaruh ajakan organisasi yang dicap sebagai organisasi radikal itu.

"Sampai saat ini Kominda yang memiliki bisnis intelijen, belum ada masyarakat yang terpengaruh, namun perlu kita waspadai sasaran ISIS, mereka biasanya melakukan deklarasi dan baiat terhadap anggota baru, mari sama-sama memantau dan jika ada terindikasi, segera informasikan ke pihak berwenang," ucapnya.

Sementara itu, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu berencana menyeragamkan muatan khutbah shalat Jumat untuk mencegah terbentuknya jaringan gerakan radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di daerah itu.

"Kami mulai merancang muatan khutbah Jumat, dan akan menyebarkannya ke seluruh Provinsi Bengkulu," kata Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Suardi Abbas.

Muatan naskah khutbah yang direncanakan pihaknya bertujuan meluruskan dan memberikan pemahaman ke masyarakat tentang ajaran Islam. "Islam itu adalah rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam) bukan radikalisme, kekerasan atau berbentuk terorisme," kata dia.

Menurut Abbas, upaya itu diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai Islam sepenuhnya, sehingga masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh oknum yang memiliki kepentingan tertentu.

"Selain itu kami juga mendorong seluruh ormas juga ikut berpartisipasi untuk mencegah pergerakan ISIS. Hal tersebut kami harapkan dari dai dan mubalig," ujarnya. (BLW)

Sumber Antara

NU Desak Pemerintah Indonesia Cabut Kewarganegaraan Pengikut #ISIS

$
0
0
Muslimedianews.com, Blitar ~ Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak pemerintah Indonesia untuk segera memberlakukan hukuman pencabutan kewarganegaraan kepada WNI yang terbukti terlibat jaringan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).

"Cabut aja kewarganegaraanya. Pemerintah harus berani melakukan hukuman itu," cetus Wakil Ketua PBNU As'ad Said Ali kepada wartawan di sela halal bi halal PCNU Kabupaten Blitar di Pendopo Kabupaten Blitar. (12/8/2014)

Inggris, Australia dan Amerika sudah memberlakukan hukuman pencabutan sebagai warga negara. Siapapun warga yang terbukti terlibat dalam gerakan ISIS, secara kewarganegaraan "dipariakan". Yang bersangkutan akan kehilangan seluruh hak-hak politiknya.

Menurut As'ad, tidak ada alasan Pemerintah Indonesia untuk tidak memberlakukan kebijakan yang sama. "Lebih demokrasi mana kita dengan Inggris? Kita harus berani tegas melakukan itu," tegasnya.
 
Hukum di Indonesia, khususnya KUHP, kata As'ad begitu lemah. Bahkan mantan Wakil Badan Intelejen Negara (BIN) itu menyebutnya berkarakter banci. Hukum tidak memiliki keberanian menjatuhkan sanksi tegas. Bagi As'ad, negara perlu mengadakan regulasi baru.

"Seperti yang pernah saya sampaikan di Undip tahun 2012, perlu adanya kriminalisasi bagi pelanggar ideologi. Kalau belum ada hukumnya, DPR hendaknya segera membuat," tegasnya.

Pada konteks penindakan tersebut, As'ad berharap kelompok "liberal" di Indonesia juga turut mendukung regulasi baru. Sebab selama ini mereka kerap bersikap menentang.

"Yang penting hukumnya tidak terlalu keras dan lunak. Tapi pas di tengah sesuai dengan ukuran demokrasi di Indonesia," paparnya.

Kendati demikian, lanjut As'ad, Indonesia masih dikategorikan aman dari ISIS. Apa yang terjadi di sejumlah daerah, menurutnya masih bersifat potensi. "Walau begitu, adanya baiat dan aktifitas ISIS itu tidak bisa disebut wacana. Semua itu sudah termasuk action," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, As'ad juga melakukan tausiyah terbuka. Di depan Bupati Blitar Herry Noegroho, Ketua DPRD Guntur Wahono, dan Ketua PCNU Kabupaten Blitar Masdain Rifai, ia mengatakan tugasnya memberikan penjelasan kepada warga nahdliyin.

Dipaparkan secara terbuka bagaimana para pengikut ISIS berasal dari para pengikut mantan presiden Iraq Sadam Husein. Mereka yang bergabung dengan tentara Syiria, Checnya dan Turki ini memiliki basis gerakan sebagai pemberontak. Secara ideologi mereka tidak memiliki kebangsaan.

"ISIS ini penyakit turunan. Seperti JI dan NII. Dan itu harus diobati. Mereka menyerang dan membunuhi bagi yang tidak sepaham," terangnya.

Dalam tausiyahnya, As'ad menutup pencerahanya dengan mengajak menyuarakan yel yel bersama bahwa bagi NU, NKRI adalah harga mati. Dan Pancasila harus tetap jaya di bumi Nusantara.

Sementara Bupati Blitar Herry Noegroho mengaku bersyukur hingga kini tidak ada gejala ISIS di Kabupaten Blitar. "Alhamdulillah sampai sekarang belum ada laporan soal ISIS di Kabupaten Blitar," ujarnya singkat. (Solichan Arif/Koran SI/hol)

Sumber Okezone

Universitas Islam Jember (UIJ) secara de facto dan de facto Milik NU

$
0
0
Muslimedianews.com, Jember~ Universitas Islam Jember (UIJ)  harus fokus mengembangkan diri sebaik mungkin untuk menjadi perguruan tinggi yang bonafide dan dibanggakan Nahdliyin. Dorongan ini mengemuka dari Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember KH. Muhyiddin Abdusshomad. Ia menyampaikannya saat memberikan taushiyah dalam acara halal bihalal Yayasan Pendidikan Nahdlatul Ulama (YPNU) di aula gedung UIJ, Selasa (12/8/2014). 
 
Menurut Kiai Muhyiddin, saat ini UIJ secara de facto maupun de jure sepenuhnya milik NU menyusul terbitnya keputusan Menkumham beberapa waktu lalu yang membenarkan UIJ adalah milik NU Jember.

“Sekarang kita tidak lagi diribetkan dengan persoalan internal khususnya soal kepemilikan UIJ. Seharusnya UIJ bisa berkembang lebih cepat. Sekarang UIJ sepenuhnya milik NU Jember. Tidak seperti dulu, yang diklaim milik  elemen-elemen NU. Sekarang Ketua NU Jember otomatis menjadi Ketua YPNU,” ujarnya.

Kendati demikian, Kiai Muhyiddin mengaku bersyukur karena UIJ sudah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Ini bisa dilihat dari perhatian dan kepedulian Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) yang bersedia menjadi posko penerimaan mahasiswa baru belum lama ini.

“Jadi warga NU sudah merasa memiliki UIJ, dan ini sangat positif. Tinggal kita harus bisa mengimbangi mereka dengan pelayanan yang lebih bagus dan fasilitas yang lebih komplet,” jelasnya seraya menegaskan bahwa UIJ merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang sangat diharapkan sebagai kawah candradimukanya para kader NU menjadi sarjana yang  mumpuni dan militan ke-NU-annya.

Halal bihalal tersebut dihadiri oleh hampir semua petinggi YPNU dan pengurus NU Jember, mulai dari jajaran syuriyah hingga tanfidziyah dan para kiai. Ketua PCNU Jember KH. Abdullah Syamsul Arifin berhalangan hadir karena masih ada di luar kota. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)

Sumber NU Online

Deputy Minister: NU maintains NKRI and PMII maintains NU

$
0
0
Muslimedianews.com, Makassar ~ Deputy Minister of Religious Affairs KH Nasaruddin Umar said the existence of Indonesia that is diverse and resilient in the Unitary State of Republic of Indonesia (NKRI) was completely inseparable from the contribution of the country's largest Muslim organization, Nahdlatul Ulama (NU), including the Indonesian Islamic Students Movement (PMII).

"NU will always faithfully maintain the NKRI, and its intellectual products are derived from PMII. They will keep maintaining both the NU and the NKRI," the Bugis descent said on the sidelines of a meeting held by the  Alumni Association of PMII (IKAPMII) of South Sulawesi here on Sunday (10/8/2014).

