Quantcast
Channel: Muslimedia News - Media Islam | Voice of Muslim
Viewing all 6981 articles
Browse latest View live

Calon Pengantin Bom Bunuh Diri Ternyata Terima Suntikan Zat Khusus

$
0
0
Muslimedianews.com, Kabul ~ Seorang calon pembom bunuh diri yang ditangkap di Provinsi Kandahar di Afghanistan Selatan, kubu Taliban, telah mengatakan para penyerang bunuh diri menerima suntikan khusus sebelum melancarkan serangan.
"Sebelum melancarkan serangan bunuh diri terhadap sasaran kami, saya menerima suntikan yang membuat saya gila untuk mencapai sasaran seperti orang yang tergila-gila cinta," demikian satu pernyataan Pemerintah Provinsi Kandahar yang mengutip keterangan calon pembom bunuh diri, Rahmatullah.

Menurut pernyataan tersebut, Rahmatullah --setelah menerima pelatihan di Pakistan-- telah diberi tugas menyerang gubernur Provinsi Kandahar tapi ditangkap sebelum mencapai sasarannya.

Rahmatullah, warga Provinsi Uruzgan --yang berbatasan dengan Kandahar, sedang menghadapi pemeriksaan agar Pemerintah Afghanistan bisa memperoleh keterangan lebih banyak mengenai jaringan gerilyawan dan rencana mereka di negeri itu, kata pernyataan tersebut, demikian laporan Xinhua, Rabu siang.

Afghanistan, yang dilanda aksi gerilyawan garis keras, telah menghadapi jenis serangan paling buruk dalam bentuk pemboman pinggir jalan dan bunuh diri, yang seringkali merenggut nyawa warga sipil.

Serangan bunuh diri pada Ahad (10/8/2014) di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, telah merenggut lima nyawa dan melukai 35 orang lagi, semuanya bukan petempur.

Pasukan keamanan Afghanistan telah menangkap seorang calon pembom sehingga menggagalkan serangan bunuh diri yang berpontensi mematikan di Provinsi Paktika, kata satu pernyataan dari Direktorat bagi Keamanan Nasional (NDS), atau lembaga intelijen di negeri tersebut.

Orang yang ditangkap tersebut, Qasidullah, yang berusia 20-an tahun, telah mengaku bahwa ia menerima pelatihan di Daerah Suku Pakistan, Waziristan Utara, dan diberi tugas untuk melakukan serangan bunuh diri di Kota Urgon. (antara/mukafi niam/nu.or.id/muslimedianews.com)

NU Probolinggo Tolak ISIS karena tak Sesuai Islam Rahmatan Lil 'Alamin

$
0
0
Muslimedianews.com, Probolinggo ~ Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Probolinggo secara tegas menolak keberadaan Islamic State in Iraq and Syiria (ISIS). ISIS dinyatakan sebagai organisasi yang terlarang.

“Kemunculannya sangat tidak sejalan dengan konsep Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin,” ujar Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Probolinggo KH. Moch. Syaiful Hadi, Rabu (13/8/2014).

Menurut Kiai Syaiful Hadi, gagasan untuk mendirikan Negara Islam tidak relevan dengan kondisi yang ada. Terutama Indonesia yang majemuk dan sangat toleran terhadap perbedaan. Apalagi dahulu NU ikut berjuang dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

“Kami sudah sepakat bahwa NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah final. NU yang mempunyai peran besar berjuang merebut kemerdekaan Indonesia sudah menyepakati hal itu. Jadi ketika ada organisasi yang ingin memunculkan gagasan Negara Islam saat ini sudah tidak relevan,” jelasnya.

Lebih lanjut Kiai Syaiful Hadi menjelaskan ajaran ISIS telah menyimpang dari konsep Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). “Kami juga minta anak muda NU untuk tidak terpengaruh apalagi sampai mengikuti ajaran itu,” tegasnya.

Dalam waktu dekat, Kiai Syaiful Hadi menginginkan ada sebuah diskusi terkait ISIS. Baik diikuti oleh kalangan NU maupun organisasi lainnya. Katanya hal ini sangat penting untuk membuka wawasan masyarakat. “NU sendiri belum mengenal sosok-sosok simpatisan atau tokoh ISIS di Indonesia. Jadi kewaspadaan harus terus ditingkatkan karena hal ini menjadi ancaman yang serius,” terangnya.

Gerakan ini kata Kiai Syaiful Hadi berpotensi membuat maker. Karenanya, pihaknya meminta seluruh komponen bangsa untuk mengantisipasi munculnya gerakan terlarang ini. Sebab keberadaan ISIS ini merupakan tanggung jawab bersama agar kader-kader NU tidak terpengaruh.

“Kami tidak ingin ada lagi radikalisasi atas nama agama. Yang jelas kami akan selalu berusaha untuk membentengi seluruh warga NU dari paham-paham yang bertentangan dengan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Sumber nu.or.id

Wamenag Imbau Masyarakat Jaga Masjid untuk Hindari #ISIS

$
0
0
Muslimedianews.com, Jakarta ~ Wakil Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengimbau masyarakat untuk memperketat penjagaan masjid di wilayah mereka. Soalnya, kuat dugaan masjid menjadi salah satu tempat berkumpulnya anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Tempat yang harus petama dijaga itu masjid. Saya minta kepada pengurus masjid kalau ada gejala baru yang ditampilkan jemaah harus segera ditindak," kata Nasaruddin dalam Diskusi The Nusa Institute, 'Warning ISIS: Antara Ideologi Agama vs Gerakan Politik Global' di Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014).

Nasarudding tak menampik masjid menjadi tempat ideal bagi kelompok Islam radikal untuk berkumpul. Juga berkegiatan. "Karena masjid itu tempat yang paling strategis, berada di tengah umat, dan gratis lagi," terang Nasaruddin.

Warga harus pasang mata dan telinga bila ada jemaah baru di masjid. Apalagi mereka berkelompok. Nasaruddin mengatakan, warga berhak menindak kalau ternyata mereka berbuat menyimpang. "Karena masjid milik lingkungan sekitar," terang Nasaruddin.

Menurut Nasaruddin, ada benang merah antara kelompok radikal dengan globalisasi. Terorisme lahir dari arus globalisasi. "Liberalisme adalah anak kandung globalisme yang melahirkan teroris. Mereka adalah sekelompok masyarakat yang kecewa dengan mengklaim diri mereka benar," jelas dia.

Sumber Metro News

Catatan : Judul asli dari Metro TV "Anggota ISIS Gemar Berkumpul di Masjid". Judul tersebut sangat tendensius, provokatif dan tidak sesuai dengan konten. http://news.metrotvnews.com/read/2014/08/14/277575/anggota-isis-gemar-berkumpul-di-masjid

Thariqah Naqsyabandiyah Mudzhariyah Gelar Haul di Area Bekas Konflik Sunni-Syi'ah

$
0
0
Muslimedianews.com, Sampang ~ Selasa 16 Syawal 1435 Hijriyah (12/8/2014), jama'ah Thariqah Naqsyabandiyah Mudzhariyah Gersempal menggelar acara haul diarea bekas konflik antara Sunni-Syi'ah di Sampang.

Jama'ah thariqah tersebut melaksanakan dzikir bersama dalam rangka memperingati Haul Para Masyayikh Thariqah Naqsyabandiyah, bertempat di areaa bekas konflik Sunni-Syi'ah, tepatnya dikediaman Kyai Hasyim "Madrasah Darul Falah" desa Karang Gayam kecamatan Omben kabupaten Sampang Madura Jawa Timur.

Dzikir bersama yang dikenal dengan istilah Tawajjuhan tersebut dipimpin oleh seorang mursyid yaitu Hadlrotusy Syekh al-Arif Billah KH. Ahmad Ja'far Abdul Wahid QS.

Acara di awali dengan shalat Dzuhur berjama'ah dan di lanjutkan dengan pengajian berupa mau'idloh hasanah dari KH. Ahmad Ja'far Abdul Wahid QS. Selanjutnya dirangkai dengan prosesi "pembai'atan" pengikut baru yang dilanjutkan dengan talqin dzikir dan akhiri dengan munajat kepada Allah SWT.

Kontributor : Ahmad R.
Redaktur : Ibnu L' Rabassa

Ternyata Full Day School Tiru Sistem Pesantren

$
0
0
Muslimedianews.com, Jombang ~ Kemunculan sejumlah lembaga pendidikan formal yang menerapkan proses belajar mengajar secara penuh atau full day school, sebenarnya meniru model pesantren. Ini sebagai jawaban atas kian mengkhawatirkannya lingkungan sekitar yang semakin tidak mendukung.

Apalagi tingkat kenakalan remaja yang demikian mencemaskan para orang tua, maka pilihan kepada sekolah yang menerapkan full day school menjadi tren di masyarakat. “Fenomena pilihan para orang tua yang lebih merasa aman mempercayakan kepada sekolah yang menerapkan full day school adalah bukti nyata bahwa lingkungan sekitar sudah demikian tidak kondusif,” kata Nyai Hj Mundjidah Wahab kepada NU Online, Selasa (12/8/2014).

Wakil Bupati Jombang Jawa Timur ini juga menandaskan bahwa pilihan untuk menyekolahkan putra-putri ke lembaga pendidikan formal yang menerapkan seharian penuh di sekolah adalah belajar dari model di pesantren. “Bahkan sejumlah perguruan tinggi juga melakukan hal yang sama kepada para mahasiswa baru,” kata Bu Mundjidah.

Dengan demikian, para pemangku pesantren hendaknya tetap menjaga kepercayaan masyarakat ini lewat penanaman karakter yang kuat selama berada di pondok. “Justru di pesantren, perkembangan dan karakter para santri dalam terpantau dengan baik,” katanya.

Apalagi tidak sedikit pesantren yang juga memberikan tambahan pendalaman agama serta praktik ibadah. “Belum lagi  yang melakukan pembinaan terhadap bakat dan minat para santri sehingga dapat terasah dengan baik,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Putri Lathifiyah II Bahrul Ulum Tambakberas Jombang ini.

Sejumlah alumni pesantren yang mampu mandiri dan berhasil menjadi tokoh di lingkungannya adalah bukti bahwa tempaan di pesantren demikian membuahkan hasil yang membanggakan. Demikian juga lahirnya para organisatoris, politisi dan birokrat yang memilki komitmen kepada perkembangan agama juga sebagai hasil yang tidak bisa dibantah. “Inilah kontribusi pesantren yang telah mewarnai perjalanan bangsa,” tandasnya.

Dengan jadual pesantren yang demikian padat sejak pagi hingga malam, maka para santri telah dibiasakan untuk memenuhi sendiri kebutuhan dasar selama mondok. “Ini juga yang membuat para santri terlihat lebih matang saat berkiprah di masyarakat,” ungkap Ketua 1 PW Muslimat NU Jawa Timur ini.

Oleh karena itu, putri KH Abdul wahab Chasbullah ini mengajak pesantren untuk tetap kukuh dengan model pembinaan yang telah teruji tersebut. “Kalaupun ada penambahan keahlian bagi para santri, maka jangan sampai mengubah pola pembinaan yang telah  ada,” pungkasnya. (Syaifullah/Abdullah Alawi/nu.or.id)

Waspadai Keterangan Palsu Foto Pemakaman Langit Tradisi Adat di Tibet

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Pemakaman langit atau Sky burial merupakan prosesi pemakaman dalam tradisi adat di Tibet yang cukup mengerikan karena mayat disayat-sayat dan bagian tulang juga ditumbuk halus agar dimakan oleh burung seperti gagak.

Foto prosesi pemakaman ini dapat dilihat dari beberapa situs dan videonya bisa ditonton dengan mudah di Youtube. Tetapi sebagian orang merasa tidak cukup kuat untuk menyaksikan foto maupun video prosesi pemakaman tersebut.

Sayangnya, ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan foto itu untuk melakukan provokasi terhadap kehidupan antar umat beragama dengan memberikan keterangan-keterangan palsu atau tidak benar mengenai foto tersebut.

Salah satunya dilakukan oleh akun facebook"Cahaya Islam Diakhir Zaman" (https://www.facebook.com/merah0), 9 Agustus 2014. Akun tersebut memberikan keterangan palsu bahwa foto itu adalah keadaan umat Islam di Burma. 
Inilah Keadaan Saudara Kita Semuslim Di Burma
——————-
Mana Amerika Dan amba2 Demokrasi itu????
siapa sebenarnya Teroris?????
Semoga Allah melaknat hamba2 demokrasi dan pancasila!!!!
——————
bagaimana jika kambing kita dikulitin hidup2?
terimakah kita?
relakah kita?
ridhokah kita?

wahai saudaraku seiman,
sekarang saudara2 kita di dikuliti hidup2….semoga Allah menjadikan mereka syahid…Amin…
semoga Allah melaknat dab menurunkan azanya pada syetan2 yahudi, nasrani, syi’ah dan musuh2 islam lainya..Amin ya azizun yaa matiin…
Sangat disayangkan juga, foto keterangan palsu itu dishare (dibagikan) oleh lebih dari 1000 pengguna facebook. Umat Islam hendaknya berhati-hati membagikan konten yang tidak jelas sumbernya meskipun dari akun berlabel Islam sekalipun.

Foto itu dapat dilihat secara lengkap disitus http://www.documentingreality.com/forum/f10/coffin-clouds-132312/#post3866868  dan  http://forum.goregrish.com/threads/sky-burial-in-tibet-the-skull-wall.18257/. Dan ini adalah salah satu video di Youtube tentang Sky burialhttp://www.youtube.com/watch?v=b6hSK8CluxQ .

Pemantauan saat ini (14/8/2014) 23:50 WIB, akun facebook penyebar keterangan palsu itu tidak aktif.
Oleh : Ibnu Manshur
Screenshot : hati-hati-foto-tradisi-pemakaman-di-tibet-digunakan-untuk-kebohongan

Keterangan palsu pengguna facebook diluar negeri

Keterangan palsu yang disebarkan pengguna facebook Indonesia

Presiden ISIS Regional Indonesia Menyatakan Insyaf

$
0
0
Muslimedianews.com, Cianjur~ Usai ditangkap di Cilacap dan akhirnya dibebaskan lagi, Chep Hernawan, yang mengaku dirinya sebagai Presiden Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) regional Indonesia menyatakan diri keluar dari kelompok Islam radikal yang berpusat di timur tengah tersebut.

Dalam jumpa pers yang dilakukan Chep besama Kapolres Cianjur, Ajun Komisaris Besar Dedi Kusuma Bakti, di Aula Polres Cianjur, Jalan Abdullah Bin Nuh, Kamis (14/8/2014), Chep menyatakan meletakkan jabatannya selaku pemimpin tertinggi ISIS Indonesia.

Meskipun demikian, Chep membantah keputusannya itu diambil karena ada tekanan dari pihak tertentu, dan menolak dikaitan dengan penangkapan dirinya, kemarin. (13/8/2014)

“Ini dilakukan atas keinginan saya pribadi dan atas saran kawan-kawan seperjuangan saya yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. Mulai detik ini, saya menanggalkan semua atribut ISIS, saya menolak idiologi ISIS,” tuturnya.

Chep menyadari selama ini bergabungnya ia dengan ISIS lebih banyak madharatnya ketimbang manfaatnya. Dengan keputusannya itu, pihaknya menjamin tidak ada lagi kelompok ISIS di wilayah Indonesia.