Nazaruddin highly appreciated their prominent role in maintaining the nation's harmony from any possible threats of disintegration. "All this is because the PMII has always remained maintaining its nationality," he said.

Meanwhile, chairman of the IKAPMII Kadir Ahmad said the purposeful meeting was very strategic, especially in dealing with various nationality and religious challenges.

"the PMII alumni of South Sulawesi devoted themselves to serve and spreading across different professions are, of course, in need of space in order to discuss various issues," he said, adding that the PMII alumni owned resources would committed to taking part in any socio-religious movement struggles in the midst of changes ahead."

Present also at the occasion were chairman of South Sulawesi's Indoensian Ulema Council (MUI) AGH Sanusi Baco LC, HM Ghazali Suyuti, Rector of the Indonesian Muslim University (UMI) Prof. Dr. Mochtar Masrurah, Prof. Dr. Mochtar Noor Jaya, as well as a number of senior figures of PMII such as Arfah Siddiq, Rahman Idrus, Abdurrahman K, Mukhlis Latif, Chairman of GP Ansor of South Sulawesi, M Tonang Cawidu, Chairman of the PMII of South Sulawesi, Ismail Mangngaga.

Editing by Sudarto Murtaufiq
Source Nahdlatul Ulama Official Site

Kyai Said Ketapang, Kyai NU yang Mahir Berbahasa Asing

$
0
0
Muslimedianews ~ KH. Moh. Said adalah salah satu ulama pendiri NU. Pernah diberi tugas oleh Hadhratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari untuk mengibarkan bendera NU ke penjuru dunia karena beliau termasuk orang yang mahir berbahasa Inggris, Russia, Jerman dan Belanda. Bersama Syaikh Ghanaim dan KH. A. Wahab Hasbullah, beliau berkelana ke luar negeri mengabarkan NU ke dunia internasional. Beliau mengantarkan surat berdirinya NU ke penjuru dunia Eropa.

Beliau adalah pendiri Pondok Pesantren Ketapang Malang, yang telah mendapatkan ijazah kemursyidan Thariqah Naqsyabandiyah-Khalwatiyah sewaktu di Mekkah. Di Mekkah itulah pertama kali beliau berjumpa dengan KH. A. Wahab Hasbullah dkk.

1.    Kelahiran dan Pendidikan KH. Moh. Said

KH. Moh. Said lahir di Jl. Tongan Kodya Malang pada tahun 1901 dari pasangan H. Moh. Anwar dan Ny. Lis.

Pada masa penjajahan Belanda, Kyai Said termasuk beruntung. Karena pada usia 10 tahun, beliau dapat mengenyam pendidikan dan berhasil menamatkan pendidikan NIS tahun 1911. 5 tahun kemudian, tahun 1916, menamatkan ELS. Setamat dari ELS beliau bekerja menjadi Komis Pos di Jember  selama 9 tahun, 1916-1925.

Secara khusus, awalnya Kyai Said hanya nyantri di beberapa kyai di Malang, seperti ngaji pada Kyai Mukti Kasin, dan beberapa kyai lainnya. Selain itu, juga pernah nyantri ke Canga’an Bangil. Kemudian nyantri ke Pondok Pesantren Salafiyah Siwalan Panji Sidoarjo pada tahun 1926-1931, setahun setelah menikah.

2.    Mendirikan PPAI Ketapang Kepanjen Malang

KH. Moh. Said pindah di Kabupaten Malang sejak tahun 1927. Sedangkan Pondok Pesantren PPAI Desa Sukoraharjo Dusun Ketapang Kepanjen Malang berdiri pada tanggal 28 Oktober 1948 oleh KH. Moh. Said. Pondok ini merupakan pemindahan pondok pesantren dari daerah Karangsari Bantur, Kabupaten Malang, yang juga didirikan oleh beliau pada tahun 1931.

Selanjutnya beliau mendirikan dan mengasuh Pondok Pesantren di Sonotengah, Pakisaji, Kabupaten Malang selama 16 tahun, 1931-1947. Tahun 1948 beliau mendirikan pesantren pindahan dari Sonotengah, di daerah Karangsari Bantur guna menyelamatkan santrinya dari penjajahan Belanda. Beliau berjuang mengusir penjajah Belanda serta menjadi penggerak tentara Hizbullah dari tahun 1945-1948.

Sebagaimana umumnya pesantren NU, pondok beliau juga bersistem pengajaran klasikal (Salafiyah). Unit pendidikan yang tersedia meliputi Sekolah Diniyah Putra-Putri Ibtida’iyah, Tsanawiyah dan Aliyah.

3.    Anak Didik KH. Moh. Said

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. al-Jatsiyah ayat 18).

Ayat itulah yang selalu ditanamkan KH. Moh. Said kepada santrinya. Harapannya, agar santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Agama Islam (PPAI) Ketapang, Kepanjen, yang diasuhnya tidak model-model. “Kalau memang hanya bisa membaca al-Fatihah, ya ajarkan al-Fatihah itu,” ujarnya kala itu.

Prinsip Kyai Said: “Sebagai seorang pemimpin harus bisa mencetak atau mengkader santrinya menjadi pemimpin.” Karenanya, tak heran jika kemudian Kyai Said berhasil mengkader santrinya menjadi kyai, ustadz dan tokoh masyarakat, seperti:
1.    KH. Abdul Hanan
2.    KH. Alwi Murtadho (Pengasuh PPAI Al-Ihsan Blambangan Bululawang)
3.    KH. Abdul Basyir
4.    KH. Drs. Mahmud Zubaidi (Ketua MUI Kabupaten Malang dan Pengurus NU Cabang Kabupaten Malang)
5.    Ustadz H. Ismail Qodly (guru agama di SLTP Shalahuddin)
6.    Gus Mad Suyuti Dahlan (Pengasuh Ponpes Nurul Ulum Kacuk Sukun)
7.    KH. Ahmad Su’aidi (Pengasuh PPAI Ketapang, menggantikan Kyai Moh. Said)
8.    Dan puluhan kiai lainnya yang tersebar di Malang dan sekitarnya.

4.    Perjuangan dan Pengabdian KH. Moh. Said

Sejak masa muda, beliau memang dikenal sebagai orang yang suka bekerja keras dan tekun belajar. Selain membantu orangtuanya, juga berdagang serta terkadang bertani.

Beliau menikah pada tahun 1925 dengan Siti Fatimah, seorang wanita dari Kidul Pasar Malang. Waktu itu, beliau masih berstatus sebagai pegawai di Kantor Gubernur di Surabaya tahun 1925-1927. Dalam pernikahan tersebut, Kiai Said tidak sampai dikarunia anak.

Bekerja menjadi pegawai pemerintah Belanda, ternyata tidak memuaskan hati beliau, hingga dia mengundurkan diri. Karenanya, setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren beliau mendirikan dan mengasuh Pondok Pesanntren Sono Tengah Pakisaji Malang, pada tahun 1931-1947. Pada tahun 1948, beliau mendirikan Pesantren Karangsari di Bantur. Setelah itu, sekitar tahun 1949 mendirikan Ponpes PPAI Ketapang, Kepanjen.

Di masa pendudukan penjajah Belanda, Kyai Said turut berjuang bersama masyarakat untuk mengusir penjajah. Bahkan beliau termasuk tokoh yang menggerakkan tentara Hizbullah pada tahun 1945-1948.

Di kalangan santri dan masyarakat, beliau dikenal sebagai ulama yang bijaksana. Beliau juga dekat dengan umara’ dan organisasi, tetap menampakkan pribadi yang alim, wara’ dan sufi. Selain itu, juga aktif di organisasi NU dan sempat menjadi Rois Syuriah NU Cabang Malang pada tahun 1950-1965. Bahkan, pernah ditunjuk menjadi Ketua Misi Ulama se Jatim ke Moskow (Rusia) dan Karachi (Pakistan) mewakili Partai NU wilayah Jawa Timur.