Lagipula, kata Chep, kelompok ISIS di Indonesia sejak Mei 2014 sudah vacum. Selain itu, secara kelembagaan, ISIS Indonesia tidak memiliki AD/ART yang jelas. "NKRI harga mati, NKRI yang bersyariah,” ucapnya.

Bahkan, pernyataan tersebut tidak saja pernyataan verbal yang ia keluarkan. Namun, juga ditanda tangani resmi bersama Kapolres mengenai pernyataan sikapnya untuk meninggalkan ISIS dan meletakkan jabatannya sebagai pimpinan ISIS Indonesia.

Sementara itu, Kapolres Cianjur, Ajun Komisaris Besar Dedi Kusuma Bakti mengapresiasi sikap yang diambil Chep Hermawan tersebut. Pihaknya berharap, tidak ada ada lagi polemik kaitan dengan ISIS ini, terutama di wilayah Kabupaten Cianjur.

“Tidak ada aktivitas ISIS di Indonesia karena ideologinya bertentangan dengan prinsip dasar Islam dan membahayakan NKRI. Apa yang berkembang saat ini kaitan dengan ISIS, itu hanya isu dan wacana,” ujarnya.

Sebelumnya, Chep Hermawan bersama enam rekannya yang lain, Selasa (12/8/2014), dikabarkan diamankan jajaran Polres Cilacap, Jawa Tengah karena membawa berbagai atribut ISIS yang dibawa di dalam mobil Land Cruiser bernomor polisi D 6 CC warna silver metalik.

Enam rekan Chep Hermawan yang kabarnya ikut tertangkap dua di antaranya merupakan warga Cianjur yaitu, Dindin Syamsudin yang merupakan warga Desa Sayang, Kecamatan Cianjur dan Ludi Burdan Muslim yang merupakan guru Matematika, warga Desa Ciherang, Kecamatan Pacet. (Wilujeng Kharisma/"PR"/A-88)***

Sumber Pikiran Rakyat
foto : CHEP Hernawan didampingi Kapolres Cianjur, AKBP Dedi Kusuma Bakti di aula Mapolres Cianjur, Jalan Abdullah Bin Nuh, Kamis (14/8/2014) memberikan pernyataan keluar dari organisasi ISIS usai ditangkap di Cilacap dan dibebaskan lagi. Ia menyatakan juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pimpinan ISIS Indonesia.

MUI Papua Minta Umat Islam Waspadai Masuknya ISIS ke Papua

$
0
0
Muslimedianews.com, Jayapura ~ Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua minta warga muslim Papua mewaspadai masuknya kelompok Islamic State of Irak and Syria (ISIS) ke Papua, karena ajaran yang dianut kelompok itu sangat bertolak belakang dengan ajaran Muslim yang sebenarnya.

ISIS ini sama dengan terorisme, agama mana pun tidak dibenarkan, apalagi agama Islam. Karena agama Islam itu adalah agama yang mengedepankan toleransi beragama dan kasih sayang,” ujar Ketua Umum MUI Papua, Ustadz Saiful Islam Al Payage, di Jayapura, Kamis (14/8/2014).

Payage mengatakan kelompok ISIS sangat dilarang berada di Indonesia, apalagi di Tanah Papua. Karena toleransi umat beragama di Papua sangat baik.

“Saya harus tegaskan, gerakan kelompok ISIS sangat potensial menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam. Tidak hanya di Indonesia tapi juga Papua. Oleh karena itu, semua komponen masyarakat Papua, khususnya umat Muslim untuk menjaga diri, dan bisa mengindari gerakan ISIS,” katanya.

Payage meminta umat Muslim di seluruh Indonesia terutama di Papua untuk tidak terhasut oleh provokasi untuk masuk dan menjadi pejuang oleh kelompok ISIS tersebut. “Jika ada ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran islam, janganlah masuk dan menjadi teman atau pejuang,” himbaunya.

Untuk mengantisipasi masuknya gerakan ISIS di Papua, ujar Payage, pihaknya terus melakukan sosialisasi keseluruh umat Musim, dan setiap kali berkesempatan membawakan dakwa, dirinya selalu menyampaikan umat Muslim untuk tidak mengikuti gerakan ISIS. Semua umat muslim di Papua harus menghalangi gerakan ISIS di Tanah Papua.

Hal yang sama ditegaskan Sekda Provinsi Papua, Drs Heri TEA Dosinaen, SIP bahwa provinsi Papua adalah daerah yang penuh damai dan tingkat toleransi beragama yang sangat tinggi oleh sebab itu, pemerintah, tokoh agama dan masyarakat menolak keras keberadaan ISIS.

Sehubungan hal itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat khususnya umat muslim di tanah Papua untuk tidak terpengaruh atau mendukung pergerakan tersebut. Ia mengharapkan kepada seluruh umat muslim untuk tetap menjaga keutuhan ajaran Islam di Indonesia.

"Jangan sampai ajaran Islam, dinodai oleh pergerakan ISIS itu. Semua umat muslim di Papua harus menjadi garda terdepan menghalangi gerakan ISIS di Tanah Papua," katanya.


Sumber Detik

JI, JAT, NII, MIB dan MIT adalah Bagian Al Qaeda yang Hidup di Indonesia

$
0
0
Muslimedianews.com, Jakarta ~ Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengingatkan, kelompok garis keras yang mengancam keberadaan NKRI bukan cuma Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) sebagaimana kesan yang belakangan muncul. Selain gerakan ini, beberapa kelompok yang bahkan terlebih dahulu eksis di Tanah Air juga patut diwaspadai.

“ISIS hanyalah satu bentuk dari kelompok-kelompok lain yang sudah ada (di Indonesia). Kenapa cepat menyebar? Ya karena infrastrukturnya memang sudah ada,” katanya dalam acara dialog terbuka “Warning ISIS: Antara Gerakan Ideologi-Agama vs Gerakan Politik Global” di Aula Sasana Amal Bakti Kemenag RI, Jakarta, Kamis (14/8).

Ansyaad menyontohkan gerakan pimpinan Abu Bakar Ba’asyir. Menurutnya, sikap dan sepak terjang pria yang akrab disapa Ustadz Abu ini sangat tegas menentang keberadaan negara berasaskan Pancasila. Abu Bakar Ba’asyir mengaggap sistem pemerintahan yang sedang berjalan adalah kafir dan seluruh aparatnya murtad karena dinilai tak menerapkan hukum Tuhan.

Dalam presentasinya, Ansyaad menyebut kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Negara Islam Indonesia (NII), Mujahidin Indonesia Barat (MIB), dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sebagai bagian dari jaringan Al-Qaeda yang sudah hidup di Indonesia.

Selain di Indonesia, menurutnya, Al-Qaeda juga mengembangkan sayap gerakannya dengan nama berbeda ke Afganistan, Aljazair, Arab Saudi, China, Ethiopia, Filipina, Lebanon, Nigeria, Somalia, Irak, Suriah, dan Malaysia.

“Jadi ketika saya ditanya ISIS itu apa? Itu organisasi teroris!” tandasnya sembari mengungkapkan alasan bahwa beberapa titik deklarasi ISIS merupakan daerah-daerah yang menjadi basis kelompok garis keras selama ini. “Jaringannya sama dan sebangun dengan gerakan teroris yang selama ini ada di Indonesia.”

Pemerintah Mesti Tegas
Untuk menanggulangi persoalan ini, menurut Ansyaad, pemerintah harus memiliki sikap tegas dalam menghadapi tindak kekerasan dan anarkisme terutama yang mengatasnamakan agama dan isu SARA.Sejumlah undang-undang, katanya, telah memberi peluang bagi aparat kepolisian untuk menutup berbagai bentuk ancaman kekerasan ini.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar juga mengaku prihatin dengan keberadaan ISIS. “ISIS itu lebih Al-Qaeda dari Al-Qaeda sendiri. Kalau Al-Qaeda kan yang dibunuh adalah orang-orang kafir, tapi ISIS orang Islam juga dibunuh,” ujar Mustasyar PBNU ini.

Namun demikian, Nasaruddin Umar mengingatkan, untuk tidak gegabah menuduh orang sebagai anggota kelompok ISIS, atau menganggap anggota ISIS sebagai bukan anggota ISIS. “Yang jelas kita harus hati-hati. Kita perlu ukuran-ukuran untuk menyikapnya,” tuturnya.

Dialog yang terselenggara atas kerja sama Yayasan Paguyuban Ikhlas, Yayasan Bimantara, dan The Nusa Institute ini dihadiri perwakilan dari berbagai ormas Islam, pengurus masjid, lembaga dakwah, lembaga swadaya masyarakat, pondok pesantren, dan akademisi. (Mahbib Koiron)

Sumber nu.or.id

Gedung NU Sulsel 5 Lantai akan Diresmikan Tanggal 20 Agustus

$
0
0
Muslimedianews.com ~ "Pembangunan Kantor NU Sulsel 5 lantai selesai tanpa merusak gedung lama wakaf warga NU masa lalu.", kata Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Selatan Prof. Arifin Hamid, sebagaimana dilansir Warta NahdlatulUlama @WartaNU (14/8/2014)

Prof. Arifin juga mengatakan bawa PWNU Sulsel telah membentuk semua perangkat kerja dan efektif berkhidmah untuk masyarakat

Rencananya dedung PWNU Sulawesi Selatan akan diresmikan pada tanggal 20 Agustus 2014 oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, MA.


red. Ibnu L' Rabassa

GP Ansor NU Kaltim minta Pemprov Tegas soal ISIS

$
0
0
Muslimedianews.com, Samarinda~ Organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kalimantan Timur (Kaltim) meminta Pemerintah Provinsi Kaltim serius memperhatikan sepak terjang gerakan ISIS. Hal ini disampaikan langsung oleh pengurus GP Anshor Kaltim ke Wakil Gubernur Kaltim Mukmin Faisal.

"Sikap kita sudah jelas. Terhadap perkembangan stabilitas politik nasional dan global dengan adanya paham ISIS maka secara tegas kami menolak. Ketika pemerintah daerah menolak kehadiran ISIS di Kaltim, maka GP Ansor juga ikut mendukung aksi penolakan tersebut," kata Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Kaltim Syaparudin, Kamis (14/8/2014).

Dia menjelaskan, dalam pemahaman Ansor, sebagai penganut Islam yang rahmatan lil 'alamin, berkewajiban menyebarkan nilai-nilai kasih sayang dan perdamaian kepada masyarakat dengan tidak membedakan asal usul, suku, bangsa, dan agama.  Untuk itu, seluruh struktural Ansor di Kaltim akan mengawal gerakan-gerakan yang merusak kedamaian Kaltim.

"Kita sudah sampaikan sikap kita ini kepada Pemerintah Provinsi Kaltim. Kita minta pemerintah tegas, dan kami akan selalu mengawalnya," tambahnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Kaltim HM Mukmin Faisyal HP memberikan apresiasi tinggi kepada jajaran GP Ansor Kaltim yang secara tegas menolak kehadiran ideologi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah). Mukmin menyebut ISIS  sangat bertentangan dengan norma-norma Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, serta tidak sejalan dengan ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin.

"Apa yang dilakukan GP Ansor sejalan dengan sikap Pemprov Kaltim untuk menolak kehadiran ISIS di Benua Etam. Keberadaan ISIS di Indonesia sudah sangat meresahkan dan sangat wajar jika kita tidak ingin ISIS ada dan berkembang di Kaltim," ujar Mukmin.

Dia pun berpesan, tidak hanya pemerintah daerah bersama dengan jajaran TNI dan Polri saja yang harus aktif menolak kehadiran ISIS di Kaltim. Seluruh organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, dan seluruh lapisan masyarakat juga mesti melakukan hal sama. Masyarakat harus ikut aktif untuk mencegah penyebaran paham maupun perkembangan organisasi ISIS di lingkungannya masing-masing.

Sumber Sindo News

Inilah tentang Sejarah Penciptaan Lambang Garuda Pancasila

$
0
0
Muslimedianews.com ~Siapa perancang lambang negara Indonesia Garuda Pancasila? Sejumlah pengamat menyebut nama Sultan Hamid II Alkadrie. Penguasa Kalimantan Barat pada masanya ini sangat berjasa, terutama dalam perjuangan diplomatik Indonesia. Namun sejarah “resmi” terkesan menutup-nutupinya.

Eksistensi Sultan Hamid II dalam sejarah perjuangan rakyat Indonesia nyaris tak terasa. Padahal, dialah de­sainer lambang negara Indonesia, Bu­rung Garuda, biasa juga disebut ”Garuda Pancasila”.

Meski sejarah menutup-nutupi, sum­bangsih Sultan Hamid II selaku peran­cang lambang negara Indonesia tersebut tak boleh dilupakan.

Boleh jadi sejarah dan pencatatan sejarah tidak berpihak kepada sultan yang cerdas ini.

Begitulah penyakit negara bangsa yang kerap dengan mudahnya menghi­langkan jasa-jasa dan apa-apa yang telah diperbuat seseorang hanya karena ada­nya perbedaan pandangan, seperti ada­nya perbedaan visi seperti mengenai ideologi dan model atau bentuk negara, serta adanya pertentangan politik akibat perbedaan itu. Terutama jika berten­tang­an dengan rezim yang berkuasa. Biasa­nya, rezim yang berkuasalah yang me­nen­tukan seperti apa sejarah hendak di­catat dan diceritakan kepada generasi berikutnya.

Secara politik, sebenarnya tak ada alasan untuk menghalangi pengakuan terhadap hasil karya Sultan Hamid II. Namun entah kenapa hingga hari ini hal itu masih belum dapat terealisasikan.

Sultan Hamid II kadung dianggap se­bagai tokoh makar. Namanya disudutkan, kariernya dihitamkan, padahal berkat kar­yanya dinding istana dan kantor-kantor pe­merintahan di republik ini menjadi ber­wibawa dengan lambang Garuda Pan­casila.

Namun jangan coba mencari lam­bang Garuda di dinding Istana Kadriyah. Tak bakal ketemu. Sultan Hamid telah berwasiat kepada anak-cucunya agar tidak memajang lambang negara sebe­lum negara mengakui hasil karyanya.

Menyambut Hari Kesaktian Pancasila 31 Oktober, ada baiknya kita sedikit menoleh ke belakang, mencari tahu salah satu babak penting dalam sejarah negeri tercinta.

SULTHAN YANG CERDAS
Adalah Turiman yang membuktikan kebenaran ini dalam tesis S-2 di Pasca­sarjana Ilmu Hukum Universitas Indone­sia pada 11 Agustus 1999 yang berjudul Sejarah Hukum Lambang Negara Repub­lik Indonesia, Suatu Analisis Yuridis ten­tang Pengaturan Lambang Negara dalam Perundang-undangan. Dalam tesisnya yang dibimbing oleh Prof. Dimyati Har­tono, Turiman mempertahankan secara yuridis dengan data-data yang akurat mengenai siapa sebenarnya pencipta lambang negara Burung Garuda.

Sultan Hamid II, yang juga sultan kedelapan dari Kesultanan Kadriyah Pontianak, memiliki nama lengkap Abdurrahman Hamid Alkadrie. Putra Sultan Syarif Muhammad Alkadrie, Sultan VII Kesultanan Pontianak, ini lahir di Pontianak pada 12 Juli 1913. Ayahnya adalah pendiri kota Pontianak.