Menurut Gus Mad Suyuti Dahlan, Kyai Said itu sosok sufi yang berpendirian teguh, suka menyendiri dan menjauhi keramaian. Meski beliau lebih menekankan pada syariat (fiqih), tapi juga mengamalkan Thariqah Khalwatiyah dengan kitab susunannya Khulashah Dzikr al-‘Ammah wa al-Khasshah, yang didirikan Syaikh Khalwati. “Beliau itu hampir 27 tahun tidak pernah telat melaksanakan shalat berjamaah. Dan pelajaran itu, selalu ditekankan pada santri-santrinya,” ujar Almaghfurlah KH. Suyuti Dahlan (Pengasuh PP Nurul Ulum Kebon Sari Malang).

Demikian juga dalam bidang pendidikan, beliau sangat memperhatikan para generasi muda. Para santrinya diarahkan untuk menjadi penganjur agama Islam atau da’i, menjadi kader-kader dakwah yang memperjuangkan agama Islam ala Ahlussunnah wal Jama’ah serta menyebarluaskan ajaran pesantren yang sehaluan dengan PPAI Ketapang.

5.    Pertemuan Dua Wali, KH. Abdul Hamid dan KH. Moh. Said

Pagi itu hampir beranjak siang, KH. Abdul Hamid (Mbah Hamid) Pasuruan sudah berada di depan Ndalem KH. Mohammad Said, Pengasuh PPAI Ketapang Kepanjen Malang, seraya mengucapkan: “Assalamu’alaikum...” sampai 3 kali, tapi tak ada jawaban.

Tak lama kemudian, muncul seorang santri datang dari bilik yang tak jauh dari Ndalem mendatangi Kyai Abdul Hamid yang berada di serambi Ndalem. “Romo Kyai Said wonten?” Kyai Said ada? Tanya Kyai Hamid.

“Romo Kyai Said kadose tindakan kolowau kaleh Bu Nyai. Ngapunten, saking pundi?” Kyai Said sepertinya tadi pergi bersama Bu Nyai. Maaf, Anda dari mana? Tanya santri tadi.

“Kulo Abdul Hamid saking Pasuruan”, saya Abdul Hamid dari Pasuruan.

Mendengar jawaban itu santri tadi langsung bingung tak tahu harus berbuat apa karena sekarang ia tahu bahwa yang di hadapannya bukan orang biasa, tetapi kyai panutan banyak orang. Melihat hal itu Kyai Hamid pun langsung berkata kepada santri tadi: “Menawi ngaten kulo tak ngrantosi Romo Kyai Said ten masjid mawon mpun nak geh”, kalau begitu sembari menunggu Kyai Said, saya di masjid dulu ya.

Akhirnya Kyai Hamid pun berjalan menuju masjid yang tak jauh dari Ndalem, kemudian shalat dua rakaat lalu rebahan tidur di depan mihrab masjid. Sedangkan santri tadi sambil bingung kembali ke bilik memberi tahu teman-temannya bahwa tamu tadi adalah Kyai Hamid dari Pasuruan yang alim dan wara’.

Selang hampir satu jam, melihat kondisi Kyai Hamid yang sedang tidur-tiduran di depan mihrab menunggu kedatangan Kyai Said, akhirnya santri tadi berinisiatif untuk mencari keluarga atau abdi ndalem agar bisa membukakan pintu Ndalem Kyai Said. Tujuannya supaya Kyai Hamid bisa menunggu di Ndalem saja.

Tak lama kemudian keluarlah Gus Kholidul Azhar, putra angkat Kyai Said, dari dalam Ndalem sambil kelihatan layu nampak habis bangun tidur. Maka tanpa basa-basi santri tadi langsung berkata kepada Gus Kholid: “Gus, wonten Kyai Hamid Pasuruan bade sowan dateng Romo Yai,” Gus ada Kyai Hamid Pasuruan ingin menghadap KH. Said.

“Iyo wis mari ketemu kok,” iya sudah ketemu kok, jawab Gus Kholid.

“Lho, kepanggih pripun tho Gus. Lha wong Kyai Hamid sak meniko tasik nenggo Romo Kyai Said kundur saking tindakan ten masjid ngantos sare wonten ngajenge mihrob”, Sudah ketemu bagaimana Gus, lha tadi Kyai Hamid masih menunggu Kyai Said yang sedang keluar di masjid depan mihrab kok.

“Lho, sopo sing ngomong Abah (Kyai Said) tindak? Wong iki maeng lho aku metu teko kamar (habis tidur) Abah karo Kyai Hamid isik temon-temonan ndek mbale (ruang tamu) omah”, kata siapa Abah sedang keluar? Baru saja aku keluar kamar, Abah bersama Kyai Hamid bertemu di ruang tamu.

“Lho, saestu Gus Romo Kyai Said tasik tindakan, kulo ningali piambak wau mios ipun. Pramilo Kyai Hamid nenggo Romo Kyai kundur sakniki ten masjid” beneran lho Gus, tadi Kyai Said sedang keluar. Saya lihat. Sedangkan Kyai Hamid menunggunya di masjid.

“Koen iki yokpo se, dikandani lek Abah karo Kyai Hamid isik temon-temonan ndek mbale kok gak percoyo?” Kamu ini bagaimana sih, diberi tahu Abah bersama Kyai Hamid masih bertatap muka di ruang tamu kok tidak percaya.

“Mosok nggeh Gus, saestu tah? Wong nembe mawon kulo tasik ningali Kyai Hamid wonten masjid, sare ten ngajenge mihrob. Lan kulo ningali Kyai tindakan lan dereng kondur.” Masak sih Gus, sungguh? Baru saja saya lihat Kyai Hamid masih di masjid, tiduran di depan mihrab. Dan saya lihat Kyai Said sedang keluar, belum pulang.

“Koen iki, dikandani kok gak percoyo.” Kamu itu diberi tahu kok tidak percaya. Timpal Gus Kholid.

Di tengah perdebatan antara santri tadi dengan Gus Kholid, tiba-tiba datang mobil Holden Kyai Said datang dan berhenti di depan Ndalem. Keluarlah dari dalam mobil tadi Kyai Said dan Ibu Nyai. Melihat pemandangan itu, Gus Kholid dan santri tadi menjadi bingung. “Lho Gus, niku lho Romo Kyai nembe kondur saking tindakan,” Lho Gus, itu Kyai Said baru saja pulang, tukas santri tadi.

“Lha terus, sing tak delok temon-temonan ndek mbale omah iki maeng sopo?” Lha terus yang barusan saya lihat sedang bercengkerama di ruang tamu itu siapa? Sela Gus Kholid.

“Lha geh duko Gus,” Ya tidak tahu, Gus, jawab santri tadi.

Di tengah kebingungan keduanya, maka Gus Kholid langsung menghampiri Kyai Said yang baru keluar dari mobil, seraya berkata: “Abah, wonten...”

Belum selesai berkata, Kyai Said langsung menjawab: “Kyai Hamid? Wis.. wis... Abah wis ketemu kok.” Kyai Hamid? Sudah, sudah saya temui kok. Sambil berjalan menuju Ndalem.

Maka makin bingunglah Gus Kholid dan santri tadi mendengar jawaban Kyai Said tersebut. Demi untuk menghilangkan kebingungannya, santri tadi langsung berlari ke masjid memastikan Kyai Hamid masih di depan mihrab. “Tapi kali ini ia tidak berhasil menemukan Kyai Hamid di sana, dicari ke mana-mana pun tidak ketemu.” Tutur KH. Achmad Muchtar Gz, santri KH. Moh. Said, mengakhiri kisahnya.

6.    Kewafatan KH. Moh. Said

Pernah sewaktu sakitnya, beliau dikunjungi al-Quthb al-Habib Abdul Qadir Bilfaqih, Pengasuh Pesantren Darul Hadits al-Faqihiyah, yang waktu itu diantarkan oleh Gus Suyuti Dahlan. Dalam pertemuan itu, Habib Abdul Qadir sempat menawarkan obat dari Jerman yang sangat istimewa dan mujarab kepada Kyai Said.

Namun, dengan segala kerendahan hati tawaran sang habib tersebut  ditolaknya. Lantas Kyai Said menceritakan, jika dirinya pernah bermimpi. Hatinya pecah menjadi dua. Pecahan itu kemudian menjadi tulisan dalam bahasa Arab, yang artinya: “Tidak ada obat untuk penyakit ini, kecuali dengan dzikrullah.”