Sultan Hamid II dikenal cerdas. Ia adalah orang Indonesia pertama yang menempuh pendidikan di Akademi Militer Belanda (KMA) di Breda Belanda, semacam Akabri, dengan pangkat letnan dua infanteri pada 1936. Ia juga menjadi ajudan Ratu Juliana dengan pangkat terakhir mayor jenderal.

Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Setelah ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 ia diangkat menjadi sultan Pontianak, menggantikan ayahnya, dengan gelar Sultan Hamid II.

Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) berdasarkan konstitusi RIS 1949 dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Den­pasar, BFO, BFC, IJC, dan KMB di Indo­nesia dan Belanda.

Sultan Hamid II kemudian memper­oleh pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan menjadi orang Indone­sia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran.

MENGKOORDINASI KEGIATAN PERANCANGAN

Sultan Hamid adalah salah satu tokoh penting nasional dalam mendirikan Re­publik Indonesia bersama rekan seang­katannya, Soekarno, Muhammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, Mr. Muhammad Roem, dan Muhammad Yamin.

Dalam sejarah pendirian RI, Sultan Hamid pernah menjadi ketua Delegasi BFO (Wakil Daerah/Negara buatan Belanda) dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda, 23 Agustus 1949. Ia juga menjadi saksi pelantikan Soekar­no sebagai presiden RI di Keraton Yogya­karta pada 17 Desember 1949. Ini terlihat dalam foto yang dimuat di Buku 50 Tahun Indonesia Merdeka.

Sepak terjangnya di dunia politik men­jadi salah satu alasan bagi Presiden Soe­karno untuk mengangkat Sultan Hamid sebagai menteri negara zonder porto folio di Kabinet RIS 1949-1950.

Dalam sejarah pergerakan bangsa Indonesia yang dimuat dalam 50 Tahun Indonesia Merdeka disebutkan, pada 13 Juli1945, dalam Rapat Panitia Perancang Undang-undang Dasar, salah satu ang­gota Panitia, Parada Harahap, mengusul­kan ihwal lambang negara. Pada 20 Desember 1949, berdasar­kan Keputusan Presiden Republik Indo­nesia Serikat No­mor 2 Tahun 1949, Sul­tan Hamid Alkadrie II diangkat sebagai men­teri negara RIS. Dalam kedudukan­nya ini, ia dipercaya oleh Presiden Sukar­no mengoordinasi ke­giatan perancangan.

BHINNEKA TUNGGAL IKA

Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) se­waktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara disebut­kan, “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lam­bang ne­gara. Ia teringat ucapan Presiden Soekar­no bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, yang mana sila-sila dasar negara, yaitu Panca­sila, divi­sualisasikan dalam lambang negara.

Tanggal 10 Januari 1950 dibentuklah Panitia Teknis dengan nama Panitia Len­cana Negara di bawah koordinator Men­teri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewan­toro, M.A. Pellaupessy, Moh. Natsir, dan R.M. Ng. Purbatjaraka sebagai anggota.

Panitia ini bertugas menyeleksi usul­an rancangan lambang negara untuk di­pilih dan diajukan kepada pemerintah.

Merujuk keterangan Bung Hatta da­lam buku Bung Hatta Menjawab, untuk melaksanakan keputusan sidang kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara.

Terpilih dua rancangan lambang ne­gara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M. Yamin.

Pada proses selanjutnya yang dite­rima pemerintah dan DPR RIS adalah ran­cangan Sultan Hamid II. Karya M. Ya­min ditolak, karena menyertakan sinar-si­nar matahari dan menampakkan pe­nga­ruh Jepang.

Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno, dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilaku­kan untuk keperluan penyempurnaan ran­cangan itu. Terjadi kesepakatan me­reka bertiga, mengganti pita yang di­cengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih de­ngan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

KARYA ANAK BANGSA
Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II, diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk di­pertimbangkan, karena adanya keberat­an terhadap gambar burung garuda de­ngan tangan dan bahu manusia yang me­megang perisai dan dianggap bersifat mitologis.

Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspi­rasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Di­singkat Garuda Pancasila.

Presiden Soekarno kemudian menye­rahkan rancangan tersebut kepada Ka­binet RIS melalui Moh. Hatta sebagai perdana menteri.

A.G. Pringgodigdo dalam bukunya Sekitar Pancasila terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI, menyebutkan, ran­cangan lambang negara karya Sultan Ha­mid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS.

Ketika itu gambar bentuk kepala Raja­wali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk seka­rang ini. Inilah karya kebangsaan anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II, menteri negara RIS.

Presiden Soekarno kemudian mem­per­kenalkan untuk pertama kalinya lam­bang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950.

BENTUK FINAL LAMBANG NEGARA

Penyempurnaan kembali lambang ne­gara itu terus diupayakan. Kepala bu­rung Rajawali Garuda Pancasila yang “gun­dul” menjadi “berjambul”. Bentuk ca­kar kaki yang mencengkeram pita, dari yang semula menghadap ke belakang men­jadi menghadap ke depan, atas ma­sukan Presiden Soekarno.

Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gam­bar lambang negara yang telah diper­baiki mendapat disposisi Presiden Soe­karno, yang kemudian memerintahkan pe­lukis istana, Dullah, untuk melukis kem­bali rancangan tersebut sesuai bentuk fi­nal rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II, yang dipergunakan secara res­mi sampai saat ini.

Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu de­ngan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara, yang lukisan otentiknya diserahkan kepada H. Masagung, Yayasan Idayu Jakarta, pada 18 Juli 1974.

Rancangan terakhir inilah yang men­jadi lampiran resmi PP No. 66 Tahun 1951 berdasarkan pasal 2 Jo Pasal 6 PP No. 66 Tahun 1951. Sedangkan lambang ne­gara yang ada disposisi Presiden Soe­karno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap di­simpan oleh Keraton Kadriyah Pontianak.

Salah satu keistimewaan Garuda Pan­casila terletak pada warna keemas­annya, yang melambangkan cita-cita para perintis kemerdekaan untuk mem­bangun masyarakat adil dan makmur. Di negara lain, yang memakai sejenis lam­bang garuda atau elang, biasanya ber­warna hitam putih, sesuai warna burung tersebut di alam bebas.

Sultan Hamid II wafat pada 30 Maret 1978 di Jakarta dan dimakamkan di Pe­makaman Keluarga Kesultanan Ponti­anak di Batulayang.

Jasa Sultan Hamid II lainnya yang ter­lupakan adalah peranannya dalam forum KMB, yang tidaklah semata-mata mem­perjuangkan BFO dan federalisme. Ke­sediaan Belanda menyetujui penyerahan kedaulatan seluruh wilayah bekas jajah­annya di Hindia Belanda kepada Republik Indonesia Serikat tidak terlepas dari keberhasilannya membujuk Ratu Yuliana, selaku ratu Belanda. Ini bukti kelihaian diplomasi dan kedekatan Sultan Hamid II, yang pernah menjadi ajudan atau pengawal Ratu Yuliana.

PENILAIAN KALANGAN AKADEMISI
Turiman, S.H. M.Hum., dosen Fakul­tas Hukum Universitas Tanjungpura Ponti­anak, yang mengangkat sejarah hukum lambang negara RI sebagai tesis demi meraih gelar magister hukum di Universitas Indonesia, menjelaskan, hasil penelitiannya tersebut bisa membuktikan bahwa Sultan Hamid II adalah perancang lambang negara.

“Satu tahun yang melelahkan untuk mengumpulkan semua data. Dari tahun 1998 sampai 1999,” katanya.

Yayasan Idayu Jakarta, Yayasan Mas­a­gung Jakarta, Badan Arsip Nasio­nal, Pusat Sejarah ABRI, dan tidak keting­galan Keluarga Istana Kadariyah Ponti­anak, adalah tempat-tempat yang paling sering disinggahinya untuk mengumpul­kan bahan penulisan tesis yang diberinya judul Sejarah Hukum Lambang Negara RI – Suatu Analisis Yuridis Normatif tentang Pengaturan Lambang Negara dalam Peraturan Perundang-undangan.