“Kalau begitu, tidak usah saya beri obat Pak Kyai. Dzikir itu saja diteruskan,” tutur Gus Mad Suyuti menirukan perkataan Habib Abdul Qadir Bilfaqih kepada Kyai Said waktu itu.

KH. Moh. Said wafat pada tanggal 1 Desember tahun 1964 dalam usia 63 tahun. Jenazahnya dimakamkan di lingkungan Pesantren PPAI Ketapang Kepanjen Malang.

Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 13 Agustus 2014

Al-Qur'an dan Sepenggal Kisah Umar bin Khaththab

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Hari itu Nafi' ibn abd al-Harits seorang gubernuh makkah masa pemerintahan 'Umar ibn al-Khathab pergi menuju sebuah daerah bernama 'Usfan. Kedatangannya tak lain adalah untuk menjemput sang khalifah yang akan berkunjung ke makkah.

Saat keduanya berjumpa, lantas 'Umar pun bertanya;"man istakhlafta 'ala ahli al-wady?" siapa yang kau tunjuk untuk menggantikanmu di makkah sana?". Lalu 'Ibn Abd al-Harits pun menjawab; "Istakhlaftu 'alaihim ibna abza" saya menunjuk Ibn Abza untuk menjadi pemimpin sementara mereka". Dan 'Umar pun lantas bertanya siapa itu Ubn Abza, karena al-Faruq (Umar) tak mengenalnya sebelum itu. Dan jawaban yang keluar dari Ibn Abdul Harits cukup mengagetkan; "Mawlan min Mawalyna, dia adalah salah satu dari mawla kami".

Mawla dalam bahasa arab memiliki beberapa arti. Arti yang pertama adalah orang yang bukan arab, dan arti selanjutnya adalah budak yang telah di merdekakan. Dan arti manapun yang akan kita ambil dari kedua arti tersebut, itu sama sekali bukanlah kreteria pemimpin bangsa Arab. Karena seperti yang kita ketahui bahwa bangsa arab adalah bangsa yang memiliki 'anafah (harga diri) yang sangat tinggi. Jadi, sangat tidak mungkin orang arab bisa menerima pemimpin yang bukan berasal dari mereka, apalagi dia mantan budak.

Sedikit kita mundur ke belakang. Quraisy di mana kebanyakan dari mereka tinggal di Makkah, bukanlah terdiri hanya dari satu qabilah (suku). Quraisy adalah qaba'il atau satu kelompok masyarakat yang di dalamnya ada beberapa kelompok suku. Didalamnya ada Banu Hasyim (anak keturunan Hasyim) yang di mana Muhammad SAW berasal darinya. Ini adalah kelompok yang paling di hormati dan juga kelompok termulia di dalam Quraisy. Ada juga Banu 'Umayyah marganya 'Utsman Ibn 'Affan, lalu Banu 'Ady (qabilahnya 'Umar Ibn al-Khathab), lalu Banu Taym (qabilahnya Abu Bakr al-Shidiq), lalu banu Makhzum (qabilahnya Khalid ibn al-Qalid), lalu banu Zuhra (qabilahnya 'Amr ibn al-'Ash), dan masih banyak yang lainnya.

Pada saat kaum muslimin mengangkat Abu Bakar sebagai pengganti Rasulullah SAW, Abu Quhafah (ayahanda dari Abu Bakar) lantas terheran-heran dan menanyakan apakah Banu Hasyim rela dengan keputusan itu. Karena tentu saja seperti yang telah di singgung sebelumnya, Banu Hasyim adalah marga (kelompok keluarga) tertinggi dalam Quraisy. Ayahanda Abu Bakar merasa aneh dengan keputusan itu, karena dalam benaknya tidak mungkin seseorang yang berasal dari keluarga 'Ady Ibn Murrah bisa memimpin dan menjadi imam Banu Hasyim yang dalam strata lebih tinggi dari mereka meskipun sama-sama suku Quraisy.

Jika seorang Quraisy memimpin Quraisy yang lain masih di anggap sesuatu yang janggal, lalu bagaimana mungkin di angkat seseorang yang bukan arab atau bekas budak untuk memimpin Quraisy? Itu sesuatu yang sangat luar biasa. Karena itulah 'Umar terheran-heran dan setengah tak percaya sambil bertanya untuk meyakinkan; Istakhlafta 'alayhim mawla? Dan jawaban dari Ibn Abdul Harits inilah yang kemudian membuat Umar merasa wajar atas penunjukan itu. Ibn abd al-Harits menjawab "Ya Amiral Mu'minin, Innahu Qaari'un li Kitabillah, 'Alimun bil Fara'id / wahai khalifah, dia adalah penghafal al-qur'an, dan juga memahmi ilmu waris".

Dan ternyata itulah rahasianya. Jawaban itulah yang membuat keraguan 'Umar sirna. Dan itu juga sekaligus memberikan gambaran bagaimana sikap Umar terhadap para penghafal al-Qur'an, dan perhatiannya terhadap al-Qur'an itu sendiri. Tak heran mengapa 'Umar pulalah yang menyarankan di mushafkannya al-Qur'an. Dan, disinilah kita sedikit mengerti keagungan al-Qur'an. Al-Qur'an lah yang mampu membuat bangsa arab dengan 'anafah-nya yang begitu besar bisa menerima sesuatu yang sebelumnya tak mungkin mereka terima.

Lantas setelah mendengar jawaban itu Umar pun berkata; "Amaa Inna Rasulallah SAW Qad Qaala : Innallaha Yarfa'u bi Hadza al-Kitab Aqwaman, wa Yadla'u bihi Akharin / Sungguh aku telah mendengar sang Nabi berkata: sesungguhnya Allah meninggikan sebagian kelompok dari sebagian yang lainnya dengan perantara al-Qur'an".

Banyak tafsiran mengenai hadits di atas. Hadits itu termaktub dalam Sunan ad-Darimy, Shahih Muslim, dan lain-lain. Menurut Imam Ibn Hajar dalam Fath al-Bary, maksudnya adalah Allah mengganti orang yang beramal tanpa ilmu dengan orang yang beramal dengan ilmu. Dalam arti orang yang berilmu lebih tinggi derajatnya dari orang yang tak berilmu, dan sudah sewajarnya jika yang berilmu itu menggantikan orang yang tidak berilmu. Tapi intinya adalah, orang yang memiliki al-Qur'an di dadanya akan di angkat derajatnya oleh Tuhan melebihi orang yang tak memiliki al-Qur'an. Dan boleh jadi arti inilah yang sesuai dengan konteks hadits di atas.

Dari kisah yang termaktub dalam Shahih Muslim ini, sedikitnya bisa kita ambil kesimpulan bahwa, dalam pandangan agama, keagungan al-Qur'an akan berimbas juga pada keagungan penghafal dan pengamalnya. Dan sekali lagi sangat sulit mengerti keagungan al-Qur'an tanpa melihat sejarah. Karena dari sejarahlah kita bisa faham bahwa dampak al-Qur'an terhadap kehidupan manusia sangatlah besar. Karena sangat mengagumkan sebuah bangsa yang mementingkan harga diri bisa menerima sesuatu yang sekilas tampak merendahkan harga diri mereka. Dan penyebabnya tak lain adalah al-Qur'an. Karena dalam pandangan al-Qur'an yang terbaik adalah yang paling bertaqwa.

Al-Qur'an memang luar biasa. Dan akan terus seperti itu. Karena Tuhan sendirilah yang telah berjanji akan menjaganya, dan salah satunya menjaga keluarbiasaannya. Wallahu a'lam.
Oleh : Abdullah Aniq Nawawi
Anggota Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko.

Gambar Bohong di Fanpage Daily-News, Waspadai Provokator !

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Tidak diketahui apa motif dari pembuat fanpage dengann nama "Daily News"https://www.facebook.com/pages/Daily-News/707514052619845 menyebarkan foto atau gambar palsu di pagenya. Salah satunya adalah gambar orang-orang yang terlihat gosong akibat suatu insiden kebakaran.