Di hadapan dewan penguji, Prof. Dr. M. Dimyati Hartono, S.H. dan Prof. Dr. H. Azhary, S.H., ia berhasil memperta­hankan tesisnya itu pada hari Rabu 11 Agustus 1999. “Secara hukum, saya bisa membuktikan, mulai dari sketsa awal hing­ga sketsa akhir, Garuda Pancasila ada­lah rancangan Sultan Hamid II,” katanya.

Hal yang sama juga pernah disuara­kan Sultan Syarif Abubakar Alkadrie, pe­megang tampuk kekuasaan Istana Kadriyah Kesultanan Pontianak, yang menjadi ahli waris Sultan Hamid Alkadrie II. Menurutnya, negara pantas memberi­kan penghargaan terbaik kepada almar­hum Sultan Hamid Alkadrie II atas jasa­nya menciptakan lambang negara Bu­rung Garuda. Penghargaan yang tepat ada­lah pemberian gelar pahlawan nasio­nal kepada Sultan Hamid Alkadrie II.

Untuk mengembalikan fakta sejarah yang sebenar-benarnya mengenai pen­cip­ta lambang negara Burung Garuda, pihak ahli waris dan pemerintah Kaliman­tan Barat serta Universitas Tanjungpura pernah menyelenggarakan seminar na­sional di Pontianak. Ketua DPR Akbar Tandjung juga hadir dalam acara yang berlangsung pada 2 Juni 2000.

Saat itu, Akbar Tandjung, yang juga ketua umum Partai Golongan Karya, juga mengusulkan agar nama baik Sultan Hamid Alkadrie II dipulihkan dan diakui sebagai pencipta lambang negara. Sa­yangnya, usulan itu tak ada tindak lanjut­nya hingga sekarang.
 
 

Murattal Al-Quran Versi Jawa Ala Gus Ulil Abshar Abdalla

$
0
0
Muslimedianews ~ Di tengah gemarnya kaum Muslimin Indonesia terhadap murattal yang dibacakan oleh qari asal Timur Tengah, mantan aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) dan mantan ketua LAKPESDAM (Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) NU, Gus Ulil Abshar Abdalla merekam bacaan al-Qurannya sendiri kemudian menguploadnya di internet.

Gus Ulil menamakannya dengan “Murattal Jawa”. Lantunan tilawahnya mengingatkan kepada kita nostalgia masa silam, masa Wali Songo, yang saat ini masih biasa kita dengarkan langgamnya dalam pewayangan (sang dalang). Saya berpikir mungkin seperti itulah para wali zaman dulu, di Jawa, dalam melagukan bacaan al-Qurannya. Pasalnya, bukankah penggubah lagu-lagu dan syi’ir-syi’iran Jawa yang bermuatan religius dan penuh nasihat itu adalah mereka para Wali Songo?

Kalau dilacak, mulai kapan Gus Ulil menshare Murattal Jawa-nya di internet, bisa kita temukan di tweeternya, tertanggal 15 Agustus 2012. Berarti sudah 2 tahun silam. Silakan cek di sini: https://twitter.com/ulil/status/235934958072516608
 
“Andaikan saja Gus Ulil mau menyempurnakan hingga 30 juz, lalu memasukkan ke dapur rekaman. Siapa tahu langkahnya itu bisa mengimbangi langgam Saudi yang nyaris memukau hampir seluruh penduduk Muslim di negeri kita ini. Langgam Jawa, ya, langgam Jawa. Kayak di langgar-langgar dan masjid kampungku kala aku kecil. Langgam yang kini sirna dari sana entah ke mana, tergantikan oleh langgam yang agak ngeden-ngeden sithik atau yang mendayu-dayu kemayu.” Tulis Kyai Fuad Ahmad al-Mutamakkin (خ. فؤاد أحمد المتمكني) dalam mengomentari Murattal Jawa-nya Gus Ulil tersebut.

Lebih lanjut ia mengatakan: “Siapa tahu pula, kalangan Arab akan tahu bahwa di dunia ini ada langgam alternatif yang enak untuk dinikmati sambil nyahi (minum syahi) di sore hari atau menjelang tidur. Andaikan saja Ulil sadar bahwa langkah penyempurnaan 30 jus itu sangat mungkin punya efek yang amat luar biasa di antara langgam qira-at yang ada.”

Silakan nikmati Murattal Jawa Gus Ulil di sini:
·         Surat ar-Rahman: http://youtu.be/cbbTtPLNgSA
·         Surat Maryam: http://youtu.be/dxbLFHcdG1U


Sya’roni As-Samfuriy

Begini Cara Hizbut Tahrir Melakukan Kudeta

$
0
0
Muslimedianews.com ~ "Anti Kekerasan" adalah slogan yang selalu disampaikan oleh Hizbut Tahrir (HT). HT memiliki 3 tahapan dalam dakwahnya, yaitu pengkaderan dan pembinaan, berinteraksi dengan masyarakat, dan penerimaan kekuasaan. Memang tidak ada kata "kudeta (pengambil alihan kekuasaan)" dalam tahapan dakwah HT.

Lalu bagaimana HT melakukan kudeta sedangkan melakukan kudeta membutuhkan kekuatan?

Perlu diketahui bahwa menurut HTI, Ahlul Quwwah adalah kunci kemenangan. Ahlul Quwwah yang dimaksud adalah para pemilik kekuatan baik dari kalangan penguasa maupun militer. Oleh karena itu, HT cukup intens melakukan kontak pada tokoh ulama, intelektual, kepolisian, politisi dan sebagainya yang dianggap sebagai simpul-simpul umat, khususnya pada kalangan militer.

Sebab bila mereka berhasil membuat kalangan militer loyal pada mereka atau setidaknya terpengaruh dengan propaganda mereka maka militer menjadi kekuatan yang bisa digunakan untuk melakukan kudeta.

Strategi pendekatan HT untuk mengompori kalangan militer cukup unik, dimana beberapa syabab HT (tim khusus) akan melakukan kontak dan mendorong kalangan militer melakukan kudeta. Tetapi bila kudeta ternyata gagal dan kebanyakan aksi HT memang selalu gagal, maka "tim" tersebut tidak diakui sebagai anggota Hizbut Tahrir. Hal ini sebagai bentuk cuci tangan agar tidak dianggap terlibat dalam kudeta, sekaligus sebagai konsekuensi tersendiri.

Dalam sejarahnya Hizbut Tahrir juga pernah terlibat kudeta di negara-negara timur tengah. HT tidak akan terang-terangan mengakuinya meskipun sebenarnya sudah bukan rahasia lagi bagi syabab HT.

Hizbut Tahrir pernah melakukan penyusupan ketubuh Militer Yordania, tetapi gagal dan anggota Hizbut Tahrir diajukan ke pengadilan dan dihukum mati. Hal yang sama juga pernah dilakukan di Irak, Mesir, Tunisia, dan beberapa negara lain sekitar tahun 70-an yang ditengarai melibatkan aktifis Hizb ut Tahrir.

Baca : Penyebaran Hizbut Tahrir di Indonesia

Informasi mengenai upaya kudeta HT juga pernah dimuat dalam Nasyrah Hizbut Tahrir [1]

"Hizbut Tahrir telah melancarkan beberapa upaya pengambil alihan kekuasaan di banyak negeri-negeri arab, seperti Yordania pada tahun 1969, di Mesir tahun 1973, dan Iraq tahun 1972. Juga di Tunisia, Aljazair, dan Sudan. Sebagian upaya kudeta ini diumumkan secara resmi oleh media massa, sedangkan sebagian lainnya memang sengaja tidak diumumkan ”. (Sumber Nasyrah Hizbut Tahrir, diterjemahkan dari kitab Mafhum al Adalah al Ijtima’iyah, Beirut, cetakan II, 1991, halaman 140-151, dan hal. 266-267) .