Page Daily-News yang baru dibuat pada 17 Juli 2014 itu memberikan keterangan palsu dengan menuliskan bahwa itu foto Muslim Burma yang dibakar hidup-hidup oleh Biksu Buddha.

Berikut keterangan bohong yang ditulis oleh pembuat page tersebut: (12/8/2014)
Ini adalah foto #Muslim Burma yang di bakar hidup-hidup oleh Biksu - Biksu Budha La'natullah A'laih

Dimanakah PBB ?
Muslim di bantai di mana-mana .
Pantaskah Muslim di ucap teroris ??

#Berfikir ?????
#Boleh Di share
Page yang menerangkan diri sebagai "Fanspage Berita harian terkini Indonesia, menyajikan kabar terbaru Indonesia hari ini & dunia internasional. Tips dan trik, Siraman Rohani,Kisah Nyata. dll", itu ternyata page penyebar hoax atau kebohongan yang penuh hasutan, bisa memperkeruh hubungan antar umat beragama di Indonesia, dan juga merusak citra Islam.

Gambar itu sebenarnya adalah gambar insiden meledaknya Truk Tangki berisi bahan bakar disebuah pedesaan di Kongo. Truk itu terbalik, menumpahkan minyak dan meledak hingga menimbulkan bola api yang sangat besar dan menewaskan sekitar 220 orang yang menyaksikan kejadian tersebut. Sebagaimana di post di situs Documentingreality.com pada 7 Agutsus 2010 lalu.

A fuel truck exploding killing loads of people and injuring many
http://www.documentingreality.com/forum/f10/fuel-truck-disaster-july-2010-a-56273/#post1187306
Gambar itu juga pernah di post di situs http://frequencemagic.skyrock.com/25.html  pada 09 July 2010 lalu. Disebutkan bahwa lebih dari 260 orang tewas akibar insiden yang terjadi di Kongo tersebut.


Dari penelusuran di internet, ternyata gambar itu sudah banyak disebarkan dengan keterangan palsu yaitu insiden pembunuhan di Burma yang dilakukan umat Budhha. Keterangan palsu itu tersebar baik di Indonesia maupun di luar negeri. Berikut bukti screenshot di google:

Keterangan palsu di beberapa situs di internet
Sampai tulisan ini dilansir (13/8/2014) pukul 22.42 WIB, gambar hoax https://www.facebook.com/707514052619845/photos/a.707515429286374.1073741828.707514052619845/718348741536376/?type=1&fref=nf yang upload di page Daily-News itu belum juga dihapus.

Celakanya, lebih dari 2000 pengguna facebook membagikan foto dengan keterangan palsu tersebut. Artinya lebih dari 2000 orang dibohongi, itu belum termasuk orang yang melihatnya tanpa membagikan.

Umat Islam perlu waspada dan tidak mudah terprovokasi oleh gambar-gambar yang tidak jelas di internet maupun dijejaring sosial. Perlu diingat bahwa ada Undang-Undang ITE yang berlaku di Indonesia. Semoga penyebar kebohongan tersebut bertaubat.

Oleh : Ibnu Manshur

Page penyebar HOAX

Penyebar foto palsu di facebook https://www.facebook.com/groups/bubarkanhti/permalink/746516575387611/ Akun https://www.facebook.com/profile.php?id=100006255977558


Page Ghirah Islam Penyebar Wahhabiyah Dihapus Facebook

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Pihak facebook menghapus salah satu page wahhabiyah pendukung kelompok ekstrimis yang kerap kali menebarkan kebencian dan hasutan pada sesama umat Islam. Page yang dihapus facebook itu bernama Ghirah Islam beralamat di http://www.facebook.com/GhirahIslam (13/8/2014) .

Saat ini, bila link tersebut diklik maka akan ada pemberitahuan "Maaf, halaman ini tidak tersedia Tautan yang Anda ikuti mungkin telah rusak, atau halaman telah dihapus".

Sekitar Mei 2014 lalu, page Ghirah Islam memfitnah KH. Said Aqil Siraj (Ketua Umum PBNU) dengan menuduh Kyai Said sebagai penganut Syi'ah. [1]

Alhamdulillah ... sekarang page milik penganut Wahhabiyah itu telah dihapus oleh pihak facebook.

Oleh : Ibnu Manshur

[1]http://muslimedianews.wordpress.com/2014/05/19/fanpage-wahhabi-ghirahislam-fitnah-kh-said-aqil-siradj/


Screenshot salah satu konten di page tersebut sebelum dihapus (12/8/2014). Afif adalah pro ISIS.

Kabinet Jokowi-JK: Bagi-bagi Kekuasaan atau Koalisi dengan Rakyat ?

$
0
0
Muslimedianews.com ~

Oleh : Edy Mulyadi*


Beberapa hari silam Jokowi menyatakan keinginannya kabinet bersih dari orang Parpol. Hati terasa adem tentrem mendengar pernyataan yang sepertinya menegaskan kembali komitmennya saat kampanye Capres. Beberapa bulan silam, mantan Walikota Solo itu memang sesumbar tidak akan ada acara bagi-bagi kursi dalam penyusunan kabinet.

Mudah-mudahan Jokowi mau belajar dari sejarah. Setelah 16 tahun reformasi, praktik ‘dagang sapi’ membuat Indonesia tidak kunjung terbang. Buat para elit,  berkuasa berarti menumpuk dan menggelembungkan pundi-pundi yang digunakan untuk kembali melanggengkan kekuasaan. Perkara nasib dan kesejahteraan rakyat, itu urusan nomor 248 (saking ga pentingnya, hehehe...).

Ide Jokowi agar menteri lepas dari pengurus Parpol memang belum jelas bentuknya. Tapi sudah bisa dipastikan, kalau gagasan ini menggelinding dengan mulus, maka bakal menjegal sejumlah kader partai yang dianggap potensial jadi menteri. Mereka antara lain Tjahjo Kumolo, Puan Maharani, dan, tentu saja, Muhaimin Iskandar.

Politik, di Indonesia, memang lucu sekaligus naif. Ketika arah angin kemenangan makin kencang berhembus ke kubu Jokowi-JK, maka sejumlah orang sibuk ancang-ancang. Mereka yang merasa pantas masuk lingkaran kabinet, mulai mematut diri. Ada yang norak dan vulgar, juga ada yang cool dan menempuh cara-cara smart.

Bolak-balik molor

Jokowi dan tim Rumah Transisinya, bisa jadi, kini tengah sibuk berkutat menyusun kompoisi kabinet dan siapa saja yang layak masuk. Begitu serunya pemberitaan seputar soal ini, hingga publik mungkin lupa memerhatikan satu hal, Jusuf Kalla.

Kenapa tokoh yang akrab disapa JK ini terlihat anteng-anteng saja? Beberapa hari lalu, dia diketahui justru asyik berlibur bersama anak dan cucunya ke Amerika Serikat. Ada yang bilang, dia liburan, belanja-belanja, dan general check up rutin. Seolah-olah dia tidak peduli dengan siapa akan menjadi apa di kabinetnya kelak.

Benarkah demikian? Satu hal yang pasti, dalam foto-fotoya yang beredar di media sosial, ada Sofjan Wanandi dalam rombongan JK. Pertanyaannya, sejak kapan pentolan CSIS dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu  jadi keluarga besar JK? Atau, jangan-jangan mereka tengah mematangkan susunan dan personel kabinet?

Untuk menjawab pertanyaan ini, baiknya kita mundur pada tahun 2004. Saat itu, bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dia dipercaya menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Kita tahu, SBY memperkenalkan tradisi baru rekrutmen menteri.  Di tangan SBY, memilih menteri berubah menjadi sinetron yang heboh. Ada pemanggilan ke Cikeas untuk wawancara, ada tes kesehatan, juga ada fit and proper test.

Apa yang dilakukan JK saat itu? Sepertinya almost nothing! Dia cuek bebek, (seolah-olah) tidak peduli. Tapi, apa yang terjadi di ujung cerita? Pengumuman susunan kabinet yang direncanakan pukul 15.00, ternyata harus berkali-kali molor. Waktu itu, petugas protokol menyatakan pengumuman akan dilakukan pukul 16.00.Tapi, ternyata ngaret. Lalu,  dijanjikan pukul 20.00. Eh, lagi-lagi tertunda. Kemudian, akan disampaikan pukul 22.00, ternyata meleset lagi. Karuan saja wartawan yang sudah stand by sejak siang jadi kesal dan menggerutu.

Baru setelah menjelang tengah malam, kabinet yang ditunggu-tunggu pun akhirnya diumumkan. Hasilnya, kabinet supergemuk yang sarat dengan kepentingan dan praktik ‘dagang sapi’. Dari sisi kinerja, maaf, di bawah banderol.

Menyalip di tikungan

Sebetulnya, apa yang terjadi hingga penundaan harus berkali-kali dilakukan? Di sinilah JK punya peran dahsyat. Pria asal Bugis yang kemudian menjadi Ketum Partai Golkar satu ini memang beda. Dia punya seabrek kelebihan ketimbang tokoh ecek-ecek yang lain.

Keunggulan utama JK adalah keahliannya dalam ‘menyalip di tikungan’. Orang lain, bahkan termasuk presiden sekali pun, boleh saja sibuk dan heboh mempersiapkan ini-itu. Tapi last minute, JK tiba-tiba mampu muncul sebagai pemenang. Itulah yang dilakukannya pada penyusunan Kabinet Indonesia Bersatu jilid 1.

Sebagai orang kawasan Timur, pada awalnya JK bisa berperan lebih Jawa daripada orang Jawa. Dia senyum-senyum, inggah-inggih, dan penurut. JK seolah-olah membiarkan SBY sibuk dengan mainan barunya, fit and propers test para calon menteri. Lagi pula, bukankah konstitusi memberi Presiden hak prerogatif menyusun kabinet?

Tapi, JK mulai melancarkan jusur-jurus mautnya beberapa saat menjelang susunan kabinet diumumkan. Saat itulah dia menyodorkan sejumlah nama yang diinginkannya.  Tentu saja, apa yang dilakukannya itu bagai mengacak-acak rambut yang sudah disisir rapi. Tapi, di sinilah kehebatan JK. Dengan berbagai dalih, dia mampu meyakinkan SBY (baca:  fait acompli) untuk menerima nama-nama yang disorongkannya.

Saat itu SBY memang seperti dihadapkan pada situasi apa boleh buat. Ngeyel berdebat apalagi menolak usulan JK, akan memperpanjang waktu penundaan pengumuman. Yang lebih buruk lagi, publik bisa saja menuding pasangan SBY-JK sudah pecah sejak awal. Sebagai safety player dan pemuja citra, tentu saja SBY sangat menhindari kesan seperti ini.

Akhirnya, dengan pertimbangan akan dilakukan reshuffle setelah 6 bulan atau selambatnya setahun kemudian, SBY ‘terpaksa’ menyetujui komposisi dan personel kabinet versi JK. Tentu saja, ada kompromi di sana-sini. Tapi, apa pun, saat itu JK sudah keluar jadi pemenang.

Dengan susunan personel kabinet versi JK itu, bandul pembangunan ekonomi Indonesia semakin bergerak ke kanan. Aroma neolib amat kental dengan duduknya sejumlah nama yang memang sudah sejak lama dikenal sebagai komparador Barat, khususnya IMF dan Bank Dunia.

Indonesia kembali sibuk mengejar pertumbuhan dan abai dengan pemerataan. Selama lima tahun pertama (ditambah lima tahun kedua) pemerintahan SBY, pertumbuhan lebih banyak disebabkan blessing faktor ekseternal. Pertama, harga komoditas primer, termasuk hasil tambang, terus meroket. Kedua, dana asing dari negara-negara maju mengalir deras ke Indonesia. Maklum, di tempat asalnya tengah terjadi kelesuan ekonomi.

Sayangnya kendati dapat berkah dari faktor eksternal, pertumbuhan ekonomi hanya berkutat di angka 5,5-6%. Padahal dengan tambahan sedikit kretivitas dan kebijakan terobosan, niscaya ekonomi bisa dipacu tumbuh dua dijit.

Koalisi dengan rakyat

Kalau tidak hati-hati, Jokowi bisa mengulangi kesalahan SBY dalam menyusun kabinet. Di tengah lingkaran para penumpang gelap, Jokowi tidak mustahil bakal ‘dipaksa’ setuju dengan praktik ‘dagang sapi’ yang jadi tradisi kekuasaan di sini.

Kalau pun dia berhasil lolos dari ‘tekanan’ Para petinggi Parpol pendukung, ancaman yang tidak kalah serius justru datang dari JK sendiri. Bisa saja tokoh gaek ini mencoba mengulang kembali suksesnya menelikung SBY.

Untuk itu, meminjam istilah ekonom senior Rizal Ramli, cuma ada dua pilihan bagi Jokowi. Pertama, bagi-bagi kekuatan dengan elit. Pilihan ini membawa konsekwensi rakyat kecewa karena tidak akan pernah ada perubahan. Kedua, berkoalisi dengan rakyat dan meninggalkan elit negeri ini.

Seharusnya Jokowi memili berkoalisi dengan rakyat. Dengan begitu dia bisa melawan dominasi serta hegemoni para elit politik dan ekonomi. Caranya,  pertama, jangan masukkan penganut dan pejuang mazhab neolib ke dalam kabinet. Kedua, buat kebijakan di bidang ekonomi yang berdasar konstitusi dan berpihak kepada rakyat.

Penyebab utama timpangnya kesejahteraan rakyat Indonesia adalah karena suburnya ekonomi rente. Kebijakan kuota impor adalah lahan subur bagi lahirnya berbagai mafia. Ada mafia migas, mafia gula, kedelai, daging, migas, dan lainnya. Kalau kebijakan ini dihapus dan diganti dengan sistem tarif, maka ekonomi berkeadilan akan terwujud.

Jika langkah ini dilakukan, sudah bisa dipastikan Jokowi akan (kembali) mendulang simpati dan dukungan rakyat. Betapa tidak, harga berbagai kebutuhan yang selama ini dikuasai kartel akan turun dengan signifikan. Gula bisa anjlok hingga 70%, daging melorot sampai 80%, dan kedelai turun sekitar 30%.

Dan yang yang tidak kalah kerennya, dengan memberantas mafia migas, pemerintah tidak harus menaikkan harga minyak dengan dalih mengurangi subsidi dan mengamankan APBN. Pembohongan publik atas nama subsidi BBM sudah semestinya dihentikan. (*)

*Edy Mulyadi
Direktur Program Center for Economic and Democracy Studies (CEDeS)

Pemalsuan Kitab Ulama oleh Wahhabi

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Sejak abad dua belas Hijriah yang lalu, dunia Islam dibuat heboh oleh lahirnya gerakan baru yang lahir di Najd. Gerakan ini dirintis oleh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi dan populer dengan gerakan Wahabi. Dalam bahasa para ulama gerakan ini juga dikenal dengan nama fitnah al-wahhabiyah, karena dimana ada orang-orang yang menjadi pengikut gerakan ini, maka di situ akan terjadi fitnah. Di sini kita akan membicarakan fitnah Wahabi terhadap kitab-kitab para ulama dahulu.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa aliran Wahabi berupaya keras untuk menyebarkan ideologi mereka ke seluruh dunia dengan menggunakan segala macam cara. Di antaranya dengan mentahrif kitab-kitab ulama terdahulu yang tidak menguntungkan bagi ajaran Wahhabi. Hal ini mereka lakukan juga tidak lepas dari tradisi pendahulu mereka, kaum Mujassimah yang memang lihai dalam men-tahrif kitab.

Pada masa dahulu ada seorang ulama Mujassimah, yaitu Ibn Baththah al-’Ukbari, penulis kitab al-Ibanah, sebuah kitab hadits yang menjadi salah satu rujukan utama akidah Wahabi. Menurut al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi, Ibn Baththah pernah ketahuan menggosok nama pemilik dan perawi salinan kitab Mu’jam al-Baghawi, dan diganti dengan namanya sendiri, sehingga terkesan bahwa Ibn Baththah telah meriwayatkan kitab tersebut. Bahkan al-Hafizh Ibn Asakir juga bercerita, bahwa ia pernah diperlihatkan oleh gurunya, Abu al-Qasim al-Samarqandi, sebagian salinan Mu’jam al-Baghawi yang digosok oleh Ibn Baththah dan diperbaiki dengan diganti namanya sendiri.