Oleh : Ibnu Manshur
Sumber dari syabab HT saat ikut kajian intensif bersama mereka
, dll

[1] http://warkopmbahlalar.com/7208/meluruskan-metode-dawah-hizbut-tahrir/

Dialog Ilmiah 'Membentengi dari Gerakan Transnasional' di UIN Maliki

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Dialog Ilmiah menyingkap tabir ISIS (Islamic State of Iraq and Sham) dengan tema "Membentengi Generasi Bangsa dari Gerakan Transnasional" akan diselenggarakan pada hari Sabtu 16 Agustus 2014, pukul 09:00 WIB di Aula gedung C lantai 3 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur.

Narasumber pada acara dialog tersebut adalah Ustadz Faris Khoirul Anam, MA (Aswaja Center NU Jatim) dan Ustadz Isa (Aswaja Center PCNU Malang-Jatim)

Diharapkan umat Islam dapat hadir dan mengikuti acara dialog untuk menambah wawasan keislaman, khususnya dalam upaya membentengi diri dari paham-paham transnasional yang masuk dan berkembang di Indonesia

Umat Islam terpikat Ideologi Ekstrim disebabkan 'Kepanikan Beragama'

$
0
0
Muslimedianews.com, Jakarta~ Meski berbagai upaya dilakukan untuk mencegah dan memberantas ekstremisme, namun faktanya kelompok-kelompok Islam garis keras tetap ada, bahkan tumbuh, pada abad modern ini. Mengapa ini bisa terjadi?

Menurut Wakil Menteri Agama sekaligus Mustasyar PBNU, Prof. KH Nasaruddin Umar, hal itu lebih disebabkan oleh apa yang ia sebut sebagai “religious shock” ("kepanikan beragama") yang menjangkiti umat Islam hingga kini.

Ia mengatakan, masa depan telah datang lebih cepat dari kesiapan mental kaum muslim untuk menghadapinya. Rekam sejarah Islam yang pernah mengalami zaman keemasan sebagai penguasa dunia belum terhapus dari benak mereka, sementara realitas kondisi mereka sekarang justru menunjukkan sebaliknya.

“Ini yang menyebabkan religious shock,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam dialog terbuka “Warning ISIS: Antara Gerakan Ideologi-Agama vs Gerakan Politik Global” di Aula Sasana Amal Bakti Kemenag RI, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Nasaruddin juga menjelaskan tentang perkembangan pemikiran keislaman di Indonesia seiring merebaknya pendirian IAIN dan UIN. Perguruan tinggi-perguruan tinggi ini lalu menjadi tempat subur kajian pemikiran tokoh reformis Islam, Muhammad Abduh, yang di kemudian hari menciptakan revolusi pemikiran keislaman, termasuk dengan munculnya liberalisme.

Religious shock pun kembali terjadi di sini. Secara reaksioner kelompok ekstrem lahir untuk melawan perkembangan baru ini. “Liberalisme adalah anak kandung globalisasi, sementara saudara kandungnya ya kelompok-kelompok garis keras itu,” tutur mantan Katib Aam PBNU ini.

Nasaruddin juga menilai, sekelompok orang yang tertarik bergabung dengan gerakan ekstrem Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) juga mengalami kasus yang sama. Langkah antisipasinya bisa dilakukan dengan memperluas kesadaran umat Islam dan melindungi tempat-tempat strategis, seperti masjid, dan penguasaan ISIS dan sejenisnya. (Mahbib Khoiron/nu.or.id)

'Ustadz HTI : Kudeta adalah cara Meraih Kekuasaan'

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Seorang mantan syabab Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) membeberkan cara-cara HT meraihkan kekuasaan di akun facebooknya. (14/8/2014). Pemuda berinisial MF itu bercerita bahwa saat menjadi syabab HTI pernah bertanya kepada ustadznya mengenai cara HT mendapatkan kekuasaan.

Ustadz HTI dari MF itu menjawab bahwa caranya adalah dengan melakukan kudeta. Menurutnya, peperangan yang terjadi disebabkan kudeta adalah keniscayaan karena banyak yang tidak menghendaki munculnya Khilafah.

"Dulu ketika masih mahasiswa, saya pernah mengikuti kelompok Hizbut Tahrir (HT) di awal pergerakannya di Lampung tahun 1998. Suatu saat saya bertanya kepada ustad HT : "Kalau tidak pakai demokrasi lalu bagaimana cara HT mendapatkan kekuasaan? Beliau menjawab : "Melalui kudeta". Lantas saya bertanya lagi : "Kalau begitu akan terjadi peperangan karena kudeta". Beliau menjawab : "itu sebuah keniscayaan karena banyak orang yang tidak akan membiarkan munculnya khilafah islam"."
, tulis pemuda yang tinggal di Lampung tersebut.

Jawaban ustadz HTI itu membuat MF tidak berkenan lagi ikut gerakan Hizbut Tahrir. Menurutnya, pandangan ustadz HTI yang menyetujui timbulnya perang setelah kondisi damai merupakan pemikiran yang sempit.

"Lantas saya berpikir, kalau agama ini membuat yang semula damai jadi perang, alangkah sempitnya pemikiran kita. Semenjak itu saya tidak lagi ikut gerakan seperti itu. Karena memang Allah dan Rasulullah SAW tidak pernah memerintahkan untuk mendirikan negara islam atau khilafah islam.", lanjutnya.

MF juga menegaskan bahwa tidak ada perintah mendirikan khilafah Islam didalam al-Qur'an dan Hadits. Ia menghimbau agar tidak menjadi orag dlolim yang mengganti perintah Allah agar berdamai dengan yang tidak diperintahkan oleh Allah.

"Silahkan cari di alquran dan hadis ada tidak perintah mendirikan negara atau khalifah islam? tidak pernah ada. Karena itu kita hendakanya jangan seperti orang yang dzalim yang mengganti perintah Allah untuk berdamai dengan yang tidak diperintahkan kepada kita.

"Lalu orang-orang yang dzalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang dzalim itu siksa dari langit, karena mereka berbuat fasik." (QS.Al Baqarah : 59)",
pungkasnya.


red. Ibnu Manshur

Link Terkait :

Thariqah Naqsyabandiyah Gelar Kegiatan Rutin di Surabaya

$
0
0
Muslimedianews.com~ Thariqah Naqsyabandiyah Gersempal Sampang menggelar kegiatun rutin sebulan sekali di Masjid Sabilun Najah Jl. Wonokusum Jaya Surabaya, malam Jum'at 19 Syawal 1435 H (14/8/2014).

Kegiatan rutin itu diisi dengan dzikir bersama dan khatmil khawajakan yang dipimpi oleh seorang mursyid bersanama Hadlratusy Syaikh KH. Ahmad Ja'far Abdul Qahid QS, dari Gersempal Sampang.

Shalat berjama'ah bersama KH Ahmad Ja'far mengawali kegiatan rutin setiap malam Jum'at Legi tersebut, dilanjutnya dengan mauidlotul hasanah dan "pembai'atan" pengikut baru, pembacaan khotmil khawajakan dan talqin dzikir.

Acara diakhiri dengan berdo'a bersama (bermunajat) kepada Allah SWT dan melaksanakan shalat Isya' berjama'ah.


Kontributor : A. Ridwanullah

Ini Buku Pendidikan Agama Islam yang Dianggap 'Berbau' Syiah

$
0
0
Muslimedianews.com ~ "Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMK Kelas XI kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Penerbit Erlangga terindikasi ikut menyebarkan pemahaman Syiah".