Belakangan Ibn Taimiyah al-Harrani, ideolog pertama aliran Wahabi, seringkali memalsu pendapat para ulama dalam kitab-kitabnya. Misalnya ia pernah menyatakan dalam kitabnya al-Furqan Bayna al-Haqq wa al-Bathil, bahwa al-Imam Fakhruddin al-Razi ragu-ragu terhadap madzhab al-Asy’ari di akhir hayatnya dan lebih condong ke madzhab Mujassimah, yang diikuti Ibn Taimiyah. Ternyata setelah dilihat dalam kitab Ijtima’ al-Juyusy al-Islamiyyah, karya Ibn al-Qayyim, murid Ibn Taimiyah, ia telah men-tahrif pernyataan al-Razi dalam kitabnya Aqsam al-Ladzdzat.

Tradisi tahrif ala Wahhabi terhadap kitab-kitab Ahlussunnah Wal-Jama’ah yang mereka warisi dari pendahulunya, kaum Mujassimah itu, juga berlangsung hingga dewasa ini dalam skala yang cukup signifikan. Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 300 kitab yang isinya telah mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil orang-orang Wahabi. Di antaranya adalah:

1. Kitab al-Ibanah ‘an Ushul al-Diyanah karya al-Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari. Kitab al-Ibanah yang diterbitkan di Saudi Arabia, Beirut dan India disepakati telah mengalami tahrif dari kaum Wahhabi. Hal ini bisa dilihat dengan membandingkan isi kitab al-Ibanah tersebut dengan al-Ibanah edisi terbitan Mesir yang di-tahqiq oleh Fauqiyah Husain Nashr.

2. Tafsir Ruh al-Ma’ani karya al-Imam Mahmud al-Alusi juga mengalami nasib yang sama dengan al-Ibanah. Kitab tafsir setebal tiga puluh dua jilid ini telah di-tahrif oleh putra pengarangnya, Syaikh Nu’man al-Alusi yang terpengaruh ajaran Wahabi. Menurut Syaikh Muhammad Nuri al-Daitsuri, seandainya tafsir Ruh al-Ma’ani ini tidak mengalami tahrif, tentu akan menjadi tafsir terbaik di zaman ini.

3. Tafsir al-Kasysyaf, karya al-Imam al-Zamakhsyari juga mengalami nasib yang sama. Dalam edisi terbitan Maktabah al-Ubaikan, Riyadh, Wahabi melakukan banyak tahrif terhadap kitab tersebut, antara lain ayat 22 dan 23 Surat al-Qiyamah, yang di-tahrif dan disesuaikan dengan ideologi Wahabi. Sehingga tafsir ini bukan lagi Tafsir al-Zamakhsyari, namun telah berubah menjadi tafsir Wahabi.

4. Hasyiyah al-Shawi ‘ala Tafsir al-Jalalain yang populer dengan Tafsir al-Shawi, mengalami nasib serupa. Tafsir al-Shawi yang beredar dewasa ini baik edisi terbitan Dar al-Fikr maupun Dar al-Kutub al-’Ilmiyah juga mengalami tahrif dari tangan-tangan jahil Wahabi, yakni penafsiran al-Shawi terhadap surat al-Baqarah ayat 230 dan surat Fathir ayat 7.

5. Kitab al-Mughni karya Ibn Qudamah al-Maqdisi al-Hanbali, kitab fiqih terbaik dalam madzhab Hanbali, juga tidak lepas dari tahrif mereka. Wahabi telah membuang bahasan tentang istighatsah dalam kitab tersebut, karena tidak sejalan dengan ideologi mereka.

6. Kitab al-Adzkar al-Nawawiyyah karya al-Imam al-Nawawi pernah mengalami nasib yang sama. Kitab al-Adzkar dalam edisi terbitan Darul Huda, 1409 H, Riyadh Saudi Arabia, yang di-tahqiq oleh Abdul Qadir al-Arna’uth dan di bawah bimbingan Direktorat Kajian Ilmiah dan Fatwa Saudi Arabia, telah di-tahrif sebagian judul babnya dan sebagian isinya dibuang. Yaitu Bab Ziyarat Qabr Rasulillah SAW diganti dengan Bab Ziyarat Masjid Rasulillah SAW dan isinya yang berkaitan dengan kisah al-’Utbi ketika ber-tawasul dan ber-istighatsah dengan Rasulullah saw, juga dibuang.

Demikianlah beberapa kitab yang telah ditahrif oleh orang-orang Wahabi. Tentu saja tulisan ini tidak mengupas berbagai cara tahrif dan perusakan Wahhabi terhadap kitab-kitab Ahlussunnah Wal Jama’ah peninggalan para ulama kita. Namun setidaknya, yang sedikit ini menjadi pelajaran bagi kita agar selalu berhati-hati dalam membaca atau membeli kitab-kitab terbitan baru. Wallahu a’lam.
Oleh : Ustadz Muhammad Idrus Ramli
Pengurus Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) Jember.

Sumber http://jombang.nu.or.id/distorsi-kitab-oleh-wahabi/

Malam Ini Film 'Sang Kiai' Tayang Perdana di RCTI

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Malam ini -Kamis malam- (14/8/2014) film "Sang Kiai", film yang mengisahkan tentang pendiri NU KH Hasyim Asy'ari akan tayang perdana di stasiun TV swasta RCTI, pukul 22:00 WIB atau pukul 10 malam waktu Indonesia bagian Barat.

Kisah Kecintaan KH. Hasyim Asy'ari pada Umat dan Indonesia
Hadratusy Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari adalah sosok pahlawan pejuang kemerdekaan RI dan sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama. Pada malam 7 Ramadhan 1366 H, setelah KH Hasyim Asy'ari mengimami shalat Tarawih dan mengisi pengajian, datanglah utusan panglima perang Jenderal Sudirman dan Bung Tomo yang memberikan sepucuk surat kepada beliau.

Kiai Ghufron yang ikut mendampingi KH Hasyim Asy'ari menemui para utusan itu kemudian melaporkan tentang situasi pertempuran dan kondisi pejuang yang semakin terdesak oleh agresi militer Belanda serta banyaknya korban rakyat sipil yang kian meningkat. Mendengar laporan itu, KH Hasyim Asy'ari karena saking sedihnya memikirkan nasib umat dan penderitaan bangsa hanya bisa berkata,

“Masya Allah, Masya Allah…”,

Kemudian beliau memegang kepalanya dan pingsan tidak sadarkan diri hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Itulah ucapan terakhir beliau yang begitu perhatian terhadap umat.

Beliau wafat pukul 03.00 pagi setelah sempat dibawa ke dokter, wafat pada tanggal 7 Ramadhan 1366 H bertepatan dengan 25 Juli 1947. Inna LiLlahi wa Inna Ilaihi Raji’un. Mari sejenak kita bacakan Al Fatihah untuk beliau KH Hasyim Asy'ari dan Sayyidina Muhammad SAW. Al Fatihah...

“Umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama, harus siap bertempur melawan Belanda dan sekutunya yang berusaha menguasai Indonesia kembali”, - Hadratusy Syaikh Hasyim Asy'ari.

Fatwa Jahil Pendiri Wahhabi tentang Nadzar

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Di antara fatwa Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi yang tidak memiliki pegangan dari pandangan ulama sebelumnya adalah fatwa tentang nazar untuk selain Allah termasuk syirik. Dalam kitabnya, al-Tauhid hal. 42, ia berkata:

باب من الشرك: النذر لغير الله. وقول الله تعالى: يُوفُونَ بِالنَّذْرِ. وقوله: وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُمْ مِنْ نَذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ. وفي الصحيح عن عائشة رضي الله عنها: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "من نذر أن يطيع الله فليطعه، ومن نذر أن يعصي الله فلا يعصه. (محمد بن عبد الوهاب مؤسس الفرقة الوهابية الضالة، كتاب التوحيد، ص/٤2).
“Bab, termasuk syirik adalah nazar untuk selain Allah. Dan firman Allah ta’ala: “Mereka menepati nazar.” (QS. al-Insan : 7). Dan firman-Nya: “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. al-Baqarah : 270). Dalam Shahih al-Bukhari, diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang nazar untuk taat kepada Allah, maka taatlah kepada-Nya. Dan barangsiapa yang nazar untuk berbuat doa kepada Allah, maka janganlah berbuat dosa.”