Demikian diberitakan beberapa situs antara lain Fimadani (13/8), SuaraNews (13/8) kutip dari Fimadani, Lebahcamp Blogspot (14/8) kutip dari SuaraNews, AntiLiberalNews (14/8), PKS Piyungan (14/8) kutip dari Fimadani, dan SunnahCare (14/8). Situs-situs tersebut adalah situs yang berafiliasi kepada PKS dan Wahhabi.

Pada halaman 5 buku pelajaran yang ditulis oleh Hj. Iim Halimah, H. Abd. Rahman, H. A. Sholeh Dimyathi dan H. Ridhwan itu, menjelaskan makna "Ulil Amri" dari Surah An-Nisaa' ayat 59 dengan menyebutkan beberapa pendapat ulama, salah satunya memasukkan pendapat kalangan Syi'ah yaitu Imam-Imam dikalangan ahlul bait.

"Para ulama berbeda pendapat tentang maknanya. Ada yang berpendapat bahwa maksud kata ‘penguasa’ adalah imam-imam di kalangan ‘ahlul bait’ (keluarga Nabi saw. Dari keturunan Ali dan Fatimah), ada yang mengatakan bahwa maksudnya adalah ‘penyeru-penyeru’ pada kebaikan dan ada pula yang berpendapat‘pemuka-pemuka agama yang diikuti kata-katanya’."
Beberapa situs tersebut juga memperbandingkan dengan Tafsir Departemen Agama Republik Indonesia dan pemaparan imam Ahlussunnah wal Jama'ah Ibnul Jauzi yang tidak menyebutkan pendapat kalangan Syi'ah.

Tafsir Depag RI  hanya menyebutkan “…ulil `amri yaitu orang-orang yang memegang kekuasaan di antara mereka. Orang-orang yang memegang kekuasaan itu meliputi: pemerintah, penguasa, alim ulama dan pemimpin-pemimpin."

Sedangkan Imam Ibnul Jauzi menyebutkan beberapa pendapat diantaranya Ulil amri adalah para pemimpin (umara'), para ulama, para shahabat Nabi dan Abu Bakar serta Umar.

Pemaparan Imam Ibnul Jauzi terdapat dalam kitabnya Zadul Masiir fi Ilmit Tafsir.

Ulama Aswaja Paparkan Juga Pendapat Syi'ah
Tidak semua ulama menyebutkan beragam pendapat didalam kitab tafsirnya; ada diantara mereka yang menyebutkan cukup dengan satu penafsiran saja, dan ada pula diantara mereka yang menyebutkan beragam macam penafsiran. Demikian halnya dengan penafsiran mengenai "Ulil Amri".

Imam Al-Baghawi didalam Ma'alimut Tanzil fi Tafsiril Qur'an menyebutkan bahwa ulama berbeda pendapat mengenai "Ulil Amri", diantaranya bermakna: 
  • Fuqaha (para ahli Fikih) dan ulama yang mengajarkan ilmu-ilmu agama mereka kepada umat,
  • Umara/Pemerintah dan penguasa/pejabat, 
  • Pemimpin pasukan pada masa Rasulullah
  • Isyarah pada Abu Bakar dan Umar radliyallahu 'anhuma 
  • Kaum Muhajirin dan Anshor serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Beragam penafsiran yang dipaparkan ulama merupakan khazanah pengetahuan dalam Islam, mulai dari pendapat yang lemah sampai yang kuat, dan sebagainya. Semua itu sebagai informasi untuk memperkaya pengetahuan umat Islam.  Termasuk dalam hal ini, ulama Ahlussunnah wal Jama'ah dari kalangan mufassir juga memaparkan pengertian "Ulil Amri" menurut  ulama Syi'ah, sehingga umat Islam mengetahui bahwa ada ulama Syi'ah yang berpendapat demikian.

Didalam Tafsir al-Qurthubi disebutkan beberapa pendapat ulama, antara lain
  • Ahli Qur'an dan Ilmu , pendapat Jabir bin Abdullah dan Mujahid dan dipilih Imam Malik
  • Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Ad-Dlahak, yaitu Fuqaha dan Ulama fiddin
  • Sahabat Nabi Muhammad SAW yang khusus, diriwayatkan dari Mujahid
  • Isyarah khusus pada Abu Bakar dan Umar, diiriwayatkan dari Ikrimah
  • Para pengelola urusan rakyat, pendapat Ibnu Kisan

    Pendapat lainnya
  • Pemimpin pasukan (pada masa Nabi), pendapat Maimun bin Mihran, Muqail dan al-Kalbi
  • Sekelompok ulama mengklaim Ulil Amri adalah Ali dan para imam-imam yang ma'shum.  
 "Sekelompok ulama mengklaim bahwa maksud dari ulil amri adalah Ali dan imam-imam yang ma'shum"
Meskipun Imam al-Qurthubi tidak menyebut siapa kelompok ulama yang dimaksud, tetapi bisa dipahami bahwa kemungkinan besar adalah pendapat kelompok Syi'ah dengan keyakinan imam-imam ma'shum mereka.  Pendapat kaum Syi'ah ini juga disebutkan oleh Imam Fakhruddin Ar-Razi didalam kitabnya al-Tafsiir al-Kabiir [1] :
"Dinukil dari ulama Rawafidl (Syi'ah Rafidlah) bahwa yang dimaksud dengan Ulil Amri adalah imam-imam yang ma'shum"
Bila membuka kitab  al-Durr al-Mantsur karya Imam al-Suyuthi, akan didapati sekitar 16 pendapat beragam tentang "Ulil Amri", salah satu pendapat yang disebutkan adalah
"Abid bin Hamiid meriwayatkan dari al-Kalbi "Ulil Amri" adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali dan Ibnu Mas'ud"

Bagaimana dengan Buku Pelajaran Agama Tersebut?

Mengemukakan pendapat-pendapat ulama mengenai makna "Ulil Amri" yang beragam bukan sesuatu yang salah, hal itu akan menambah khazanah pengetahuan orang-orang yang membacanya.

Tetapi dalam buku tersebut hanya memaparkan beragam pendapat tanpa menyebutkan siapa yang berpendapat, dari ulama mana yang berpendapat, apakah dari ulama Ahlussunnah wal Jama'ah (Sunni) atau dari ulama Syi'ah?.

Perlu digaris bahwahi bahwa buku tersebut adalah buku pelajaran anak sekolah, bukan kitab tafsir atau kitab-kitab semisalnya. Tidak adanya keterangan lebih jelas mengenai hal itu maka besar kemungkinan peserta didik akan mengira bahwa pendapat itersebut adalah pendapat umat Islam pada umumnya, khususnya mayoritas umat Islam di Indonesia yang menganut Sunni. Hal ini adalah bentuk pengkaburan sekaligus pengiringan terhadap pemahaman kaum Syi'ah.

Indikasi penyusupan pemahaman Syi'ah dalam pelajaran agama Islam sangat perlu diwaspadai.

Tugas pendidik memberikan penjelasan mengenai pendapat-pendapat tersebut dengan baik, mana pendapat yang masih terkategori pendapat ulama Sunni dan mana yang bukan, sehingga meskipun ada pengkaburan pada buku tersebut, tetapi bisa diantisipasi bila guru pengajarnya memiliki pengetahuan yang memadai.

Oleh : Ibnu Manshur
gambar: Fimadani



[Foto] Perwakilan PCINU Lebanon Silaturahmi dengan Ketum PBNU

$
0
0
Muslimedianews.com ~ Melalui akun jejaring sosial facebooknya (15/8), PCI NU Lebanon mengupload foto-foto kunjungan silaturahmi perwakilan Pengurus Cabang Istimewa NU Lebonon dengan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siraj di gedung pusat PBNU pada Kamis 14 Agustus 2014.

Berikut diantara dokumentasinya :




 
red. Ibnu L' Rabassa
https://www.facebook.com/nulebanon/posts/756357314431175

Viewing all 6981 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>