Anda perhatikan pernyataan Muhammad bin Abdul Wahhab di atas:

1) Dalil-dalil yang disodorkannya tidak ada yang menunjukkan bahwa nazar untuk selain Allah termasuk syirik.

2) Kesimpulan yang paling mungkin diambil dari dalil-dalil di atas, terutama dari hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha tersebut adalah bahwa nazar itu ada yang maksiat.

3) Tetapi hadits tersebut tidak menjelaskan bahwa nazar yang dimaksud adalah nazar untuk selain Allah.

4) Sedangkan kedua ayat al-Qur’an yang disodorkan, sama sekali tidak berkaitan dengan keharaman nazar, atau nazar yang dianggap maksiat, dan atau menganggapnya termasuk bagian dari syirik.

Fatwa ini oleh para ulama dianggap satu dari sekian banyak fatwa pendiri Wahabi yang dianggap bodoh, dan termasuk bagian dari penerapan konsep pembagian Tauhid menjadi tiga ala Wahabi, seperti dalam catatan kami sebelumnya.

YANG DIANGGAP BAHLUL OLEH PARA ULAMA (1)
Nazar Untuk Selain Allah Termasuk Syirik

Oleh Ust. Muhammad Idrus Ramli

KH Hasyim Muzadi Ingatkan Bahwa Narkoba Lebih Bahaya dari Teroris

$
0
0
Muslimedianews.com, Banjarmasin ~ Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi kembali mengingatkan bahwa narkoba lebih berbahaya dari pada teroris. "Karena itu, saya sependapat kalau pengedar narkoba tersebut mendapat hukuman mati," tandas Hasyim Muzadi di sela-sela Sarasehan Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan, di Banjarmasin, Kamis (14/8/2014).

Sebab, menurut salah seorang Rais Syuriah Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Ulama (NU) itu, narkoba bisa menghancurkan generasi bangsa secara keseluruhan. Sedangkan teroris, korbannya orang-orang atau kelompok tertentu saja, sebagaimana terlihat di Indonesia selama ini.

"Namun kedua-duanya (narkoba dan teroris) sama-sama harus kita waspadai," lanjutnya dalam sarasehan dengan topik "Keagamaan, Keumatan dan Kebangsaan" di Swiss-Bill Hotel Borneo Banjarmasin.

Karena, lanjutnya, selain tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur serta budaya bangsa Indonesia, narkoba dan teroris itu terlarang atau bertentangan dengan ajaran Islam serta hukum positif di Indonesia. "Oleh sebab itu, narkoba dan teroris tersebut hendaknya tak ruang di Indonesia, apalagi sampai tumbuh dan berkembang," demikian Hasyim Muzadi.

Sebelumnya, Ketua Tanfiziah Pengurus Wilayah NU Kalsel H Sarbaini Haira, berharap sarasehan tersebut dapat pula menghasilkan dan menyepakati rekomendasi terkait masalah keagamaan, keumatan dan kebangsaan.
Beberapa rekomendasi itu, antara lain mendorong low inforcement atau penguatan hukum, seperti pelaksanaan hukuman mati terhadap para pengedar narkoba.

Selain itu, mendorong semangat kebangsaan, terutama di kalangan warga NU, lanjut dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin yang juga mantan wartawan tersebut. "Rencananya rekomendasi yang dihasilkan dalam sarasehan ini akan disampaikan pada Musyawarah Nasional (Munas) PBNU di Jakarta, pekan depan," demikian Sarbaini.

Sumber ROL

Haul Masyayikh Thariqah Naqsyabandiyah Mudzhariyah

$
0
0
Muslimedianews.com~ Minggu malam Senin, 7 September 2014 bertepatan dengan 12 DzulQa'dah 1435 Hijryah akan dilaksanakan acara Haul Masyayikh Thariqah Naqsyabandiyah Mudzhariyah dan Tawajjuh bersama Murabbi KH. Ahmad Ja'far Abdul Qahid QS dari Gersempal Sampang.

Acara dimulai dengan diawali shalat Maghrib Berjama'ah. Lokasi acara di kediaman H. Anshori, Desa Tribungan Kecamatan Mangaran Kabupaten Situbondo (Selatan Masjid Jami' Jangkar).

Diharapkan jama'ah membawa sajadah, berbusana rapi berwarna putih bila ada. Acara terbuka untuk umum, bagi seluruh umat Islam, khususnya pengikut Thariqah Naqsyabandiyah Gersempal Sampang dan para simpatisan.

ttd
Ketua panitia: Ust. Khusnu Azizan
Sekretaris: Ust. Bisri Syamsuri

Haul Syaikh Maulana Ibrahim Asmoroqondi Ayahanda Sunan Ampel

$
0
0
Muslimedianews.com ~  Rangkaian acara Haul Agung "Syaikh Maulana Ibrahim Asmoro Qondi" atau Syekh Ibrahim as-Samarqandi sebagai berkikut :

Tanggal 12 - 14 Agustus 2014 : Festival Rebana se-JATIM
Selasa, 12 Agustus 2014
Pukul : 05.00
Acara : Khotmil Qur'an bil Ghoib

Jum'at, 15 Agustus 2014
Puku l: 07.00
Acara : Arak-arakan Khitan

Pukul : 13.00 WIB
Acara : Khotmil Quran bin Nadzor

Pukul : 16.00 WIB
Acara : Tahlil Kubro

Pukul : 20.00 WIB Pengajian Akbar
Pembicara :
KH Fathul Huda (bupati Tuban)
KH Agus Ali Masyhuri “Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat (Sidoarjo, Jawa Timur)
KH MH. Syarofuddin Isma'I'll Qoimaz (Rembang , Jateng)

Sabtu, 16 Agusutus 2014
Pukul : 07.00 WIB
Acara : Khitanan Massal

Minggu, 24 Agustus
Pukul : 06.00 WIB-Selesai
Acara : Dzikir Akbar bersama jama'ah Al Khidmah dan masyarakat
Lokasi Desa : Gesik Harjo Kecamatan : Palang Kabupaten :Tuban

NB :
Syaikh Maulana Ibrahim Asmoroqondi merupakan ayah dari Sayyid Ali Murtadho “RADEN SANTRI" (Gresik) dan Sayyid Ali Rahmatullah “SUNAN AMPEL” (Surabaya)

SILSILAH
“MAULANA IBRAHIM ASMOROQONDI”

1. Maulana Ibrahim Asmoro Qondi bin
2. Syaikh Jumadil Qubro / Jamaluddin Akbar Khan bin
3. Ahmad Jalaludin Khan bin
4. Abdullah Khan bin
5. Abdul Malik Al-Muhajir (Nasrabad,India) bin
6. Alawi Ammil Faqih (Hadhramaut) bin
7. Muhammad Sohibul Mirbath (Hadhramaut)
8. Ali Kholi' Qosam bin
9. Alawi Ats-Tsani bin
10. Muhammad Sohibus Saumi'ah bin
11. Alawi Awwal bin
12. Ubaidillah bin
13. Ahmad al-Muhajir bin
14. Isa Ar-Rumi bin
15. Muhammad An-Naqib bin
16. Ali Uraidhi bin
17. Ja'far ash-Shadiq bin
18. Muhammad al-Baqir bin
19. Ali Zainal Abidin bin
20. Imam Husain bin
21. Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah az-Zahra bin
22. NABI MUHAMMAD SAW

Trimakasih saudara Moh Muflih atas kiriman info acara Haul Agung “SYAIKH MAULANA IBRAHIM ASMORO QONDI

https://www.facebook.com/411511425566643/photos/a.436224489762003.123142.411511425566643/804296712954777/?type=1
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>